• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN VII.3.1 URUSAN BIDANG PERTANIAN

Dalam dokumen LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG (Halaman 73-79)

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

KESEJAHTERAAN KELUAGRA

B. URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN VII.3.1 URUSAN BIDANG PERTANIAN

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang pertanian adalah :

1) Rendahnya pendapatan petani;

2) Lahan pertanian subur yang semakin menyempit; 3) Penurunan produktivitas hasil pertanian ; 4) Terbatasnya akses permodalan bagi petani ;

5) Belum berkembangnya pengolahan hasil-hasil pertanian menjadi produk olahan;

6) Kurang terpantaunya peredaran produk pertanian yang tidak memenuhi standar kesehatan dan kaidah agama.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang pertanian adalah :

1) Meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan, peternakan dan perkebunan dan kehutanan rata-rata 3 % setiap tahun;

2) Meningkatkan keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat 5 %;

3) Meningkatkan penanganan rehabilitasi dan konservasi lahan kritis 10 %;

4) Meningkatkan jumlah kelompok agribisnis 5 %;

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan urusan bidang pertanian diarahkan pada terwujudunya optimalisasi hasil pertanian dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan melalui (1) peningkatan kualitas SDM pelaku Pertanian; (2) Intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian dengan produk yang mempunyai nilai tambah; (3) Peningkatan pengelolaan hasil pertanian. Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang pertanian dilakukan melalui :

1) Program peningkatan kesejahteraan petani

2) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

3) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan 4) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

5) Program pemberdayaan penyuluhan pertanian/perkebunan 6) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 7) Program peningkatan produksi hasil peternakan

8) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 9) Program peningkatan penerapan teknologi peternakan

VII.3.2 URUSAN BIDANG KEHUTANAN

Permasalahan yang dihadapi pada urusan bidang kehutanan antara lain :

1) Belum optimalnya pengendalian dan peredaran produksi hasil hutan; 2) Kurangnya penanganan lahan kritis.

Sasaran yang akan dicapai pada urusan bidang kehutanan adalah : 1) Terkendalinya peredaran hasil hutan

2) Meningkatnya penanganan lahan kritis 8,89 % per tahun

3) Meningkatnya ketertiban industri hasil hutan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang kehutanan dilakukan melalui :

1) Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan; 2) Program rehabilitasi hutan dan lahan;

3) Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan.

VII.3.3 URUSAN BIDANG SUMBERDAYA ENERGI DAN MINERAL Pembangunan pada urusan bidang Energi dan Sumberdaya Mineral Kota Semarang, banyak menimbulkan permasalahan, Penambangan galian C yang tidak terkendali dan eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup. Sasaran pembangunan urusan bidang semberdaya energi dan mineral adalah meningkatkan koordinasi dan pemantauan dalam pengelolaan Energi dan Sumberdaya Mineral dengan memperhatikan prinsip keberlanjutannya bagi generasi yang akan datang dan sedapat mungkin tidak mengkonsumsi langsung, melainkan memperlakukannya sebagai input untuk proses produksi berikutnya yang dapat menghasilkan nilai tambah yang optimal serta pemanfaatan Energi dan Sumberdaya Mineral yang diimbangi dengan upaya reklamasi dan sistem pengelolaan yang lebih ramah lingkungan.

Untuk mewujudkan sasaran tersebut diatas, kebijakan pembangunan urusan bidang sumberdaya energi dan mineral diarahkan pada Pemanfaatan dan pelestarian ESM secara optimal melalui (1) pengendalian pemanfaatan ESM; (2) Pembinaan dan pengawasan pemanfaatan ESM; (3) Pendataan dan pemataan ESM.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang sumberdaya energi dan mineral dilakukan melalui program pengawasan dan penertiban kegiatan pertambangan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan.

VII.3.4 URUSAN BIDANG PARIWISATA

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang partiwisata adalah:

1) Rendahnya pengelolaan pariwisata; 2) Terbatasnya sarana prasarana pariwisata; 3) Kurangnya event-event wisata;

4) Terbatasnya pemasaran pariwisata.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang pariwisata adalah : 1) Peningkatan kualitas pengelolaan obyek wisata.

2) Peningkatan jumlah kunjungan wisata 7 % setiap tahunnya. 3) Peningkatan kualitas sarana prasarana obyek wisata.

