• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

4.8 Uraian proses produksi CPO

Proses produksi CPO di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses produksi CPO di PT. AMP Plantation

Pada prinsipnya proses pengolahan TBS kelapa sawit adalah proses untuk memperoleh minyak dan inti sawit dari buah sawit. Secara keseluruhan proses yang berjalan di pabrik kelapa sawit terjadi secara berkesinambungan dan terkait satu sama lain. Kegagalan pada satu tahap akan berpengaruh pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus berjalan dengan lancar

Stasiun penerimaan buah

Stasiun sortasi buah

Storage tank Stasiun loading ramp

Stasiun sterilizer

Stasiun klarifikasi Stasiun perontokan ( Threshing) 0

0 9

Stasiun pengempaan (press)

Penumpukan CPO dalam tangki timbun

sesuai dengan prosedur operasional kerja (SOP). Adapun proses pengolahan tandan buah segar menjadi CPO adalah sebagai berikut:

1. Stasiun penerimaan buah

Buah sawit yang dibawa dari perkebunan diterima pertama kalinya di stasiun penerimaan buah. Stasiun ini dilengkapi dengan jembatan penimbangan yang berfungsi untuk menimbang berat TBS yang masuk kedalam pabrik untuk diolah lebih lanjut. Jembatan timbangan dipakai menggunakan sistem komputer untuk menentukan berat. Jembatan timbangan ada 2 dengan kapasitas maksimum timbangan ini adalah 40 ton dan 60 ton.

Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal (berat bruto) sebelum TBS dibongkar dan disortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang untuk mendapatkan selisih berat awal dan berat akhir dari truk sebagai berat sawit (berat bersih) yang diterima oleh pabrik. Hal ini sesuai dengan tujuan penimbangan yaitu untuk mengetahui berat muatan TBS sehingga memudahkan dalam perhitungan atau pembayaran hasil panen serta memudahkan untuk proes pengolahan selanjutnya (Pardamean, 2012).

2. Stasiun sortasi Buah

Kegiatan sortasi pada stasiun ini sangat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh pada pengolahan selanjutnya, sehingga dengan pelaksanaan sortasi sebaik mungkin akan mempengaruhi kualitas minyak yang akan diolah. Penilaian mutu TBS yang tepat atas kualitas di pabrik kelapa sawit di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Penilaian mutu TBS yang tepat atas kualitas di PT. AMP Plantation

Kualitas buah Kriteria Tindakan

TBS Inti/ Plasma Lokal

- Warna buah hitam atau sedikit merah

- Warna mesocarp mesti merah kekuningan

Tandan kosong < 10% brondolan tinggal dipermukaan luar

- Tangkai sudah sedikit kering buah belum busuk

Inti tidak diterima Plasma diterima dengan potongan

Dipulangkan

Buah busuk - Tandan sudan berbau busuk - Tangkai sudah kering dan hitam - Tandan >48 jam selepas panen

buah berasal dari buah restan

Dipulangkan Dipulangkan

Buah tangkai panjang

Tangkai <2,5 cm Dipulangkan Diterima

dengan potongan Buah basah Mengandung air karena sengaja

disiram atau terkena air hujan Buah berpasir Pasir sengaja disiram atau

dicampur dengan brondolan

Inti diterima Plasma diterima dengan potongan

Tidak diterima

Sumber: Bagian sortasi PT. AMP Plantation Unit POM

Berdasarkan Tabel 7 maka dapat dilihat standar kriteria dan kualitas tandan buah segar yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Ketentuan dan standar kualitas TBS yang ditolak di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Ketentuan dan standar quality tandan buah yang ditolak di

No Kriteria Penolakan Keterangan

1 TBS mentah - Tidak membrondol

- TBS tangkai panjang tidak boleh lewat 5 cm - Jika lebih wajib dipotong 1 kg/tandan 6 TBS campur sampah Buah diterima dengan potongan minimal 5%

Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation

Proses selanjutnya setelah dilakukan sortasi terhadap tandan buah segar dilakukan pembongkaran buah.

