BAB II GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM
2.2 Sumber Daya Manusia
2.2.1 Sumber Daya Manusia (Pegawai)
Dibawah ini dapat dilihat jumlah SDM berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan RSUD dr. Soekardjo Tahun 2017
No Tingkat Pendidikan PNS Kategori Non PNS Jumlah
1 SD 5 14 19
2 SMP Sederajat 10 20 30
3 SMA Sederajat 138 147 287
4 D1 0 7 7
5 D2 0 1 1
6 D3 204 264 468
7 D4 27 0 27
8 S1 175 100 275
9 S2 17 1 18
10 S3 0 0 0
Jumlah 576 554 1130
Sebagian besar tenaga adalah lulusan Diploma III ke atas. Hal ini juga menggambarkan bahwa ketenagaan di RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya tingkat kompetensi dan profesionalisme cukup baik.
Tabel 2.3
Gambaran Ketenagaan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Berdasarkan Tingkat Kepangkatan Tahun 2017
No Tingkat
Kepangkatan/Golongan PNS Non PNS (PTT&PT)
1 Golongan I 62 0
2 Golongan II 73 0
3 Golongan III 13 0
4 Golongan IV 6 0
5 Tidak ada Kepangkatan/gol. 0 554
Total 576 554
Jumlah pegawai di lingkungan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya berdasarkan golongan (PNS) sebanyak 576 orang.
Golongan I sebanyak 62 orang, Golongan II sebanyak 73 orang, Golongan III sebanyak 13 orang dan Golongan IV sebanyak 6 orang. Dan Non PNS (PTT dan PT) sebanyak 554 orang.
2.3 Kinerja Pelayanan RSUD dr. Soekardjo 2.3.1 Pelayanan Rawat Jalan
Produksi jasa layanan medis secara poliklinik di RSUD Kota Tasikmalaya di selenggarakan dan dilaksanakan secara professional di Instalasi Rawat Jalan yang terdiri atas berbagai jenis jasa layanan meliputi :
Klinik PKBRS
Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Klinik Urologi
Laktasi
Klinik Syaraf
Klinik Mata
Klinik THT
Klinik Kulit dan Kelamin
Klinik Anak
Klinik Bedah
Klinik Orthopedi
Klinik Penyakit Dalam
Klinik DOTS
Klinik Gigi
Klinik Prostodonti
Klinik Orthodonti
Klinik Bedah Mulut
Klinik Konservasi Gigi
Klinik Psikiatrik
Klinik Bedah Syaraf
EEG
IPWL
Klinik Jantung
Klinik Gizi
Klinik Rehabilitasi Medik
Klinik Triage
Klinik Pegawai
Klinik Teratai
Kliik PTRM
Klinik Lansia
Klinik Tumbuh Kembang
Klinik Suntik
Klinik Thalasemia
Klinik Anastesi
Gambar 2.1
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
2.3.2 Pelayanan Rawat Inap
Tabel 2.4
Alokasi Tempat Tidur Ruang Perawatan Tahun 2017
Berdasarkan Keputusan Direktur Nomor 447/Kep-220-Huk/2017 Tanggal 16 September 2017
Rawat Inap
NO RUANG KELAS JUMLAH
TEMPAT TIDUR VVIP VIP I II III
1 Sukapura 5 10 15
2 VIP Lt.2 10 10
3 Utama 10 10
4 MB 3 18 21
5 I 2 4 15 21
NO RUANG KELAS JUMLAH TEMPAT TIDUR VVIP VIP I II III
6 Melati Lt 2 50 50 7 Melati Lt 3 50 50 8 Melati Lt 4 50 50 9 Melati Lt 5 50 50
10 V 3 4 8 21 36
11 VI 33 33
12 VII 2 8 11 21
13 Perinatologi 32 32
14 RAA 6 10 16
15 VK 2 1 10 13
JUMLAH 5 44 37 20 322 428 Ruang Perawatan Khusus
Ruang Operasi
NO RUANG JUMLAH
TEMPAT TIDUR 1 Bedah Sentral 8
JUMLAH 8
Kapasitas tempat tidur kelas III terhitung paling banyak dibanding dengan tempat tidur kelas lainnya di RSUD dr.
Soekardjo kota Tasikmalaya dimana untuk kelas III (75,23%), kelas II (4,67%), Kelas I (8,64%), VIP (10,28%), VVIP (1,17%).
