• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.3 Tujuan dan Sasaran Organisasi

Penetapan tujuan dan sasaran didasarkan pada identifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan (Critical Succes Factor). Penetapan tujuan akan mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan. Sasaran menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan terfokus yang bersifat spesifik, terinci, terukur dan dapat dicapai.

Tujuan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Meningkatkan penerimaan sumber Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara 2. Meningkatkan kualitas aparatur dalam pemberdayaan potensi daerah sebagai sumber

penerimaan daerah

3. Meningkatkan kualitas pelayanan

Sedangkan sasaran Badan pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Terwujudnya penerimaan daerah yang optimal

2. Bertambahnya jumlah personil Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk menggali potensi Pendapatan Daerah

3. Bertambahnya jumlah potensi objek dan subjek pajak dan retribusi daerah 2.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi merupakan salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar 2.1

Bagan Organisasi Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Provsu

Sumber : UPT SAMSAT Medan Selatan

Dalam upaya meningkatkan pelayanan langsung kepada masyarakat baik dalam pelaksanaan teknis maupun mendukung pelaksanaan tugas, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 (tiga puluh tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Pendapatan Daerah yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota Se-Sumatera Utara; 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Dukungan Operasional Layanan Pendapatan Daerah serta 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan. UPT Pengelola Pendapatan Daerah di lingkungan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, terdiri dari:

1. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Medan Utara, wilayah kerja meliputi wilayah Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan;

2. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Medan Selatan, wilayah kerja meliputi wilayah Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu;

3. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pangkalan Brandan, wilayah kerja Kecamatan Gebang, Babalan, Sei Lepan, Pematang Jaya, Brandan Barat, Pangkalan Susu dan Kecamatan Besitang, Kabupaten Lengkat, berkedudukan di Pangkalan Brandan;

4. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Stabat, wilayah kerja Kabupaten Langkat, berkedudukan di Stabat;

5. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Binjai, wilayah kerja Kota Binjai, berkedudukan di Binjai;

6. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Lubuk Pakam, wilayah kerja Kabupaten Deli Serdang, berkedudukan di Lubuk Pakam;

7. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sei Rampah, wilayah kerja Kabupaten Serdang Bedagai, berkedudukan di Sei Rampah;

8. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tebing Tinggi, wilayah kerja Kota Tebing Tinggi, berkedudukan di Tebing Tinggi;

9. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Lima Puluh, wilayah kerja Kabupaten Batubara, berkedudukan di Lima Puluh;

10. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Perdagangan, wilayah kerja Kecamatan Bandar, Pematang Bandar, Bosar Maligas, Ujung Padang, Bandar Haluan dan Kecamatan Masilan, Kabupaten Simalungun, berkedudukan di Perdagangan;

11. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kisaran, wilayah kerja Kabupaten Asahan, berkedudukan di Kisaran;

12. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tanjung Balai, wilayah kerja Kota Tanjung Balai;

13. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Aek Kanopan, wilayah kerja Kabupaten Labuhanbatu Utara, berkedudukan di Aek Kanopan;

14. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Rantau Prapat, wilayah kerja Kabupaten Labuhan batu, berkedudukan di Rantau Prapat;

15. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Pinang, wilayah kerja Kabupaten Labuhan batu Selatan, berkedudukan di Kota Pinang;

16. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sibuhuan, wilayah kerja Kabupaten Padang Lawas, berkedudukan di Sibuhuan;

17. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Padang Sidempuan, wilayah kerja Kota Padang Sidempuan, berkedudukan di Padang Sidempuan;

18. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sipirok, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli Selatan, berkedudukan di Sipirok;

19. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Panyabungan, wilayah kerja Kabupaten Mandailing Natal, berkedudukan di Panyabungan;

20. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sibolga, wilayah kerja Kota Sibolga, berkedudukan di Sibolga;

21. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pandan, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli Tengah, berkedudukan di Pandan;

22. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tarutung, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli Utara, berkedudukan di Tarutung;

23. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Balige, wilayah kerja Kabupaten Toba Samosir, berkedudukan di Balige;

24. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Siantar, wilayah kerja Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun, berkedudukan di Pematang Siantar;

25. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Dolok Sanggul, wilayah kerja Kabupaten Humbang Hasundutan, berkedudukan di Dolok Sanggul;

26. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pangururan, wilayah kerja Kabupaten Samosir, berkedudukan di Pangururan;

27. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sidikalang, wilayah kerja Kabupaten Dairi, berkedudukan di Sidikalang;

28. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabanjahe, wilayah kerja Kabupaten Karo, berkedudukan di Kabanjahe;

29. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Gunungsitoli, wilayah kerja Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Nias Barat, berkedudukan di Gunungsitoli;

30. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Teluk Dalam, wilayah kerja Kabupaten Nias Selatan, berkedudukan di Teluk Dalam;

31. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Gunung Tua, wilayah kerja Kabupaten Padang Lawas Utara, berkedudukan di Gunung Tua;

32. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Natal, wilayah kerja Kecamatan Batang Natal, Lingga Bayu, Natal, Muara Batang Gadis, Batahan, Sinunukan dan Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Mandailing Natal, berkedudukan di Natal;

33. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Salak, wilayah kerja Kabupaten Pakpak Barat, berkedudukan di Salak;

Gambar 2.2

Bagan Organisasi UPT. SAMSAT

Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Povinsi Sumatera Utara

Sumber : UPT SAMSAT Medan Selatan 2.5 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat

1) UPT Samsat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Badan bidang pajak dan retribusi Daerah

2) UPT Samsat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis di bidang pajak dan retribusi daerah;

b. Penyelenggaraan pelayanan di bidang pajak dan retribusi daerah.

3) Kepala UPT Samsat, mempunyai uraian tugas:

a. Menyelenggarakan perumusan program kerja UPT Samsat;

b. Menyelenggarakan koordinasi, memimpin, pembinaan, dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPT SAMSAT;

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pelayanan, pengendalian, evaluasi, pelaporan, dan koordinasi pajak dan retribusi Dearah;

d. Menyelenggrakan pelayanan pajak dan retribusi daerah;

e. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan teknis operasional;

f. Menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait;

g. Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

Untuk melaksankan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud, Kepala UPT Samsat dibantu:

a. Sub Bagian Tata Usaha;

b. Seksi Pendataan dan Penetapan;

c. Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan;

1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai uraian tugas :

a. Melaksanakan penyusunan program kerja UPT Samsat dan Sub Bagian Tata Usaha;

b. Melaksanakan kehumasan dalam lingkup UPT Samsat;

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

d. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan;

e. Melaksanakan rekonsiliasi potensi pajak dan retribusi Daerah;

f. Melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;

g. Melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;

h. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja terkit;

j. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja UPT Samsat dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha;

k. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2) Kepala Seksi Pendataan dan Penatapan, mempunyai uraian tugas:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pendataan dan Penetapan;

b. Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan pendataan dan pendaftaran, serta penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;

c. Melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi, pembukuan, dan pelaporan pendataan, dan penetapan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

d. Melaksanakan pelayanan pendataan, pendaftaran, dan penetapan, PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

e. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan pelayanan pendataan dan pendaftaran, serta penetapan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

f. Melaksanakan penyusunan bahan telaahaan staf sebagai bahan kebijakan teknis operasional;

g. Melaksanakan koordinasi dengan Kabupaten/ Kota serta Unit Kerja terkait;

h. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3) Kepala Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan mempunyai uraian tugas:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi penagihan dan pengelolaan tunggakan;

b. Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;

c. Melaksanakan pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan serta keberatan dan banding PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

d. Melaksanakan koordinasi, pengendalian evaluasi pelaporan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

e. Melaksanakan penyuluhan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

f. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan kebijakan teknis operasional;

g. Melakanakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait;

h. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2.6 Sumber Daya Manusia

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah dalam melaksanakan pembangunan diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional, bermoral, bersih, bertanggung jawab serta beretika. Profesionalisme sangat terkait dengan kompetensi ASN yang didalamnya terdapat tingkat penguasaan ilmu pengetahuan/keterampilan yang diperlukan oleh jabatan yang akan dan sedang didudukinya.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sampai saat ini Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah memiliki sumber daya aparatur berdasarkan pangkat dan golongan berjumlah 827 orang dan 851 orang tenaga administrasi perkantoran.

