• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Perpumda Provinsi DKI Jakarta Dalam Melestarikan Kebudayaan

C. Pembahasan

1. Upaya Perpumda Provinsi DKI Jakarta Dalam Melestarikan Kebudayaan

a) Betawi Corner

Sejauh ini Perpumda Provinsi DKI Jakarta telah berjalan dengan sesuai tujuan serta peraturan yang ada dalam hal pelestarian Kebudayaan. Salah satu upaya Perpumda DKI Jakarta dalam menjalankan perannya di bidang kebudayaan, Betawi Corner menjadi produk unggulan di dalam tubuh Perpumda DKI Jakarta (Kuningan) dalam menyebarluaskan, merawat, hingga mengoleksi berbagai literatur terkait Jakarta dan Kebudyaan Betawi. Di dalam nya Betawi Corner itu sendiri selain di isi koleksi-koleksi buku, ada juga berbagai miniature mulai dari alat-alat musik, rumah adat, dan juga kendaraan pada jaman lampau yang pernah berkiprah di tanah Jakarta khususnya tempat lahirnya para suku Betawi tinggal. Menariknya, Betawi Corner dibuat dengan desain mirip dengan rumah adat Betawi yang lebih tepatnya disebut rumah joglo. Tidak mengurangi material kekhasan Budaya Betawi dengan menampilkan Ondel-Ondel di dalam ruang tersebut guna menambah citra Budaya Betawi pada ruangan tersebut.

Jumlah pengunjung pada ruangan tersebut selama ini juga terhitung stabil, sebab desain interior yang di tampilkan sangat menarik perhatian pengunjung untuk mengetahui lebih dalam isi pada Betawi Corner.

Pada umumnya perpustakaan umum daerah merupakan sarana sebagai penyedia dan juga pusat pelayanan pencarian informasi bagi masyarakat. Di sisi lain untuk mencerdaskan msyarakat melalui kumpulan literatur di dalamnya, perpustakaan umum juga memiliki fungsi sebagai pusat sejarah dan tempat pelestarian kebudayaan lokal

maupun nasional. Dalam dalam manifesto yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tahun 1972 dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama salah satunya bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.62

Perpumda Provinsi DKI Jakarta menjalankan tujuan tersebut, hal demikian juga berpegang teguh kepada Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab II pasal 8 poin f menyebutkan pemerintah Provinsi berkewajiban menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum daerah berdasar kekhasan daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang kekayaan budaya daerah di wilayahnya.63 Dengan hal serupa pun pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat tidak akan pernah putus dan akan selalu menjadi pusat acuan koleksi pada konten kebudayaan, terutama untuk melestarikan kebudayaan lokal yang khususnya mengenai Jakarta dan kebudayaan Betawi.

Jadi sesuai dengan teori dan perundang-undangan yang mengatur tujuan serta fungsi Perpustakaan Umum Daerah telah dilaksanakan Perpumda Provinsi DKI Jakarta dengan terarah dan terencana sebagai perpustakaan yang berperan sebagai pelaku pelestarian Kebudayaan.

 

62 Pengelolaan Perpustakaan, h 5.

63 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.

b) Koleksi Buku dan Non-Buku 1) Koleksi Buku

Koleksi buku di dalamnya berjumlah sekitar 2000an eksemplar yang sudah termasuk tema Betawi dan juga Jakarta. Meskipun Betawi Corner menjadi produk unggulan Perpumda Provinsi DKI Jakarta, akan tetapi segala koleksi yang ada di dalam nya tidak dapat di pinjam untuk dibawa pulang, hanya bisa dilakukan pemanfaatan koleksi tersebut di dalam perpustakaan dan melakukan fotocopy koleksi.

Alasan hal tersebut ialah untuk mengurangi hilangnya koleksi tersebut, sebab koleksi terkait Budaya Betawi sangat langka dan tergolong sulit untuk didapatkan.

Bagian isi koleksi di dalam Betawi Corner itu sendiri sangat menjadi perhatian bagi para pemustaka. Koleksi memiliki peran dalam memastikan terpenuhinya segala kebutuhan pemustaka di suatu lembaga dalam penyediaan informasi yang memadai.64 Adapun berbagai koleksi tersebut didapatkan selain membeli juga dari didapatkan dari deposit/hadiah, dan juga pemberian dari beberapa tokoh yang terlibat langsung dengan para ahli kebudayaan dan juga tokoh-tokoh Betawi.

