• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Penciptaan Kerukunan Umat Beragama

Pluralisme dan Pola Keurunan Umat Beragama Perspektif

D. Konflik dan Upaya Penciptaan Kerukunan Umat Beragama

2. Upaya Penciptaan Kerukunan Umat Beragama

a. Mempererat Kerukunan Umat Beragama

Implikasi terjadinya konflik, di satu sisi dapat menjadikan kerukunan umat beragama semakin erat, namun di sisi lain dapat merenggangkan hubungan antarumat beragama. Menu-rut HS, kelompok yang semakin erat dengan adanya konflik, karena memiliki wawasan kebangsaan dan memahami hukum secara memadai, sedangkan kelompok yang semakin renggang karena konflik, ibarat merasakan “luka lama yang kembali menganga”. Untuk meminimalisir terjadinya konflik, perlu adanya pertemuan secara intensif antar para pemuka agama dengan pendekatan-pendekatan baik secara personal maupun organisasional.100 FKUB Kota Batu juga sering membicarakan persoalan tersebut. Kasus-kasus konflik dan kekerasan atas nama agama dijadikan sebagai pelajaran untuk membangun dan meningkatkan kerukunan antarumat beragama di kota Batu, dengan sikap yang lebih berhati-hati dalam berdakwah, sehingga tidak ada yang merasa tersinggung.101

Senada dengan pandangan NY, Pdt. MT juga berpan-dangan bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk membina kerukunan antarumat beragama adalah dengan berkoordinasi dengan pemerintah dan FKUB, agar tercipta keamanan di kota Batu. penodaan agama di kota ini terdengar hingga di Amerika Serikat. Dalam kasus ini, Tobing dipanggil Kapolwil Malang dan Pengadilan Negeri sebagai saksi di persidangan. Menurut MT peristiwa ini merupakan penistaan agama. Mereka memerangi Islam dan menghina al-Qur’ān. Para pelaku non

100 Ibid.

muslim yang memakai kostum muslim itupun akhirnya dija-tuhi hukuman lima tahun penjara.102

b. Tidak Terpancing Situasi

Munculnya isu-isu yang kurang tepat dan tidak dapat di-pertanggungjawabkan kebenarannya, disikapi dengan tenang oleh SCW. Ia bahkan mengajak jemaat agar tidak mudah ter-provokasi dan terpancing emosi.

“kami mengajar umat untuk tidak terpancing dengan isu-isu seperti itu, teror-teror seperti itu, waktu ada bom di masjid itu kemudian kami dapat SMS dari teman-teman di luar kota batu, bahwa katanya gereja di Batu dibakar, kemudian saya bilang tidak ada apa-apa, kami semua di sini aman saja, mereka takut nanti gereja dibakar, maka kami harus selalu mendinginkan umat sehingga tidak terpancing dengan isu itu.103

Di samping melalui pendekatan dan pencerahan bagi jemaat masing-masing, IKS juga menyampaikan pentingnya para pemuka agama memberikan pencerahan kepada masyarakat, melalui pendidikan keagamaan dalam kehidupan yang berpancasila. Bagi IKS, perbedaan itu selalu ada, dan persamaan pasti juga ada, karena Tuhan menciptakan semua makhluk berbeda-beda. Namun yang terpenting adalah meng-hayati ajaran-ajaran hidup dan berpedoman pada tuntunan agama dan keyakinan masing-masing.104 Oleh karena itu, untuk meluruskan perbedaan-perbedaan peran dari tokoh-to-koh agama pada komunitas masing-masing sangat diperlukan. Diantaranya saling menghargai, menghormati, tidak merusak

