• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Kelenjar Endokrin

Dalam dokumen Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak (Halaman 50-58)

Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran dan mensekresikan secara internal lansung ke pempuluh darah. Kelenjar endokrin ini kebalikan dari kelenjar eksokrin yang mempunyai saluran. Kelenjar endokrin mensekresikan hormon. Pada Gambar 11 di bawah ini ditampilkan sistim endokrin utama yang mengatur proses reproduksi pada ternak.

Gambar 11. Perkiraan lokasi kelenjar endokrin sapi yang mensekresikan hormon dalam pengaturan proses reproduksi. (Bearden and Fuquay, 1992)

Hipotalamus: hipotalamus merupakan kelenjar neuroendokrin yang membentuk

sepanjang dasar dan dinding lateral ventrikel ketiga dari otak yang sangat dekat hubungannnya dengan pituitari (Gambar 12). Sekresi hormonn gonadotropik dari pituitari anterior dikontrol oleh hormon pelepas peptida (peptide-releasing hormone) yang

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Kelenjar Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran dan mensekresikan secara internal lansung ke pempuluh darah. Kelenjar endokrin ini kebalikan dari kelenjar eksokrin yang mempunyai saluran. Kelenjar endokrin mensekresikan hormon. Pada Gambar 11 di bawah ini ditampilkan sistim endokrin utama yang mengatur proses reproduksi pada ternak.

Gambar 11. Perkiraan lokasi kelenjar endokrin sapi yang mensekresikan hormon dalam pengaturan proses reproduksi. (Bearden and Fuquay, 1992)

Hipotalamus: hipotalamus merupakan kelenjar neuroendokrin yang membentuk

sepanjang dasar dan dinding lateral ventrikel ketiga dari otak yang sangat dekat hubungannnya dengan pituitari (Gambar 12). Sekresi hormonn gonadotropik dari pituitari anterior dikontrol oleh hormon pelepas peptida (peptide-releasing hormone) yang

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Kelenjar Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran dan mensekresikan secara internal lansung ke pempuluh darah. Kelenjar endokrin ini kebalikan dari kelenjar eksokrin yang mempunyai saluran. Kelenjar endokrin mensekresikan hormon. Pada Gambar 11 di bawah ini ditampilkan sistim endokrin utama yang mengatur proses reproduksi pada ternak.

Gambar 11. Perkiraan lokasi kelenjar endokrin sapi yang mensekresikan hormon dalam pengaturan proses reproduksi. (Bearden and Fuquay, 1992)

Hipotalamus: hipotalamus merupakan kelenjar neuroendokrin yang membentuk

sepanjang dasar dan dinding lateral ventrikel ketiga dari otak yang sangat dekat hubungannnya dengan pituitari (Gambar 12). Sekresi hormonn gonadotropik dari pituitari anterior dikontrol oleh hormon pelepas peptida (peptide-releasing hormone) yang

diproduksi oleh sel-sel neurosecretory di dalam hipotalamus. Salah satunya adalah gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang menyebabkan pelepasan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari pituitary anterior.

Gambar 12. Hubungan antara hipotalamus dan kelenjar pituitary. (Bearden and Fuquay, 1992).

Endogenous opioids: Peptida-peptida endogenous opioids telah diidentifikasi di

dalam jaringan otak yang salah satunya adalah B-endorphin. B-endorphin ini didentifikasi dengan konsentrasi tinggi pada hipotalamus dan portal darah hypophyseal yang konsentrasinya berubah selama siklus berahi dan selama perbedaan status reproduksi. Dengan penyuntikan peptida opioid akan menghambat sekresi FSH dan LH namun menstimulir pelepasan prolaktin.

Kelenjar Pineal: Kelenjar pineal berlokasi di bagian belakang hipotalamus diantara

belahan-belahan otak dan mempunyai hubungan langsung dengan sisitim saraf pusat. Kelenjar ini member respon terhadap cahaya lingkungan dan peka terhadap perubahan cahaya (panjang siang). Hormon yang dikarakterisasi pada kelenjar pineal adalah melatonin diproduksi oleh sel-sel neurosecretory di dalam hipotalamus. Salah satunya adalah gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang menyebabkan pelepasan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari pituitary anterior.