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan urusan bidang pariwisata diarahkan pada terwujudnya Semarang Kota Wisata melalui 1) pengembangan dan pemanfaatan potensi-potensi wisata secara maksimal baik wisata buatan maupun wisata alam, 2) peningkatan manajemen pengelolaan pariwisata dan 3) peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang kepariwisataan.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang pariwisata dilakukan melalui :

1) Program pengembangan pemasaran pariwisata 2) Program pengembangan destinasi pariwisata 3) Program pengembangan kemitraan

VII.3.5 URUSAN BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang kelautan dan perikanan adalah :

1) Pendangkalan Areal pantai dan laut yang diakibatkan reklamasi, abrasi dan sedimentasi pantai;

2) Penurunan produktivitas hasil tangkapan ikan; 3) Terbatasnya akses permodalan bagi nelayan;

4) Belum berkembangnya pengolahan hasil-hasil perikanan menjadi produk olahan;

5) Berubahnya kondisi fisik pantai dan laut akibat reklamasi, abrasi dan sedimentasi pantai;

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang kelautan dan perikanan adalah :

1) Meningkatkan produksi perikanan darat rata-rata 3 % setiap tahun dan perikanan laut rata-rata 2 % tiap tahun;

2) Mewujudkan sentra-sentra home industri pengolahan ikan 3 unit; 3) Meningkatkan penanganan rehabilitasi dan konservasi kawasan

pantai rata-rata 2 % tiap tahun;

4) Meningkatkan areal perikanan air tawar rata-rata 3 % tiap tahun; 5) Meningkatkan pendapatan petani tambak 10 %, petani air tawar

20%, Nelayan 3 %.

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan urusan bidang kelautan dan perikanan diarahkan pada terwujudnya perdagangan dan industri perikanan yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan melalui (1) peningkatan sarana dan prasana produksi perikanan; (2) pengelolaan potensi kelautan secara optimal; 3) pengembangan teknologi industri pengolahan hasil perikanan, dan 4) pengembangan budidaya kelautan dan perikanan.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang kelautan dan perikanan dilakukan melalui :

1) Program pengembangan budidaya perikanan. 2) Program pengembangan perikanaan tangkap

4) Program Optimalisasi Pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

5) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, air payau dan air tawar

VII.3.6 URUSAN BIDANG PERDAGANGAN

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang perdagangan adalah :

1) Lemahnya daya saing produk-produk lokal, akses pasar baik regional maupun internasional;

2) Terbatasnya jaringan pasar;

3) Ketergantungan terhadap bahan baku impor;

4) Lemahnya akses permodalan dan sistem distribusi yang terlalu panjang;

5) Menurunnya kualitas sarana dan prasarana pendukung sistem distribusi barang;

6) Kurangnya informasi tentang sumberdaya dan ekonomi yang bisa didapatkan oleh calon investor;

7) Terbatasnya kemampuan kesiapan pengusaha kecil dan menengah dalam mengantisipasi era globalisasi.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang perdagangan adalah : 1) Meningkatkan arus distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat

dengan peningkatan surplus kebutuhan bahan pokok rata-rata 10 % setiap tahun;

2) Meningkatkan ekspor komoditi non migas rata-rata sebesar 7 % tiap tahun;

3) Memperkuat permodalan dengan peningkatan permodalan Industri Kecil dan Menengah dan jasa perdagangan sebesar 5 % per tahun; 4) Memperpendek jalur distribusi barang kebutuhan pokok dari

produsen langsung kepada pengecer dan atau konsumen;

5) Meningkatkan skala pelayanan perpasaran 8 %;

6) Meningkatkan Penataan kawasan perdagangan dan jasa rata-rata 10%.

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan urusan bidang perdagangan diarahkan pada terwujudnya ketersediaan kebutuhan bahan pokok masyarakat dan peningkatan eksport melalui (1) pengembangan sarana dan prasarana distribusi barang dan jasa; (2) pengembangan potensi produk unggulan daerah; (3) kerjasama peningkatan ekspor daerah; 4) peningkatan pengawasan dan pengendalian perdagangan barang dan jasa.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang perdagangan dilakukan melalui :

1) Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 2) Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional 3) Program peningkatan dan pengembangan ekspor

4) Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri 5) Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

VII.3.7 URUSAN BIDANG PERINDUSTRIAN

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang industri adalah:

1) Lemahnya peranan IKM terhadap sumberdaya produktif; 2) Rendahnya kualitas pengelolaan IKM;

3) Terbatasnya akses pasar; 4) Terbatasnya akses permodalan.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang industri adalah :

2) Peningkatan sentra-sentra industri rumah tangga (home industri) rata-rata 5 % setiap tahun;

3) Peningkatan Akses Pasar & permodalan rata-rata 10 % setiap tahun

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan urusan bidang industri diarahkan pada terwujudnya pengembangan perindustrian yang fokuskan pada industri kecil dan menengah yang bertumpu pada mekenisme pasar melalui (1) pembinaan industri kecil dan menengah, (2) fasilitasi akses permodalan industri kecil dan menengah; (3) pengembangan sentra-sentra industri kecil dan menengah; (4) peningkatan kemitraan usaha industri kecil dan menengah; 5) Pengendalian usaha industri.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang industri dilakukan melalui : 1) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi

2) Program pengembangan industri kecil dan menengah 3) Program peningkatan kemampuan teknologi industri 4) Program penataan struktur industri

