• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Gerakan Separatisme Suku Kurdi di Turki Tahun 1984-1984 69

1. Upaya Pemaksaan Fisik

Kebijakan pemerintah Turki dalam menumpas pemberontak Kurdi terutama yang berasal dari organisasi PKK (Partiya Karkeran Kurdistan), adalah pemaksaan secara fisik berupa operasi militer yang dilancarkan terhadap basis-basis PKK di Irak bagian Utara.

Pemerintah Turki mengadakan operasi militer besar-besaran untuk menumpak separatisme Kurdi oleh PKK. Sejak tahun 1986-1987, pasukan udara Turki menyerang kamp-kamp PKK di Irak Utara dengan persetujuan pemerintah Irak. Pada tahun 1988 Teheren memberikan izin kepada PKK untuk membuka kamp dan menutup perbatasan Iran.

Meningkatnya aktifitas militer Turki dalam membasmi separatisme Kurdi tersebut, pemerintah Turki telah menghabiskan hampir 10 persen dari incame hanya digunakan untuk menumpas gerakan seaparatisme Kurdi. Dalam satu tahun militer Turki mengeluarkan $ 8. 000.000.000 untuk biaya operasional, namun hasilnya aktivitas PKK justru mengalami peningkatan (http://www.betrifft.de/dw/article/).

Pemaksaan secara fisik adalah salah satu kebijakan intervensi yang digunakan oleh pemerintah Turki dalam upaya untuk mengatasi gerakan separatisme Kurdi. Pemaksaan secara secara langsung ditujukan kepada para gerilyawan PKK. Kebijakan tersebut berupa operasi militer yang ditujukan kepada basis-basis PKK yang berada di Irak Utara dan lokasinya berada dipegunungan yang sulit untuk dijangkau oleh militer Turki.

commit to user

Jenis-jenis intervensi atau pemakasaan secara fisik yang dilakukan oleh pemerintah Turki antara lain adalah sebagai berikut:

a. Sistem Benteng Desa

Antara tahun 1984-1999, PKK dan pasukan militer Turki mulai melakukan serangkaian perang terbuka, dan sebagian besar desa-desa Kurdi di bagian tenggara Anatolia telah dihancurkan, dan menyebabkan penduduk sipil etnis Kurdi bergerak ke pusat pertahanan lokal seperti Diyarbakir, Van dan Sirnak, juga kota-kota di Turki Barat. Perang terbuka antara militer Turki dengan gerilyawan PKK menyebabkan pengurangan jumlah penduduk etnis Kurdi, kemiskinan di bagian Tenggara Turki, dan status operasi militer Turki.

Beberapa bulan setelah PKK melancarkan serangan pertamanya pada tahun 1984, pemerintah Turki memutuskan untuk mengorganisir dan mempersenjatai warga desa sekitar dengan tujuan untuk lebih mendekatkan mereka ke Negara dan membantu pemerintah dalam mengatasi gerakan separatisme Kurdi. Perdana Menteri Tugrut Ozal -wilayah konflik untuk mencegah agresi dari gerilyawan PKK. Pembentukan sistem benteng desa tersebut adalah keputusan awal dari pemerintah Turki ketika masalah separatisme Kurdi tumbuh menjadi permasalahan pelik dan konflik berdarah yang berkepanjangan di Turki. Tujuan dari sistem ini adalah berusaha untuk menggalang dukungan dari penduduk lokal Kurdi.

Pada pertengahan tahun 1980 ada usaha dari pemerintah Turki untuk mengasingkan komunitas-komunitas Kurdi yang dicurigai member dukungan kepada militan PKK. Benteng-benteng desa dipersenjatai untuk melawan dan menahan serangan para gerilyawan PKK, senjata tersebut juga digunakan oleh militer Turki sebagai alat bantu untuk merampas desa-desa tetangga mereka di tenggara Turki (basis PKK). Milisi benteng desa terdiri atas orang-orang Kurdi lokal yang berjumlah sekitar 58.000

commit to user

Komisi pengawas pengawas Eropa melaporkan sistem benteng desa merupakan salah satu dari rintangan utama bagi kembalinya orang-orang Kurdi ke desa-desa mereka. Benteng-benteng desa ini diremehkan oleh warga Kurdi karena dianggap sebagai pengkhianat bagi etnis Kurdi.

atmosfir ketidak-percayaan diantara orang-orang Kurdi sehingga menimbulkan perpecahan dalam etnis kurdi itu sendiri.

dengan cara, mereka akan diberi waktu selama dua minggu untuk

tidak. Bila selama dua minggu pemerintah Turki masih belum mendapat jawabannya, maka pasukan keamanan Turki akan menangkap para tetua desa dan memenjarakannya hingga beberapa hari. Kemudian, warga desa akan menyewa truk untuk membawa barang-barang rumah tangga dan bahan makanan sebanyak mungkin sebelum desa mereka dihancurkan oleh pasukan militer Turki dalam kurun waktu 24 jam (Erik J. Zurcher, 2003).