Gambar 12. Hubungan antara hipotalamus dan kelenjar pituitary. (Bearden and Fuquay, 1992).

Endogenous opioids: Peptida-peptida endogenous opioids telah diidentifikasi di

dalam jaringan otak yang salah satunya adalah B-endorphin. B-endorphin ini didentifikasi dengan konsentrasi tinggi pada hipotalamus dan portal darah hypophyseal yang konsentrasinya berubah selama siklus berahi dan selama perbedaan status reproduksi. Dengan penyuntikan peptida opioid akan menghambat sekresi FSH dan LH namun menstimulir pelepasan prolaktin.

Kelenjar Pineal: Kelenjar pineal berlokasi di bagian belakang hipotalamus diantara

belahan-belahan otak dan mempunyai hubungan langsung dengan sisitim saraf pusat. Kelenjar ini member respon terhadap cahaya lingkungan dan peka terhadap perubahan cahaya (panjang siang). Hormon yang dikarakterisasi pada kelenjar pineal adalah melatonin diproduksi oleh sel-sel neurosecretory di dalam hipotalamus. Salah satunya adalah gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang menyebabkan pelepasan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari pituitary anterior.

Gambar 12. Hubungan antara hipotalamus dan kelenjar pituitary. (Bearden and Fuquay, 1992).

Endogenous opioids: Peptida-peptida endogenous opioids telah diidentifikasi di

dalam jaringan otak yang salah satunya adalah B-endorphin. B-endorphin ini didentifikasi dengan konsentrasi tinggi pada hipotalamus dan portal darah hypophyseal yang konsentrasinya berubah selama siklus berahi dan selama perbedaan status reproduksi. Dengan penyuntikan peptida opioid akan menghambat sekresi FSH dan LH namun menstimulir pelepasan prolaktin.

Kelenjar Pineal: Kelenjar pineal berlokasi di bagian belakang hipotalamus diantara

belahan-belahan otak dan mempunyai hubungan langsung dengan sisitim saraf pusat. Kelenjar ini member respon terhadap cahaya lingkungan dan peka terhadap perubahan cahaya (panjang siang). Hormon yang dikarakterisasi pada kelenjar pineal adalah melatonin

yang merupakan turunan dari asam amino triptopan. Kegelapan menyebabkan peningkatan aktivitas simpatetik terhadap kelenjar pineal yang meningkatkan sekresi melatonin. Beberapa studi mengindikasikan pola harian konsentrasi melatonin yang tinggi pada malam hari dan konsentrasi rendah pada siang hari baik pada hewan/spesies musiman maupun dengan tidak musiman. Perannya adalah sebagai pengatur aktivitas reproduksi yakni apakah dengan menstimulir atau menghambat fungsi gonad.

Gambar 13. Mekanisme cahaya mengatur sekresi melatonin dari kelenjar pineal. Impuls saraf dihasilkan dari photic signal ke mata yang ditarnsmisikan dari retina sepanjang saluran retinohypothalamic ke supra chiasmatic nuclei dan kemudian ke super cervical ganglia. (Bearden and Fuquay, 1992).

Beberapa kelanjar lain seperti ovarium, testis, adrenal korteks, plasenta dan uterus akan dibahas bersamaan dengan hormon yang diproduksi pada bagian hormon.

yang merupakan turunan dari asam amino triptopan. Kegelapan menyebabkan peningkatan aktivitas simpatetik terhadap kelenjar pineal yang meningkatkan sekresi melatonin. Beberapa studi mengindikasikan pola harian konsentrasi melatonin yang tinggi pada malam hari dan konsentrasi rendah pada siang hari baik pada hewan/spesies musiman maupun dengan tidak musiman. Perannya adalah sebagai pengatur aktivitas reproduksi yakni apakah dengan menstimulir atau menghambat fungsi gonad.

