• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.2 Uraian Data

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, tetapi sampel tersebut bersifat secara spesifik yang berarti bahwa sampel tersebut mencerminkan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang diteliti dan tidak mencerminkan atau mewakili populasi secara umum. Beberapa bank umum syariah merupakan objek dalam penelitian ini, di mana sampel yang

terdaftar di Bank Indonesia selama tahun pengamatan dan tidak mengalami kerugian selama tahun pengamatan.

Berdasarkan penjelasan diatas, objek penelitian yang akan digunakan adalah 9 bank umum syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Mega Syariah, Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Central Asia (BCA) Syariah, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin dan Maybank Syariah.

Perhitungan efisiensi teknik bank umum syariah dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) ini menggunakan tiga variabel input, yaitu: Simpanan, Aset, dan Biaya Tenaga Kerja. Sedangkan variabel outputnya adalah Pembiayaan dan Pendapatan Operasional.

Variabel input pertama, simpanan yaitu jumlah dana masyarakat baik individu maupun berbadan hukum yang dapat dihimpun oleh bank umum syariah.

Tabel 4.2

Perkembangan Jumlah Variabel Input Simpanan Tahun 2011-2014 (Jutaan Rupiah)

No Nama Bank Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Bank Muamalat Indonesia (BMI) 26.766.900 34.903.830 41.760.360 51.206.270

2 Bank Mega Syariah 4.933.556 7.108.754 7.736.248 5.881.057

3 Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah 6.756.261 8.980.035 11.488.209 16.246.405 4 Bank Syariah Mandiri (BSM) 42.618.000 47.409.000 56.461.000 59.821.000 5 Bank Central Asia (BCA) Syariah 864.100 1.261.800 1.703.000 2.338.700 6 Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah 9.906.412 11.948.889 13.794.869 16.711.516

7 Bank Panin Syariah 420.757 1.223.588 2.870.310 5.076.082

8 Bank Syariah Bukopin 2.291.783 2.850.784 3.272.263 3.994.957

9 Bank Maybank Syariah 349.848 710.726 976.718 1.043.046

Jumlah Simpanan 94.907.617 116.397.406 140.062.977 162.319.033

Pertumbuhan - 22,64% 20,33% 15,89%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah simpanan 9 bank umum syariah dalam penelitian ini terus mengalami kenaikan dari tahun 2011-2014, meskipun persentase pertumbuhannya mengalami penurunan. Kenaikan jumlah simpanan bank umum syariah ini mencerminkan adanya upaya-upaya yang telah dilakukan bank-bank syariah dalam peningkatan penghimpunan dana dari masyarakat. Upaya-upaya tersebut diantaranya perbaikan strategi marketing bank-bank syariah.

Variabel input kedua adalah total aset, yaitu jumlah aset yang dimiliki oleh bank umum syariah. Berdasarkan Tabel 4.3, total aset 9 bank umum syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun persentase pertumbuhan aset pada 9 bank umum syariah mengalami penurunan setiap tahunnya. Persentase pertumbuhan mengalami penurunan paling tinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,92%.

Tabel 4.3

Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset Tahun 2011-2014 (Jutaan Rupiah)

No Nama Bank Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Bank Muamalat Indonesia (BMI) 32.479.507 44.854.413 53.723.980 62.413.310

2 Bank Mega Syariah 5.564.662 8.163.668 9.121.576 7.042.468

3 Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah 8.466.887 10.645.313 14.708.504 19.492.112 4 Bank Syariah Mandiri (BSM) 48.671.950 54.229.396 63.956.361 66.942.422 5 Bank Central Asia (BCA) Syariah 1.217.097 1.602.181 2.041.419 2.994.449 6 Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah 11.200.823 14.088.914 17.400.914 20.343.249

7 Bank Panin Syariah 1.018.618 2.140.482 4.052.701 6.207.678

8 Bank Syariah Bukopin 2.730.027 3.616.108 4.343.069 5.161.300

9 Bank Maybank Syariah 1.692.959 2.062.552 2.299.971 2.449.723

Jumlah Aset 113.042.530 141.403.027 171.648.495 193.046.711

Pertumbuhan - 25,09% 21,39% 12,47%

Variabel input yang ketiga adalah biaya tenaga kerja yang didefinisikan sebagai biaya gaji, biaya pendidikan dan tunjangan kesejahteraan karyawan bank syariah. Jumlah biaya tenaga kerja 9 bank umum syariah dalam penelitian ini bertambah dari tahun ke tahun, namun persentase pertumbuhannya bersifat fluktuatif. Tabel 4.4 memperlihatkan jumlah biaya tenaga kerja yang semakin besar tiap tahunnya. Hal ini disebabkan kebutuhan jumlah tenaga kerja bank-bank syariah yang semakin bertambah pula tiap tahunnya.