2) Koleksi Non-Buku

Pada ruangan Betawi Corner juga selalu di putar dengan alunan musik-musik Betawi guna menambah cita rasa kedalam dimensi Budaya Betawi yang sesungguhnya dan sudah sangat langka di jumpai pada tempat-tempat umum lainnya. Perpumda DKI Jakarta pada setiap satu bulan sekali menjalankan program mengundang anak-anak sekolah datang ke Perpumda Provinsi DKI Jakarta pada

 

64 Pungki Purnomo and Ida Farida, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h 22.

jam sekolah dengan menambah atau menggantikan jam belajar mereka di perpustakaan. Program tersebut guna mengedepankan fungsi rekreasi perpustakaan umum dengan menyediakan koleksi non buku yaitu film-film bertema sejarah Betawi maupun Kota Jakarta yang dapat dinikmati para pengunjung perpustakaan. anak-anak bebas akses di dalam perpustakaan, juga menyediakan fasilitas nonton bersama di ruang bioskop perpustakaan. Akan tetapi film yang diputar juga pada konten sejarah dan yang ada pesan moral bagi anak seusia-nya, hal itu juga bagian dari fungsi edukasi dalam perpustakaan yang diberikan kepada anak-anak sekolah tersebut.

Jika merujuk pada teori Laksmi dalam Tinjauan Kultural Terhadap Kepustakawanan, peran perpustakaan dalam melestarikan Kebudayaan termasuk kedalam fungsi dari perpustakaan itu sendiri adalah adanya nilai pendidikan, informasi, sejarah di dokumentasi, sosial, budaya, ekonomi, demokrasi, dan nilai hiburan atau rekreasi.65 Maka dari itu suatu proses peningkatan stigma yang positif kepada masyarakat, perpustakaan yang khususnya perpustakaan daerah harus memperhatikan menurut teori tersebut agar tidak terlihat terlalu kaku dan dapat dinikmati oleh semua kalangan.

 

65 Tinjauan Kultural Terhadap Kepustakawanan : Inspirasi Dari Sebuah Karya Umberto Eco, h 102.

c) Program Rutin 1) Mingguan

Peran dalam memainkan tempo pelestarian yang dilakukan tidak hanya melakukan koleksi buku di dalam perpustakaan sebagai media utama, melainkan Pustakawan dan para karyawan lainnya juga turut andil dalam melakukan penyebaran serta pelestarian Kebudayaan Betawi dengan menggunakan seragam pakaian Adat Betawi khusus hari Jumat setiap pekannya. Untuk pria menggunakan Baju Koko dengan tambahan kopiah serta sarung yang melintang di pundak, dan untuk Wanita menggunakan Kebaya dengan warna mencolok diserta selendang dan kerudung di bagian tubuh. Bagian pelestarian tersebut juga termasuk dalam fungsi edukatif kultural karena dapat memperlihatkan secara langsung dan menjadi media yang tidak tetap karena bisa bertatap langsung dengan pemustaka dan tetap pada proses penyebaran nilai kebudayaan dalam konten seragam yang dikenakan Pustakawan dan juga para karyawan.

Menurut A.W Widjaja mengartikan melestarikan sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif.

Mengenai pelestarian budaya lokal adalah mempertahankan nilai nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.66 Kegiatan rutin yang dilakukan Perpumda Provinsi DKI Jakarta yang kedepannya menjadikan agenda yang terus menerus diberlakukan akan tetapi tetap mengikuti dan memperhatikan era perkembangan zaman.

