• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB VII.2.1 URUSAN BIDANG PENDIDIKAN

Dalam dokumen LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG (Halaman 55-63)

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

A. URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB VII.2.1 URUSAN BIDANG PENDIDIKAN

Permasalahan pembangunan pada urusan bidang pendidikan adalah : 1) Beragamnya model dan bentuk pembelajaran yang cenderung

membingungkan masyarakat, tingginya kesenjangan fasilitas yang ditawarkan dan belum adanya standar pengelolaan pendidikan usia dini;

2) Belum optimalnya pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas), belum optimalnya manajemen dan kemandirian Institusi pendidikan, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas, serta rendahnya kualitas program pendidikan;

3) Kurangnya pemerataan pelayanan pendidikan terutama untuk anak dari keluarga miskin, lemahnya pengelolaan pendidikan menengah, terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitasnya relevansi pendidikan formal dan non formal dengan pasar kerja; serta

4) Rendahnya perhatian dan keinginan masyarakat terhadap pendidikan luar sekolah dan belum adanya standar kualitas yang sama dari masing-masing penyelenggaraan pendidikan luar sekolah;

5) Rendahnya budaya baca dikalangan masyarakat

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang pendidikan adalah :

1) Peningkatan kualitas SDM melalui pemberian kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga masyarakat usia 0 – 6 tahun untuk pengembangan bakat dan pembinaan mental dengan indikator :

o Terwujudnya penyeragaman model pembelajaran pendidikan pra sekolah (PADU) formal;

o Meningkatnya kualitas pendidikan pra sekolah sebagai persiapan siswa memasuki pendidikan dasar.

2) Pemberian hak dasar pelayanan pendidikan yang bermutu melalui pendidikan wajib belajar 9 tahun dengan indikator :

o Mewujudkan keberhasilan pelaksanaan Wajar Dikdas 9 tahun 100 %;

o Meningkatkan sarana prasarana pendidikan dasar dari 70 % menjadi 80 %;

o Mempertahan kan APK jenjang pendidikan SD/MI diatas sebesar 102,62 % dan SLTP/MTs diatas sebesar 89,94% dan meningkatkan APM jenjang SD/MI sebesar 100 %; dan jenjang pendidikan SLTP/MTs sebesar 80 %

o Meningkatnya perintisan wajib belajar 12 tahun sampai dengan 10 %.

3) Peningkatan pelayanan pendidikan menengah melalui peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan, pemenuhan sarana prasarana dan peningkatan kompetensi siswa dengan indikator :

o Memperluas jangkauan dan kesempatan bagi anak usia sekolah untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan menengah terutama bagi keluarga miskin, yang ditunjukkan pada pencapaian APK dan APM jenjang pendidikan SMU/SMK/MA sebesar 89,35 % dan 61,77 %.

o Optimalnya manajemen pengelolaan pendidikan menengah;

o Meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional;

o Terpenuhinya sarana prasarana sekolah yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan menengah;

o Meningkatnya kualitas pendidikan menengah yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

o Meningkatkan proporsi pendidikan kejuruan dari 54 : 46 menjadi 58 : 42.

4) Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja melalui pengembangan model-model pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal dan luar biasa) yang aplikatif, dengan indikator :

o Meningkatnya kualitas dan kuantitas pendidikan non formal dari 60 % menjadi 75 %;

o Meningkatnya lulusan yang dapat terserap pasar kerja dari 40 % menjadi 55 % .

5) Meningkatnya kualitas dan kompetensi tenaga pendidik, dengan indicator :

o Meningkatnya kualitas tenaga pendidik dari 60 % menjadi 80%;

o Meningkatnya kompetensi tenaga pendidik dari 60 % menjadi 85%;

o Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik;

o Meningkatnya kualitas pendidikan dengan hasil NEM dari 85 menjadi 93,5 %.

o Berkurangnya angka putus sekolah dari 0,26 % menjadi 0 %.

