• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chart Title

C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1) Urusan Seni Budaya

2) Urusan Pekerjaan Umum a) Sanitasi

Salah satu aspek yang penting dalam menjaga kualitas lingkungan adalah dengan menjaga kondisi sanitasi masyarakat. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Jombang rumah tangga dengan akses sanitasi layak, yang ditinjau dari kepemilikan jamban sehat sehat, mengalami peningkatan dari 60,28% pada tahun 2009, menjadi 84,19% pada tahun 2012.

Jika ditinjau dari tingkat timbulan sampah pada tahun 2012 mencapai 116,71 ton/hari, sedangkan sampah yang terangkut mencapai 67,69 ton/hari atau sebesar 58%. Memperhatikan hal tersebut dari total timbulan sampah per hari selain yang terangkut

SD/MI SMP/MTS SMA/SMK/MA 2010 63.00 82.58 90.21 2011 57.47 83.99 91.25 2012 81.98 97.68 91.25 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

II - 45 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

untuk sampah yang diolah per harinya sebesar 14,23% atau 16,61 ton/hari, dari total sampah yang diolah tersebut yang diolah untuk dijadikan kompos sebesar 10,96% atau 12,79 ton/hari dan untuk di daur ulang sebesar 3,84% atau 3,82 ton/hari. Selain itu dari total timbulan sampah per harinya, masih terdapat yang tidak terangkut maupun diolah yaitu sebesar 27,77% atau 32,41 ton/hari. Meninjau dari tingkat pelayanan persampahan mencapai 83,22%, hal ini mengandung makna bahwa dari total wilayah yang harus dilayani yaitu seluas 3.479 Ha baru dapat direalisasikan di wilayah perkotaan saja yaitu seluas 2.895 Ha. Sedangkan untuk jumlah penduduk yang harus terlayani sampai dengan tahun 2012 mencapai 58%, atau dari total jumlah penduduk di wilayah perkotaan sebesar 96.704 jiwa baru bisa melayani penduduk sebesar 56.088 jiwa.

Terkait dengan penanganan sanitasi lingkungan khususnya drainase lingkungan untuk wilayah perkotaan Jombang, bahwa dengan semakin meningkatnya perkembangan kawasan pemukiman mengakibatkan sering terjadinya genangan di beberapa lokasi dengan luasan mencapai 7.111 m² pada tahun 2013.

b) Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari masyarakat di Kabupaten Jombang memperoleh air dari berbagai sumber baik dengan menggunakan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan. Sarana air bersih perpipaan diperoleh dari PDAM dan non PDAM yang dikelola masyarakat. Sistem air minum non perpipaan menggunakan sumur gali, penangkap air hujan serta dari mobil tangki. Penggunaan penangkap air hujan sebagai sumber air bersih terutama dilakukan oleh masyarakat yang kesulitan mendapatkan sumber air minum, dimana alternatif sumber air lainnya baik sistem perpipaan maupun sistem lain tidak memungkinkan. Di Kabupaten Jombang penduduk dengan akses air minum ”Aman” sebesar 73,845% penduduk. Prosentase penggunaan sumber air minum penduduk kategori ”Aman” masing-masing jenis sumber di Kabupaten Jombang.

Tabel 2.18.

Prosentase Penduduk Dengan Akses Air Minum “Aman” No Sumber air Prosentase

1 PDAM 7,84%

II - 46 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

3 SPT 26,95%

4 Lainnya 0,00%

5 HIPPAM 2,23%

Total 73,845%

Sumber : Hasil Analisa

Menurut hasil proyeksi menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Jombang secara berturut-turut adalah 1.261.051 jiwa (tahun 2013), 1.365.215 jiwa (tahun 2017), 1.477.984 jiwa (tahun 2022) dan 1.600.067 (tahun 2027). Penduduk sejumlah tersebut harus semuanya (100%) terlayani oleh air minum yang aman.

