• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR OLEH : NAMA : VIOLA FITRI NIM : Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR OLEH : NAMA : VIOLA FITRI NIM : Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Studi"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL

SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN SELATAN)

OLEH :

NAMA : VIOLA FITRI NIM : 172600073

Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)

(Samsat) Medan Selatan) Viola Fitri, 172600073

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Pembimbing Drs. Rasudyn Ginting, M.Si

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Penerimaan yang memberikan kontribusi cukup besar dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah jenis pungutan pajak kendaraan bermotor.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2016-2019, untuk mengetahui potensi peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan, untuk mengetahui Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan, untuk mengetahui hambatan- hambatan yang timbul dalam pelaksanaan Pemungutan PKB di SAMSAT Medan Selatan dan upaya- upaya untuk mengatasinya dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan dalam meningkatkan peneriman PKB.

Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang memilki dasar deskriptif guna memahami suatu fenomena dengan lebih mendalam dan menggunakan data lapangan serta menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung. Penelitian ini menggunakan data primer berupa observasi dan wawancara dengan pegawai UPT SAMSAT Medan Selatan, serta data sekunder berupa data- data yang di dapatkan dari UPT SAMSAT Medan Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa target dan realisasi PKB dari tahun 2016- 2019 mengalami peningkatan yang sangat baik. Rata- rata presentase 106,66% dengan kriteria sangat efektif. Realisasi tertinggi terjadi tahun 2017, yaitu sebesar 126,38%

dengan kriteria sangat efektif, sementara presentase terendah terjadi pada tahun 2016 yaitu 92,16% dengan kriteria efektif.

Kata Kunci: Pajak Kendaraan Bermotor, Target, Realisasi, Pendapatan Asli Daerah, Kontribusi

(4)

Medan Selatan ) Viola Fitri, 172600073

Department Diploma Iii Administrasi Perpajakan Advisor Drs. Rasudyn Ginting, M.Si

Faculty Social Science And Politic Science Of North Sumatera

Motor Vehicle Tax is a tax on ownership and or control of motorized vehicles.

The revenue that contributes significantly to the increase in the Regional Original Revenue in Province of North Sumatera is the type of motor vehicle tax collection.

The purpose of this study is to find out how much the contribution of Motor Vehicle Taxe to Regional Original Income (PAD) in the Province of North Sumatra during 2016-2019, to determine the potential for an increase in Motor Vehicle Tax in SAMSAT, South Medan, to determine the Implementation of Motor Vehicle Tax Collection at SAMSAT South Medan, to find out the obstacles that arise in the implementing of PKB collection at SAMSAT South Medan and the efforts to overcome them and to find out the efforts made by SAMSAT South Medan in increasing PKB recipients.

The type of method used in this research is qualitative research, which is research that has a descriptive basis to understand a phenomenon more deeper and using field data and using existing theories as support. This study uses primary data in the form of observations and interviews with UPT SAMSAT staff South Medan, and secondary data in the form of data obtained from UPT SAMSAT South Medan.

The results showed that the target and realization of PKB from 2016-2019 experienced a very good increase. The average percentage is 106.66% with very effective criteria. The highest realization occurred in 2017, namely 126.38% with very effective criteria, while the lowest occurred in 2016, namely 92.16% with effective criteria.

Keywords: Motor Vehicle Tax, Target, Realization, Regional Revenue, Contribution

(5)

atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan tepat waktu menyusun tugas akhir yang berjudul “Kontribusi Pajak Kendaraaan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus SAMSAT Medan Selatan) “ dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya (A.Md). Selama penyusunan tugas akhir ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Untuk semua itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs.Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sebagai dosen pembimbing penulis, yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan saran, arahan, dan bimbingan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir,

3. Bapak Kariono,M.Si, Selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, 4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan terutama dibidang perpajakan kepada penulis dari awal hingga selesai masa perkuliahan.

(6)

pengurusan berkas- berkas dan memfasilitasi penulis dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir.

6. Terkhusus untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Rudi dan Ibunda Nurida yang telah memberikan kasih sayang penuh kepada penulis, membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, dan dukungan kepada penulis dan untuk adik tercinta Aura Zahrani yang selalu memberikan penulis semangat dan doa.

7. Kepada staf pegawai SAMSAT Medan Selatan, Bapak Andar Bangun yang telah banyak membantu penulis dalam pengambilan data dan memberikan masukan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini..

8. Buat Sahabat kecil penulis Emmylia , Ayu widya, Fitri Ameliyah, Yayuk, Hafiz Rangkuti, Nadya Wilanda, Rafiqa, Puyu terimakasih selalu memberikan semangat, doa, serta dukungan kepada penulis

9. Terimakasih banyak untuk kakak asuh penulis, kak Istiqomah, kak Siti Ahadiyah, kak Nanda Pramaswari, kak Shella Miranda, yang banyak membantu memberikan ide, saran dan kritik, serta semangat dan doa yang tak terhingga.

10. Buat Sahabat seperjuangan penulis, Alma, Yanti, Lasindah, Cindy, Nisa, Sarmida, Echa, sioci, jonathan, Nadya Pakpahan, Tania terimakasih sudah membantu penulis dalam segala hal, memberikan semangat serta motivasi selalu kepada penulis.

(7)

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan, kesalahan dan kekhilafan karena keterbatasan kemampuan penulis, untuk itu sebelumnya penulis mohon maaf yang sebersar-besarnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan yang bersifat membangun atas laporan ini.

