3. Budaya Organisasi
1.2 Unsur-unsur dan Proses Pembentuk Budaya Organisasi
Budaya organisasi terbentuk berdasarkan dua hal, yaitu; yang tampak atau kelihatan (visible artifacs) dan yang tidak tampak (invisible). Unsur budaya yang tampak meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat dengan kasat mat, seperti cara orang berperilaku, barpakaian, berbicara, simbol-simbol, ritual, logo organisasi, figur-figur, cerita-cerita yang sering dibicarakan anggota organisasi. Sedangkan unsur budaya yang tidak terlihat adalah nilai-nilai, asumsi, filosofis, kepercayaan, proses berfikir yang pada hakikatnya akan mempengaruhi unsur yang visible tadi ( sudarmanto ;2009 ;166).
Budaya organisasi daat dibentuk, diciptakan dan direkayasa agar sinergis dengan cita-cita organisasi. Oleh karenanya, tugas pemimpin organisasi adalah membangun budaya organisasi yang sejalan dengan visi dan misi organisasi. Untuk itu, pemimpin organisasi dan devisi sumber daya manusia bertugas melakukan sosialisasi dan internalisasi moto yang dimaksudkan agar menjadi budaya organisasi.
Budaya organisasi muncul bukan dalam lingkungan hampa, akan tetapi terbentuk, di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal dari suatu organisasi juga ditentukan dari faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor eksternal yang membentuk budaya organisasi aadalah budaya masyarakat. Aspek-aspek yang menentukan budaya organisasi dapat dilihat melaui gambar dibawah ini :
Kondisi Ekonomi/ teknologi
kondisi politik
nilai-nilai
latar belakang
etika
agama
Sumber : Kreitner & Knicki, 2001 :107
Menurut Osborne & Plastrik (2000), faktor pembentuk budaya organisasi sangat kompleks, yaitu ; tujuan, sistem insentif/sistem penghargaan, sistem adminitrasi, sistem pertanggung jawaban, struktur kekuasaan, lingkungan eksternal, proses kerja, riwayat dan tradisi, praktik dan manjemen, presdiposisi pimpinan, presdiposisi pengawai.
Sedangkan pendapat Atmosoepratto (2001) bahwa unsur pembentuk budaya perusahaan yaitu : Budaya masyarak ta Kebiasaa Budaya Organisasi Sikap Nilai Diri Etika Asumsi Budaya Organis asi
a. Lingkungsn usaha
Lingkungan diman perusahaan menentukan apa yang arus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan.
b. Nilai-nilai (Value)
Konsep dasar keyakinan dari suatu organisasi
c. Panutan keteladanan
Orang-orang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya.
d. Upacara-upacara
Acara-acara ritual yang diselenggrakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawan.
e. Network
Jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.
c.2. Karakteristik Model atau Tipe Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu kenyakinan dan persepsi yang dianut oleh anggota organiasi., dimana mengharapkan individu-individu yang ada dalam organisasi nantinya dapat melaksanakan tugas yang berikan sesuai dengan budaya yang ada dengan karakteristik budaya organisasi,sehingga hasil yang
akan dicapai maksimal. Menurut Robbinds (2008) menyatakan bahwa karakteristik budaya organisasi tediri dari 7 faktor, meliputi :
a) Inovasi dan pengambilan resiko
Suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakasai atau memperbaiki suatu produk, proses aataupun jasa. Melalui Inovasi ini nantinya dapat diketahui seberapa jauh anggota organisasi didorong untuk menemukan cara yang lebih baik, tingkat kreatifitas, dorongan untuk melakukann trobosan-trobsan baru dalam bekerja dan dorongan untuk mengembangkan kemampuan.
b) Perhatian pada detail
Seberapa besar karyawan diberikan wewenang untuk menjalankan tugasnya, kepercayaanuntuk bertanggung jawab,dan ketepatan memilih cara penyesuaian pekerjaan yang sesuai dengan tujuan.
c) Orientasi orang
Sejauh mana keputusan manajer memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang didalam organisasi itu melalui pemberdayaan karyawan, ada tidaknya persetujuan karyawan, kesempatan yang diberikan atasan untuk belajar terus, system penghargaan yang jelas, serta diperbolehkan atau tidak diperbolehkan adanya kritik dan saran.
d) Orientasi hasil
Sejauh mana keputusan manajer memusatkan perhatian pada hasil bukanya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. Meliputi:
tingkat keefisiensi dan tingkat keefektifitas, keselarasan informasi, keberhasilan kerja karyawan,
e) Orientasi tim
Bagaimana unit-unit di dalam organisasi didorong untuk melakukan kegiatannya dalam suatu koordinasi yag baik. Sejauh mana keterkaitan dan kerjasama ditekankan dalam melaksanakan tugas dan seberapa dalam intependensi antar anggota ditanamkan.
f) Keagresifan
Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukanya santai-santai dalam penyesuaian pekerjaan
g) Stabilitas
Sejauh mana loyalitas karyawan terhadap orang dansejauh mana kegiatan organisasi menekan dipertahankannya status quo dari pada pertumbuhannya.