Di wilayah-wilayah khususnya perkotaan atau kecamatan dengan jumlah penduduk besar harus mendapat prioritas yang lebih besar dalam pemenuhan air minum, dilihat dari data proyeksi jumlah penduduk menunjukkan bahwa Kecamatan Jombang memiliki jumlah penduduk paling besar yaitu 143.926 jiwa (tahun 2013), 155.815 jiwa (tahun 2017), 168.685 jiwa (tahun 2022) dan 182.619 (tahun 2027). Kedua adalah Kecamatan Diwek, secara berturut-turut yaitu 105.893 jiwa (tahun 2013), 114.640 jiwa (tahun 2017), 124.110 jiwa (tahun 2022) dan 134.361 (tahun 2027). Di Kabupaten Jombang secara garis besar, terdapat 2 jenis kebutuhan air yaitu untuk memenuhi kebutuhan domestik (rumah tangga) dan kebutuhan non domestik (memenuhi kebutuhan non rumah tangga), kebutuhan air bersih untuk kebutuhan domestik (rumah tangga) merupakan kebutuhan penduduk untuk masak, mandi, cuci dan kakus. Besarnya pemakaian untuk keperluan ini bervariasi untuk setiap wilayah. Standart yang biasa digunakan sebagai dasar perkiraan adalah “Kategori Kota dan Standar kebutuhan Air Bersih Untuk Rumah Tangga” yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya. Selain dari standar tersebut, kebutuhan air bersih juga dapat diambil berdasar pemakaian konsumen yang tercatat dalam rekening bulanan PDAM.

Berdasar data pemakaian air dan data jumlah rekening yang ada di PDAM Kabupaten Jombang Bulan Juni tahun 2013 dari data jumlah pemakaian air dan jumlah rekening diketahui bahwa pemakaian air rata-rata di PDAM sebesar 122 L/orang/hari dengan asumsi satu sambungan digunakan oleh enam jiwa. Jumlah pemakaian ini bervariasi di masing - masing unit yang berkisar antara 81 – 115 L/orang/hari. Pemakaian air tertinggi berada di BNA Jombang dan IKK Diwek yaitu 115 L/orang/hari dan konsumsi

II - 47 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

terendah di IKK Kabuh sebesar 81 L/orang/hari. Sedangkan kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan non rumah tangga, yaitu untuk kegiatan ekonomi dan perkotaan misalnya untuk industri, perkantoran, pertokoan, hotel, penginapan, rumah makan, rumah sakit, puskesmas, sekolah, rumah ibadah, dan lain-lain. Perhitungan secara pasti untuk mengetahui kebutuhan air jenis ini sangat sulit dilakukan, karena beragamnya jenis fasilitas serta setiap sambungan akan memerlukan air yang berbeda dengan sambungan lainnya. Untuk memperkirakan kebutuhan non domestik, dilakukan dengan mengambil prosentase dari kebutuhan domestik.

Berdasar data pemakaian air di PDAM Kabupaten Jombang, jumlah pemakaian air non domestik Kabupaten Jombang pada bulan Agustus 2012 sebanyak 25.237 m3 sedang pemakaian total pada bulan yang sama sebesar 257.328 m3. Jika dibandingkan dengan jumlah pemakaian total, Konsumsi air non domestik ini sekitar 8,26% dari total konsumsi air di Kabupaten Jombang. Dalam penyusunan Rencana Induk ini direncanakan kebutuhan air non domestik dialokasikan sebesar 15 % dari kebutuhan domestik. Angka 15% ini tetap sampai dengan akhir perencanaan dengan asumsi bahwa perkembangan kebutuhan air non domestik sebanding dengan peningkatan kebutuhan air domestik.

Disamping itu untuk pembangunan dan penyediaan air bersih diarahkan pada daerah-daerah yang masuk kategori rawan air bersih, dengan harapan masyarakat dapat memperoleh kebutuhan air bersih yang cukup sesuai baku mutu air dan memenuhi syarat kesehatan, karena dengan semakin banyak masyarakat yang memperoleh air bersih maka akan semakin baik kondisi kesehatannya, memperhatikan hal tersebut ukuran air bersih dikatakan sehat apabila memenuhi kelayakan secara fisik, kimia dan bakteriologis. Merujuk dari ketentuan tersebut maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih khususnya pada wilayah yang dikategorikan sering mengalami kerawanan ketersediaan air bersih bagi wilayah perdesaan dan wilayah sekitar hutan, berdasarkan data di wilayah Kabupaten Jombang terdapat 48 desa pada 9 kecamatan. Realisasi yang telah dicapai sampai dengan tahun 2013 adalah dengan melakukan kegiatan penyusunan studi geolistrik pada 23 titik lokasi

II - 48 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

dan pengeboran air bersih pada 35 lokasi pada daerah rawan air bersih.