• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk menyeimbangkan kinerja, Perseroan bertekad

Dalam dokumen Pertumbuhan Berkesinambungan (Halaman 138-143)

mengembangkan usaha sesuai

kompetensi dan sumber daya

yang tersedia.

segmen bisnis

Sebagaimana disinggung pada uraian mengenai Profil Perusahaan, hingga akhir tahun 2014 segmen bisnis Perseroan sebagian besar berkaitan dengan usaha di bidang pertimahan. Hanya sebagian kecil segmen usaha di luar pertimahan yang dijalankan. Pada dasarnya Perseroan memiliki 4 pilar usaha, terdiri dari 1 pilar usaha utama, yakni penambangan, pengolahan dan perdagangan logam timah, yang langsung dikelola oleh PT TIMAH (Persero) Tbk, dan tiga segmen usaha lain yang dijalankan oleh anak perusahaan. Tiga segmen usaha lain tersebut adalah:

segmen usaha mineral non timah termasuk batubara; segmen hilir produk timah dan segmen bisnis kompetensi, termasuk di dalamnya jasa konstruksi, listrik dan perbengkelan, jasa galangan kapal dan jasa asuransi.

Segmen usaha logam timah, sebagai bidang kegiatan utama, masih memberikan kontribusi dominan terhadap pendapatan Perseroan dengan kisaran sebesar 98%, sementara sisanya adalah kontribusi dari penjualan produk hilir timah (tin chemical), jasa galangan kapal, jasa konstruksi dan penjualan produk non timah lainnya (batubara).

Pada tahun-tahun mendatang sektor usaha yang dijalankan akan bertambah, seiring dengan komitmen PT TIMAH untuk mengembangkan pilar bisnis keempat, yakni bisnis berbasis kompetensi. Perseroan kini mulai merintis pengembangan usaha di sektor properti dan jasa layanan kesehatan, bekerja sama dengan mitra strategis.

Perseroan menargetkan usaha baru tersebut akan dapat menambah sumber pendapatan pada tahun-tahun mendatang.

Produksi bijih & Logam Timah

Kegiatan penambangan timah oleh Perseroan dilakukan di darat dan di laut. Penambangan darat dilakukan di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, sedangkan di laut berada di perairan Pulau Bangka – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan perairan Kepulauan Kundur – Provinsi Kepulauan Riau. Perseroan menjalankan usaha penambangan timah secara terintegrasi, mulai dari tahapan eksplorasi, penambangan, pengolahan, peleburan, pemrosesan produk hilir timah dan pemasaran produk timah beserta turunannya.

skema Penambangan Timah Terpadu

Seluruh kegiatan penambangan timah yang dilakukan oleh Perseroan berada di dalam wilayah-wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP). Per akhir tahun 2014, total luas wilayah IUP yang dimiliki oleh PT TIMAH sebesar 512.480 hektar. Rincian luasan IUP PT TIMAH di masing-masing kawasan operasional, beserta fasilitas produksi per akhir 2014, adalah sebagai berikut.

Luas Wilayah darat nilai satuan

Pulau Bangka & Lintas Kabupaten 278.444,25 Ha

Pulau Belitung 49.079,92 Ha

Luas Wilayah Laut

Pulau Bangka & Lintas Kabupaten 108.752,83 Ha

Pulau Belitung 30.075,00 Ha

Pulau Karimun & Kundur, Provinsi Kep. Riau, Lintas Provinsi 45.009,20 Ha

Total Luas IUP PT TIMAH 117 Buah

Cadangan timah Terbukti 313.238,00 Ha

Jumlah Izin usaha Pertambangan 117,00 Ha

Luas IuP Bangka 387.197,08 Ha

Luas IuP Belitung 79.154,92 Ha

Luas IuP Kep. riau 45.009,20 Ha

cadangan Timah Terbukti 313.238,00 Ha

Jenis Kapal Jumlah satuan

Kapal Keruk 8 Buah

Kapal Isap Produksi 20 Buah

Kapal Isap Stripping 4 Buah

Kapal Keruk Stripping 0 Buah

Adapun realisasi produksi bijih logam timah di tahun 2014 mencapai volume sebesar 32.053 ton, naik 22,3% dari tahun 2013 sebesar 26.204 ton. Dari total produksi bijih timah tersebut sebagian besar (65,5%) merupakan hasil operasi penambangan di laut, sisanya dari tambang darat.

