• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.5 Uraian Analisis

Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan di atas, penonton seakan diajak untuk mengenal budaya Korea ; bagaimana kebiasaan dan keseharian orang-orang Korea. Seringnya soju dan kimchi disebut-sebut dalam serial-serial Korea membuat penonton mengenal soju dan kimchi sebagai minuman dan makanan khas Korea lewat film-film seri dari negeri ginseng tersebut. Selain itu, tempat yang dijadikan lokasi syuting film-film seri Korea pada akhirnya menjadi promosi pariwisata Korea itu sendiri.

Drama-drama seri seperti Full House, Hello Miss, Love Story in Harvard, dan Princess Hours yang digemari para remaja Indonesia juga kaya akan nilai-nilai moral yang universal dan dapat dijadikan motivasi hidup bagi siapa saja yang menontonnya. Akan tetapi, sangat tidak bijak mencontoh setiap hal yang ditampilkan dalam drama-drama seri televisi tersebut, karena meskipun demikian, dalam membuat drama seri televisi di Indonesia (sinetron) tetaplah harus memperhatikan apakah hal-hal yang ingin dijadikan motivasi hidup pada tiap-tiap scenenya sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Namun, serial-serial televisi dari negeri ginseng tetap dapat dijadikan contoh dalam membuat sineron yang berkualitas.

Melalui Full House, ada pesan tentang budaya sopan santun sebagai bangsa yang besar. Bagaimana menghormati orang tua dengan tidak membentak mereka meskipun berbeda pendapat dengan orang tua kita sendiri. Hello Miss yang merupakan drama televisi yang mengusung tema modern, tanpa malu-malu unsur-unsur tradisional budaya khas Korea juga melekat dengan apik. Sosok Lee Soo-ha dalam Hello Miss merupakan gadis desa yag lugu, namun bangga dengan kebudayaan dan tradisi leluhurnya. Dalam beberapa kesempatan para tokoh dalam serial ini juga diarahkan untuk memakai hanbok, pakaian tradisional Korea. Selain itu, kesenian bangsa Korea seperti alat musik dan tarian Korea juga ditampilkan meskipun hanya sebagai selingan saja.

Berikut analisis tentang budaya-budaya Korea yang ditampilkan melalui serial televisi Full House, Hello Miss, dan Princess Hours di Indosiar, serta Love Story in Harvard di ANTV :

A. Budaya Material (overt material), meliputi : 1. Makanan khas Korea

a. Bibimbab ; secara harafiah berarti ”nasi campur” dari kata bibim (campur) dan bab (nasi). Nasi campur ini tidak sama dengan nasi campur yang ada di Indonesia. Bibimbab merupakan makanan Korea berupa semangkuk nasi putih dengan lauk di atasnya berupa sayur-sayuran, daging sapi, telur, dan sambal gochujang. Sebelum dimakan, nasi dan lauk diaduk menjadi satu.

b. Gimbab ; makanan khas Korea yang sangat digemari. Gimbab atau kimbab dibuat dari nasi yang digulung dengan rumput laut kering (Kim), isinya bervariasi dari sayur-sayuran, telur goreng, ikan, daging, sosis, dan biji- bijian.

c. Kimchi ; makanan fermentasi yang berasal dari sayuran. Sayuran utamanya meliputi sawi, lobak, dan ketimun.

d. Ramyeon ; mie ramen khas Korea, namun agak berbeda dengan ramen dari Jepang. Ramyeon Korea dapat pula berarti mi instan yang dijual kemasan karena itu adegan si tokoh memakan mi instan ketika lapar sering kita jumpai dalam serial-serial Korea.

e. Miyeok Guk atau Sup Rumput Laut ; tradisi masyarakat Korea di hari ulang tahun selalu menyediakan sup rumput laut di pagi harinya untuk sarapan.

f. Kimchi mandu ; penampilannya sekilas mirip asinan Bogor. Yang khas dari kimchi mandu ialah penggunaan kimchi yang merupakan makanan tradisional Korea. Kimchi mandu bagi Lee Soo-ha dan ayahnya memiliki kenangan tersendiri. Sewaktu masih hidup, ibu Lee Soo-ha senang membuatkan ayahnya makanan ini dan mengajarkan Lee Soo-ha cara membuatnya. Rasa kimchi mandu buatan ibu Soo-ha pun berbeda dengan kimchi mandu yang dibuat orang lain ataupun dengan yang dijual di pasar-pasar. Menurut Lee Soo-ha hal ini dikarenakan ibunya membuatnya dengan penuh rasa cinta dan kerinduan terhadap ayahnya.

g. Deokbokki ; dalam bahasa Indonesia artinya kue beras.