Tabel 4.4

Perkembangan Jumlah Variabel Input Biaya Tenaga Kerja Tahun 2011-2014 (Jutaan Rupiah)

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia 2011-2014

Adapun variabel output yang pertama adalah pembiayaan. Pembiayaan berarti produk penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat baik individu maupun berbadan hukum dengan menggunakan akad-akad muamalah. Pada tabel 4.5 jumlah pembiayaan 9 bank umum syariah mengalami peningkatan. Akan tetapi mengalami perlambatan pertumbuhan setiap tahunnya. Penurunan di tahun 2013 mencapai 10% dan pada tahun 2014 mencapai 17,4%. Perlambatan

No Nama Bank Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Bank Muamalat Indonesia (BMI) 410.355 546.875 754.058 860.392

2 Bank Mega Syariah 305.364 320.308 359.487 339.721

3 Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah 183.764 317.073 461.512 644.458 4 Bank Syariah Mandiri (BSM) 964.882 973.160 1.192.403 1.359.776

5 Bann Central Asia (BCA) Syariah 32.755 39.039 40.683 51.596

6 Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah 302.475 323.383 400.267 447.030

7 Bank Panin Syariah 14.956 19.907 35.375 54.735

8 Bank Syariah Bukopin 42.363 48.997 59.737 66.061

9 Bank Maybank Syariah 18.786 23.895 26.430 30.601

Jumlah Biaya Tenaga Kerja 2.275.700 2.612.637 3.329.952 3.854.370

pertumbuhan ini disebabkan oleh penurunan persentase yang juga terjadi pada variabel input simpanan dan aset. Kenaikan ataupun penurunan aset dan simpanan memiliki pengaruh yang positif terhadap pembiayaan.

Tabel 4.5

Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan Tahun 2011-2014 (Jutaan Rupiah)

No Nama Bank Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Bank Muamalat Indonesia (BMI) 22.469.190 32.361.440 41.786.710 43.086.720

2 Bank Mega Syariah 4.094.797 6.213.570 7.185.390 5.455.672

3 Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah 5.310.292 7.631.994 11.242.241 15.040.920 4 Bank Syariah Mandiri (BSM) 36.727.000 44.755.000 50.460.000 49.133.000 5 Bank Central Asia (BCA) Syariah 680.900 1.007.700 1.421.600 2.132.200 6 Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah 9.170.300 11.403.000 14.167.362 15.691.430

7 Bank Panin Syariah 705.619 1.517.342 2.581.882 4.736.314

8 Bank Syariah Bukopin 1.914.492 2.622.023 3.281.655 3.710.720

9 Bank Maybank Syariah 998.602 1.372.076 1.435.906 1.617.383

Jumlah Pembiayaan 82.071.192 108.884.145 133.562.746 140.604.359

Pertumbuhan - 32,67% 22,67% 5,27%

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia 2011-2014

Variabel output yang ketiga adalah pendapatan operasional. Pendapatan operasional adalah pendapatan hasil dari kegiatan operasional. Jumlah pendapatan operasional 9 bank umum syariah di Indonesia mengalami perningkatan pendapatan operaasioal selama tahun 2011-2014, meskipun jumlah persentasenya bersifat fluktuatif. Kenaikan jumlah pendapatan operasional ini dikaitkan dengan upaya bank-bank umum syariah sendiri yang telah meningkatkan variasi jasa dan produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Jasa dan produk ini meliputi pelayanan e-banking, internet-banking, phone-banking, sms-banking dan produk lainnya

Tabel 4.6

Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan Operasional Tahun 2011-2014 (Jutaan Rupiah)

No Nama Bank Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Bank Muamalat Indonesia (BMI) 2.674.529 3.382.836 4.794.215 5.528.378

2 Bank Mega Syariah 982.607 1.302.342 1.673.842 1.380.376

3 Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah 845.962 1.020.515 1.480.209 2.176.438 4 Bank Syariah Mandiri (BSM) 4.853.020 5.823.541 6.631.270 6.549.114

5 Bank Central Asia (BCA) Syariah 99.792 131.450 170.299 245.455

6 Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah 1.141.770 1.507.472 1.875.620 2.140.056

7 Bank Panin Syariah 74.893 152.105 283.759 559.789

8 Bank Syariah Bukopin 245.306 311.220 401.503 502.834

9 Bank Maybank Syariah 104.930 135.607 207.478 275.672

Jumlah Pendapatan Operasional 11.022.809 13.767.088 17.518.195 19.358.112

Pertumbuhan - 24,90% 27,25% 10,50%

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia 2011-2014 4.2 Hasil Penelitian

Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, di mana suatu bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk memberikan hasil yang maksimal (Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009). Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis adalah salah satu ukuran kinerja yang mendasari seluruh kinerja organisasi. Efisiensi dalam dunia perbankan lazim digunakan untuk memberikan jawaban atas berbagai kesulitan dalam menghitung berbagai ukuran kinerja.

Perhitungan efisiensi teknik perbankan syariah dengan analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu simpanan, aset dan biaya tenaga kerja. Variabel outputnya meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional. Adapun

perhitungan dan penjabaran dengan analisis DEA dilakukan pada bank umum syariah. Hal ini sesuai dengan teori tentang analisis DEA dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap efisiensi relatif dari UKE yang sebanding dalam membentuk garis frontier (Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R., 2008).

DEA merupakan ukuran efisiensi relatif, yang mengukur inefisiensi unitunit yang ada dibandingkan dengan unit lain yang dianggap paling efisien alam set data yang ada. Sehingga dalam analisis DEA dimungkinkan beberapa unit mempunyai tingkat efisiensi 100 persen yang artinya adalah bahwa unit tersebut merupakan unit yang terefisien dalam set data tertentu dan waktu tertentu (Hadad, 2003:14).

4.2.1 Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi Teknik Bank Umum

Dokumen terkait