Pada tahun 1992 jumlah militan dan simpatisan PKK berjumlah kurang lebih 10. 000 orang. Hal tersebut menyebabkan pemberontakan yang dilakukan oleh PKK menjadi permasalahan utama yang mengancam keutuhan wilayah Turki. Perdana Menteri Tugrut Ozal menilai PKK tidak lebih dari segerombolan penjahat. Penilaian ini disebabkan perlawanan pemerintah Turki terhadap PKK hanya menghabiskan dana, waktu dan tenaga saja (http://www.betrifft.de/dw/article/).

Jumlah tenaga manusia yang dipekerjakan oleh tentara Turki didalam perjuangan terus meningkat dari 150.000 pada tahun1991 menjadi 250.000 pada tahun 1994 namun jumlah tentara yang tewas dalam perang bahkan jauh lebih banyak lagi. Antara tahun 1996 mencapai lebih dari 17.000 orang (Erik J. Zurcher, 2003: 416).

Dalam upaya untuk memutuskan pasokan dan rute infiltrasi PKK, pertempuran dilaksanakan secara regular sampai tapal batas Irak.

commit to user

Pesawat-pesawat tempur Turki membombardir kamp-kamp di Irak Utara. Pemerintah di Ankara juga berusaha untuk membentuk aliansi yang lebih efektif dengan gerakan Kurdi di Irak, dengan PDK Barzani dan FUK Talabani. Sejak Perang Teluk Januari 1991, dua pergerakan ini menguasai bagian-bagian utara Irak yang dihuni warga Kurdi. PDK menguasai daerah yang berdekatan dengan sebelah Tenggara. Bulan November 1992 pasukan Turki bergabung dengan warga Kurdi di Irak untuk melancarkan serangan terhadap PKK. Untuk sementara pasukan Turki menyerbu PKK dari Irak Utara, tetapi efeknya sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan kenyataan bahwa pasukan Turki mengadakan serangan besar-besaran

sekali lagi menyingkirkan pasukan PKK. Sebanyak 35. 000 tentara dan 13 jendral ikut andil dalam operasi ini. Setelah pasukan ini ditarik mundur maka dilakukan negosiasi dengan Barzani mengenai penciptaan zona keamanan dengan pola Israel di Lebanon Selatan, tetapi walaupun Barzani bersedia menerima uang dan senjata, dia menolak kehadiran militer Turki di daerah kekuasaannya. Sementara itu, pasukan PKK secara diam-diam kembali kedaerah tapal batas dan meletuslah peperangan kembali antara militer Turki dan gerilyawan PKK (Erik J. Zurcher, 2003).

b. Operasi Militer Besar-besaran dengan Persenjatan canggih dan Pesawat Tempur

Respon pemerintah Turki terhadap pemberontakan yang dilakukan oleh PKK, dan juga sebagai upaya pemerintah Turki untuk memutus pasokan dan rute infiltrasi PKK. Pertempuran dilakasanakan secara terbuka sampai tapal batas Irak. Pesawat-pesawat tempur Turki membombardir kamp-kamp PKK yang berada di Irak Utara. Pemerintah Turki juga berusaha untuk membentuk aliansi yang lebih efektif dengan gerakan Kurdi di Irak. Pada akhir tahun 1992, pemerintah Turki memutuskan untuk mengadakan operasi militer besar-besaran untuk menumpas pemberontakan PKK. Sejak tahun 1986-1987, pasukan udara Turki menyerang kamp-kamp PKK di Irak Utara atas persetujuan dari

commit to user

pemerintah Irak. Pada tahun 1988, Teheran memberikan izin kepada PKK untuk membuka kamp dan menutup perbatasan Iran (Erik J. Zurcher, 2003).

Tahun 1990an pasukan keamanan Turki menggunakan taktik -penduduk desa di pegunungan dievakuasi untuk kemudian desa-desa mereka dihancurkan dengan tujuan untuk memutuskan hubungan antara gerilyawan PKK dengan basis-basisnya yaitu suku Kurdi yang berada di Irak, Iran dan Suriah, mereka saling terikat satu sama lain dengan tujuan yang sama untuk mendirikan sebuah Negara Kurdistan yang memiliki otonom. Apabila salah satu dari mereka ada yang tersakiti maka yang lainnya juga ikut membantu walaupun hanya sekedar bahan makanan yang disupali dari Kurdi Irak, tempat pengungsian dari Kurdi Iran dan Irak, sedangkan perlengkapan persenjataan diperkirakan dari Suriah. Pada akhir tahun 1993 sekitar 500 desa dikosongkan dan pada tahun 1994 sebanyak 900 desa tahun 1996 jumlah desa yang dikosonkan mencapai 3000 desa.

Pasca taktik bumi hangus tersebut warga desa kemudian ada yang dimukimkan kembali di desa-desa aman atau kamp-kamp, namun tidak sedikit dari merka hanya sekedar diusir saja. Kebanyakan dari warga desa yang diungsikan tersebut kemudian tiba di kota-kota besar. Kota Diyarbakir harus menampung lebih dari setengah juta orang pelarian dan kota tersebut menjadi sangat sesak dan padat oleh para pengungsi (http://majalah.tempointeraktif.com/id).