 

66 A.W., Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat.

2) Bulanan

Program bulanan yang dilakukan oleh Perpumda Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan pelestarian Kebudayaan Betawi yaitu dengan mengadakan undangan resmi kepada sekolah-sekolah tingkat SD,SMP,SMA untuk mendatangkan langsung siswa-siswi untuk menggantikan jam belajar mereka di Perpustakaan Umum dengan tujuan menarik minat serta memperkenalkan perpustakaan pada umumnya dan memberikan edukasi tentang kebudayaan khususnya. Cara-cara yang dilakukan antara lain dengan melakukan nonton bersama di ruang audio visual dengan menayangkan film-film edukasi tentang kebudayaan Betawi dan sejarah Jakarta. Adapula kegiatan lainnya dengan memberikan waktu untuk menelurusi koleksi yang ada di Betawi Corner dan di pandu oleh Pustakawan. Selain itu juga adanya story telling bagi siswa SD di ruang anak untuk menambah minat berkarya serta berpikir yang lebih luas di dalam ruangan tersebut.

3) Tahunan

Selain itu ada juga hal yang sangat jarang dilakukan pada Perpustakaan Umum Daerah lainnya, di Perpumda Provinsi DKI Jakarta sesuai arah Dispusip DKI Jakarta membuat agenda tahunan yang tidak kalah menarik dari cara pelestarian yang sudah dijalankannya. Abang None Buku di isyaratkan menjadi ajang tahunan melalui pemilihan dengan system seleksi serta melibatkan langsung masing-masing Suku Dinas (Sudin) Perpustakaan dan Kearsipan atau dahulu di kenal dengan sebutan KPAK, Sudin Perpustakaan dan Kearsipan dari masing-masing Kotamadya

dikirimkan untuk menjalani proses seleksi dan pemilihan di Dispusip. Abang None Buku ini tentu berbeda dengan Abang none yang dilaksanakan Dinas Pariwisata. Dengan tujuan nantinya bisa mewakili dan memperkenalkan Kebudayaan Betawi melalui media literasi yang ada. Sistem pemilihan tersebut juga sangat selektif dalam mengambil Abang None terpilih dengan mengutamakan kecerdasan serta wawasan literasi selain dari postur badan.

Menurut Taslimah Yusuf mengenai fungsi Perpustakaan umum, dengan melihat konten serta media yang ada dalam Perpumda Provinsi DKI Jakarta. Fungi-fungsi tersebut ialah Edukatif, Informatif, Kultural, dan Rekreasi.67 Kegiatan rutin yang dilakukan bisa menjadi penyambung komunikasi terhadap hubungan masyarakat dalam melestarikan dan mengenalkan Kebudayaan Betawi pada masyarkat luas. Peran yang dijalankan oleh Perpumda Provinsi DKI Jakarta telah sesuai dengan fungsi perpustakaan umum. Meski begitu segala fungsi tersebut Perpumda Provinsi DKI Jakarta terus dipertahankan dan digencarkan agar lebih menarik kedepannya sesuai tugasnya dalam melestarikan Kebudayaan Betawi.

Maka dari itu fungsi menurut teori tersebut telah sesuai yang dijalankan oleh Perpumda Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan dalam program rutin tersebut.

d) Kerja sama

1) Dinas Pariwisata

 

67 Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum; Syahmiranti, Wawancara, 21.

Setiap instansi pada umumnya selalu bekerja sama dengan pihak dalam maupun luar agar segala program berjalan dengan lancer dan saling menguntungkan dengan cara sinergi satu sama lain.

Perpumda Provinsi DKI Jakarta telah menjalankan program dengan bekerja sama dengan beberapa instansi, komunitas, organisasi, atau badan-badan lainnya yang sama-sama menjalankan misi untuk melestarikan kebudayaan.

Perpumda Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan dinas Pariwisata dalam penyelenggaraan ASIAN GAMES 2018 lalu, Perpumda Provinsi DKI Jakarta juga berkontribusi dengan menyetujui dan meberikan koleksi terkait Jakarta dan Betawi untuk di sediakan dan di pajang di hotel-hotel tempat atlet perwakilan se-Asia itu menginap. Hal tersebut menjadi langkah pengenalan dan pelestarian tidak hanya untuk masyarakat lokal, akan tetapi menjadikan daya tarik kepada masyarakat asing yang menjadi bagian dari ASIAN GAMES 2018 itu sendiri. Sangat beruntung Kota Jakarta Menjadi tuan rumah ajang akbar se-Asia itu selain Palembang yang menjadi tuan rumah.