Medan, Agustus 2020 Penulis

Viola Fitri

(8)

ABSTRAK (Dalam Bahasa Indonesia) ... iii

ABSTRAK (Dalam Bahasa Inggris) ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.4 Uraian Teoritis ... 5

1.5 Metode Penelitian ... 17

1.5.1 Jenis Data ... 17

1.5.2 Sumber Data ... 17

1.5.3 Metode Pengumpulan Data ... 18

1.5.4 Alat Pengumpul Data ... 18

1.5.5 Informan Penelitian ... 19

1.5.6 Metode Pembahasan ... 19

(9)

2.2 Tugas pokok dan Fungsi Organisasi ... 22

2.3 Tujuan dan Sasaran Organisasi ... 23

2.4 Struktur Organisasi ... 24

2.5 Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT... 29

2.6 Sumber Daya Manusia (SDM) ... 33

2.7 Gambaran Umum Jumlah Kendaraan Umum yang Terdaftar di PROVSU ... 33

BAB III : HASIL PENELITIAN 3.1 Potensi Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan ... 35

3.2 Pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan ... 37

3.3 Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 38

3.4 Hambatan- hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotordi SAMSAT Medan Selatan dan upaya- upaya untuk mengatasinya ... 40

3.5 Upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor ... 41 BAB IV PEMBAHASAN

(10)

SAMSAT Medan Selatan ... 45

4.3 Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 46

4.4 Hambatan- hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotordi SAMSAT Medan Selatan dan upaya- upaya untuk mengatasinya ... 50

4.5 Upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor ... 52

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 61

(11)

Tabel 1.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi ... 22 Tabel 2.1 Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar (unit)

Tahun 2016 dan 2017 ... 42 Tabel 3.1 Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor di Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2016- 2019 ... 45 Tabel 3.2 Target dan Realisasi penerimaan PAD BPPRD PROVSU

UPT SAMSAT Medan Selatan ... 47 Tabel 4.1 Kontribusi PKB terhadap PAD PROVSU 2016- 2019 ... 56 Tabel 4.2 Jenis Kendaraan Bermotor dan Nilai Jual ubah bentuk

Kendaraan Bermotor 2018 ... 57 Tabel 4.3 Jenis Kendaraan Bermotor dan Nilai Jual ubah bentuk

Kendaraan Bermotor 2019 ... 58

(12)

Gambar 2.1 Bagan organisasi Badan pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 33 Gambar 2.2 Bagan organisasi UPT BPPRD PROVSU ... 38

(13)

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan Nasional tersebut, maka pemerintah secara insentif melakukan berbagai macam kebijakan strategis berkaitan dengan program pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah dalam bentuk kewenangan fiskal, setiap daerah harus mengenali potensi dan mengidentifikasi sumber daya yang dimilikinya. Pemerintah daerah harus meningkatkan sumber-sumber keuangan karena tuntutan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah.

Pajak daerah, yaitu kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 28 tahun 2009).

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung yang digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan).

(14)

Berdasarkan undang-undang nomor 28 Tahun 2009, Pajak Kendaraan Bermotor (PAD) adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat berat dan alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor yang tidak melekat secara permanen serta kendaraan yang dioperasikan di air.

Pajak Kendaraan Bermotor mulai berlaku tahun 1968. Pajak Kendaraan Bermotor tersebut ditetapkan dalam Peraturan Daerah yang dalam pengembangannya mengalami penyesuaian-penyesuaian agar dapat mengikuti perkembangan ekonomi daerah dan negara.

Pemungutan PKB melibatkan tiga instansi pemerintah, yaitu: Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah, Polisi Republik Indonesia, dan PT. (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Pada proses pencatatan dan pembayaran PKB menggunakan Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap (SAMSAT) dalam pengeluaran STNK, pembayaran Pajak, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Penerimaan yang memberikan kontribusi cukup besar dalam meningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah jenis pungutan Pajak Kendaraan Bermotor. Dari target pajak yang dikelola pada tahun 2016, PKB belum mencapai target, tetapi pada tahun 2017, realisasi PKB sebesar Rp 8.580.742.325 mengalami peningkatan dari target sebesar Rp 6.789.662.797. Pada tahun 2018, PKB

(15)

ditargetkan sebesar Rp 220.357.036.445, sampai dengan 31 Desember 2018, realisasinya sudah mencapai Rp 235.088.787.147, dan pada tahun 2019 sangat efektif karena jumlah target yang ditetapkan sebesar Rp.223.900.569.243 dan jumlah realisasi yang diperoleh sebesar Rp.227.130.419.050 dengan persentase 101,44%.

Selain itu, setiap tahun jumlah kendaraan bermotor selalu meningkat karena jumlah penduduk yang semakin bertambah dan adanya individu yang memiliki Kendaraan Bermotor lebih dari satu. Adapun jumlah Kendaraan Bermotor di Unit Pelayanan Teknis (UPT) SAMSAT Medan Selatan pada tahun 2017 adalah sebesar 13.904, tahun 2018 jumlah Kendaraan Bermotor naik menjadi 30.652 dan pada tahun 2019, jumlah Kendaraan Bermotor telah mencapai 52.240.

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( SAMSAT) Medan Selatan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari gambaran latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian penulis yaitu:

1. Bagaimana potensi peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan?

2. Bagaimana Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan?

(16)

3. Berapa besar kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara di SAMSAT Medan Selatan selama tahun 2016-2019?

4. Apa hambatan- hambatan yang timbul dalam pelaksanaan Pemungutan PKB di SAMSAT Medan Selatan dan upaya- upaya untuk mengatasinya?

5. Apa upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan dalam meningkatkan peneriman PKB?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui potensi peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan.

b. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan

c. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara di SAMSAT Medan Selatan selama tahun 2016-2019.

d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan Pemungutan PKB di SAMSAT Medan Selatan dan upaya-upaya untuk mengatasinya

e. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan dalam meningkatkan peneriman PKB

(17)

Melalui penelitian ini, diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi peneliti sendiri, bagi masyarakat,bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti tersebut. Adapun manfaat dari penelitian antara lain:

1. Memberikan hasil pemikiran mengenai kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara pada SAMSAT Medan Selatan tahun 2016-2019;

2. Menambah literatur atau bahan bacaan mengenai hal tersebut bagi orang lain yang akan meneliti judul yang sama dengan penulis;

3. Menambah wawasan mengenai pengaruh kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Provinsi Sumatera Utara;

4. Agar memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara dan potensi pengembangannya pada SAMSAT Medan Selatan.