Untuk mewujudkan sasaran yang diinginkan, maka kebijakan pembangunan pada urusan bidang pendidikan diarahkan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui (1) peningkatan, pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu dan terjangkau di semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan serta pembebasan biaya pendidikan bagi peserta didik (usia wajib belajar 9 tahun); (2) Pengembangan sekolah kejuruan dalam rangka menjawab kebutuhan pasar kerja; (3) Penuntasan buta huruf dan wajib belajar melalui program Paket A, B dan C; (4) peningkatan kemampuan akademis dan profesionalisme serta peningkatan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan, melalui Pendidikan dan Pelatihan, pengembangan kurikulum sekolah (Curriculum development) yang lebih berorientasi pada kondisi dan potensi daerah; (5) Pembangunan dan rehabilitasi

gedung-gedung sekolah yang sudah tidak layak pakai; penyempurnaan perpustakaan di masing-masing sekolah dan sarana/prasarana pendidikan sebagai tuntutan KBK seperti Laboratorium, Buku-buku, Ruang UKS, OSIS, Ruang BP, Kantin, WC, Mushalla Sarana olah raga, pagar keliling, dll; (6) Pemenuhan sekolah standar nasional dan internasional, dengan tetap memperhatikan pendidikan bagi golongan yang kurang mampu; serta (7) Peningkatan manajemen sekolah melalui optimalisasi penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, pemberdayaan komite sekolah, dewan pendidikan dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan pendidikan.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang pendidikan, program indikatif yang dilakukan adalah :

1) Program Pendidikan Anak Usia Dini,

2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, 3) Program Pendidikan Menengah

4) Program Pendidikan Non Formal, 5) Program Pendidikan Luar Biasa,

6) Program Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

7) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.

VII.2.2 URUSAN BIDANG KESEHATAN

Permasalahan pembangunan pada urusan bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

1) Terjadinya perubahan penyakit karena transisi demografi dan epidemiologi serta adanya new emerging disease;

2) Belum optimalnya mutu pelayanan kesehatan;

3) Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan; 4) Terbatasnya pembiayaan kesehatan;

5) Adanya sumberdaya kesehatan dan potensi daerah yang belum optimal diberdayakan;

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang kesehatan adalah :

1) Menurunnya angka kematian ibu sebesar 60/100.000 kelahiran hidup

2) Menurunnya angka kematian bayi 22/1000 kelahiran hidup 3) Menurunnya pravalensi gisi buruk balita 1,5 %

4) Meningkatnya ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan masyarakat 90 %

5) Meningkatkan angka bebas jentik di rumah/bangunan 89 %

6) Menggalang kemitraan dengan berbagai stakeholder kesehatan yakni LSM, Perguruan Tinggi dan lain-lain

7) Meningkatnya sarana prasarana di 37 puskesmas dan 34 puskesmas pembantu serta peningkatan status 3 puskesmas menjadi puskesmas rawat inap

Untuk mewujudkan sasaran yang tersebut, maka kebijakan urusan bidang kesehatan diarahkan pada meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui (1) peningkatan pelayanan kesehatan; (2) peningkatan kualitas Tenaga kesehatan; (3) peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat miskin; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana kesehatan; (5) peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat pada upaya promotif dan preventif; dan (6) peningkatan manajemen pelayanan kesehatan..

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang kesehatan, program indikatif yang dilakukan adalah:

1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat 3) Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

4) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 5) Program Perbaikan Gizi Masyarakat

6) Program Pengembangan Lingkungan Sehat

7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

8) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 9) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringanya.

11) Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit.

12) Program Pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah Sakit Daerah 13) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

14) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

15) Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak

VII.2.3 URUSAN BIDANG PEKERJAAN UMUM

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang pekerjaan umum adalah:

1) Rendahnya umur konstruksi jalan dan jembatan di wilayah Semarang bawah;

2) Masih adanya jalan yang tidak memenuhi kualitas sesuai dengan kapasitas dan klas jalan

3) Kurangnya jaringan jalan dan prasarana jalan dalam pemenuhan kebutuhan pengembangan wilayah

4) Tidak seimbangnya penambahan ruas jalan dengan pengguna jalan 5) Masih terjadi banjir dan rob ;

6) Belum optimalnya sistem pengendalian banjir dan rob;