Dalam sisi lain keuntungannya yaitu dapat menyebarkan Kebudayaan Betawi pada orang asing juga. Permintaan kerja sama tersebut di inginkan langsung oleh pihak penyelenggara ASIAN GAMES 2018.

Koleksi-koleksi tersebut di pajang di lobby hotel tempat atlet menginap dengan jangka waktu dari awal dimulainya ajang tersebut sampai akhir penutupan. Hal seperti ini sangat baik dilakukan karena sinergi dengan pihak luar dapat melewati target yang seblumnya sulit dicapai oleh instansi yang menjalankannya.

2) Komunitas

Guna meningkatkan kinerja serta program melestarikan Kebudayaan Betawi, Perpumda Provinsi DKI Jakarta bekerja sama

dengan persetujuan kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, dengan menjalankan tugas di luar perpustakaan menggunakan cara kerjasama kepada para komunitas yang membutuhkan koleksi Betawi. Seperti contohnya komunitas Betawi yang sedang menggelar acara di Kampung Betawi Setu Babakan, peminjaman koleksi diberikan Perpumda Provinsi DKI Jakarta untuk disediakan di acara tersebut.

Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Pada Bab I pasal 1 Ayat 3 menjelaskan bahwa Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.68

3) Penerbit

Adapun kerja sama yang dilakukan lainnya dalam bentuk koleksi buku dengan menerima dan siap merawat Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) dari para penerbit yang berlokasi menerbitkan koleksi di Jakarta dengan apapun konteks judul bukunya. Meskipun tidak semua koleksi terkait pembahasan dan isi mengenai Jakarta serta Betawi, Perpumda Provinsi DKI Jakarta diharapkan menjadi salah satu saksi sejarah terbitnya koleksi tersebut dan dapat menjadi tempat deposit apabila koleksi yang di terbitkan kala itu tidak terbit lagi.

Sama halnya dengan koleksi khusus yang ada di dalam Betawi Corner, koleksi KCKR juga hanya bisa baca di dalam perpustakaan saja tanpa membawa koleksi keluar perpustakaan.

 

68 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Sebab hal tersebut didasarkan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, yang dimana setiap penerbit lokasi di Jakarta wajib memberikan satu eksemplar kepada Perpustakaan Umum tempat penerbit tersebut. Dalam hal kerja sama ini sangat diperhatikan Perpumda Provinsi DKI Jakarta guna membantu menjalankan tugas-tugasnya dalam melestarikan, merawat, dan menyebarkan Kebudayaan Betawi. Perpumda Provinsi DKI Jakarta tidak menutup pintu kepada siapapun yang ingin bekerja sama untuk sama-sama bersinergi menyebarkan Kebudayaan asal Kota Jakarta ini.

e) Promosi 1) Website

Untuk melakukan penyebaran dan sosialisasi program Perpumda Provinsi DKI Jakarta dalam melestarikan Kebudayaan Betawi kepada masyarakat luas agar program dan kegiatan yang dilakukan dapat diketahui. Perpumda Provinsi DKI Jakarta aktif di media sosial melalui wesbsite Dispusipdkijakarta.go.id . Di dalamnya informasi serta bentuk edukatif yang dapat di akses diluar perpustakaan.

2) Instagram

Selain itu bentuk promosi dilakukan di media sosial Instagram Jakarta Library dalam penyebaran info terkait melalui media sosial, promosi lainnya yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan cara kegiatan rutin seperti mengundang anak-anak sekolah dan juga bekerja sama dengan pihak luar, agar seluruh kegiatan dapat tersampaikan sesuai sasaran. Hal ini juga mengedepankan fungsi informatif perpustakaan umum dengan mempublish segala acara dan kegiatan,

selain guna memberitahukan juga meningkatkan daya tarik perpustakaan itu sendiri. Sebab dengan cara promosi dengan melibatkan langsung orang-orang sekitar dan mendatangi, jauh lebih efektif jika hanya fokus melalui media sosial. Kendala Perpumda Provinsi DKI Jakarta Dalam Melestarikan Kebudayaan Betawi

2. Kendala Perpumda Provinsi DKI Jakarta Dalam Melestarikan

Dokumen terkait