1.4 Uraian Teoritis

1.4.1 Pengertian Pajak

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perpajakan dijelaskan pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut P.J.A Andriani (2015: 3), “Pajak adalah iuran wajib kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak yang membayarnya menurut

(18)

peraturan-peraturan perundangan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk. Jadi dapat disimpulkan ciri-ciri pajak yaitu:

1. Pajak diambil harus berdasarkan dengan undang-undang;

2. Pajak digunakan untuk membiayai fasilitas negara atau fungsi pemerintahan;

3. Kita tidak menerima imbalan secara langsung;

4. Bersifat memaksa pada suatu kejadian tertentu;

5. Pajak dipungut oleh negara atau pemerintah 1.4.2 Fungsi Pajak

Adapun fungsi pajak bagi masyarakat dan negara yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi Anggaran (Budgetair), pada fungsi ini pajak sebagai sumber pendapatan negara yang bertujuan menyeimbangkan pengeluaran dengan pendapatan negara.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend), fungsi ini untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

c. Fungsi Pemerataan (Distribusion), untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

d. Fungsi Stabilitas, disini pajak berfungsi untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian, seperti: untuk mengatasi inflasi dan deflasi.

1.4.3 Macam- macam Tarif Pajak

Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab wajib pajak. Secara struktural, tarif pajak dibagi menjadi 4 jenis, antara lain:

(19)

a. Tarif Progresif, yaitu tarif pungutan pajak yang mana persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.

b. Tarif Degresif, yaitu tarif pajak yang presentasenya akan lebih kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi atau persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.

c. Tarif Proposional, yaitu tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan terhadap dasar pengenaan pajak.

d. Tarif Tetap/ Regresif, yaitu tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya.

1.4.4 Pengelompokan Pajak

Pajak dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:

1) Pengelompokan pajak menurut golongan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan kepada orang lain.

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang dapat dibebankan atau diberikan kepada orang lain.

2) Pengelompokan Pajak menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

a. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan diri wajib pajak.

(20)

b. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

3) Pengelompokan pajak menurut lembaga pemungutan pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Pajak Daerah, yaitu pungutan wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

b. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan dipungut untuk membiayai rumah tangga negara.

1.4.5 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak di Indonesia baik Pajak Pusat maupun Pajak Daerah menganut beberapa sistem antara lain:

a. Official Assessment System. Sistem ini memberi kewenangan pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri official assessment adalah:

1) Wewenang untuk menetapkan besarnya pajak terutang berada pada fiskus.

2) Wajib pajak bersifat pasif.

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus.

b. Self Assessment System. Sistem ini memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Contoh: PPh.

(21)

c. With Holding System. Sistem ini memberi kewenangan kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Contoh: bendahara, pemberi kerja, pemberi penghasilan.

1.4.6 Pajak Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan Undang-undang no.33 tahun 2004 PAD merupakan pendapatan yang diperoleh dari daerah yang di pungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD merupakan pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Pasal 2 ayat (1) dan (2) di dalam undang - undang no. 28 Tahun 2009 disebutkan bahwa jenis pajak daerah yaitu sebagai berikut ini:

Jenis pajak provinsi terdiri dari:

1. Pajak Kendaraan Bermotor;

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

4. Pajak Air Permukaan;

5. Pajak Rokok.

Jenis pajak kabupaten/ kota terdiri dari:

1. Pajak Hotel;

2. Pajak Restoran;

3. Pajak Hiburan;

4. Pajak Reklame;

5. Pajak Penerangan Jalan;

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Bukan Batuan;

(22)

7. Pajak Parkir;

8. Pajak Air Tanah;

9. Pajak Sarang Burung Walet;

10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;

11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

1.4.7 Undang- undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Adapun subjek pajak dan wajib pajak daerah (Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009):

a. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak.

b. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah

1.4.8 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara

Pasal 1:

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 20l7 Nomor 1) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan ayat (3) Pasal 9 diubah, sehingga Pasal 9 berbunyi sebagai berikut :

(23)

1) Kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kedua dan seterusnya untuk kendaraan roda dua atau lebih, tarif pajaknya ditetapkan secara progresif;

2) Kepemilikan kendaraan bermotor didasarkan atas nama dan/atau alamat yang sama;

3) Besarnya tarif progresif kendaraan roda 2 (dua) dan 3 (tiga) sebagai berikut a. Kepemilikan kedua sebesar 2 % (dua persen);

b. Kepemilikan ketiga sebesar 2,5 % (dua koma lima persen);

c. Kepemilikan keempat sebesar 3 % (tiga persen);

d. Kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 3,5 % (tiga koma lima persen).

4) Besarnya tarif progresif kendaraan roda 4 (empat) atau lebih sebagai berikut:

a. Kepemilikan kedua sebesar 2,5 % (dua koma lima persen);

b. Kepemilikan ketiga sebesar 3 % (tiga persen);

c. Kepemilikan keempat sebesar 3,5 % (tiga koma lima persen);

d. Kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 4 % (empat persen).

5) Tata cara pelaksanaan pengenaan pajak progresif diatur dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 21:

1) Tarif BBN-KB ditetapkan masing-masing sebagai berikut:

a. penyerahan pertama sebesar 10 % (sepuluh persen); dan b. penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1 % (satu persen).

(24)

2) Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunakan jalan umum, tarif pajak ditetapkan masing-masing sebagai berikut:

a. penyerahan pertama sebesar 0,50 % (nol koma lima puluh persen); dan b. penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075 % (nol koma nol tujuh

puluh lima Persen).

Pasal 50:

1) PKB harus dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak 12 (dua belas) bulan.

2) PKB dan BBN-KB harus dibayar pada saat diterbitkannya SKPD, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKPD.

3) PBB-KB harus dibayar pada saat penyerahan bahan bakar.

4) Wajib Pungut wajib membayarkan PBBKB, setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berikutnya.

5) PAP harus dibayar selambat-lambat 15 (lima belas) hari sejak diterbitkan nya SKPD.

6) Pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran diatur dengan Peraturan Gubernur.

1.4.9 Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1) Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.

(25)

2) Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3) Kepala Daerah adalah Gubernur Sumatera Utara yang selanjutnya disebut Gubernur.

4) Unit Pengelola Pendapatan Daerah yang selanjutnya disingkat dengan UPPD adalah Unit Pengelola Pendapatan Daerah pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.

5) Pajak Kendaraan Bermotor selanjutnya disingkat PKB adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor.

6) Tarif Progresif adalah persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah objek yang dikenai pajak semakin banyak.