7) Kapasitas saluran kurang mampu menampung debit air akibat hujan di daerah hulu;

8) Menurunya kapasitas saluran yang diakibatkan oleh sedimantasi dan sampah;

9) Maraknya penyalahgunaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga kurang mendukung fungsi bantaran sungai dan catchment area 10) Belum optimalnya Tingkat cakupan pelayanan air bersih

11) Terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber air baku untuk pelayanan air bersih

12) Tingginya tingkat eksploitasi sumber daya air bawah tanah 13) Tingginya tingkat pencemaran sumber air bersih

14) Berkurangnya tingkat pengisian (recharge) air tanah.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang pekerjaan umum adalah :

1) Meningkatkan kualitas jalan serta terpenuhi spesifikasi jalan sesuai dengan fungsi dan kelas jalan Kota Semarang

2) Terbangunnya jaringan jalan dan prasarana sesuai dengan perencanaan pengembangan wilayah secara keseluruhan mencapai 75 %.

3) Terbangunnya jalan Tol Semarang – Solo dan Semarang – Kendal. 4) Mengurangi area dan lamanya genangan banjir dan rob 50 %, 5) Meningkatkan kapasitas saluran drainase 15 % - 20 %

6) Terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat dengan cakupan pelayanan 60 %;

7) Terbangunnya Waduk Jatibarang mencapai 30 % 8) Meningkatnya tingkat penyediaan air bawah tanah 5 %.

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan pada urusan bidang pekerjaan umum diarahkan pada perwujudan keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan wilayah melalui (1) pembentukan struktur jaringan jalan sesuai dengan hirarki dan pelayanan jalan, interkoneksi antar bagian wilayah pengembangan dan antar pusat pelayanan transportasi dan pusat pelayanan perkotaan serta peningkatan kapasitas jalan; (2) pengendalian dan penanggulangan banjir dan rob; (3) pembangunan sistem drainase wilayah dan kawasan, dan (4) pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat serta menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya air.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang pekerjaan umum dilakukan melalui :

1) Program pembangunan jalan dan jembatan

2) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan 3) Program pembangunan informasi/database jalan dan jembatan 4) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

5) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

6) Program penyediaan dan pengelolaan air baku 7) Program pengendalian banjir dan rob

8) Program pengembangan wilayah VII.2.4 URUSAN BIDANG PERUMAHAN

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang perumahan adalah:

1) Terbatasnya kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perumahan;

2) Masih terdapatnya kawasan kumuh dan menurunnya kualitas lingkungan permukiman;

3) Keterbatasan kemampuan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah;

4) Meningkatnya jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah dan banyaknya pemukiman liar.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang perumahan adalah :

1) Meningkatkan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman di wilayah pinggiran/perbatasan.

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan pada urusan bidang perumahan diarahkan pada terpenuhinya kualitas dan kuantitas kebutuhan perumahan masyarkaat melalui (1) peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap konsep rumah sehat; (2) meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, dan ; (3) mendorong investasi swasta dalam pengadaan rumah sehat sederhana.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang perumahan dilakukan melalui :

1) Program pengembangan perumahan

2) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan 3) Program Lingkungan Sehat Perumahan

4) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran 5) Program Pengelolaan Areal Pemakaman

VII.2.5 URUSAN BIDANG TATA RUANG

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang penataan ruang adalah:

1) Masih terjadinya perbedaan pemahaman, penafsiran dan sikap antar berbagai pemangku kepentingan pembangunan terhadap permasalahan penataan dan pengembangan ruang wilayah kota; 2) Rendahnya kualitas basis data serta kurang efisiennya

pengembangan sistem informasi penataan ruang wilayah

3) Kurang konsistennya rumusan rencana dengan kegiatan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang

4) Perencanaan tata ruang yang ada belum dapat mengakomodasi perkembangan kota yang begitu cepat.

5) Rencana tata ruang belum mengatur pemanfaatan secara teknis; 6) Perkembangan kawasan tidak sesuai dengan potensi dan nilai

strategis kawasan;

7) Terjadinya penurunan kualitas lingkungan pada beberapa kawasan

8) Kurang tertibnya administrasi pertanahan.