Pemerintah Turki mengaku bahwa akan melakukan segala cara untuk menumpas pemberontakan kaum separatisme Kurdi yang dikenal dengan PKK walaupun diketahui bahwa sangat sulit untuk melenyapkan pemberontakan ini karean para gerilyaean PKK sudah sangat terlatih di medan pertempuran. Dalam konteks ini perbatasan Irak merupakan wilayah yang paling penting dalam setiap operasi militer Turki. Alasan inilah yang menyebabkan pemerintah Turki seringkali melakukan operasi

commit to user

militer hingga lintas batas ke wilayah perbatasan Irak dalam rangka menghentikan aksi pemberontak PKK.

Operasi militer yang pernah dilakukan oleh pemerintah Turki dalam mengatasi gerakan separatisme Kurdi dengan penggunaan persenjataan canggih serta pesawat tempur adalah:

1) Operation Northern Iraq, merupakan operasi militer Turki di bagian Irak Utara yang berlangsung sejak 5 Oktober 15 November 1992. Operasi militer ini menyebabkan 28 tentara Turki tewas dan 125 lainnya luka-luka sedangkan dari pihak PKK korban tewas mencapai 1.551 orang dan yang berhasil tertangkap sebanyak 1.232 militan PKK.

2) Operation Steel, merupakan operasi militer Turki di Irak yang berlangsung pada 20 Maret 4 Mei 1995. Operasi ini menyebabkan 64 tentara Turki tewas dan 185 lainnya luka-luka, sedangkan dari pihak PKK sebanyak 555 gerilyawan tewas dan 13 lainnya berhasil ditangkap.

3) Operation Hammer, merupakan operasi militer Turki yang yang dilancarkan di Irak bagian Utara sebanyak 114 tentara Turki tewas dan 38 luka-luka, sedangkan dari pihak PKK sebanyak 2.730 tewas dan 415 lainnya berhasil ditangkap.

4) Operation Down, merupakan operasi militer Turki di Irak Utara yang berlangsung pada 25 September-15 Oktober 1997. Dalam operasi ini terdapat 31 tentara Turki tewas dan 91 lainnya luka-luka, sedangkan dari pihak PKK 240 gerilyawan tewas dan 3 lainnya ditangkap.

5) Operasi militer pada tangggal 12-15 April 2005 di Provinsi Siirt, 3 tentara Turki dan 21 gerilyawan PKK tewas.

6) Operasi militer pada tanggal 12 September 2007 masih dilakukan operasi militer disekitar provinsi Siirt yang menewaskan 4 gerilyawan PKK.

commit to user

7) Operasi Militer Turki pada tanggal 25 Oktober 2007 di provinsi Semdinli, dimana dalam operasi ini menggunakan meriam yang menewaskan 30 gerilyawan PKK tewas.

8) Operasi Militer Turki pada tanggal 5 Desember 2007 di provinsi Hakkari yang menewaskan 1 tentara Turki dan 6 lainnya luka-luka. 9) Operasi Militer Turki pada tanggal 22 Mei 2008 di provinsi Sirnak

dalam operesai ini 2 tentara Turki, 2 gerilyawan PKK dan 1 warga sipil tewas.

10)Operasi Militer Turki pada tanggal 17 Juni 2008 di daerah perbatasan Irak, dalam operasi ini terdapat 21 gerilyawan PKK tewas.

11)Operasi Militer Turki pada tanggal 16 Juli 2008 di provinsi Hakkari sebanyak 11 gerilya PKK tewas .

12)Operasi Militer Turki pada tanggal 17 Agustus 2008 di provinsi Sirnak menewaskan 3 oreng gerilyawan PKK.

13)Operasi Militer Turki pada tanggak 7 September 2008 di provinsi Hakkari memekan korban senayak 3 militer Turki dan 3 penjaga desa (http://www.betrifft.de/dw/article)

Angkatan Udara Turki terus membombardir kawasan yang diduga tempat persembunyian pemberontak PKK di kawasan Irak Utara. Serangan yang dilancarkan terhadap Turki untuk mencapai tujuan ini, serta serangan balik militer Turki telah menelan sedikitnya 40.000 jiwa korban. Selain itu, ratusan ribu orang cedera dan jutaan orang mengungsi. Biaya operasi militer untuk mengatasi separatisme Kurdi mencapai puluhan miliar Dollar (Gurcan Kocan & Jason J. Nash, 2007).

Operasi militer yang dilakukan oleh pemerintah Turki tersebut membuktikan bahwa penyelesaian konflik dengan jalan militer hingga saat ini masih belum mendapatkan titik temu. Operasi militer Turki lintas perbatasan sampai dengan tabal batas Irak ini hingga saat ini masih terus berlangsung setelah di tandatanganinya Undang-undang Operasi militer atas PKK pada Oktober 2007.

commit to user

Dokumen terkait