5) Program pengembangan sentra-sentra industri potensial

VII.3.8 URUSAN BIDANG TRANSMIGRASI

Permasalahan yang dihadapai pada usuran transmigrasi adalah :

1) Fasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi secara baik sebagai akibat penempatan transmigran belum memperhatikan standar kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan lokasi yang disediakan,

2) Belum efektifnya kerjasama antara daerah asal transmigran dengan daerah penerima

3) Rendahnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan transmigrasi.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang transmigrasi adalah :

1) Meningkatnya kerjasama antar daerah dalam rangka penempatan transmigran

2) Meningkatnya minat masyarakat dalam transmigrasi 3) Meningkatnya kualitas calon peserta transmigrasi

Pembangunan urusan bidang transmigrasi diarahkan pada kebijakan perencanaan, pembinaan dan pengawasan, pengarahan dan fasilitasi perpindahan transmigrasi.

Pada peningkatan kesejahteraan peserta transmigrasi melalui 1) pembinaan calon peserta transmigrasi; 2) menjalian kerjasama antar daerah dalam rangka penempatan transmigran.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang transmigrasi dilakukan melalui Program Pengembangan wilayah transmigrasi

VII.4 RENCANA KERJA

Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang merupakan dokumen perencanaan jangka menengah daerah dengan kurun waktu lima tahun yang disusun dalam rangka pencapaian visi Kota ” SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA”. Implementasi pelaksanaan program dan kegiatan akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan Daerah Kota Semarang sebagai pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

BAB VIII PENUTUP

VIII.1 Program Transisi

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan rencana pembangunan Kota Semarang Tahun 2010 (Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2010) yang diperlukan sebagai pedoman bagi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2010 serta dengan mengingat waktu yang sangat sempit bagi Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil Pilkada langsung Tahun 2010 untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2010, maka Pemerintah Kota Semarang menyusun Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2010 sesuai dengan jadwal dengan agenda menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam Tahun 2010. Selanjutnya Walikota dan wakil Walikota terpilih dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah hasil Pemilihan Umum Tahun 2009 tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk menyempurnakan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Dearah Tahun 2010 dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2010 yang sudah disusun untuk pelaksanaan pembangunan daerah yang lebih baik.

VIII.2 Kaidah Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembangunan, diterapkan prinsip-prinsip efektif, efisien, transparan, akuntable dan partisipatif dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dalam rangka pencapaian visi dan misi yang tertuang dalam Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2005-2010. Pelaksanaan kegiatan baik dalam kerangka regulasi maupun kerangka anggaran harus memperhatikan keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan yang melekat pada masing-masing unit kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2005-2010 merupakan pedoman atau acuan bagi unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Semarang maupun masyarakat termasuk dunia usaha dalam pelaksanaan program pembangunan sehingga tercapai sinergi antar pelaku pembangunan dalam rangka pencapaian visi Kota Semarang.

Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan, sebagai berikut :

a. Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Semarang serta masyarakat termasuk dunia usaha berkewajikan untuk melaksanakan program-program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2005-2010 dengan sebaik-baiknya.

b. Sebagai implementasi pelaksanaan RPJMD, maka Pemerintah Kota Semarang wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupkan dokumen operasional pelaksanaan pembangunan tahunan sebagai acuan dalam penyusunan APBD Kota Semarang.

c. Bagi Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, RPJMD merupakan pedoman dalam penyusunan kebijakan publik, baik yang berupa kerangka regulasi maupun kerangka anggaran dalam APBD Kota Semarang. Untuk mengupayakan keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tiap program maka dalam kerangka koordinasi perencanaan masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, wajib membuat Rencana Strategi Satuan Kerja Pemerintah Daerah ( RENSTRA SKPD) yang merupakan dokumen perencanaan untuk 5 (lima) tahunan. Selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD) yang merupakan implementasi tahunan dari Renja SKPD sebagai dasar dalam penyusunan APBD Kota Semarang.

d. Masyarakat termasuk dunia usaha dapat berperanserta dalam perancangan dan perumusan kebijakan yang nantinya akan dituangkan dalam produk Peraturan Daerah. Berkaitan dengan pendanaan pembangunan masyarakat termasuk dunia usaha dapat berperanserta dalam pembangunan yang direncanakan melalui program-program pembangunan berdasarkan perencanaan dan peran serta masyarakat dalam kegiatan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan dan kegiatan dalam program-program pembangunan.

e. Pada akhir tahun Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Semarnag wajib melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap pencapaian sasaran kegiatan yang ditetapkan, maupun kesesuaiannya dengan rencana alokasi anggaran yang ditetapkan dalam APBD, serta kesesuaiannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur APBD dan peraturan lainnya.

f. Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan program, unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Semarang wajib melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan serta tindakan koreksi yang diperlukan dan melaporkan hasil-hasilnya kepada Walikota Semarang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

WALIKOTA SEMARANG

Dalam dokumen LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG (Halaman 73-79)