2. Sumpit ; peralatan makan orang Korea selain sendok. Sumpit ada yang terbuat dari kayu dan ada pula yang dari plastik dengan panjang 30 cm dan diameter 0.3 cm. Orang-orang Asia Timur seperti Cina dan Jepang menggunakan sumpit untuk mengambil makanan dan menyuapinya ke dalam mulut mereka.

3. Hanbok ; pakaian tradisional bangsa Korea. Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji), dan rok wanita (Chima). Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu, seperti perkawinan, masih digunakan .

4. Upacara Pernikahan ; pada serial Full House dan Love Story in Harvard adegan pernikahan memperlihatkan proses pemberkatan nikah. Hal ini terkait dengan bangsa Korea yang memiliki beberapa jenis aliran kepercayaan sudah banyak dipengaruhi ajaran Kristen,

baik Protestan maupun Katolik. Dalam serial Hello Miss diperlihatkan sekilas mengenai upacara pernikahan tradisional Korea. Dalam Princess Hours, diperlihatkan bagaimana proses pernikahan anggota keluarga kerajaan Korea.

5. Teknologi ; kedinamisan bangsa Korea ditunjukkan dengan kemajuan-kemajuan di bidang teknologinya melalui misalnya ponsel para tokoh cerita bermerek ”Samsung” yang merupakan produk dalam negeri mereka. Terdapat budaya mencintai produk dalam negeri bagi bangsa Korea seperti yang didengungkan pemerintah Indonesia ”Cintailah Produk dalam Negeri” yang ditujukan untuk bangsa Indonesia. Sangat jarang kita menjumpai mereka memakai ponsel yang bukan merek dalam negeri mereka sendiri.

6. Chol ; cara menghormat dengan membungkukkan kepala dan badan. Ada tiga cara membungkuk yang dilakukan oleh orang Korea dalam mereka memberikan sikap hormat kepada orang lain, yakni bungkukan ringan, berat, dan chol. Bungkukan ringan dapat dilihat pada saat Ji-eun bertemu dengan Min-hyuk dan Hye-won (Full House), mereka saling memberi salam dengan cara menggerakkan kepala dan badan dalam beberapa derajat ke arah bawah sambil mengucapkan “annyonghaseyo” atau “halo” dalam bahasa Indonesia. Bungkukan berat atau dalam sudah jarang ditemukan di kota-kota besar (Sugihastuti, 2008 : 195), namun jika bertemu dengan orang yang lebih tua atau atasan (bos) kita, maka bungkukan seperti ini dilakukan. Seperti Hyo-rin (Princess Hours) yang bertemu dengan ibu Yool, Chae-kyeong dan Shin yang memberi salam kepada ibu suri, raja, ataupun permaisuri. Serta Jung-min (Love Story in

Harvard) saat menyapa Mr.James Yu di pesta penerimaan mahasiswa baru. Chol dilakukan Lee Young-jae dan Han Ji-eun saat mereka mengunjungi orang tua Lee Young-jae sepulang dari bulan madu. Kim Hyun-woo yang memperkenalkan dirinya kepada ayah Su-in.

7. Tulisan ; sebagaimana yang kita ketahui bahwa abjad-abjad yang digunakan di Korea berbeda dengan abjad yang digunakan negara-negara lain. Bangsa Asia Timur memiliki abjad sendiri. Tulisan Cina menggunakan huruf- huruf kanji. Jepang juga merangkai kata dengan menggunakan huruf kanji, hiragana, dan katakana. Semua tulisan dalam serial Korea menggunakan abjad han gul (tulisan Korea).

8. Kebiasaan ; hal-hal yang biasanya dilakukan orang Korea dan sudah menjadi kebiasaan dan merupakan bagian dari budaya bangsa Korea. Kebiasaan- kebiasaan ini sangat banyak kita jumpai pada setiap serial Korea. Melalui serial inilah penonton menjadi tahu mengenai kebiasaan- kebiasaan orang Korea seperti apa. Dalam serial Korea kebiasaan- kebiasaan tersebut meliputi :

a. Mencuci pakaian dengan cara menginjak-injaknya.

Orang Korea senang mencuci baju dengan menginjak-injak kain atau baju yang telah direndam dengan air dan deterjen dalam ember. Han Ji-eun (Full House) selalu melakukan hal ini. Tidak hanya Han Ji-eun yang mencuci dengan cara ini, adegan-adegan mencuci baju dengan cara ini juga kita jumpai dalam film-film ataupun serial-serial Korea lainnya, seperti Stairway to Heaven, Bad Love, Love Story in Harvard, Silence, dan lain-lain.

