• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. PERKEMBANGAN PARIWISATA

6.5. Unsur-unsur pendukung lainnya

6.5.1. Sumber Daya manusia.

Sumber Daya Manusia yang dimaksud adalah Masyarakat Manggarai Barat yang berperan dalam industri pariwisata baik sebagai perancang, pengelola maupun pelaku.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang merupakan pewakilan Pemerintah Daerah di Manggarai Barat memiliki sumberdaya yang minim. Dari empat kepala bagian yang ada hanya kepala bagian umum yang terisi sedangkan sisanya diisi oleh pegawai Diparbud yang ditunjuk Kepala Dinas Diparbud4. Selain itu dari sisi basic akademik pegawai Diparbud sangat beragam. Hanya ada satu pegawai yang semantara ini bertanggung jawab di bagian produksi basic akademiknya ilmu kepariwisataan. Hal ini merupakan suatu kendala dalam pembangunan periwisata di Manggarai Barat.

Untuk masyarakat lokal yang berperan sebagai pelaku dalam Industri Pariwisata seperti Guide, pedagang cendra mata, dan sanggar budaya sampai saat ini belum dilakukan pembinaan khusus oleh pemerintah. Hanya saja di tahun 2000 pernah dilakukan pelatihan kepada para Guide. Namun realisasi perhatian pemerintah belum dirasakan sepenuhnya oleh para Guide.

6.5.2. Keimigrasian

Di Kabupaten Manggarai Barat, kegiatan pemerintahan di bidang keimigrasiaan berhubungan erat dengan aktivitas kepariwisataan. Hal ini sesuai dengan potensi obyek pariwisata di daerah ini.

Variasi obyek pariwisata tersebut membuka peluang terhadap peningkatan aktivitas kepariwisataan. Aktivitas kepariwisataan di daerah ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Begitu pula para wisatawan yang ingin menikmati obyek pariwisata tersebut tidak saja orang Indonesia tetapi juga orang asing. Peningkatan aktivitas kepariwisataan dan jumlah kunjungan para wisatawan mempunyai korelasi yang cukup signifikan terhadap terjadinya kasus narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya) dan penyebaran atau penularan penyakit sosial masyarakat seperti HIV dan AIDS. Maka diperlukan langkah-langkah kebijakan dan program yang tepat dan cermat untuk mengatur, mengendalikan dan mengawasi berbagai aktivitas kepariwisataan.

Dalam rangka mengatur, mengendalikan dan mengawasi aktivitas kepariwisataan tersebut, peran keimigrasian sangat penting dan strategis. Sampai saat di Kabupaten Manggarai Barat belum ada Kantor Imigrasi. Segala urusan yang berkaitan dengan keimigrasian masih ditangani oleh Kantor Imigrasi di Maumere yang letaknya 18 jam dengan jalan darat dari labuan Bajo. Akibatnya pengawasan dan pengendalian aktivitas para wisatawan di daerah ini belum berjalan secara optimal.

6.5.3. Prasarana dan Sarana Telekomunikasi dan Informasi

Prasarana dan sarana Telekomunikasi dikelolah oleh PT.Telkom ditambah dengan penyedian telepon seluler oleh dua operator yakni telkomsel dan satelindo sangat membantu untuk komunikasi dan informasi guna menigkatkan kesejahteraan masyarkat.

Prasarana dan sarana Telekomunikasi dan informasi untuk layanan publik seperti warung telekomunikasi (Wartel) dan warung Internet (Warnet) tidak terdapat di Kabupaten Manggarai Barat. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, wisatawan atau masyarakat yang memerlukan sarana Internet harus datang meminjam sarana Internet Lembaga Putri Naga Komodo (PNK) yang mana hanya memiliki satu unit komputer yang bisa di akses oleh masyarakat atau wisatawan.

Kebutuhan akan media internet sangat tinggi terutama bagi wisatawan. Selain sebagai sumber informasi media, Internet juga dibutuhkan untuk pendidikan (sekolah) bagi anak-anak wisatawan seperti konsultasi, mengumpulkan tugas, mendapatkan informasi pendidikan dari sekolah seperti jadwal libur, jadwal ujian dan pembayaran yang berkaitan dengan pendidikan.