9) Kurangnya koordinasi antara pemangku kepentingan pembangunan dalam penataan ruang

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang penataan ruang adalah : 1) Meningkatnya kualitas rencana tata ruang, pemanfaatan dan

pengendalian tata ruang secara konsisten;

2) Tersedianya jaringan basis data dalam rangka perencanaan tata ruang dan sistem informasi tata ruang secara mutakhir dan mudah diakses;

3) Tercapainya kesepahaman dan penafsiran antar pemangku kepentingan pembangunan terhadap kegiatan penataan ruang; 4) Optimalisasi dan revitalisasi kawasan sesuai dengan potensi dan

nilai strategis kawasan;

5) Terwujudnya koordinasi yang harmonis antar pemangku kepentingan pembangunan.

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan pada urusan bidang penataan ruang diarahkan pada terwujudnya tata ruang kota yang sinergis, serasi dan berkelanjutan melalui (1) Penyusunan dokumen perencanaan tata ruang yang realistik dan implementatif, (2) penegakan hukum (law enforcement) yang tegas, dan (3) tersedianya aparat pelaksana yang bertanggung jawab.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang penataan ruang dilakukan melalui :

1) Program perencanaan tata ruang 2) Program pemanfataan ruang

VII.2.6 URUSAN BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Permasalahan yang dihadapi pada urusan bidang perencanaan pembangunan adalah dengan meningkatnya aksesibilitas (Kota metropolitan) maka Kota Semarang akan semakin berperan sebagai simpul perekonomian di Jawa Tengah, oleh karena itu diperlukan perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkesinambungan. Disamping itu rendahnya kualitas dan kuantitas penelitian dan pengembangan dibidang Iptek baik pengetahuan dasar, terapan maupun teknologi sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang perencanaan pembangunan adalah :

1) Tersedianya dokumen perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan.

2) Meningkatkan rasio pelaksanaan pembangunan dengan dokumen perencanaan

3) Meningkakan SDM aparatur perencanaan

4) Meningkatkan partisipatif masyarakat dalam perencanaan pembangunan Kota Semarang

Untuk mewujudkan sasaran yang diinginkan, maka kebijakan pembangunan pada urusan bidang perencanan pembangunan diarahkan pada peningkatan efektifitas dan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah melalui (1) peningkatan kerjasama pembangunan daerah, (2) peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah.

Program yang dilaksanakan guna pencapaian sasaran tersebut adalah:

1) Program Pengembangan data/informasi 2) Program Kerjasama Pembangunan

3) Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

4) Program Perencanaan Pengembangan Kota menengah dan besar

5) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

6) Program Perencanaan Pembangunan Daerah 7) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 8) Program Perencanaan Sosial dan Budaya

9) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam

VII.2.7 URUSAN BIDANG PERHUBUNGAN

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang perhubungan adalah:

1) Belum terbentuknya struktur pelayanan perhubungan/ transportasi yang efisien sesuai hirarki pelayanan dan moda transportasi.

2) Masih kurangnya prasarana dan fasilitas pelayanan perhubungan/ transportasi .

3) Kurang tertibnya pengguna jalan dalam mentaati peraturan lalu lintas.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang perhubungan adalah : 1) Terbentuknya struktur sarana dan pelayanan perhubungan yang

efektif dan efisien.

2) Tersedianya prasarana dan fasilitas pelayanan perhubungan/transportasi.

3) Terwujudnya budaya tertib berlalu lintas.

4) Terwujudnya peningkatan transportasi publik yang aman, nyaman dan tepat waktu (Bus Rapit Transit)

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan pada urusan bidang perhubungan diarahkan pada upaya mendorong kelancaran arus barang, jasa dan orang melalui (1) peningkatan kualitas sarana dan prasarana transportasi, (2)peningkatan manajemen trasportasi, dan (3) pengembangan transportasi massal.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang perhubungan dilakukan melalui :

1) Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan 2) Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ 3) Program peningkatan pelayanan angkutan

4) Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan 5) Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

6) Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor.