Tahun 2013 sampai 2015 jumlah kunjungan gakin kapasitas tempat tidur kelas III yang dimiliki RSUD masih mengalami
NO RUANG JUMLAH TEMPAT TIDUR
1 ICU 5
2 NICU 7
3 PICU 5
4 IGD 16
5 Hemodialisa 15
6 Thalasemia 10
JUMLAH 58
kekurangan hal ini dapat dilihat dari nilai tingkat hunian kelas III melebihi nilai standar yang seharusnya yaitu 70 – 85%, pada tahun 2016 gedung rawat inap 4 lantai (Gedung Melati) sudah dioperasionalkan sehingga nilai tingkat hunian kelas III memenuhi nilai standar, seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 2.5
Tingkat Hunian BOR per Kelas Tahun 2013– 2016
TAHUN
KELAS VVIP VIP UTAMA
+ UTAMA
B KELAS
I KELAS
II KELAS III 2016 93,2 83,0 94,4 90,4 61,2 63,3 74,5 2015 81,13 78,48 89,32 143,91 109,54 33,62 118,99 2014 99,79 83,11 98,77 90,48 76,70 36,74 132,87 2013 90,10 80,07 90,93 85,70 67,39 42,80 121,23
Gambar 2.2
Jumlah kunjungan Rawat inap
2.3.3 Pola Morbiditas (10 Penyakit terbanyak) Tabel 2.6
Pola Morbiditas Penyakit Rawat Inap Tahun 2016-2017 Jenis / Kasus
Penyakit
Tahun 2016 Jenis / Kasus Penyakit
Tahun 2017
Jumlah % Jumlah %
Anemia Lainnya 1083 21.35 Diare 871 14.25 Tubercolosis paru
lainnya 925 18.24 Anemia 782 12.79
Demam berdarah
dengue 814 16.05 Stroke 734 12.01
Diare &
gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi)
696 13.72 TB Paru 731 11.96
Pneumonia 234 4.61 CHF(Congestive
Heart Failvre) 731 11.96 Gagal Jantung 388 7.65 CKD(Chronic
Kidney Disease) 685 11.21 Diabetes Melitus 292 5.76 STT(Soft Tisu
Tumor) 471 7.70
Hernia inguinal 292 5.76 Hernia 461 7.54
STT 235 4.63 Pneumonia 421 6.89
Riferplasia 113 2.23 Diabetes Mellitus
226 3.70 Jumlah 5072 100 Jumlah 6113 100 Dalam kurun waktu 2016 dan 2017 pola angka kesakitan atau morbiditas pasien rawat inap terdapat beberapa pergeseran namun untuk kasus-kasus anemia, diare dan tuberculosis paru masih menempati 10 jenis penyakit terbesar di RSUD Kota Tasikmalaya dari 526 golongan sebab-sebab sakit.
Tabel 2.7
Pola Morbiditas Penyakit Rawat Jalan Tahun 2015-2016
Jenis / Kasus Penyakit
Tahun 2016 Jenis / Kasus Penyakit
Tahun 2017
Jumlah % Jumlah %
Gangguan Reflaksi
dan akomodasi 4866 23.03 Tuberkolosis paru 4997 19.34 Tubercolosis paru 2450 11.60 Gagal ginjal lainnya 4000 15.48 Gagal Jantung 2376 11.25 Gagal ginjal 3879 15.01 Diare &
gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi)
2312 10.94 Soft tisue
tumor 2693 10.42
Stroke 2066 9.78 Diabetes
Melitus 2374 9.19 Hiperplasia Prostat 1880 8.90 Penyakit
pulpa dan
periapikal 2155 8.34
Asma 1514 7.17 Gangguan
reflaksi dan
oakomodasi 2142 8.29
Hipertensi 1440 6.82 Diare 1291 5.00
Katarak dan gangguan lain
lensa 1372 6.49 Asma 1247 4.83
Gastritis 850 4.02
Penyakit telinga dan proseus mastoid
1062 4.11 Jumlah 21126 100 Jumlah 25840 100
Sedangkan untuk rawat jalan penyakit hipertensi, tuberculosis paru, dan gangguna reflaksi menjadi penyakit-penyakit yang selama 2 tahun berturut-turut masuk dalam golongan 10 penyakit terbesar dari 526 golongan sebab-sebab sakit yang memerlukan pelayanan rawat jalan di RSUD Kota Tasikmalaya.