Cameron & Quinn, Handy (1981) (dalam Armstrong, 2003) mengemukakan 4 tipe budaya organisasi, yaitu :
Budaya kekuatan
Merupakan sumber kekuatan inti yang menonjolkan kontrol. Terdapat beberapa pereturan atau prosedur dan atmosfer kompetitif, berorientasi pada kekuatan, dan politis.
Pekerjaan dikontrol oleh prosedur dan peraturan. Peran atau deskripsi jabatan adalah lebih penting daripada orang yang mengisi jabatn tersebut.
Budaya tugas
Tujuannya bersama-sama membawa orang yang tepat dan membiarkan mereka melakukan tugas. Pengruhnya lebih didasarkan pada kekuatan ahli dari pada kekuatan posisi atau pribadi.
Budaya orang
Individu adalah titik utama. Organisasi hanya ada untuk melayani individu yang ada dalam organisasi.
c.3. Sumber-sumber budaya organisasi
Budaya organisasi bukanlah suatu hal yang tercipta langsung begitu saja, namun memiliki sumber-sumber yang menjadikan adanya budaya organisasi. Sumber-sumber ini bisa berasal dari berbagai pihak yang melainkan dari berbagai pihak yang mempunyai keterkaitan dengan organisasi tersebut. MenurutAnwar Prabunegara (2008 : 115)., sumber-sumber budaya organisasi tersebut dari :
a. Pendiri organisasi
Pendiri organisasi merupakan sumber input yang utama. Pembentukan organisasi oleh pendirinya didasarkan pada visi pendiri itu sendiri. Pendiri memandang disekitar menurut nilai yang termuat dalam budaya pribadi atau
kelompoknya, merumuskan visinya dan mmasukkan visi itu kedalam organisasinya.
b. Pemilik organisasi
Organisasi sebagai input umumnya dimiliki oleh para pendiri. Sebagian dimiliki oleh pendirinya, sebagian dimiiki oleh penerusnya atau pemegangnya
c. Sumber daya asing
Maraknya pasar ssdm asing di Indonesia bukan semata-mata karena kurangnya sdm domestik yang dimiliki, melainkan karena budaya organisasi.
d. Lingkungan dan masyarakat
Sumber lainnya adalah pihak-pihak yang ebrkepentingan, seperti pemegang saham karyawan dari berbagai subkultur, manajemen, pelanggan, pemerintah,bank, mitra usaha,pesaing.
Sedngkan menurut Atmosoeprapto (2001) unsur pembentuk budaya perusahaan yaitu :
1. Lingkungan usaha
Lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan
2. Nilai-nilai (value)
3. Panutan atau keteladanana
Orang-orang yang menjadi panutan atau teladan kayawan lainnya karena keberhasilannya.
4. Upacara-upacara
Acara-acara ritual yang diselenggrakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya
5. “network”
Jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaa.
c.4. Fungsi-fungsi budaya organisasi
Menurut Robbins dalam Isnan Nurhayati (2013) fungsi budaya organisasi mencakup lima hal. Yang meliputi :
a. Berperan menetapkan batasan
b. Menggambarkan suatu perasaan indentitas anggota organisasi
c. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individu seseorang
d. Meningkatkan stabiltas system sosial karena merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi
e. Sebagai mekanisme control dan menjadi rasional yang membantu membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
c.5.Mempengaruhi Perubahan Budaya Organisasi
Dalam bukunya Ivancevich, Robert dan Mtteson (2006) menyebutkan bahwa Budaya begitu membungungkan dan tersembunyi sehingga budaya tidak dapat didiagnisis, dikelola, atau diubah secsra cukup. Budaya sendiri memrlukan teknik yang sulit, keterampilan yang langka, dan waktu yang cukup lama untuk memahami budaya, serta bahkan lebih banyak waktu lagi untuk mengubahnya, usaha yang terencana dan terperinci dalam perubahan budaya bukan merupakan hal yang benar-benar praktis. Budaya nantinya juga akan membantu orang bertahan mengahadapi periode kesulitan dan berperan menghilangkan kecemasan. Salah satu cara budaya melaukan hal ini adalah dengan menyediakan kkontinuitas dan sttabilitas. Itulah sebabnya, orang akan secara alami menolak ke arah suatu budaya baru.