7) Tahun pembuatan Kendaraan Bermotor adalah tahun perakitan dan/atau tahun yang ditetapkan berdasarkan registrasi dan identifikasi oleh pihak yang berwenang.

8) Restitusi adalah pengembalian kelebihan pembayaran PKB dan/atau BBNKB kepada Wajib Pajak.

9) Kompensasi adalah pengembalian kelebihan pembayaran PKB berupa perhitungan pembayaran pajak kendaraan untuk tahun masa pajak berikutnya.

1.4.8.1 Cara

Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) a. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan PKB adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok:

(26)

1) NJKB dan

2) Bobot, yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor, khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan di luar jalan umum, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar

3) Dasar pengenaan PKB adalah NJKB, dasar pengenaan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dalam Peraturan Gubernur tersendiri, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

4) Untuk kendaraan bermotor yang NJKB-nya belum tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Gubernur, maka dasar penghitungan pengenaan PKB ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPPRD Provsu.

5) Dasar penghitungan pengenaan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditentukan oleh salah satu atau beberapa faktor sebagai berikut:

a. Harga pasaran umum, ditetapkan 10% (sepuluh persen) di bawah harga kosong (off the road) atau 21,75% (dua puluh satu koma tujuh puluh lima persen) di bawah perkiraan harga isi (on the road);

b. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder dan/atau satuan horse power yang sama;

(27)

c. Harga kendaraan bermotor dengan merek dan/atau tipe atau model sejenis yang hampir sama;

d. Harga kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan dan produsen kendaraan bermotor yang sama;

e. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen pemberitahuan import barang;

f. NJKB dari provinsi lain; dan/atau

g. Harga kendaraan bermotor berdasarkan harga yang tercantum di faktur.

1.4.10 Masa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Masa pajak adalah 12 bulan berturut-turut yang merupakan tahun pajak, terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Kewajiban PKB yang oleh karena suatu hal masa PKB-nya tidak sampai 12 bulan, maka besaran PKB terutang dihitung berdasarkan jumlah bulan berjalan.

1.4.11 Sanksi Administratif

1) Dalam hal wajib pajak terlambat melakukan pembayaran pajak sesuai dengan tanggal berakhirnya PKB, dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar 2% (dua persen) per bulan dari pokok pajak terutang, dihitung sejak saat terutang pajak.

2) Dalam hal kendaraan bermotor mutasi masuk dalam provinsi atau beralih kepemilikan, melakukan pendaftaran setelah jatuh tempo masa PKB, berlaku:

a. apabila masa pajak melebihi 15 (lima belas) hari kalender, dikenakan pokok tunggakan ditambah sanksi administratif berupa denda sebesar 2%

(28)

(dua persen) per bulan, dan untuk masa pajak satu tahun ke depan, tidak dikenakan sanksi administratif berupa denda; dan

b. apabila masa pajak tidak melebihi 15 (lima belas) hari kalender, dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari pokok pajak terutang.

1.4.12 Kontribusi

Kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan, biaya, atau kerugian. Maka, dapat disimpulkan bahwa kontribusi adalah iuran atau sumbangan yang diberikan oleh pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor, BBNKB dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap PAD dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Kriteria

0,00% - 10% Sangat Kurang

10,10% - 20% Kurang 20,10% - 30% Sedang 30,10% - 40% Cukup Baik

40,10% - 50% Baik

Diatas 50% Sangat Baik

(29)

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Jenis Data

Adapun data yang digunakan penulis di dalam penulisan Laporan Tugas Akhir adalah data kualitatif. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan tidak dalam bentuk angka dan peneltian kualitatif tidak menggunakan statistik.

1.5.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data yaitu:

a. Data Primer

Data primer menurut Umi Narimawati (2008;98) dalam bukunya “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi” bahwa: “Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data tersebut harus di dapatkan secara langsung dari narasumber yaitu orang yang dijadikan objek penelitian. Data primer ini antara lain;

- Catatan hasil wawancara.

- Hasil observasi lapangan.

- Data-data mengenai informan/ Instansi yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mengarah pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumbernya adalah catatan atau dokumentasi, publikasi, analisis industri oleh media, situs web, internet dan seterusnya (Uma Sekaran, 2011).

(30)

1.5.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara, dengan cara bertatap muka langsung dan bertanya pada pihak UPT SAMSAT Medan Selatan tentang hal pajak dan masalah-masalah yang terkait dengan judul penulis.

b. Dokumentasi

Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian, dokumen tersebut dapat berupa: struktur organisasi, tugas dan fungsi pokok Kantor SAMSAT, tabel penerimaan pajak kendaraaan bermotor.

c. Studi Pustaka

Menurut (Sarwono, 2006) studi pustaka adalah mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Studi pustaka dalam metode pengumpulan data ini merupakan jenis data sekunder yang digunakan untuk membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan informasi yang terdapat dalam artikel, buku-buku, maupun karya ilmiah penelitian sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mencari fakta dan mengetahui konsep metode yang digunakan.

(31)

1.5.4 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang penulis gunakan di dalam penelitian adalah:

a. Melalui wawancara langsung dengan informan/ Instansi yang terkait.

b. Penulis menggunakan kamera sebagai alat pengumpul data dan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung ketika penulis melakukan penelitian ke Instansi tersebut.

c. Internet. Penulis mencari sumber informasi melalui website yang terkait dengan masalah penelitian, seperti pada website Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, dan website lainnya.

d. Melalui Penelitian terdahulu, penulis membaca seperti jurnal, karya ilmiah dan skripsi yang masalahnya sedikit sama dengan yang penulis teliti sehingga penulis dapat memiliki referensi .

e. Studi pustaka, dengan mengumpulkan informasi yang terdapat dalam artikel, buku-buku yang terkait dengan masalah,

1.5.5 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang memahami dan menguasai informasi atau masalah tentang objek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mencari informan yang menguasai dan memahami masalah yang akan diteliti oleh penulis. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka penulis akan mencari informan di Kantor SAMSAT Medan Selatan , Jl. Sisingamangaraja KM 5.6, Sitirejo III, Medan Amplas, Sumatera Utara 20217,dengan memakai prosedur yang telah ditetapkan oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

(32)

1.5.6 Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain:

a. Metode Literatur

Metode Literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca buku- buku, internet, karya ilmiah dan hasil penelitian sebelumnya yang menunjang dalam proses penelitian.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah, metode dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir yang di dapat dari lapangan.