2.4 Sarana dan Prasarana (Asset)
Pelayanan rumah sakit adalah pelayanan dalam bidang industri jasa dan merupakan bentuk upaya pelayanan kesehatan yang bersifat sosio ekonomi, yaitu suatu usaha yang walau bersifat sosial, namun diusahakan agar bisa memperoleh surplus dengan cara pengelolaan yang profesional. Dalam upaya peningkatan kepuasan pengguna jasa pelayanan rumah sakit maka diharapkan tersedianya sarana dan prasarana yang dapat mendukung terhadap pelayanan. Karena dengan kurangnya sarana dan prasarana untuk melayanipasien rumah sakit menjadi kendala tersendiri untuk melayani kesehatan masyarakat. Adapun sarana prasarana dan peralatan rumah sakit meliputi :
1. Bangunan
Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya merupakan bangunan dengan luas bangunan berkisar 28.841 M2. yang terdiri dari 67 bangunan yang berdiri diatas lahan seluas 32.770 m2. Dengan keterbatasan lahan yang ada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya berusaha setiap tahunnya meningkatkan pelayanan melalui pemeliharaan rutin/berkala bangunan-bangunan yang ada di rumah sakit seperti perbaikan dan pengecatan ruangan-ruangan, baik itu ruangan rawat inap, ruangan rawat jalan dan ruangan-ruangan lainnya. Bangunan merupakan salah satu aspek yang dapat meningkatkan kepuasan pasien karena tingkat kepuasan pasien tidak hanya terletak pada kualitas dari pelayanan, tetapi juga dipengaruhi oleh kualitas bangunan. Kesan pertama terhadap rumah sakit terbentuk sejak pasien pertama kali melihat bangunan rumah sakit dari luar sebelum memasuki kawasan rumah sakit.
Pada dasarnya rumah sakit ini mengharapkan dapat memperluas lahan sehingga dapat memenuhi standar desain
rumah sakit namun dikarenakan posisi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya berada di tengah kota jadi untuk perluasan lahan tidak memungkinkan dan kalaupun bisa itu memerlukan biaya yang cukup besar untuk membuat semua ruangan yang dibutuhkan oleh rumah sakit sesuai dengan standar, tapi paling tidak ada upaya yang baik dari pengelola rumah sakit untuk membuat rumah sakit yang nyaman bagi siapa saja yang berada di rumah sakit.
2. Pertamanan
Rumah sakit merupakan tempat dimana orang-orang sakit akan mendapatkan perawatan kesehatan, dan orang-orang sakit tersebut butuh perawatan kesehatan dengan menginap dan tinggal di rumah sakit untuk beberapa waktu.
Optimalisasi penggunaaan ruang terbuka dapat mendukung terciptanya situasi yang kondusif untuk beraktivitas di rumah sakit. Sehubungan dengan fungsi rumah sakit yang mana mengobati orang-orang yang sakit, maka dengan adanya taman disekitar rumah sakit dapat mengakomodasi aktivitas penyembuhan pasien, baik bagi pengunjung, staf rumah sakit, dokter, maupun pasien itu sendiri. Taman yang indah harus didukung oleh kebersihan lingkungan sekitar karena kebersihan merupakan kunci utama penilaian sebuah rumah sakit. Dengan adanya taman yang ditunjang oleh kebersihan lingkungan sekitar maka rumah sakit dapat menjadi rumah sakit pilihan utama di priangan timur.Untuk mewujudkan hal tersebut maka pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya dalam pengelolaan taman dan kebersihan dibantu oleh cleaning service dan petugas pengelola taman yang ada di rumah sakit.
3. Sarana Rumah Sakit termasuk Instalasi listrik dan gas
Sarana pendukung lainnya yang dapat menunjang terhadap pelayanan adalah listrik yang tersedia, adapun Listrik berasal dari 2 (dua ) sumber, yakni dari PLN dan Genset dimana kapasitas yang bersumber dari PLN total sebanyak 690 KVA dari sebelumnya sebesar 550 KVA ditambah pada tahun 2016 sebesar 135 KVA dan dari genset sebanyak 3 unit dengan total kapasitas sebesar 1400 KVA yang dapat mengakomodir seluruh ruangan di Rumah Sakit.
Pada tahun 2016 Rumah Sakit menambah daya listrik dikarenakan banyaknya peralatan medis yang memerlukan daya yang lebih besar dan untuk mengindari kerusakan alat-alat dikarenakan kurang besarnya daya yang disediakan.