Hasil operasi tambang laut di tahun 2014 adalah sebesar 21.112 ton, naik 6,9% dari volume sebesar 19.744 di tahun 2013. Sedangkan tambang darat menghasilkan bijih timah sebesar 11.207 ton, naik signifikan sebesar 73,5% dari 6.460 ton di tahun 2013.

Produk hilir & Diversifikasi usaha Non Timah

Peningkatan perolehan bijih timah dari tambang darat merupakan hasil dari beberapa inisiatif strategis yang dirintis sejak tahun 2013, mencakup: penggunaan teknologi tuntuk mengelola cadangan-cadangan skala kecil yang tersebar secara acak (spotted), ramah lingkungan, dan tanpa memerlukan lapangan yang luas, serta keberhasilan Perseroan dalam mendapatkan izin operasi tambang darat di area penambangan baru.

Sementara peningkatan produksi bijih timah dari laut merupakan realisasi semboyan Perusahaan “Go Offshore, Go Deeper”. Meningkatnya jumlah operasional kapal keruk Bucket Wheel Dredge (BWD) yang mampu melakukan kegiatan penambangan lepas pantai yang memiliki cadangan pada kedalaman lebih dari 60 meter berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi bijih timah dari laut.

Perseroan sejak beberapa tahun terakhir membuat dan menginisiasi pengoperasian Ponton Isap Produksi (PIP)—

unit ekstraktor bijih timah yang sederhana dan fully mechanized, sehingga memenuhi aspek keamanan, sederhana dan ramah lingkungan. Inisiatif ini merupakan salah satu solusi penambangan ilegal di sekitar pesisir wilayah IUP Perseroan dan di sekitar operasional kapal-kapal produksi.

PIP tersebut diserahterimakan kepada masyarakat melalui BUMD dan atau koperasi Desa dengan perjanjian kemitraan penambangan. Bijih timah yang dihasilkan kemudian diserahkan kepada Perseroan.

Produksi Logam Timah

Bijih timah dari kegiatan penambangan di darat dan laut kemudian menjalani proses pengolahan guna meningkatkan kadar timah yang dikandungnya dan memisahkan mineral ikutan sebelum diangkut ke fasilitas peleburan untuk dilebur dan dimurnikan menjadi logam timah. Perseroan mengoperasikan peleburan yang berlokasi di Muntok, Kepulauan Bangka Belitung, dan di Kundur, Kepulauan Riau.

Pada tahun 2014, total logam timah yang diproduksi di peleburan tersebut mencapai 27.750 Mton, naik 17%

dari pencapaian tahun 2013, sebesar 23.718 Mton. Angka tersebut berarti mencapai 99,3 % dari target yang ditetapkan dalam RKAP.

Sejak tahun 2013, proses pemisahan bijih timah yang bernilai ekonomis dilakukan pada tahapan awal dari proses pengolahan, sehingga recovery produksi logam timah lebih optimal.

Perseroan konsisten berupaya meningkatkan kualitas pengolahan bijih timah dengan melakukan investasi pada upaya inovasi teknologi pemurnian dan peleburan timah, untuk meningkatkan recovery peleburan dan pemurnian timah. Berbagai upaya tersebut membuat Perseroan kini mampu memproses bijih timah berkadar rendah (sekitar 40%) dari tambang- tambangnya, tidak lagi terbatas dengan kadar Sn di atas 70%.

Persediaan Timah Olahan

Persediaan timah olahan (logam timah dan solder timah) dan timah dalam prosesper akhir tahun 2014 meningkat 50,4% menjadi total 16.928 Mton dari 11.257 Mton di tahun 2013. Turunnya harga dan banyaknya pasokan logam timah di pasar menjadi salah satu penyebab bertambahnya persediaan tersebut.

Tabel Persediaan Timah, 2014

Wujud Jumlah

(ton atau metrik ton)

nilai (Rp juta)

Bahan Baku (Bijih Timah) 3.624 1.002.327

Barang dalam Proses 8.839 1.236.993

Barang Jadi (Logam Timah) 5.097 617.405

Barang Jadi (Logam Solder) 27 12.642

Total 17.587 2.869.367

Catatan: Nilai Persediaan belum termasuk Tin , barang gudang dan provisi penurunan persediaan.

Produk hilir dan Produk Khusus Timah

Selain logam timah, Perseroan juga memproduksi berbagai produk khusus dan produk hilir berbahan dasar timah sebagai strategi peningkatan nilai tambah bagi produk-produknya. Produk-produk hilir dan khusus yang diproduksi dan dipasarkan timah selama tahun 2014 adalah solder, tin chemical, tin ball, tin shot, dan produk cor.