Gambar 13. Mekanisme cahaya mengatur sekresi melatonin dari kelenjar pineal. Impuls saraf dihasilkan dari photic signal ke mata yang ditarnsmisikan dari retina sepanjang saluran retinohypothalamic ke supra chiasmatic nuclei dan kemudian ke super cervical ganglia. (Bearden and Fuquay, 1992).

Beberapa kelanjar lain seperti ovarium, testis, adrenal korteks, plasenta dan uterus akan dibahas bersamaan dengan hormon yang diproduksi pada bagian hormon.

yang merupakan turunan dari asam amino triptopan. Kegelapan menyebabkan peningkatan aktivitas simpatetik terhadap kelenjar pineal yang meningkatkan sekresi melatonin. Beberapa studi mengindikasikan pola harian konsentrasi melatonin yang tinggi pada malam hari dan konsentrasi rendah pada siang hari baik pada hewan/spesies musiman maupun dengan tidak musiman. Perannya adalah sebagai pengatur aktivitas reproduksi yakni apakah dengan menstimulir atau menghambat fungsi gonad.

Gambar 13. Mekanisme cahaya mengatur sekresi melatonin dari kelenjar pineal. Impuls saraf dihasilkan dari photic signal ke mata yang ditarnsmisikan dari retina sepanjang saluran retinohypothalamic ke supra chiasmatic nuclei dan kemudian ke super cervical ganglia. (Bearden and Fuquay, 1992).

Beberapa kelanjar lain seperti ovarium, testis, adrenal korteks, plasenta dan uterus akan dibahas bersamaan dengan hormon yang diproduksi pada bagian hormon.

Hormon

Hormon disekresikan oleh kelenjar endokrin dan merupakan senyawa kimia yang dibawa melalui darah ke sel-sel target organ atau sel-sel target lain dimana hormon tersebut mengatur aktivitas fisiologis tertentu. Pada tabel di bawah ini disajikan kelenjar dan hormon yang disekresikan

Kelenjar Hormon kimiaKelas Fungsi

Hipotalamus Gonadotropin releasing

hormone (GnRH) Peptida Pelepasan FSH dan LH Prolactin inhibiting

factor (PIF) Peptida Retensi prolaktin Prolactin releasing

factor (PRF) Peptida Pelepasan prolaktin Corticotropin releasing

hormone (CRH) Peptida Pelepasan ACTH Pituitari

Anterior Follicle stimulatinghormone (FSH) Protein 1. Pertumbuhan folikel2. Pelepasan estrogen 3. Spermiogenesis Luteinizing hormone

(LH) Protein 1. Ovulasi2. Pembentukan dan fungsi corpus luteum (CL) 3. Pelepasan testosteron

Prolaktin Protein Sintesis susu

Adenocorticotropin

(ACTH) Polipeptida Pelepas glucocorticoids Pituitari

posterior Oksitosin Peptida 1. Kelahiran2. Pengeluaran air susu Ovarium Estrogens (estradiol) Steroid 1. Tingkah laku kawin

2. Karakteristik kelamin sekunder

3. Mempertahankan sisitim saluran betina

4. Pertumbuhan kelenjar susu Progestins (progesteron) Steroid 1. Mempertahankan

kebuntingan

2. Pertumbuhan kelenjar susu Relaxin Polipeptida 1. Ekspansi pelvis

2. Pelebaran serviks

Kelenjar Hormon kimiaKelas Fungsi

Testis Androgens (testosteron) Steroid 1. Tingkah laku kawin jantan 2. Spermatositogenesis 3. Mempertahankan sisitim

saluran jantan

4. Fungsi kelenjar aksesori

Inhibin Protein Mencegah pelepasan FSH

Adrenal cortex Glucocorticoids

(cortisol) Steroid 1. Kelahiran2. Sintesis susu Plasenta Human chorionic

gonadotropin (hCG) Protein Seperti LH Pregnant mare serum

gonadotropin (PMSG) Protein Seperti FSH

Estrogen Lihat Ovarium

Progestin Relaxin

Uterus Prostaglandin F

(PGF) Lemak 1. Regresi corpus luteum (CL)2. Kelahiran Sumber: Bearden and Fuquay, 1992

Hormon-hormon Reproduksi Primer

Hormon-hormon reproduksi primer diproduksi baik di dalam ovarium pada ternak betina, maupun testis pada ternak jantan. Pada tabel di bawah ini disajikan beberapa hormone yang diproduksi oleh gonad.