(33)

2.1 Sejarah Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara (BPPRD PROVSU)

Sebelum masuk kepada sejarahnya, maka penulis akan menjelaskan mengapa lokasi penelitian penulis yang berada di UPT SAMSAT Medan Selatan, tetapi gambaran objek penelitian yang penulis uraikan adalah sejarah BPPRD Provsu. Alasannya karena Unit Pelaksana Teknis (UPT/UPTD) merupakan wilayah kerja BPPRD Provsu yang dalam perkembangannya terdapat organisasi SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) di dalamnya.

Pengelolaan pendapatan daerah pada awalnya berada dalam koordinasi Biro Keuangan Sekretariat Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara yang di dalamnya terdapat Bagian Pajak dan Pendapatan. Kemudian berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat 1 Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian Bagian Pajak dan Pendapatan juga berubah menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

Pada tanggal 31 Maret 1976, Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Perubahan Direktorat Pendapatan Daerah menjadi Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara

(34)

Nomor 143/II/GSU sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia 1 September 1975.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Sumatera Utara, terhitung sejak tanggal 21 Desember 2016 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara berubah menjadi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.

2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 22 Tahun 2017 tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang Pajak dan Retribusi Daerah serta pendapatan lainnya berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah dibidang Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.

(35)

2. Penyelenggaraan pengolahan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan kebijakan sesuai standar dalam urusan pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam bidang pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.

4. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.3 Tujuan dan Sasaran Organisasi

Penetapan tujuan dan sasaran didasarkan pada identifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan (Critical Succes Factor). Penetapan tujuan akan mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan. Sasaran menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan terfokus yang bersifat spesifik, terinci, terukur dan dapat dicapai.

Tujuan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Meningkatkan penerimaan sumber Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara 2. Meningkatkan kualitas aparatur dalam pemberdayaan potensi daerah sebagai sumber

penerimaan daerah

3. Meningkatkan kualitas pelayanan

Sedangkan sasaran Badan pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Terwujudnya penerimaan daerah yang optimal

(36)

2. Bertambahnya jumlah personil Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk menggali potensi Pendapatan Daerah

3. Bertambahnya jumlah potensi objek dan subjek pajak dan retribusi daerah 2.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi merupakan salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

(37)

Gambar 2.1

Bagan Organisasi Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Provsu

Sumber : UPT SAMSAT Medan Selatan

Dalam upaya meningkatkan pelayanan langsung kepada masyarakat baik dalam pelaksanaan teknis maupun mendukung pelaksanaan tugas, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 (tiga puluh tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Pendapatan Daerah yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota Se-Sumatera Utara; 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Dukungan Operasional Layanan Pendapatan Daerah serta 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan. UPT Pengelola Pendapatan Daerah di lingkungan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, terdiri dari:

(38)

1. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Medan Utara, wilayah kerja meliputi wilayah Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan;

2. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Medan Selatan, wilayah kerja meliputi wilayah Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu;

3. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pangkalan Brandan, wilayah kerja Kecamatan Gebang, Babalan, Sei Lepan, Pematang Jaya, Brandan Barat, Pangkalan Susu dan Kecamatan Besitang, Kabupaten Lengkat, berkedudukan di Pangkalan Brandan;

4. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Stabat, wilayah kerja Kabupaten Langkat, berkedudukan di Stabat;

5. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Binjai, wilayah kerja Kota Binjai, berkedudukan di Binjai;

6. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Lubuk Pakam, wilayah kerja Kabupaten Deli Serdang, berkedudukan di Lubuk Pakam;

7. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sei Rampah, wilayah kerja Kabupaten Serdang Bedagai, berkedudukan di Sei Rampah;

8. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tebing Tinggi, wilayah kerja Kota Tebing Tinggi, berkedudukan di Tebing Tinggi;

9. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Lima Puluh, wilayah kerja Kabupaten Batubara, berkedudukan di Lima Puluh;

(39)

10. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Perdagangan, wilayah kerja Kecamatan Bandar, Pematang Bandar, Bosar Maligas, Ujung Padang, Bandar Haluan dan Kecamatan Masilan, Kabupaten Simalungun, berkedudukan di Perdagangan;

11. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kisaran, wilayah kerja Kabupaten Asahan, berkedudukan di Kisaran;

12. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tanjung Balai, wilayah kerja Kota Tanjung Balai;

13. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Aek Kanopan, wilayah kerja Kabupaten Labuhanbatu Utara, berkedudukan di Aek Kanopan;

14. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Rantau Prapat, wilayah kerja Kabupaten Labuhan batu, berkedudukan di Rantau Prapat;

15. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Pinang, wilayah kerja Kabupaten Labuhan batu Selatan, berkedudukan di Kota Pinang;

16. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sibuhuan, wilayah kerja Kabupaten Padang Lawas, berkedudukan di Sibuhuan;

17. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Padang Sidempuan, wilayah kerja Kota Padang Sidempuan, berkedudukan di Padang Sidempuan;

18. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sipirok, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli Selatan, berkedudukan di Sipirok;

19. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Panyabungan, wilayah kerja Kabupaten Mandailing Natal, berkedudukan di Panyabungan;

20. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sibolga, wilayah kerja Kota Sibolga, berkedudukan di Sibolga;

(40)

21. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pandan, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli Tengah, berkedudukan di Pandan;

22. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tarutung, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli Utara, berkedudukan di Tarutung;

23. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Balige, wilayah kerja Kabupaten Toba Samosir, berkedudukan di Balige;

24. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Siantar, wilayah kerja Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun, berkedudukan di Pematang Siantar;

25. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Dolok Sanggul, wilayah kerja Kabupaten Humbang Hasundutan, berkedudukan di Dolok Sanggul;

26. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pangururan, wilayah kerja Kabupaten Samosir, berkedudukan di Pangururan;

27. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sidikalang, wilayah kerja Kabupaten Dairi, berkedudukan di Sidikalang;

28. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabanjahe, wilayah kerja Kabupaten Karo, berkedudukan di Kabanjahe;

29. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Gunungsitoli, wilayah kerja Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Nias Barat, berkedudukan di Gunungsitoli;

30. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Teluk Dalam, wilayah kerja Kabupaten Nias Selatan, berkedudukan di Teluk Dalam;

31. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Gunung Tua, wilayah kerja Kabupaten Padang Lawas Utara, berkedudukan di Gunung Tua;

(41)

32. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Natal, wilayah kerja Kecamatan Batang Natal, Lingga Bayu, Natal, Muara Batang Gadis, Batahan, Sinunukan dan Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Mandailing Natal, berkedudukan di Natal;

33. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Salak, wilayah kerja Kabupaten Pakpak Barat, berkedudukan di Salak;

Gambar 2.2

Bagan Organisasi UPT. SAMSAT

Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Povinsi Sumatera Utara

Sumber : UPT SAMSAT Medan Selatan 2.5 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat

1) UPT Samsat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Badan bidang pajak dan retribusi Daerah

2) UPT Samsat menyelenggarakan fungsi:

(42)

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis di bidang pajak dan retribusi daerah;

b. Penyelenggaraan pelayanan di bidang pajak dan retribusi daerah.

3) Kepala UPT Samsat, mempunyai uraian tugas:

a. Menyelenggarakan perumusan program kerja UPT Samsat;

b. Menyelenggarakan koordinasi, memimpin, pembinaan, dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPT SAMSAT;

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pelayanan, pengendalian, evaluasi, pelaporan, dan koordinasi pajak dan retribusi Dearah;

d. Menyelenggrakan pelayanan pajak dan retribusi daerah;

e. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan teknis operasional;

f. Menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait;

g. Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

Untuk melaksankan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud, Kepala UPT Samsat dibantu:

a. Sub Bagian Tata Usaha;

b. Seksi Pendataan dan Penetapan;

c. Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan;

1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai uraian tugas :

a. Melaksanakan penyusunan program kerja UPT Samsat dan Sub Bagian Tata Usaha;

b. Melaksanakan kehumasan dalam lingkup UPT Samsat;

(43)

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

d. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan;

e. Melaksanakan rekonsiliasi potensi pajak dan retribusi Daerah;

f. Melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;

g. Melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;

h. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja terkit;

j. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja UPT Samsat dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha;

k. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2) Kepala Seksi Pendataan dan Penatapan, mempunyai uraian tugas:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pendataan dan Penetapan;

b. Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan pendataan dan pendaftaran, serta penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;

c. Melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi, pembukuan, dan pelaporan pendataan, dan penetapan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

d. Melaksanakan pelayanan pendataan, pendaftaran, dan penetapan, PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

e. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan pelayanan pendataan dan pendaftaran, serta penetapan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

(44)

f. Melaksanakan penyusunan bahan telaahaan staf sebagai bahan kebijakan teknis operasional;

g. Melaksanakan koordinasi dengan Kabupaten/ Kota serta Unit Kerja terkait;

h. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3) Kepala Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan mempunyai uraian tugas:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi penagihan dan pengelolaan tunggakan;

b. Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;

c. Melaksanakan pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan serta keberatan dan banding PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

d. Melaksanakan koordinasi, pengendalian evaluasi pelaporan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

e. Melaksanakan penyuluhan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok;

f. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan kebijakan teknis operasional;

g. Melakanakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait;

h. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(45)

2.6 Sumber Daya Manusia

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah dalam melaksanakan pembangunan diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional, bermoral, bersih, bertanggung jawab serta beretika. Profesionalisme sangat terkait dengan kompetensi ASN yang didalamnya terdapat tingkat penguasaan ilmu pengetahuan/keterampilan yang diperlukan oleh jabatan yang akan dan sedang didudukinya.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sampai saat ini Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah memiliki sumber daya aparatur berdasarkan pangkat dan golongan berjumlah 827 orang dan 851 orang tenaga administrasi perkantoran.

2.7 Gambaran Jumlah Kendaraan Bermotor yang terdaftar di UPT SAMSAT Medan Selatan dan Jenis Kendaraan Tahun 2017-2019

Di bawah ini adalah jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di UPT SAMSAT Medan Selatan dan jenis kendaraan tahun 2017-2019:

Tabel 2.1

Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di UPT SAMSAT Medan Selatan dan Jenis Kendaraan Tahun 2017-2019

Tahun Mobil Penumpang

Mobil Bus Mobil Barang

Sepada Motor

Jumlah

2017 389 4 374 13.137 13.904

2018 4.015 92 1.422 25.123 30.652

(46)

2019 8.937 147 2.567 40.589 52.240

Sumber : Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara

Pada tahun 2017, jumlah mobil penumpang adalah sebanyak 389, mobil bus sebanyak 4, mobil gerobak 374, sepeda motor sebanyak 13.137 sehingga jumlah keseluruhannya adalah 13.904.

Pada tahun 2018, jumlah mobil penumpang adalah 4.015 mobil bus sebanyak 92, mobil gerobak 1.422, sepeda motor sebanyak 25.123, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 30.652.

Pada tahun 2019, jumlah mobil penumpang berjumlah 8.937, mobil bus sebanyak 147, mobil gerobak 2.567, sepeda motor sebanyak 40.589, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 52.240.

Adapun pengertian dari jenis Kendaraan Bermotor pada tabel di atas adalah:

1. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk sebanyak-banyaknya delapan orang, tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.

2. Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk lebih dari delapan orang, tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.

3. Mobil Gerobak adalah setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang, selain mobil penumpang, mobil bis, dan kendaraan bermotor roda dua.

4. Sepeda Motor adalah setiap kendaraan bermotor yang beroda dua

(47)

Medan Selatan

Seiring dengan tuntutan terhadap peningkatan pelayanan publik yang merata di setiap Sentra Pelayanan, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, UPT SAMSAT Medan Selatan berkeinginan untuk mewujudkan pemenuhan fasilitas pelayanan publik secara bertahap dan memperbanyak jenis-jenis pelayanan tertentu yang dirasakan dapat memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan pelayanan publik.