2.7 Gambaran Jumlah Kendaraan Bermotor yang terdaftar di UPT SAMSAT Medan Selatan dan Jenis Kendaraan Tahun 2017-2019

Di bawah ini adalah jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di UPT SAMSAT Medan Selatan dan jenis kendaraan tahun 2017-2019:

Tabel 2.1

Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di UPT SAMSAT Medan Selatan dan Jenis Kendaraan Tahun 2017-2019

2019 8.937 147 2.567 40.589 52.240

Sumber : Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara

Pada tahun 2017, jumlah mobil penumpang adalah sebanyak 389, mobil bus sebanyak 4, mobil gerobak 374, sepeda motor sebanyak 13.137 sehingga jumlah keseluruhannya adalah 13.904.

Pada tahun 2018, jumlah mobil penumpang adalah 4.015 mobil bus sebanyak 92, mobil gerobak 1.422, sepeda motor sebanyak 25.123, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 30.652.

Pada tahun 2019, jumlah mobil penumpang berjumlah 8.937, mobil bus sebanyak 147, mobil gerobak 2.567, sepeda motor sebanyak 40.589, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 52.240.

Adapun pengertian dari jenis Kendaraan Bermotor pada tabel di atas adalah:

1. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk sebanyak-banyaknya delapan orang, tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.

2. Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk lebih dari delapan orang, tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.

3. Mobil Gerobak adalah setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang, selain mobil penumpang, mobil bis, dan kendaraan bermotor roda dua.

4. Sepeda Motor adalah setiap kendaraan bermotor yang beroda dua

Medan Selatan

Seiring dengan tuntutan terhadap peningkatan pelayanan publik yang merata di setiap Sentra Pelayanan, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, UPT SAMSAT Medan Selatan berkeinginan untuk mewujudkan pemenuhan fasilitas pelayanan publik secara bertahap dan memperbanyak jenis-jenis pelayanan tertentu yang dirasakan dapat memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan pelayanan publik.

Sumber daya yang dimiliki Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, UPT SAMSAT Medan Selatan adalah berupa potensi peningkatan objek pajak. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPPRD PROVSU, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di SAMSAT Medan Selatan berdasarkan jenis kendaraan, pada tahun 2017 jumlah objek pajak kendaraan bermotor sebanyak 13.904 unit, kemudian mengalami peningkatan jumlah objek pajak pada tahun 2018 sebanyak 30.652 dan tahun 2019 telah mencapai 52.240 kendaraan yang terdaftar.

Terjadinya peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahun salah satunya dapat disebabkan oleh keadaan ekonomi masyarakat yang yang sedang baik, dimana masyarakat memiliki cukup uang untuk membeli kendaraan baru walau terkadang sudah memiliki kendaraan.

Selain itu, potensi peningkatan PKB pada SAMSAT Medan Selatan adalah

kendaraan yang merusak jalan maka tarifnya akan dinaikkan sesuai nilai bobot yang terdapat di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor yaitu di dalam pasal 7 yaitu tentang bobot dan koefisien.

Menurut Samudra (2016: 94-96) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang digunakan untuk menghitung Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok yaitu:

1. Nilai jual kendaraan bermotor

2. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Bobot adalah daya berat/angkut kendaraan bermotor yang diukur berdasarkan jumlah tonase/isi silinder dari kendaraan bermotor tersebut.

Adapun nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Harga pasaran umum adalah harga rata – rata yang diperoleh dari berbagai sumber data yang akurat. Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum pada minggu pertama bulan Desember Tahun Pajak sebelumnya. Dalam harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor tidak diketahui nilai jualnya dapat ditentukan sebagian atau seluruh berdasarkan faktor – faktor sebagai berikut:

1. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder dan/atau satuan tenaga yang sama 2. Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum atau pribadi

3. Harga kendaraan bermotor dengan merek kendaraan bermotor sama 4. Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor

5. Harga kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor sejenis

6. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemberitahuan Impor Barang.

3.2 Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan

Adapun pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di SAMSAT Medan Selatan yaitu dengan melakukan penetapan pajak dengan melampirkan KTP asli, kemudian besaran Pajak Kendaraan Bermotor dihitung berdasarkan DPPKB (Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor) dan pemungutan PKB dilakukan bersamaan dengan penerbitan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) atau dokumen lain seperti STNK.

Tahap pendaftaran dilaksanakan oleh Polri. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Check persyaratan dan perlengkapan berkas b. Pendataan (Entry)

c. Penyampaian berkas pada pengurus checking

Tahap penetapan pajak dilaksanakan oleh BPPRD dan Jasa Raharja, adapun tugas dan fungsinya sebagai berikut :

1. Tugas dan Fungsi BPPRD Provsu dalam penetapan pajak:

a. Membuat perhitungan dan penetapan pajak b. Membuat nomor

c. Mengisi data Notice pajak

d. Menyampaikan berkas kepada kasir.