Kelas Hormon Estrogen Estradiol-17 ß Estriol Estrone Progestins Progesterone 17-Hydroxyprogesterone 20 ß-dihydroprogesterone Androgens Testosterone Androstenedione Dyhydrotestosterone Sumber: Bearden and Fuquay, 1992

Regulasi Hormon Reproduksi

Regulasi hormone reproduksi baik pada ternak jantan dan ternak betina disajikan pada Gambar 14 dan 15.

Gambar 14. Hubungan antara pelepas hormon hipotalamik, gonadotropin, dan ovarium dalam pengaturan fungsi reproduksi (Bearden and Fuquay, 1992).

GnRH dari hipotalamus menstimulir pelepasan FSH dan LH dari pituitari anterior. FSH menstimulir produksi estradiol dan inhibin pada sel-sel granulose di dalam folikel ovarium. Inhibin secara selektif menghambat pelepasan FSH. Ketika progesteron rendah, konsentrasi estradiol yang tinggi menstimulir gelombang GnRH, FSH dan LH sebagai umpan balik positif. LH menstimulir produksi dan pelepasan progesteron dari sel-sel granulose di dalam corpus luteum. Konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasan GnRH, FSH dan LH sebagai umpan balik negatif.

Regulasi Hormon Reproduksi

Regulasi hormone reproduksi baik pada ternak jantan dan ternak betina disajikan pada Gambar 14 dan 15.

Gambar 14. Hubungan antara pelepas hormon hipotalamik, gonadotropin, dan ovarium dalam pengaturan fungsi reproduksi (Bearden and Fuquay, 1992).

GnRH dari hipotalamus menstimulir pelepasan FSH dan LH dari pituitari anterior. FSH menstimulir produksi estradiol dan inhibin pada sel-sel granulose di dalam folikel ovarium. Inhibin secara selektif menghambat pelepasan FSH. Ketika progesteron rendah, konsentrasi estradiol yang tinggi menstimulir gelombang GnRH, FSH dan LH sebagai umpan balik positif. LH menstimulir produksi dan pelepasan progesteron dari sel-sel granulose di dalam corpus luteum. Konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasan GnRH, FSH dan LH sebagai umpan balik negatif.

Regulasi Hormon Reproduksi

Regulasi hormone reproduksi baik pada ternak jantan dan ternak betina disajikan pada Gambar 14 dan 15.

Gambar 14. Hubungan antara pelepas hormon hipotalamik, gonadotropin, dan ovarium dalam pengaturan fungsi reproduksi (Bearden and Fuquay, 1992).

GnRH dari hipotalamus menstimulir pelepasan FSH dan LH dari pituitari anterior. FSH menstimulir produksi estradiol dan inhibin pada sel-sel granulose di dalam folikel ovarium. Inhibin secara selektif menghambat pelepasan FSH. Ketika progesteron rendah, konsentrasi estradiol yang tinggi menstimulir gelombang GnRH, FSH dan LH sebagai umpan balik positif. LH menstimulir produksi dan pelepasan progesteron dari sel-sel granulose di dalam corpus luteum. Konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasan GnRH, FSH dan LH sebagai umpan balik negatif.

Gambar 15. Hubungan hormon-hormon yang mengatur fungsi reproduksi pada ternak jantan(Bearden and Fuquay, 1992).