Terdapat beberapa media surat kabar yang ada di Manggarai Barat seperti Flores Pos, Pos Kupang dan Media Rakyat. Untuk buletin terdapat Flores Paradise dan Fajar Bali, media elektronik lokal terdapat duia radio yaitu RPD (Radio Pemerintah Daerah) dan Komodo FM.

6.5.4. Lembaga Non Pemerintah

Wahana Lingkungan Hidup (WAHLI). WAHLI merupakan forum organisasi non pemerintah, masyarakat dan kelompok pecinta alam di Indonesia yang peduli terhadap lingkungan hidup, tidak hanya berkaitan dengan pembuangan limbah dan pencemarannya, kebakaran hutan atau musnahnya spesies-spesies langka tetapi juga berkaitan dengan hak-hak dasar manusia akan akses yang setara terhadap sumber-sumber kehidupan.

Taman Nasional Komodo (TNK) dibentuk tahun 1980, semula hanya meliputi dua pulau besar, yaitu Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Kedua pulau ini ditunjuk menjadi taman nasional karena memiliki keunikan kehidupan liar jenis Kadal Purba, atau Komodo (Varanus komodoensis). Kemudian tahun 2000, Departemen Kehutanan menyetujui usulan perluasan kawasan TNK yang diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 172/Kpts-II/2000. Dengan demikian, luas kawasan TNK pun menjadi 173.300 hektar, yang terdiri dari perairan laut seluas 132.572 hektar dan daratan seluas 40.728 hektar. Pengelolaan TNK ini dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) dan PT. Putri Naga Komodo (PNK)

Perguruan Tinggi Nasional. Kabupaten Manggarai Barat belum mempunyai perguruan tinggi negeri maupun yang dikelola swasta. Dalam kaitannya dengan pariwisata, hanya terdapat satu sekolah menengah kejuruan, yaitu SMKN I (SMIP - Sekolah Menengah Ilmu Pariwisata) yang terdapat di Labuan Bajo. Sementara itu, perguruan tinggi terdekat yang bergerak di bidang ilmu kepariwisataan terdapat di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, yaitu STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata).

Lembaga Swadaya Masyrakat (LSM) Lokal. Beberapa LSM lokal di Kabupaten Manggarai Barat, antara lain The Komodo Foundation – yang berkecimpung dalam pendidikan lingkungan hidup, kebijakan dan keputusan pemerintah; YAKINES (Yayasan Komodo Indonesia Lestari) – yang lebih banyak memberikan pendampingan di bidang pertanian dan secara aktif melakukan koordinasi dengan pemerintah.

untuk Kabupaten Manggarai Barat, hanya ada beberapa, antara lain sebagai berikut:

SWISSCONTACT. Swisscontact merupakan lembaga non-profit internasional yang telah memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Indonesia selama kurang lebih 30 tahun dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang inovatif dan pragmatis terutama dibidang pendidikan dan pelatihan kejuruan, ekologi serta dalam pengembangan sektor usaha kecil dan menengah.

World Wildlife Fund (WWF). Pada April 1998, WWF Internasional kantor Program Indonesia berubah menjadi WWF-Indonesia, yang secara hukum diakui sebagai organisasi Indonesia dengan status yayasan. Sejalan dengan perubahan ini, WWF-Indonesia, sebagai organisasi nasional menjadi bagian dari WWF Global Network, yang di seluruh dunia terdiri dari 27 organisasi nasional, 6 organisasi asosiasi, dan 22 kantor program.

United Nations Educational Scientific and Cultural Organization

(UNESCO). Taman Nasional Komodo yang ditetapkan pada tahun 1980 pertamakali ditetapkan sebagai World Heritage Site oleh UNESCO pada tahun 1991, dan telah diidentifikasi oleh WWF (World Wildlife Fund) dan Conservation International sebagai daerah prioritas konservasi.

Organisasi kepariwisataan di manggarai Barat terdapat Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), ASITA (Association of Indonesia Tours and Travel Agencies) dan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia).

Dokumen terkait