2. Tugas dan fungsi Jasa Raharja dalam penetapan pajak:

a. Laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (SWDKLLJ) dan bendaharawan SAMSAT

b. Membuat bukti setoran uang ke Bank SUMUT c. Membuat laporan ke Cabang Utama Jasa Raharja

Tahap pembayaran dilaksanakan oleh BPPRD (Bank Sumut) dan tahap penyerahan dilaksanakan oleh Polri

Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran:

1. Menerima pembayaran dari WP 2. Menerima hasil penerimaan 3. Mencetak SKPD

4. Mencetak SKPD pada loket pencetak STNK 5. Menyampaikan berkas pada petuga arsip

6. Menyetor hasil penerimaan kekasir pada bendahara 7. Menghimpun berkas belum dibayar kepetugas penagihan

3.3 Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara

Berikut pada tabel 3.1 data realisasi pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Kantor Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan tahun 2016-2019.

Tabel 3.1

Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2019

No TAHUN TARGET ( Rp) REALISASI (Rp) %

1 2016 245.920.558.393 226.632.925.915 92,16

2 2017 210.464.807.508 230.943.225.556 109,73

3 2018 220.357.036.445 235.088.787.147 106,69

4 2019 223.900.569.243 227.130.419.050 101,44

Sumber : Unit Pelaksana Teknis SAMSAT Medan Selatan, BPPRD PROVSU Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor dari tahun 2016-2019 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, pajak kendaraan bermotor belum mencapai target, tetapi pada tahun 2017, realisasi pajak kendaraan bermotor sebesar Rp 226.632.925.915 mengalami peningkatan dari target sebesar Rp 245.920.558.393. Pada tahun 2018, Pajak Kendaraan Bermotor ditargetkan sebesar Rp 220.357.036.445, dan realisasi yang didapatkan sebesar Rp 235.088.787.147, dan pada tahun 2019 sangat efektif karena jumlah target yang ditetapkan sebesar Rp.223.900.569.243 dan jumlah realisasi sebesar Rp.227.130.419.050 dengan persentase 101,44%.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan penerimaan yang didapat dari sumber daya dan kekayaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah itu sendiri, dimana dalam proses pengambilan atau pemungutan tersebut diatur dalam peraturan daerah dan disesuaikan dengan perundang- perundangan yang berlaku.

Pada tabel target dan realisasi PAD dibawah ini, jumlah target dan realisasi PAD

PKB, BBN-KB, Pajak Air Permukaan, Pendapatan Denda Pajak yaitu denda PKB, denda BBNKB, dan Denda Pajak Air Permukaan.

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2016- 2019 Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara

UPT SAMSAT Medan Selatan

No TAHUN TARGET ( Rp) REALISASI (Rp) %

1 2016 256.780.576.601 243.077.901.945 94,66

2 2017 227.240.324.435 249.529.041.306 109,81

3 2018 234.812.189.025 248.520.631.587 105,84

4 2019 236.320.205.518- 245.099.251.098 103,71

Sumber : Unit Pelaksana Teknis SAMSAT Medan Selatan, BPPRD PROVSU Pada tahun 2016 jumlah realisasi PAD yang diperoleh adalah sebesar Rp 243.077.901.945, dari target Rp 256.780.576.601. Tahun 2017, target PAD yaitu sebesar Rp 227.240.324.435 dan realisasi yang diperoleh sebesar Rp 249.529.041.306.

Pada tahun 2018, realisasi PAD Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar Rp.

248.520.631.587 dari target Rp 234.812.189.025 dan pada tahun 2019, target PAD sebesar Rp 236.320.205.518 dan realisasi yang diperoleh adalah sebesar Rp 248.520.631.587.

3.4 Hambatan- hambatan yang timbul dalam pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada SAMSAT Medan Selatan dan Upaya-upaya untuk mengatasinya

Hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan adalah banyaknya penunggak pajak kendaraan bermotor yang mengakibatkan menurunnya jumlah penerimaan kas daerah Sumatera Utara. Berdasarkan hal tersebut, SAMSAT Medan Selatan pada tahun 2018 dan 2020, membuat program pemutihan dan penghapusan denda. Meskipun hal tersebut tidak mendidik masyarakat karena kesadaran masyarakat untuk membayar kewajiban menjadi rendah. Kecenderungan masyarakat baru membayar pajak kendaraan ketika ada penghapusan denda.