GnRH dari hipotalamus menstimulir pelepasan FSH dan LH dari pituitari anterior. LH menstimulir sel-sel Leydig untuk memproduksi testosteron. Konsentrasi testosteron yang tinggi menghambat pelepasan GnRH, FSH dan LH, dimana pada konsentrasi yang rendah mengakibatkan pelepasan hormon-hormon tersebut, sebagai umpan balik negatif. FSH menstimulir sel-sel Sertoli untuk memproduksi inhibin dan androgen-binding-protein. Inhibin menghambat pelepasan FSH dan androgen-binding-protein mengikat testosteron di dalam tubulus seminiferus yang menjamin ketersediaan dan kelanjutan spermatogenesis.

PENUTUP

Untuk mencapai kompetensi bahan ajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui, kelenjar-kelenjar endokrin serta hormon yang disekresikan. Hormon

Gambar 15. Hubungan hormon-hormon yang mengatur fungsi reproduksi pada ternak jantan(Bearden and Fuquay, 1992).

GnRH dari hipotalamus menstimulir pelepasan FSH dan LH dari pituitari anterior. LH menstimulir sel-sel Leydig untuk memproduksi testosteron. Konsentrasi testosteron yang tinggi menghambat pelepasan GnRH, FSH dan LH, dimana pada konsentrasi yang rendah mengakibatkan pelepasan hormon-hormon tersebut, sebagai umpan balik negatif. FSH menstimulir sel-sel Sertoli untuk memproduksi inhibin dan androgen-binding-protein. Inhibin menghambat pelepasan FSH dan androgen-binding-protein mengikat testosteron di dalam tubulus seminiferus yang menjamin ketersediaan dan kelanjutan spermatogenesis.

PENUTUP

Untuk mencapai kompetensi bahan ajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui, kelenjar-kelenjar endokrin serta hormon yang disekresikan. Hormon

Gambar 15. Hubungan hormon-hormon yang mengatur fungsi reproduksi pada ternak jantan(Bearden and Fuquay, 1992).

GnRH dari hipotalamus menstimulir pelepasan FSH dan LH dari pituitari anterior. LH menstimulir sel-sel Leydig untuk memproduksi testosteron. Konsentrasi testosteron yang tinggi menghambat pelepasan GnRH, FSH dan LH, dimana pada konsentrasi yang rendah mengakibatkan pelepasan hormon-hormon tersebut, sebagai umpan balik negatif. FSH menstimulir sel-sel Sertoli untuk memproduksi inhibin dan androgen-binding-protein. Inhibin menghambat pelepasan FSH dan androgen-binding-protein mengikat testosteron di dalam tubulus seminiferus yang menjamin ketersediaan dan kelanjutan spermatogenesis.

PENUTUP

Untuk mencapai kompetensi bahan ajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui, kelenjar-kelenjar endokrin serta hormon yang disekresikan. Hormon

reproduksi primer merupakan hormon yang paling banyak bertanggung jawab dalam proses reproduksi, sehingga dengan mengetahui mekanisme hormon masing-masing hormon reproduksi primer, maka akan mudah bagi mahasiswa untuk membandingkan dan selanjutnya untuk memanipulasi status reproduksi khususnya pada ternak betina.

Soal-soal latihan sebagai penugasan

1. Sebutkan beberapa kelenjar endokrin beserta hormon yang disekresikan.

2. Sebutkan dan jelaskan hormon reproduksi primer pada ternak betina dan ternak jantan.

3. Jelaskan hubungan antara pelepas hormon hipotalamik, gonadotropin, dan ovarium dalam pengaturan fungsi reproduksi ternak betina.

Sumber Bacaan

1. Bearden HJ, Fuquay JW. 1992. Applied Animal Reproduction. 3rd Ed, Prentice Hall, Englewood Cliffs, Ney Jersey 07632.

2. Hafez ESE, Hafez B. 2000. Reproduction in Farm Animals. 7th, Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia, Baltimore, New York, London Buenos Aires, Hongkong, Sidney, Tokyo.

BAB 5

GAMETOGENESIS

Dalam dokumen Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak (Halaman 50-58)