Gambar Titik- titik Intervensi Perubahan Budaya
Memperkerj akan dan mensosialisa sikan anggota yang sesuai dengan
Budaya Menyingkirkan anggota yang menyimpa
5 4
Sumber : Lisa A., Mainiero dan Cheryl L., Tromley, Developing Manajerial Skill in Organization Behaviour (Englewood Clift, NJ : Praktice Hall, 1998)
Berdasarkan penjelasan diatas mengisyaratkan manejer yang tertarik untuk melakukan perubahan budaya berhadapan dengan tugas yang sulit. Akan tetapi, ada maneje berani, yang yakin bahwa mereka turut campur dan melakukan perubahan dalam budaya seperti gambar yang telah diperlihatkan diatas mengenai titik-titik intervensi budaya
c.6. Jenis-jenis budaya organisasi
Menurut Suwarto (2009 :28), hubungan antara lingkungan organisasi terhadap budaya organisasi dapat dijabarkan kedalam jenis-jenis budaya organisasi sebagai berikut :
a. Budaya Adaptasi perilaku Komunik asi Justifikasi dari perilaku Manajer yang berusaha menciptakan perubahan budaya harus 1 2 3
Budaya adaptasi ditandai oleh lingkungan yang tidak stabil dengan strategi terfokus pada kegiatan eksternal pada kegiatan eksternal. Pada budaya ini orang-orang di dalam suatu organisasi diarahkan agar dapat mendukung kapasitas organisasi untuk menangkap tanda-tanda dan menafsirkan tindakan terhadap perubahan lingkungan ke dalam perilaku baru.
b. Budaya Misi
Budaya ini ditandai oleh keadaan yang relatif stabil. Dalam keadaan lingkungan yang stabil, perusahaan memperhatikan orang-orang di luar perusahaan. Tujuannya adalah untuk menyebarkan visi perusahaan kepada khalayak. Visi tersebut memberi arti bagi para anggota dengan mendefinisikan secara jelas perannya di dalam perusahaan.
c. Budaya Partisipatif
Budaya inii memfokuskan perhatiannya kepada keterlibatan seluruh orang dalam perusahaan membangkitkan inisiatif para karyawan agar terlibat dalam kebersamaan melalaui rasa tanggung jawab dan rasa memiliki, serta komitmen yang tinggi terhadap perusahaan.
Budaya ini dikembangkan dalam keadaan lingkungan yang stabil. Dalam keadaan itu, perusahaan memfokuskan starteginya kearah internal perusahaan. Symbol, kepahlawanan, protokoler yang di desain dimaksudkan untuk mendukung kerja sama, tradisi, dan mengikuti kebijakan perusahaan mencapai sasaran tertentu.
c.7. Proses sosialisasi Budaya Organisasi
Proses sosialisasi budaya organisasi kepada karyawan akan mempengaruhi seorang karyawan yang akan bekerja di dalam suatu organisasi. Dalam proses ini, pihak organisasi harus betul-betul memastikan tahapan-tahapannya dilaksanakan agar karyawan menjalankan budaya organisasi tempat mereka bekerja. Menurut Anwar Prabunegara, tahapan-tahapan proses sosialisasi adalah sebagai berikut
a. Seleksi terhadap calon karyawan
Pimpinan harus selktif menerima calon karyawan, diamana nantinya karyawan harus mempunyai kualifikasi persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan agar nantinya para karyawan berpedman terhadap system dan nilai-nilai, serta norma – norma yang ada dalam budaya organisasi.
b. Penempatan karyawan
Pemplotingan karyawan haruslah sesuai dengan kemampuan bidang yang dimilikinya. Dengan adanya penempatan kerja karyawan sesuai dengan
kemampuan dan keahlian diharapkan mereka mampu memegang teguh budaya organisasi.
c. Pendalaman bidang pekerjaan
Pendalaman dalam bidang pekerjaan serta pemahaman tugas, hak dan kewajiban perlu dilakuakan dengan melalui pelatihan dan ppendidikan kerja, sesuai dengan analisis kebutuhan dan permasalahan yang ada dalam organisasi.
d. Pengukuran kinerja
Kinerja organisasi perlu diukur secara periodik 6 bulan atau minimal setiap tahun agar dapat dievaluasi perkembangan dari tahun ke tahun berikutnya.
e. Penanaman kesetiaan kepada nilai-nilai utama organisasi
Penanaman kesetiaan kepada nilai-nialai utama organiasasi kepda seeluruh individu organisasi. Dengan demikian, budaya organisasi menjadi budaya yang kuat.
f. Memperluas informasi/ berita tentang budaya organisasi
Pempinan serta manejer perlu memperluas berita/ informasi serta mencritakan peraturan-peraturan organisasi, kepengawaian dan sanksi kerja supaya mereka mampu memahami dan mematuhinya.
Pimpinan dan manajer perlu memperluas informasi atau menceritakan peraturan-peraturan organisasi, kepegawaian dan sanksi kerja kepada karyawan agar mereka mampu memahami dan mematuhinya.
h. Pelaksanaan budaya organisasi
Dalam tahap ini budaya organisais dikaji dari karakteristik-karakteristik budaya organisasi yaitu : perilaku individu yang tampak, norma-norma yang berlaku , integrasi kerja, dukungan manajemen, pengawasan kerja, toleransi terhadap konflik, pola komunikasi kerja, toleransi terhadap resiko, system penghargaan terhadap prestasi kerja.
c.8.Indikator Budaya Organisasi
Berdasarkan Rothmann S, and Coetzer E. P.( 2003) mengemukakan bahwa indikator budaya organisasi meliputi :
a. Keterlibatan
b. Konsistensi
c. Penyesuaian
d. Missi