Analisis dan Evaluasi

Sejak tahun 2012 Perseroan membentuk satuan kerja Analisa Evaluasi Operasi Produksi (AEOP) untuk memastikan bahwa seluruh program kerja berjalan sesuai rencana, anggaran dan waktunya. Satuan kerja AEOP juga bertugas membantu mengembangkan solusi dan kebijakan yang mampu mengatasi kendala-kendala yang ada di setiap unit produksi dan kinerja unit secara keseluruhan.

Memperhatikan kondisi usaha di tahun 2014, AEOP merekomendasikan sejumlah solusi dan usulan untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan, antara lain :

1. Pemeriksaan ulang seluruh fungsi komponen peralatan produksi agar sesuai dengan standar serta melakukan pelatihan dan pembinaan operator sebagai upaya optimalisasi produksi.

2. Kegiatan pengawasan terhadap objek produksi perusahaan lebih diangkatkan agar terhindar dari upaya pelemahan sistem.

3. Pembukaan tambang baru sekelas Tambang Besar atau Tambang Mekanik pada cadangan utama di IUP darat.

4. Intensifikasi dan ektensifikasi kegiatan eksplorasi sebagai upaya dalam menemukan cadangan baru.

5. Penyelesaian cadangan yang tumpang tindih dengan HGU/IUP serta peruntukan lain.

6. Standarisasi proses pengolahan dan peleburan timah.

7. Percepatan proses AMDAL Ponton Isap Produksi dengan melakukan koordinasi secara intensif dengan pihak Pemda terkait agar kegiatan operasional dapat segera dilaksanakan.

8. Melakukan kajian terhadap kinerja operasi BWD Kundur 1 sebagai langkah persiapan pelaksanaan proyek BWD selanjutnya.

9. Menata ulang Sistem dan Prosedur beserta SOP di seluruh kegiatan operasi produksi.

10. Melakukan Review Struktur Organisasi agar lebih efektif dan efisien sesuai proses bisnis saat ini.

11. Meningkatkan disiplin K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di lingkungan operasi produksi.

Dampak dan Mitigasi Perubahan Iklim terhadap Kegiatan Operasional

[G4-EC2]

Perubahan iklim dan kondisi cuaca berpengaruh signifikan terhadap kelancaran kegiatan penambangan Perseroan, mengingat operasi penambangan kini mayoritas dilakukan di laut lepas. Oleh karenanya PT TIMAH menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak perubahan iklim tersebut terhadap keseluruhan kinerja Perseroan.

Keberhasilan kegiatan penambangan timah, khususnya di laut, sangat bergantung pada faktor cuaca dan iklim.

Cuaca buruk yang ekstrem menurunkan kemampuan kapal-kapal Perseroan untuk berproduksi sesuai kapasitas.

Perseroan memiliki prioritas untuk melindungi keselamatan karyawan dan peralatannya dalam bekerja, sehingga setiap tindakan dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab khususnya saat menghadapi kondisi laut yang tak bersahabat. Perseroan mengevaluasi kinerja kapal-kapalnya secara berkala agar tetap dapat melakukan kegiatan penambangan bijih timah secara ekonomis sekaligus menjamin keselamatan awaknya.

Untuk mengeliminasi atau mengurangi risiko operasi yang disebabkan oleh faktor Iklim/cuaca, Perseroan juga melakukan inspeksi rutin terhadap peralatan, pelatihan keselamatan kerja dan safety talk secara rutin dilaksanakan, dan secara periodik bekerja sama dengan inspektur tambang dari instansi departemen atau dinas pertambangan baik pusat maupun daerah.

Sementara itu dalam rangka menjaga kinerja produksi bijih timah agar tetap dapat mencapai target yang ditetapkan dan mampu merespon kebutuhan pasar, Perseroan konsisten meningkatkan kompetensi dan efektivitas serta efisiensi teknik penambangan di darat. Sehingga saat kondisi penambangan di laut terhambat oleh buruknya cuaca, maka penambangan darat mampu mengkompensasi perolehan bijih timah. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan bijih timah di tahun 2014, dimana hasil produksi tambang darat meningkat lebih tinggi, dan mampu mengkompensasi perolehan tambang laut yang terkendala cuaca.

Dalam dokumen Pertumbuhan Berkesinambungan (Halaman 138-143)