Sumber daya yang dimiliki Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, UPT SAMSAT Medan Selatan adalah berupa potensi peningkatan objek pajak. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPPRD PROVSU, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di SAMSAT Medan Selatan berdasarkan jenis kendaraan, pada tahun 2017 jumlah objek pajak kendaraan bermotor sebanyak 13.904 unit, kemudian mengalami peningkatan jumlah objek pajak pada tahun 2018 sebanyak 30.652 dan tahun 2019 telah mencapai 52.240 kendaraan yang terdaftar.

Terjadinya peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahun salah satunya dapat disebabkan oleh keadaan ekonomi masyarakat yang yang sedang baik, dimana masyarakat memiliki cukup uang untuk membeli kendaraan baru walau terkadang sudah memiliki kendaraan.

Selain itu, potensi peningkatan PKB pada SAMSAT Medan Selatan adalah

(48)

kendaraan yang merusak jalan maka tarifnya akan dinaikkan sesuai nilai bobot yang terdapat di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor yaitu di dalam pasal 7 yaitu tentang bobot dan koefisien.

Menurut Samudra (2016: 94-96) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang digunakan untuk menghitung Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok yaitu:

1. Nilai jual kendaraan bermotor

2. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Bobot adalah daya berat/angkut kendaraan bermotor yang diukur berdasarkan jumlah tonase/isi silinder dari kendaraan bermotor tersebut.

Adapun nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Harga pasaran umum adalah harga rata – rata yang diperoleh dari berbagai sumber data yang akurat. Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum pada minggu pertama bulan Desember Tahun Pajak sebelumnya. Dalam harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor tidak diketahui nilai jualnya dapat ditentukan sebagian atau seluruh berdasarkan faktor – faktor sebagai berikut:

1. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder dan/atau satuan tenaga yang sama 2. Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum atau pribadi

3. Harga kendaraan bermotor dengan merek kendaraan bermotor sama 4. Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor

(49)

5. Harga kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor sejenis

6. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemberitahuan Impor Barang.

3.2 Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan

Adapun pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di SAMSAT Medan Selatan yaitu dengan melakukan penetapan pajak dengan melampirkan KTP asli, kemudian besaran Pajak Kendaraan Bermotor dihitung berdasarkan DPPKB (Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor) dan pemungutan PKB dilakukan bersamaan dengan penerbitan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) atau dokumen lain seperti STNK.

Tahap pendaftaran dilaksanakan oleh Polri. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Check persyaratan dan perlengkapan berkas b. Pendataan (Entry)

c. Penyampaian berkas pada pengurus checking

Tahap penetapan pajak dilaksanakan oleh BPPRD dan Jasa Raharja, adapun tugas dan fungsinya sebagai berikut :

1. Tugas dan Fungsi BPPRD Provsu dalam penetapan pajak:

a. Membuat perhitungan dan penetapan pajak b. Membuat nomor

c. Mengisi data Notice pajak

d. Menyampaikan berkas kepada kasir.

2. Tugas dan fungsi Jasa Raharja dalam penetapan pajak:

(50)

a. Laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (SWDKLLJ) dan bendaharawan SAMSAT

b. Membuat bukti setoran uang ke Bank SUMUT c. Membuat laporan ke Cabang Utama Jasa Raharja

Tahap pembayaran dilaksanakan oleh BPPRD (Bank Sumut) dan tahap penyerahan dilaksanakan oleh Polri

Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran:

1. Menerima pembayaran dari WP 2. Menerima hasil penerimaan 3. Mencetak SKPD

4. Mencetak SKPD pada loket pencetak STNK 5. Menyampaikan berkas pada petuga arsip

6. Menyetor hasil penerimaan kekasir pada bendahara 7. Menghimpun berkas belum dibayar kepetugas penagihan

3.3 Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara

Berikut pada tabel 3.1 data realisasi pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Kantor Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan tahun 2016- 2019.

(51)

Tabel 3.1

Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2019

No TAHUN TARGET ( Rp) REALISASI (Rp) %

1 2016 245.920.558.393 226.632.925.915 92,16

2 2017 210.464.807.508 230.943.225.556 109,73

3 2018 220.357.036.445 235.088.787.147 106,69

4 2019 223.900.569.243 227.130.419.050 101,44

Sumber : Unit Pelaksana Teknis SAMSAT Medan Selatan, BPPRD PROVSU Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor dari tahun 2016-2019 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, pajak kendaraan bermotor belum mencapai target, tetapi pada tahun 2017, realisasi pajak kendaraan bermotor sebesar Rp 226.632.925.915 mengalami peningkatan dari target sebesar Rp 245.920.558.393. Pada tahun 2018, Pajak Kendaraan Bermotor ditargetkan sebesar Rp 220.357.036.445, dan realisasi yang didapatkan sebesar Rp 235.088.787.147, dan pada tahun 2019 sangat efektif karena jumlah target yang ditetapkan sebesar Rp.223.900.569.243 dan jumlah realisasi sebesar Rp.227.130.419.050 dengan persentase 101,44%.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan penerimaan yang didapat dari sumber daya dan kekayaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah itu sendiri, dimana dalam proses pengambilan atau pemungutan tersebut diatur dalam peraturan daerah dan disesuaikan dengan perundang- perundangan yang berlaku.

Pada tabel target dan realisasi PAD dibawah ini, jumlah target dan realisasi PAD

(52)

PKB, BBN-KB, Pajak Air Permukaan, Pendapatan Denda Pajak yaitu denda PKB, denda BBNKB, dan Denda Pajak Air Permukaan.

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2016- 2019 Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara

UPT SAMSAT Medan Selatan

No TAHUN TARGET ( Rp) REALISASI (Rp) %

1 2016 256.780.576.601 243.077.901.945 94,66

2 2017 227.240.324.435 249.529.041.306 109,81

3 2018 234.812.189.025 248.520.631.587 105,84

4 2019 236.320.205.518- 245.099.251.098 103,71

Sumber : Unit Pelaksana Teknis SAMSAT Medan Selatan, BPPRD PROVSU Pada tahun 2016 jumlah realisasi PAD yang diperoleh adalah sebesar Rp 243.077.901.945, dari target Rp 256.780.576.601. Tahun 2017, target PAD yaitu sebesar Rp 227.240.324.435 dan realisasi yang diperoleh sebesar Rp 249.529.041.306.