Di setiap drama seri Korea termasuk Full House pasti terdapat adegan si tokoh berkaraoke baik bersama teman-temannya maupun sendirian. Orang Korea sangat suka pergi ke karaoke jika sedang ingin bersenang-senang juga dikala stres melanda mereka.

c. Mabuk-mabukan dengan minum-minum arak soju, minuman tradisional khas orang Korea. Jika seseorang sedang menghadapi masalah, baik itu masalah keluarga, cinta, pekerjaan, jalan terbaik untuk melarikan diri sementara dari persoalan yang menyita pikiran adalah minum arak. Hampir di setiap film Korea adegan mabuk- mabukan ini dijumpai. Di serial Full House ada adegan saat Han Ji-eun dan Lee Young-jae minum bir dan saling mencurahkan isi hati masing-masing. Kemudian Gang Hye-won dan Yoo Min-hyuk serta Young-jae juga sering minum alkohol di sebuah kafe sambil mengobrol. Begitu juga tokoh-tokoh dalam serial Hello Miss dan Love Story in Harvard. Acara minum bersama ini memiliki etiket tersendiri. Dianggap tak sopan jika seorang tamu sampai menuang sendiri minumannya ke dalam gelas.

d. Orang Korea dalam filmnya digambarkan sering ngobrol saat mulut mereka penuh berisi makanan. Kadangkala makanan tersebut muncrat ke arah lawan bicara. Penonton pasti menemukan adegan seperti ini dalam serial Full House saat Han Ji- eun atau juga Lee Young-jae makan.

e. Gendong-gendongan

Jika penonton cermat, dalam serial-serial Korea yang telah mereka tonton minimal ada satu adegan gendong-gendongan baik antara tokoh utama pria dan wanita maupun orang lain baik itu untuk menolong atau sekedar bermana-manja. Kali ini hal tersebut ditunjukkan oleh Han Ji-eun yang menggendong nenek Young-jae pada

saat mereka berkebun. Lee So-ha (Hello Miss) yang sedang mabuk juga digendong di punggung Su-yeon, saudara tirinya.

h. Kissing

Adegan ciuman (kissing) yang dilakoni para tokohnya. Ciuman yang peneliti maksud di sini bukan ciuman di pipi atau dahi melainkan ciuman yang diberikan di bibir seseorang yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

i. Hal-hal lainnya yang sering dijumpai pada serial-serial maupun film-film Korea termasuk dalam serial Full House, Hello Miss, Love Story in Harvard, dan Princess Hours ialah mengigau dengan memanggil ”ibu” saat si tokoh sakit dan demam tinggi. Selain itu tokohnya selalu mengucapkan kata ”semangat” baik untuk dirinya sendiri maupun ditujukan kepada orang lain untuk menimbulkan kepercayaan diri. Sepertinya ”semangat!” sudah begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea yang ditampilkan melalui serial-serial Korea. dan membentuk jari-jarinya seperti huruf ”V” ketika difoto.

B. Budaya Nonmaterial (covert material)

Selain menampilkan budaya-budaya material seperti makanan, minuman, ataupun pakaian, kebanyakan serial-serial Korea juga menampilkan budaya-budaya nonmaterial berupa pesan moral, seperti sopan-santun, menghormati orang tua, sportivitas, dan kegigihan dalam menjalani hidup. Serta menampilkan kebiasaan-kebiasaan mereka dalam setiap adegannya yang tampaknya telah menjadi budaya mereka juga, seperti cara makan serta adegan-adegan kissingnya.

1). Sopan-santun :

a. Orang yang lebih tua sangat dihormati. Jika menonton serial Korea melalui VCD atau DVD, maka kita akan tahu bagaimana cara mereka memanggil orang yang

lebih tua dari mereka. Namun, jika menonton di televisi, maka hal ini kurang tampak. Remaja Korea tidak memanggil orang yang lebih tua dari mereka dengan panggilan nama. Contohnya, remaja perempuan akan memanggil abang sebagai "oppa" dan kakak sebagai "onni". Mereka hanya memanggil dengan panggilan nama untuk adik mereka. Remaja lelaki pula memanggil abang sebagai "hyung" dan kakak sebagai "nuna". Perempuan Korea terkadang memanggil teman lelaki (kekasih) mereka dengan sebutan "oppa". Kang Hye-won (Full House) tidak pernah memanggil memanggil Yoo Min-hyuk langsung dengan namanya, tetapi ia selalu memanggilnya dengan “oppa”. Begitu juga Kim Hyu- woo (Love Story in Harvard) dipanggil “oppa” oleh Seulgi.

b. Memandang seseorang tepat pada mata apabila bercakap-cakap dianggap tidak sopan. Hal ini seperti terihat pada adegan Young Jae yang selalu mengelak dari memandang ayahnya walaupun dia tidak setuju dengan apa yang dikatakan ayahnya. Dalam Princess Hours juga demikian. Kita bisa melihatnya saat Putra Mahkota Shin berbicara dengan ayahnya, serta semua anggota istana dan para tokoh lainnya di Princess Hours.

