• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM

B. Upaya yang Dilakukan

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pelibatan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM dala pembentukan Perda perlu segera ditanggulangi secara sistematis dan terencana dengan mendayagunakan berbagai potensi, diantaranya;

1. Di Bidang Substansi Hukum

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M-01.PR.07.10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Dephukham tersebut tidak mengatur secara rinci bagaimana penyelenggaraan pengkoordinasian Prolegda dilaksanakan, sehingga Kanwil Departemen Hukum dan HAM lebih cenderung menginventarisasi Rancangan Peraturan Daerah atau Peraturan Daerah yang berasal Pemerintah Daerah baik dari Biro Hukum Provinsi maupun dari dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi ataupun pemerintah Kabupaten/Kota.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 atau Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tidak mengatur secara tegas tentang mekanisme penyusunan Prolegda termasuk tata cara penyusunan dan pengelolaan Prolegda dalam peraturan

pelaksanaan.260 Sehingga Pedoman penyusunan Prolegda mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 169 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Prolegda walaupun keputusan ini belum mengacu kepada Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara dalam berbagai kesempatan seperti pada saat ada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan peraturan perundang-undangan seperti seminar tentang Harmonisasi Peraturan Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Penyusun dan Perancang Peraturan Perundang-undangan selalu mendorong dibentuknya suatu peraturan pelaksana tentang pelibatan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara sebagai instansi vertikal dan perpanjangan tangan Departemen Hukum dan HAM di daerah Provinsi dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan di daerah termasuk harmonisasi maupun evaluasi Ranperda atau Perda dari segi teknik penyusunan peraturan perundang-undangan serta menjaga agar setiap Perda tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

2. Di Bidang Struktur Hukum

Peningkatan koordinasi dan kelancaran proses pembentukan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksudkan oleh pembentukan Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 dilakukan melalui pelaksanaan lokakarya atau seminar untuk membahas hasil dari analisis dan tanggapan terhadap suatu Rancangan Peraturan

260

Daerah yang melibatkan Biro Hukum Provinsi dan dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi ataupun pemerintah Kabupaten/Kota.

Sedangkan koordinasi dengan DPRD dilakukan dengan melibatkan anggota DPRD dalam acara-acara ataupun seminar tentang pembentukan Peraturan Daerah yang dilakukan oleh Kanwil Departemen Hukum dan HAM atau dari Pusat seperti kegiatan yang dilakukan oleh BPHN, Direktorat Jenderal HAM dan Direktorat Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM.

Fasilitasi penyusunan Rancangan Peraturan Daerah, baik berupa penyediaan tenaga ahli, bahan hasil penelitian yang diperlukan dalam penyusunan naskah akademik, selama ini masih dilakukan secara pasif dalam arti apabila diundang atau dilibatkan oleh Biro Hukum Provinsi atau Dinas-dinas dilingkungan Pemerintah Provinsi.

Namun demikian, pelibatan Kanwil Departemen Hukum dan HAM dalam penyusunan naskah akademik sedang disosialisasikan berhubung peraturan pelaksanaannya yang menjadi dasar kewenangan masih tergolong baru yakni Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-01.PP.01.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Perundang- undangan yang diterbitkan oleh BPHN pada bulan Januari 2009.

Kegiatan diskusi dan konsultasi serta koordinasi dilakukan diantara Tim Asistensi, Bagian Hukum, Kanwil Departemen Hukum dan HAM dan leading sector serta kelompok dan organisasi masyarakat yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diatur yang sangat terbatas. Pada Tahun 2007 Rapat koordinasi dan konsultasi

tentang Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir, Rancangan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Sistem Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Hasil Rapat koordinasi dan konsultasi tersebut kemudian diserahkan kepada Biro Hukum Provinsi dan Dinas-dinas terkait di lingkungan pemerintah Provinsi.

Pelibatan Kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara dalam pembentukan Peraturan Daerah pada prakteknya lebih didasarkan pada hubungan yang harmonis dengan Pemerintah Daerah termasuk instansi pemrakarsa, daripada sebagai bentuk atau wujud pelaksanaan perintah perundang-undangan. Namun dalam prakteknya siapapun yang menjadi perwakilan dari Kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumaera Utara selalu membawa nama Kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara.

Untuk menunjang pembentukan peraturan perundang-undangan dilakukan pelatihan-pelatihan penyusunan dan perancang peraturan perundang-undangan untuk mencetak tenaga fungsional yang berkualitas yang mempunyai tugas menyiapkan, mengolah dan merumuskan Rancangan peraturan perundang-undangan. Kedepannya akan mengusulkan Pegawai yang sudah mengikuti pelatihan tersebut sebagai pejabat fungsional. Perancang adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan penyusunan Rancangan peraturan perundang-undangan dan atau instrumen hukum lainnya pada instansi pemerintah.

3. Di Bidang Sarana dan Prasarana

Selain itu tidak tersedianya ruangan khusus di Kantor Wilayah untuk membahas Perda atau Ranperda mengakibatkan kurang maksimalnya hasil yang dicapai dalam pembahasan Perda atau Ranperda yang dilakukan secara intern oleh pegawai yang menangani bidang hukum, sebelum Perda/Ranperda diserahkan/dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya. Karena pembahasan dilakukan di salah satu ruangan pejabat struktural dengan kapasitas peserta diskusi yang terbatas hanya dua atau tiga orang saja. Hal ini mengakibatkan minimnya masukan-masukan yang di terima sepanjang pembahasan Perda/Ranperda berlangsung.

Mengingat anggaran yang sangat minim, maka Perda dan atau Ranperda yang akan dibahas dipilah-pilah, dan peninjauan langsung ke kabupaten/kota dalam rangka Prolegda dilakukan secara bergantian. Pada penyusunan rencana kerja dan program kerja Kanwil Departemen hukum dan HAM Sumatera Utara mengajukan penambahan anggaran untuk menyelenggarakan fungsi pengkoordinasian program legislasi daerah, menganalisa dan mengevaluasi peraturan perundang-undangan daerah.

Dokumen terkait