Pada tahun 2018, realisasi PAD Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar Rp.

248.520.631.587 dari target Rp 234.812.189.025 dan pada tahun 2019, target PAD sebesar Rp 236.320.205.518 dan realisasi yang diperoleh adalah sebesar Rp 248.520.631.587.

(53)

3.4 Hambatan- hambatan yang timbul dalam pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada SAMSAT Medan Selatan dan Upaya-upaya untuk mengatasinya

Hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan adalah banyaknya penunggak pajak kendaraan bermotor yang mengakibatkan menurunnya jumlah penerimaan kas daerah Sumatera Utara. Berdasarkan hal tersebut, SAMSAT Medan Selatan pada tahun 2018 dan 2020, membuat program pemutihan dan penghapusan denda. Meskipun hal tersebut tidak mendidik masyarakat karena kesadaran masyarakat untuk membayar kewajiban menjadi rendah. Kecenderungan masyarakat baru membayar pajak kendaraan ketika ada penghapusan denda.

Selanjutnya hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah rendahnya kesadaran wajib pajak untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor, keadaan ekonomi yang tidak stabil dikarenakan penghasilan masih dibawah standar.

Berikut ini adalah jenis kendaraan yang harus masyarakat ketahui yaitu, sebagai berikut:

1) Completely Built Up (CBU), yaitu mobil- mobil yang di impor dalam keadaan utuh dari luar negeri;

2) Complete Knock Down (CKD), yaitu mobil- mobil yang dirakit di dalam negeri.

(54)

3.5 Upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan dalam meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

Di dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, SAMSAT Medan Selatan melakukan berbagai upaya salah satunya adalah dengan meningkatkan pelayanan seperti membuat SAMSAT CORNER yaitu tempat pembayaran dan pengurusan PKB, STNK, dan SWDKLLJ yang berada di Mall, seperti SAMSAT dan SIM CORNER di Sun Plaza, memberikan edukasi (pemahaman) kepada masyarakat tentang kewajiban membayar PKB, BBNB dan menjalin kerjasama yang baik dengan Instansi terkait seperti Polri, Jasa Raharja

(55)

4.1 Potensi Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan Menurut Bapak Andar Bangun, staf pegawai pengelolaan data di SAMSAT Medan Selatan, yang penulis wawancarai pada hari rabu, tanggal 29 Juli 2020, potensi peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor yaitu dapat dilihat di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2019 pasal 7:

1. Bobot sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b, dinyatakan dalam koefisien yang nilainya 1 (satu) sampai dengan 1,3 (satu koma tiga)

2. Koefisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. Mobil roda tiga, sepeda motor roda dua dan sepeda motor roda tiga nilai koefisien sama dengan 1 (satu)

b. Sedan nilai koefisien sama dengan 1,025 (satu koma nol dua lima) c. Jepp dan minibus nilai koefisien sama dengan 1,050

d. Blind van, pick up dan microbus nilai koefisien sama dengan 1,085 e. Bus nilai koefisien sama dengan 1,1 ( satu koma satu)

f. Light truck dan truck nilai koefisien sama dengan 1,3 ( satu koma tiga)

3. Penentuan koefisien sebagaimana dimaksud pada ayat (2), didasarkan pada nilai batas toleransi atas kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan dalam penggunaan Kendaraan Bermotor

(56)

Terjadinya peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahun merupakan potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor. Keadaan ekonomi masyarakat yang yang sedang baik, menjadi salah satu penyebab masyarakat membeli kendaraan baru walau terkadang sudah memiliki kendaraan.

“Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Andar Bangun, kenapa tarifnya dinaikkan, karena ternyata mobil yang paling berat adalah mobil yang rodanya berjumlah 4 dan yang sering merusak jalan seperti truk berat yang bobot pengalinya 1,3 sedangkan pick up itu bobotnya adalah 1,085. Jadi setelah nilai jual dikali bobotnya-lah baru dapat DPPKB ( Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor). Nilai jual kendaraan baru diatur dalam Peraturan Pemerintah dan tahun yang dibawahnya diserahkan ke Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai jualnya tetapi tidak boleh melebihi nilai jual kendaraan baru.

Maksudnya adalah barang yang sudah lama dipakai tidak boleh melebihi barang yang baru”. Contohnya yaitu dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.2

Jenis Kendaraan Bermotor dan Nilai Jual Ubah Bentuk Kendaraan Bermotor 2018

No KODIN G

MEREK TYPE TH BUA T

NJKB BOBO T

DP PKB

824 1

103255 94232

TOYOT A

AVANZA1.

3 G M/T (F653RM-

GMMFJ)

2018 162.000.00 0

1,050 170.100.0 0

Sumber: Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 65 Tahun 2018 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor tahun 2018

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa merek mobil Toyota dengan type Avanza 1.3 G M/T (F653RM-GMMFJ), nilai jual kendaraaan bermotornya sebesar Rp 162.000.000, dengan bobot pengalinya 1,050 maka dasar pengenaan pajak kendaraan bermotornya sebesar Rp 170.100.000.

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek

Anda akan membela, mengganti rugi kepada, membebaskan RIM, afiliasi RIM, pemasok, pengganti, agen, direktur, karyawan, dan kontraktor mandiri (setiap dari mereka: Pihak

bahwa pengaturan pendidikan dan pelatihan kerja bagi calon tenaga kerja Indonesia di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam huruf a, merupakan norma, standar,

[r]

Manajemen memori dengan pemartisian tidak tetap, jumlah, lokasi dan ukuran proses dimemori dapat beragam sepanjang waktu, disebut. Setiap informasi diletakan secara utuh

Kayu olahan menjadi dominasi bahan baku pembuatan furniture dengan bentuk dari permainan yang ada di playground dan sebagian besar dinding pada ruang display berbahan

Dari pendapat para pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa penghargaan adalah imbalan yang diterima karyawan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan yang dapat

Jumlah Kasus KONFIRMASI POSITIF Berdasarkan GEJALA Di kabupaten Ngawi. TIDAK BER GEJALA (TIDAK SAKIT)