c. Bila menerima atau memberi sesuatu kepada seseorang, menggunakan kedua tangan untuk menunjukkan kesopanan. Contohnya, bila air teh atau soju dituang, penuang menggunakan kedua tangan. Begitu juga orang yang menyambut cawan teh atau soju tersebut. Bila orang muda minum bersama orang yang lebih tua, adalah sopan jika orang muda itu tidak menghadap yang tua ketika minum. Pada waktu orang muda menggunakan tangan kanan ketika minum, tangan kirinya pula diletakkan di sebelah kanan di bawah lengan kanan.

d. Jika berjumpa atau sekedar berpapasan di jalan, mereka saling membungkukkan badan untuk memberi salam. Pria-wanita, tua-muda, serta anak-anak pun

melakukan hal ini. Jika bertemu dengan orang yang lebih tua atu lebih tnggi jabatannya, maka bungkukannya lebih dalam lagi. Jika bertemu dengan rekan sebaya, mereka hanya menundukkan kepala mereka. Dalam kesempatan formal, bungkukan itu seperti orang bersujud dengan tahapan-tahapan tertentu.

e. Pada saat meminta restu untuk menikah, biasanya orang Korea akan duduk dengan berlutut di hadapan orang tuanya.

2). Sportif

Kata sportif berkaitan dengan olah raga, merupakan sesuatu yang menyenangkan, tetapi tetap menjunjung nilai kejujuran, keadilan, mengakui keunggulan dengan tetap sesuai pada aturan. Dari definisi sportif yang berkaitan dengan olah raga tersebut , sifat yang diambil adalah jujur, apa adanya, adil, saling menghargai dan mengakui keunggulan serta kelemahan lawan. sportif yang merupakan kata sifat yang berarti jujur dan ksatria atau gagah. Dan kata sportivitas yang sebagai kata benda mempunyai arti orang yang melakukan olahraga tersebut (harus) memiliki kejujuran dan sikap kesatria dalam bertindak dan berprilaku saat berolah raga, seperti disiplin, mengikuti ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama, terutama saat mengikuti suatu pertandingan atau perlombaan olahraga. Kata sportif juga dapat merujuk pada kehidupan sehari-hari manusia dalam bertindak dan memperlakukan manusia lainnya. Misalnya, tidak berbuat curang dalam ujian, tidak memfitnah orang yang dibenci, menjilat,dan sebagainya. Dalam setiap serial-serial Korea, jiwa sportif ini selalu ditunjukkan oleh setiap tokohnya. Meskipun mereka bersaing dalam soal cinta, namun mereka tetap logis dengan tidak memfitnah satu sama lain, tidak ada dendam, dan menerima keadaan jika cintanya bertepuk sebelah tangan. Tidak seperti sinetron yang selalu tentang dendam dan kecurangan seperti ingin mencelakai lawan. Hye-won yang akhirnya tahu bahwa Ji-eun yang sebenarnya

dicintai Young-jae, menyuruh Young-jae kembali pada Ji-eun. Meskipun pada awalnya Hye-won (Full House) menyulut perang terhadap Ji-eun dalam merebut hati Young-jae, namun setelah tahu bahwa Young-jae tidak mencintainya, tidak memaksa keadaan dengan tetap menahan Young-jae untuk tetap berada di sisinya. Begitu juga dengan Min-hyuk yang mundur teratur setelah Ji-eun dengan tegas mengatakan kalau ia tidak mencintai Min-hyuk. Juga halnya dengan Hong Jung-min (Love Story in Harvard) yang menyukai Lee Su-in. Hyo-rin (Princess Hours) yang membenci Chae-kyeong karena telah merebut Shin darinya juga akhirnya melepaskan Shin setelah tahu Chae-kyeong yang dicintai Shin. Selain itu, jika merasa bersalah, para tokoh juga tidak segan-segan meminta maaf. Kakek Huang Man-bok (Hello Miss) akhirnya demi pernikahan cucunya rela berlutut dan meminta maaf pada tetua Hwa Ahn Dang atas kejadian pencurian sapi yang dilakukannya 50 tahun lalu.

 Budaya ”hidup bersama”

Kemajuan sebuah negara tampaknya juga menjadikan sistem sosial masyarakat beserta nilai-nilai kehidupan yang dianutnya juga berubah. Salah satu nilai kehidupan itu adalah nilai perkawinan. Pada setiap film ataupun drama seri Korea hidup bersama sebelum menikah banyak kita jumpai. Demikian halnya dalam serial Full House. Sahabat Ji-eun, Shin Dong-wook dan Yang Hee-jin menunjukkan hal ini. Hee-jin yang juga kekasih Dong-wook hamil dan memutuskan untuk hidup bersama sebelum mereka menikah. Karena mesti mengumpulkan uang dulu baru bisa membangun rumah tangga yang bahagia.

Dokumen terkait