102 MT, wawancara, Batu, Sabtu, 19 Pebruari 2011.

103 SCW, wawancara, Batu, Senin, 18 April 2011.

lingkungan, dan mengikuti tatanan hidup bermasyarakat. Sebagai contoh, orang Hindu hidup di Jawa yang mayoritas muslim merasa terganggu dengan suara adzan, maka harus menerima dengan ikhlas dan lapang dada, tidak perlu resah dan merasa terganggu dengan suara tersebut. Menurutnya, jika umat Hindu diundang syukuran atau selamatan dipersilakan datang. Di samping menghargai dan menghormati pihak yang mengundang, selamatan juga merupakan sarana berdoa me-nurut agama dan keyakinan masing-masing.105 Dalam agama Hindu, ada prinsip jika diundang harus datang, sebagai peng-hormatan bagi tuan rumah. Menghadiri undangan bukan ber-arti harus mengikuti prinsip atau ajaran si pengundang, tetapi untuk penghormatan secara kemanusiaan. Hal ini karena hi-dup memang diciptakan berbeda dan dalam perbedaan itu kita memerlukan orang lain. Karena itu, kita harus bisa hidup berdampingan dengan siapapun. Bagi IKS, agama diciptakan Tuhan karena ada konflik, sehingga Tuhan mengutus para nabi untuk memperbaiki dan mendamaikan keadaan dunia. Ajaran Hindu meyakini bahwa sifat baik dan buruk selalu berdam-pingan, tidak pernah berpisah, dan selalu beriringan hingga kapanpun.

“Kita ini sudah nyata-nyata diciptakan Tuhan berbeda-beda aga-ma. Agama itu timbul untuk menyelesaikan konflik karena keserakahan manusia, akhirnya dihadirkan utusan dari Tuhan, untuk memperbaiki keadaan dunia yang tidak baik seperti ini. Sifat-sifat yang tidak baik sudah merajalela dan sudah menghan-curkan sifat-sifat yang baik, sehingga Tuhan mengutus seseorang untuk mendamaikan, sehingga tercipta kembali keharmonisan. Kalau di Hindu, sifat baik-jelek tidak bisa dipisahkan, tetap akan

berdampingan, tidak pernah berpisah dan selamanya akan seperti itu.”106

Mempertegas pandangan IKS tentang bagaiumana se-harusnya manusia hidup, KDM berpendapat bahwa pandangan dan pikiran jernih diperoleh dari Samadhi. Melalui Samadhi orang menjadi bijaksana dan mempunyai pandangan, pola pikir dan wawasan yang benar, menuju pada pikiran yang benar. Orang tidak benar karena dicengkeram oleh keserakahan nafsunya. Meditasi bukan semata untuk berdoa, tetapi konsen-trasi memusatkan pikiran melihat ke dalam. Dalam ajaran Hin-du, percuma seseorang mempunyai umur panjang kalau ber-buat kejahatan. Karena dalam ajaran Buddha, manusia terlahir kembali lebih tujuh kali. Ada jalan menjadi orang suci, pertama, sotta pati, yakni yakni suci lahir lagi lebih dari tujuh kali, contoh perbuatan jahat seperti berzina, memperkosa terlahir sebagai binatang karena dipenuhi dengan nafsu; kedua, sakadagami, lahir di dunia tetapi juga lahir di tempat lain; ketiga, anagami, tidak terlahir kembali sebagai manusia, tetapi ia lahir di alam yang lebih tinggi yakni Nibhana (bahasa Pali) atau Nirwana (bahasa Sansekerta); keempat, arahat yakni tidak lahir di alam manapun inilah yang menjadi cita-cita umat Budha, kita semua berjuang ke sana.107

Jika semua umat beragama melaksanakan ajaran agama-nya dengan baik, maka kekerasan dan konflik dapat dihindar-kan. Hal ini karena tidak ada satupun agama yang mengajarkan dan merestui kekerasan sebagai jalan kehidupan. Semua agama memiliki doktrin yang membuat kehidupan manusia menjadi

106 Ibid.

tenteram, aman, rukun, damai, dan penuh penghormatan satu dengan yang lain.[]

Bab VI

Makna Pluralisme