3. Stasiun loading ramp

TBS yang sudah selesai disortasi ditampung di loading ramp kemudian diisikan kedalam lori yang akan membawa TBS ke sterilizer untuk perebusan.

Loading ramp mempunyai pintu- pintu yang berjumlah 20 buah. Pintu- pintu tersebut berfungsi sebagai tempat penampungan dan mempermudah pengisian TBS kedalam lori. Untuk menggerakkan pintu digunakan double blanks handle control, setelah lori penuh maka pintu loading ramp akan ditutup kembali.

Kapasitas loading ramp adalah 200 ton.

Loading ramp di pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation ini yaitu ada 2 yang terdiri dari penampungan tandan buah segar yang berasal dari kebun inti/

plasma dan tandan buah segar yang berasal dari kebun masyarakat lokal.

4. Stasiun sterilizer

Sterilizer merupakan alat untuk merebus TBS. Sterilizer berbentuk tabung horizontal yang menampung 12 unit lori. Lori yang sudah terisi TBS dimasukkan kedalam sterilizer dengan menggunakan transfer cariage dan capstand.

Kapasitas 1 sterilizer adalah 40 ton/jam. Perebusan dilakukan dengan menggunakan uap panas dari boiler yang dialirkan pada suhu antara 120- 1300C selama 90 menit.

Pola perebusan yang digunakan pada stasiun sterilizer di PT. AMP Plantation adalah sistem perebusan triple peak (tiga puncak) yaitu puncak I dengan tekanan 1,2 kg/cm, puncak II dengan tekanan 2,0 kg/cm, kemudian puncak III tekanan 2,7 kg/cm ditahan selama 39,5 menit. Jumlah puncak dalam pola rebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau uap keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat Adi (2012) perebusan yang dilakukan dengan tekanan uap 2,8 kg/cm2 dan waktu antara 80-90 menit merupakan yang paling optimal karena menghasilkan minyak dan inti yang memuaskan. Selain itu, pada proses perebusan juga perlu dilakukan pengurasan udara agar udara bisa keluar dan digantikan oleh uap air sebagai media perebusan.

5. Stasiun perontokan

Buah dalam lori yang telah direbus dikeluarkan dari sterilizer dengan menggunakan capstand. Kemudian lori yang berisi buah tersebut dicurahkan ke autofeeder. Dari autofeeder, buah rebusan tersebut menuju tresher (mesin perontok). Perontokan ini bertujuan untuk memisahkan/ melepaskan buah dari tandannya.

Cara kerja alat ini didasarkan pada sentakan- sentakan yang ditimbulkan oleh adanya bantingan TBS. TBS yang masuk ke dalam thresher yang sedang berputar akan terletak pada dinding thresher karena adanya gaya sentrifugal dan

gravitasi maka tandan akan ikut terangkat dan jatuh, lalu terangkat kembali dan jatuh selama perontokan.

Buah yang telah membrondol akan keluar dan masuk ke screw conveyor menuju hopper, tandan kosong di cek kembali jika ada tandan yang masih terdapat brondolan maka akan diambil dan direbus kembali untuk menghindari losis dengan batas minimal brondolan yang tersisa untuk dikembalikan sekitar 3%.

6. Stasiun pengempaan (press)

Pada stasiun ini terjadi 2 proses yaitu proses pelumatan dan proses pengempaan minyak dari daging buah pada screw press.

a. Digester (ketel aduk)

Digester (ketel aduk) dilengkapi dengan perajang atau pisau dengan tujuan lain agar mudah ditempa dalam screw press. Proses pengadukan akan berjalan lebih baik bila suhu dan volume di dalam digester dikontrol dengan baik. Faktor temperatur sangat berpengruh dalam proses pelumatan. Temperatur dalam tabung digester adalah 90-95 0C yang didapat dari uap dan dialirkan ketabung digester.