Selain listrik ada juga pesawat telepon yang tersedia dimana terdiri dari 3 saluran (hunting) 1 set dan 1 saluran (non hunting), Satu saluran dipakai khusus untuk Direktur, tiga saluran lainnya pada Faxsimilli dan satu saluran khusus untuk kasus kegawatdaruratan (IGD) untuk keperluan komunikasi di dalam lingkungan Rumah Sakit ada 200 saluran sambungan.
4. Sanitasi dan kesehatan lingkungan
Sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.Dalam lingkup Rumah Sakit (RS), sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di RS yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar Rumah sakit. Dari pengertian di atas
maka sanitasi RS merupakan upaya dan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Adapun lingkup sanitasi Rumah Sakit mencakup upaya-upaya yang bersifat fisik seperti pembangunan sarana pengolahan air limbah, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, masker, fasilitas pembuangan sampah, serta upaya non fisik seperti pemeriksaan, pengawasan, penyuluhan, dan pelatihan.
Untuk Sanitasi yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum Dearah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya antara lain :
a. Air Bersih.
Untuk keperluan air bersih disamping bersumber dari PDAM, ada sumur gali dan selain itu juga dipasang pompa air diruang rawat inap sebagai cadangan supply air bersih apabila PDAM mengalami gangguan. Kapasitas Turn Induk adalah kurang lebih 124 m2 dan Penggunaan air PDAM ± 3.868 m2 per bulan dan untuk cadangan PDAM bila ada gangguan dipasang pompa air sebanyak 46 buah.
b. Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL).
Pembuangan air kotor yang bersumber dari ruang–ruang perawatan disalurkan ke tempat pengolahan air limbah (IPAL), untuk diproses dan dinetralisir kembali sehingga air limbah tersebut sebelum dibuang benar-benar sudah tidak berbahaya bagi lingkungan sekitarnya.
c. Pengolahan Sampah Medis dan Non Medis.
Untuk pemusnahan sampah medis dilakukan dengan menggunakan alat incenerator, sedangkan untuk pembuangan sampah non medik disediakan dua buah bak sampah kontainer dengan kapasitas 6 m3 diangkut dengan truk sampah ke tempat pembuangan akhir di daerah Ciangir. Sebetulnya RSUD dr. Soekardjo sudah memiliki alat Incenerator yang berfungsi untuk menghancurkan sampah limbah padat yang ditempatkan didaerah ciangir
namun belum dapat dioperasionalkan secara maximal dikarenakan adanya kendala akses jalan yang akan menuju ke tempat incenerator sering terhalangoleh sampah dan banyaknya binatang peliharaan seperti sapi yang berkeliaran disekitar area incenerator sehingga perlu adanya pemagaran dan pengaspalan munuju area tersebut, sehingga untuk pengolahan sampah medis masih melakukan kerjasama dengan PT. Maxbis.
5. Peralatan medis
Peralatan medis merupakan salah satu pendukung dalam memberikan pelayanan, dengan peralatan medis yang lengkap maka akan dapat memenuhi kebutuhan pasien dalam proses perawatan dan pengobatan di rumah sakit. Peralatan medis di rumah sakit meliputi : Alat-alat kedokteran umum, Alat-alat kedokteran mata, alat-alat kedokteran kandungan dan kebidanan, alat-alat kesehatan, alat-alat radiologi, alat-alat laboratorium, Alat-alat kedokteran bedah, alat-alat kedokteran anestesi, dll. Untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut memerlukan biaya yang besar sehingga untuk pemenuhannya rumah sakit setiap tahunnya mengganggarkan untuk pemenuhannya dan berupaya mendapat bantuan dana baik itu dari APBD Kota, APBD Provinsi maupun APBN.
6. Peralatan non medis
Sama halnya dengan peralatan medis, maka peralatan non medis juga dibutuhkan dalam memberikan pelayanan di rumah sakit. Dalam pengadaannya peralatan medis diadakan rutin setiap tahunnya melalui kegiatan-kegiatan yang ada di Rumah Sakit. Peralatan non medis merupakan peralatan yang dapat mendukung terhadap pelayanan seperti : mebelair, komputer, atk, kursi tunggu pasien, pakaian dinas, dll.
Sebagai gambaran kondisi asset dan sarana prasarana di RSUD dr. Soekardjo dalam melaksanakan fungsinya seperti tertera dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.8
Gambaran Asset RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
KODE NAMA BARANG JUMLAH NILAI (Rp.)