Selanjutnya hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah rendahnya kesadaran wajib pajak untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor, keadaan ekonomi yang tidak stabil dikarenakan penghasilan masih dibawah standar.

Berikut ini adalah jenis kendaraan yang harus masyarakat ketahui yaitu, sebagai berikut:

1) Completely Built Up (CBU), yaitu mobil- mobil yang di impor dalam keadaan utuh dari luar negeri;

2) Complete Knock Down (CKD), yaitu mobil- mobil yang dirakit di dalam negeri.

3.5 Upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan dalam meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

Di dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, SAMSAT Medan Selatan melakukan berbagai upaya salah satunya adalah dengan meningkatkan pelayanan seperti membuat SAMSAT CORNER yaitu tempat pembayaran dan pengurusan PKB, STNK, dan SWDKLLJ yang berada di Mall, seperti SAMSAT dan SIM CORNER di Sun Plaza, memberikan edukasi (pemahaman) kepada masyarakat tentang kewajiban membayar PKB, BBNB dan menjalin kerjasama yang baik dengan Instansi terkait seperti Polri, Jasa Raharja

4.1 Potensi Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan Menurut Bapak Andar Bangun, staf pegawai pengelolaan data di SAMSAT Medan Selatan, yang penulis wawancarai pada hari rabu, tanggal 29 Juli 2020, potensi peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor yaitu dapat dilihat di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2019 pasal 7:

1. Bobot sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b, dinyatakan dalam koefisien yang nilainya 1 (satu) sampai dengan 1,3 (satu koma tiga)

2. Koefisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. Mobil roda tiga, sepeda motor roda dua dan sepeda motor roda tiga nilai koefisien sama dengan 1 (satu)

b. Sedan nilai koefisien sama dengan 1,025 (satu koma nol dua lima) c. Jepp dan minibus nilai koefisien sama dengan 1,050

d. Blind van, pick up dan microbus nilai koefisien sama dengan 1,085 e. Bus nilai koefisien sama dengan 1,1 ( satu koma satu)

f. Light truck dan truck nilai koefisien sama dengan 1,3 ( satu koma tiga)

3. Penentuan koefisien sebagaimana dimaksud pada ayat (2), didasarkan pada nilai batas toleransi atas kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan dalam penggunaan Kendaraan Bermotor

Terjadinya peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahun merupakan potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor. Keadaan ekonomi masyarakat yang yang sedang baik, menjadi salah satu penyebab masyarakat membeli kendaraan baru walau terkadang sudah memiliki kendaraan.

“Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Andar Bangun, kenapa tarifnya dinaikkan, karena ternyata mobil yang paling berat adalah mobil yang rodanya berjumlah 4 dan yang sering merusak jalan seperti truk berat yang bobot pengalinya 1,3 sedangkan pick up itu bobotnya adalah 1,085. Jadi setelah nilai jual dikali bobotnya-lah baru dapat DPPKB ( Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor). Nilai jual kendaraan baru diatur dalam Peraturan Pemerintah dan tahun yang dibawahnya diserahkan ke Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai jualnya tetapi tidak boleh melebihi nilai jual kendaraan baru.

Maksudnya adalah barang yang sudah lama dipakai tidak boleh melebihi barang yang baru”. Contohnya yaitu dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.2

Jenis Kendaraan Bermotor dan Nilai Jual Ubah Bentuk Kendaraan Bermotor 2018 Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor tahun 2018

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa merek mobil Toyota dengan type Avanza 1.3 G M/T (F653RM-GMMFJ), nilai jual kendaraaan bermotornya sebesar Rp 162.000.000, dengan bobot pengalinya 1,050 maka dasar pengenaan pajak kendaraan bermotornya sebesar Rp 170.100.000.

Tabel 4.3

Jenis Kendaraan Bermotor dan Nilai Jual Ubah Bentuk Kendaraan Bermotor

2019 163.000.000 1,050 171.150.000

Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.3, Nilai Jual Kendaraan Bermotor Merek Toyota avanza 1.3

Berdasarkan tabel 4.3, Nilai Jual Kendaraan Bermotor Merek Toyota avanza 1.3

Dokumen terkait