Pemberian uap dengan suhu 90-95 0C ini bertujuan pada suhu tersebut minyak sudah mencair sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairannya lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Pardamean (2012) suhu yang digunakan dalam screw press berkisar 90-95 0C. Pengadukan ini berjalan selama 15 menit kemudian pintu digester yang menuju ke csrew press dibuka.

b. Pengepresan

Dalam proses pengepresan tekanan hidrolik sangat menentukn keberhasilan pemisahan minyak dari serat. Pada saat pengepresan terlalu rendah maka akan mengakibatkan oil lossis dan sebaiknya jika terlalu kuat maka akan menyebabkan presentasi kernel pecah semakin meningkat. Hasil pengepresan berupa minyak kasar kemudian masuk ke sand trap tank. Minyak kasar tersebut selanjutnya akan masuk ke stasiun pemurnian, sedangkan ampas pengempaan berupa serabut keluar melalui celah- celah cone dikirim ke depericarter menggunakan cake break conveyer. Oil lossis pada pengempaan sebesar 4% per ons sampel. Kapasitas press adalah 15 ton/jam.

7. Stasiun klarifikasi

Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim kestasiun klarifikasi untuk diproses lebih lanjut hingga mendapat hasil CPO yang sesuai dengan standar yang diharapkan perusahaan.

a. Pemisahan pasir dari minyak (sand trap tank)

Minyak yang sudah keluar dari screw press melalui oil gutter dialirkan kedalam sand trap tank dengan tujuan pemisahan minyak dengan kotoran/

mengendapkan pasir. Untuk memudahkan pengendapan maka suhu minyak harus diatur antara 85-96 0C. Selanjutnya minyak masuk ke crude oil tank yang sebelumnya disaring pada vibrating screen yang bergetar secara horizontal.

b. Vibrating screen

Minyak kasar yang disaring pada vibrating screen yang terdiri dari dua tingkat yaitu berukuran 20 mesh untuk saringan atas dan 40 mesh untuk saringan bawah. Saringan tersebut digunakan untuk memisahkan partikel- partikel padat

seperti pasir, serabut, lumpur dan kotoran- kotoran lainya. Kotoran dari proses penyaringan ini dikembalikan lagi fruit elevator untuk di ekstrak kembali.

c. Pemisahan lumpur, air dan kotoran- kotoran yang terbawa pada minyak kasar (clarifier tank)

Fungsi clarifier tank adalah untuk mengendapkan lumpur yang masih terkandung dalam minyak kasar. Untuk mempermudah adanya proses pengendapan maka suhu operasi didalam clarifier tank dipertahankan 950C.

Tangki ini dilengkapi stirrer yang berputar 3-5 rpm supaya miyak akan terpisah sendirinya karena pengaruh panas. Lama proses pengendapan pada tangki ini sekitar 3 jam sehingga minyak yang naik akan membentuk lapisan tersendiri dan selanjutnya akan keluar melalui pipa oil tank. Sedangkan air, solid dan sludge akan mengendap kebagian dasar tangki dan keluar melalui pipa akibat tekanan menuju sludge tank.

d. Tangki penampungan minyak (oil tank)

Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah, kemudian ditampung dalam tangki ini untuk dipanaskan lebih lanjut sebelum diproses pada sentrifugasi minyak. Operasi kerja alat ini berkisar pada suhu 90-95 0C. Sistem pemanasannya dilakukan dengan alat heat excharger dibuat dari sebuah pipa dengan posisi melingkar dan dialiri uap dengan tekanan kerja uap ±3kg/cm2.

e. Pengurangan kadar air pada minyak (vacum drier)

Berfungsi untuk memisahkan air dan minyak dengan pompa vacum drier dengan suhu antara 90-95 0C. Sehingga didapat minyak yang standar untuk dijual dipasaran. Minyak masuk kedalam vacum drier melalui nozzle untuk memercikkan minyak kedalam vacum, akibat adanya kandungan air yang larut

dalam minyak akan menguap dan akan keluar keatas vacuum drier yang disebabkan hisapan pompa vacum, sedangkan minyak yang telah murni dipompakan ke storange tank.

Dokumen terkait