ASET TETAP
1 Tanah 2 45,332,982,500
2 Peralatan dan Mesin 256,631,648,838.37 2 Alat-alat Besar 159 1,116,789,064.00 3 Alat-alat Angkutan 65 5,390,459,660.00 4 Alat Bengkel dan Alat Ukur 15 1,061,340,751.00 5 Alat Pertanian 67 198,151,050.00 6 Alat Kantor dan Rumah Tangga 4121 26,311,394,342.62 7 Alat Studio dan Alat Komunikasi 118 4,272,711,288.00 8 Alat-alat Kedokteran 3923 182,225,111,346.25 9 Alat Laboratorium 814 30,628,043,786.50 10 Alat-alat Perenjataan/Keamanan 9 5,427,647,550.00 3 Gedung dan Bangunan 66,037,639,023.45
11 Bangunan Gedung 66,037,639,023.45
12 Monumen - - 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 3,403,323,858.25
13 Jalan dan Jembatan 172,155,000.00 14 Bangunan air/irigasi 199,060,000.00 15 Instalasi - -
16 Jaringan 3,032,108,858.25
5 Aset Tetap Lainnya 239,126,000.00 17 Buku dan Perpustakaan 36 239,126,000.00 18 Barang Bercorak Kebudayaan - - 19 Hewan dan Ternak serta
Tanaman - - 20 Aset Renovasi - - 6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 22,126,502,034.00
ASET LAINNYA 10,740,046,232.33
7 Aset Lainnya 10,740,046,232.33
21 Aset Kondisi Rusak
Berat/Hilang/Lainnya 10,236,306,232.33 22 Aset yang dimanfaatkan Pihak
Lain - - 23 Aset Tidak Berwujud 503,740,000.00
2.5 Unit Usaha
RSUD dr. Soekardjo dalam mengembangkan pelayanan juga melakukan kerjasama operasional (KSO) dengan pihak ketiga antara lain seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.9
Jumlah Kerjasama yang dilaksanakan dengan Pihak Ketiga Tahun 2017
No Bidang Yang
Dikerjasamakan Jumlah
Kerjasama Tujuan Kerjasama Hasil Yang Telah Dicapai
Hukum 1 Lembaga Konsultasi Hukum Konsultasi Hukum 3 Penangananan
Limbah 1 Lembaga Pembakaran sampah medis
Pembakaran sampah medis
terpenuhi
4 Pelaksanaan
Pendidikan 7 Lembaga Praktek kerja lapangan dan
1 Lembaga Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
No Bidang Yang
Dikerjasamakan Jumlah
Kerjasama Tujuan Kerjasama Hasil Yang Telah Dicapai
1 Lembaga Penyampaian informasi program
Kerohanian 4 Lembaga Pelayanan Kerohanian untuk
Selama tahun 2017 telah dilaksanakan sepuluh bidang kerjasama yang didalamnya terdiri dari 41 lembaga. Dari sejumlah kerjasama, kerjasama dalam bidang pelayanan kesehatan yang paling banyak dilakukan yaitu 21 lembaga, hal ini dikarenakan dengan tugas dan fungsi Rumah Sakit dr. Soekardjo yang ditunjuk sebagai Rumah Sakit rujukan regional dimana harus memiliki mitra dalam melaksanakan pelayanan dalam hal ini dengan Puskesmas yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya. Untuk Melengkapi sarana dan prasarana dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, namun merujuk pada kondisi anggaran yang tidak memugkinkan untuk mengadakan pengadaan sendiri, RSUD dr. Soekardjo juga perlu upaya salah satunya dengan menjalin kemitraan dengan pihak lain.
Dengan adanya kemitraan dengan berbagai lembaga maka dampak yang diperoleh adalah dapat terlayaninya pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat dengan baik. Walaupun selama berjalannya kemitraan dengan berbagai lembaga tidak sedikit RSUD dr. Soekardjo mengalami kendala diantaranya dalam
hal pengurusan pembaharuan kerjasama beberapa kali terjadi keterlambatan sehingga mempengaruhi kelancaran pelayanan.
2.6 Diklat
Pengembangan karier melalui pendidikan, kursus dan pelatihan yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit dr. Soekardjo senantiasa diupayakan adanya peningkatan, hal ini dilakukan dalam rangka Pengembangan potensi Sumber Daya Manusia yang ada di RSUD dr. Soekardjo.
Sebagaigambaran kegiatan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia di RSUD dr. Soekardjo kami sajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.10
Kegiatan Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia RSUD dr. Soekardjo Tahun 2017
No Jenis Pelatihan Jumlah
Pelatihan Jumlah Orang
1 Pelatihan/Workshop 62 134
2 In House Training 30 1720
3 Pertemuan/Sosialisasi/Rapat/Studi
Banding 11 75
4 Seminar/Simposium 74 391
Jumlah 177 2320
2.7 Kinerja Pelayanan RSUD dr. Soekardjo
Untuk mengukur kinerja pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo dapat diketahui melalui pencapaian indikator sasaran melalui Indikator Kinerja Utama dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) RSUD dr. Soekardjo.
Indikator kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atas keberhasilan organisasi dan merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari RPJMD.
Secara umum indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh RSUD
dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kota Tasikmalaya.
Indikator Kinerja Utama RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada periode Renstra 2013-2017 seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 2.11
Pencapaian Kinerja Pelayanan RSUD dr. Soekardjo Kota TasikmalayaTahun 2013-2017
NO Indikator Kinerja Satuan Target SPM/
Target Renstra Perangkat Daerah
Tahun 2013-2017 Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 1 % kehadiaran karyawan % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 92% 94% 100% - 99.5% 92% 94% 99.99% - 2 % pemenuhan diklat sesuai kebutuhan % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 58.22% 80% 85.2% - 100% 58.22% 80% 85.2% -
3 % punishment yang diberikan bagi pegawai
yang melanggar aturan % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100 8 Jumlah pelaporan
kinerja keuangan yang
akurat dan akuntabel Dok 4
Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok - 100% 100% 100% 100
% - 9 Tersedianya dokumen
perencanaan RSUD Dok 2
Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 4 Dok - 100% 100% 100
% 100
% -
10 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) - - - - B
(62.51-81.25) - - - - B
75.78% - - - - 93.2 7 11 Nilai AKIP RSUD dr.
Soekardjo - - - - B - - - - NA - - - - -
12 Tingkat pencapaian
status Akreditasi - - - - Paripu
rna - - - - Parip
urna - - - - 100
Pada tabel diatas dapat kita lihat secara umum capaian indikator sudah baik dimana capaian indikator sebagian besar sudah tercapai, walaupun masih ada beberapa target indikator yang telah ditentukan nilai realisasinya belum tercapai.
Selanjutnya dapat kita lihat pula pada tahun 2017 adanya perubahan capaian indikator kinerja utama IKU), hal ini disebabkan karena perubahan - perubahan yang terjadi sehingga dipadang perlu untuk dilakukan review terhadap capaian Indikator kinerja utama yang sudah ada pada Renstra 2013-2017.
Perubahan ini juga tidak terlepas dari sasaran dan tujuan RPJMD Kota Tasikmalaya.
Hanya tiga dari sembilan indikator kinerja di tahun 2016 belum memenuhi target yaitu pemenuhan diklat, ketenagaan dan pendapatan. Sedangkan pada tahun 2017 hanya satu dari tiga indikator kinerja belum mencapai target yaitu capaian nilai AKIP yang mana hal ini disebabkan tidak dilakukannya penilaian atas dokumen AKIP RSUD dr. Soekadjo tahun 2016 oleh Inspektorat.
2.8 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Sebagai dasar upaya pencapaian SPM adalah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yang ditindaklanjuti dengan Perwalkot nomor 77 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah RSUD Kota Tasikmlaya.
SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.Spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. SPM berisikan indikator-indikator mulai dari penyediaan sumber daya, cakupan layanan
dan mutu layanan, yang digunakan sebagai alat ukur keberhasilan. Dengan melakukan pengukuran dan evaluasi secara periodik diharapkan terjadi peningkatan kinerja pelayanan secara terus menerus. Selain itu juga dapat memberikan informasi secara transparan terhadap pencapaian kinerja pelayanan. Guna efektivitas analisa hasil pencapaian SPM di RSUD dr. Soekardjo dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis pelayanan yaitu :
1. Pelayanan Medis dan Keperawatan 2. Pelayanan Penunjang
3. Pelayanan Administrasi Keuangan dan Manajemen
1. Pelayanan Medis dan Keperawatan
Tabel 2.12
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Medis dan Keperawatan
No Jenis
Pelayanan Indikator Standar SPM Realisasi Capaian Tahun
2014 2015 2016
1 Gawat darurat Kemampuan menangani Live Saving Anak dan
Dewasa 100% 100% 100% 100%
Jam Buka Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam
Pemberian Pelayanan Gawat darurat yang Bersertifikat yang masih berlaku
BLS/PPGD/GELS/ALS
100% 100% 100% 100%
Ketersediaan Tim Penanggulangan Bencana 1 Tim 1 Tim 1 Tim 1 Tim
Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat Darurat
≤ 5 menit terlayani setelah pasien
datang
Kepuasan Pelanggan ≥ 70% 71,12% 73,05% 73%
Kematian pasien < 24 Jam
≤ dua perseribu (Pindah pelayanan rawat inap setelah 8
Jam)
Tidak adanya pasien yang diharuskan
membayar uang muka 100% 100% 100% 100%
2 Rawat Inap Pemberian Pelayanan rawat Inap dr. Spesialis dr. Spesialis dr. Spesialis dr. Spesialis
Perawat Minimal
Pendidikan D3 Perawat
Minimal Perawat
Minimal Perawat berpendidikan
Pendidikan D3 Pendidikan D3
S1/D4, D3
Dokter Penanggung Jawab Pasien rawat Inap 100% 100% 100% 100%
Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap
Anak Anak Anak Anak
Penyakit Dalam Penyakit
Dalam
Penyakit
Dalam Penyakit Dalam
Kebidanan Kebidanan Kebidanan Kebidanan
Bedah Bedah Bedah Bedah
Jam Visite dokter Spesialis 08.00 s/d 14.00
setiap hari kerja
08.00 s/d 14.00 setiap
hari kerja
08.00 s/d 14.00 setiap
hari kerja
08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja
Kejadian Infeksi Pasca Operasi ≤ 1,5 % 1,63% 1,21% 0,14%
Kejadian Infeksi Nosokomial ≤ 1,5 % 0,15% 0,16% 0,43%
Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang
berakibat kecacatan/kematian 100% 100% 100% 100%
Kematian pasien > 48 jam ≤ 0,24% 2,12% 2,12% 2,40%
Kejadian Pulang Paksa ≤ 5% 7,65% 7,65% 3,43
Kepuasan Pelanggan ≥ 90% 73,05% 85,60%
Rawat Inap TB
Penegakan Diagnosis TB melalui pemeriksaan
Microscope TB 60% 100% 100% 90%
Terlaksananya kegiatan pencatatan dan
pelaporan TB di Rumah sakit ≥ 60% 100% 100% 100%
3 Rawat Jalan Dokter Pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis 100% Dokter
Spesialis 99% dokter
Spesialis 99% dokter
Spesialis 99% dokter Spesialis
Ketersediaan Pelayanan
Klinik Anak Klinik Anak Klinik Anak Klinik Anak
Klinik Penyakit
Kebidanan Klinik Kebidanan
Klinik Bedah Klinik Bedah Klinik Bedah Klinik Bedah
Penegakan Diagnosis TB melalui Pemeriksaan
Mikroscope TB ≥ 60% 97,99% 97,99% 97,99%
Terlaksananya kegiatan pencatatan dan
Pelaporan TB di Rumah Sakit ≤ 60 % 22,70% 22,70% 22,70%
Tidak adanya kejadian salah tindakan pada
operasi ≤ 1,5 % 0% 0% 0%
Komplikasi anestesi karen aoverdosis, reaksi anestesi dan salah penempatan anesthesi
endotracheal tube ≤ 6 % 0% 0% 0%
5 Persalinan dan Perinatologi
Kejadian kematian ibu karena persalinan
Perdarahan ≤ 1% 0,09% 0,09% 0,04%
Pre-eklampsi ≤ 30% 0,06% 0,06% 0,08%
Sepsis ≤ 0,2 % 0,06% 0,06% 0,00%
Pemberian pelayanan persalinan normal
Dokter Spesialis
Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit Tim Ponek yang terlatih
Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Keluarga Berencana
a. Persentase KB Vasektomi & Tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga kompeten dr. Sp. OG, dr.
Sp. B, dr. Sp. U, dr. Umum terlatih
100% 100% 100% 100%
Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 0 0
6 Intensive (ICU)
Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan
intensive dengan kasus yang sama < 72 Jam ≤ 3% 0% 0% 0%
intensive dengan kasus yang sama < 72 Jam ≤ 3% 0% 0% 0%