VII.2.8 URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang Lingkungan Hidup adalah:

1) Rusaknya lingkungan akibat penggalian, pengeprasan lahan dan penambangan Galian C;

2) Meningkatnya polusi udara dan polusi air akibat limbah industri, limbah rumah tangga, limbah kegiatan transportasi;

3) Kurang lestarinya lingkungan pantai;

4) Masih terjadinya dampak negatif akibat pembangunan; 5) Lemahnya penegakkan hukum terhadap kerusakan lingkungan 6) Lemahnya data base sistem informasi lingkungan

7) Meningkatnya volume sampah 1 % tiap tahun 8) Menurunnya kapasitas pengangkutan sampah

9) Menurunnya kapasitas serta kualitas pengelolaan TPA Jatibarang. 10) Kurangnya fasilitas ruang publik yang dapat digunakan sebagai

sarana interaksi dan rekreasi masyarakat;

11) Menurunnya keindahan dan kenyaman kota akibat kurang mencukupinya fasilitas dekorasi dan taman kota;

12) Meningkatnya polusi udara yang diakibatkan kurang mencukupinya fasilitas ruang hijau.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang lingkungan hidup adalah : 1) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota

2) Penyelenggaraan pembangunan yang memperhatikan daya dukung lahan yang serasi dan keberlanjutan.

3) Terangkutnya volume sampah yang dihasilkan dari 71% menjadi 80%;

4) Tersusunnya Dokumen Perencanaan Pengembangan TPA baru 5) Meningkatkan Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan

6) Pemenuhan kebutuhan taman dan ruang terbuka hijau kota 7) Menciptakan keindahan dan kenyamanan kota

8) Tercapainya baku mutu lingkungan (berkurangnya dampak polusi udara akibat kegiatan aktivitas perkotaan).

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan pada urusan bidang lingkungan hidup diarahkan pada mewujudkan kualitas lingkungan dalam rangka meningkatkan daya dukung lingkungan terhadap pembangunan berkelanjutan melalui (1) penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas; (2) peningkatan peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup; (3) Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang lingkungan hidup dilakukan melalui :

1) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

2) Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 3) Program peningkatan kualitas akses informasi sumber daya alam

dan lingkungan hidup

4) Program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam 5) Program peningkatan pengendalian polusi

VII.2.9 URUSAN BIDANG PERTANAHAN

Permasalahan yang dihadapi pada urusan bidang pertanahan adalah kurangnya koordinasi terhadap pemecahan permasalahan pertanahan, dan belum terdata dan terinventarisasi asset-asset pemerintah Kota Semarang dengan baik.

Sasaran pembangunan urusan bidang pertanahan tahun 2008 adalah peningkatan koordinasi penanganan kasus-kasus pertanahan.

Pembangunan urusan bidang pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau konflik pertanahan dalam rangka mewujudkan catur tertib pertanahan.

Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada urusan bidang pertanahan tahun 2008 adalah :

1) Program Penataan Penguasaan, Kepemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, melalui kegiatan Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.

2) Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan, melalui kegiatan fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan.

VII.2.10 URUSAN BIDANG KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang Kependudukan dan Catatan Sipil adalah :

1) Persebaran penduduk di Kota Semarang tidak merata; 2) Tingginya laju pertumbuhan penduduk akibat urbanisasi; 3) Belum optimalnya penataan administrasi kependudukan.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang kependudukan dan catatan sipil adalah :

1) Meningkatkan keserasian kebijakan pembangunan dalam rangka mobilisasi dan penyebaran penduduk.

2) Meningkatkan pengelolaan administrasi kependudukan

Untuk mewujudkan sasaran yang diinginkan, maka kebijakan pembangunan pada urusan bidang kependudukan dan catatan sipil diarahkan pada upaya pengelolaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil dalam kerangka keseimbangan persebaran penduduk. Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang kependudukan dan catatan sipil dilakukan melalui :

1) Program pengembangan administrasi kependudukan; 2) Program peningkatan pelayanan kependudukan;

3) Program pengendalian laju urbanisasi dan penyebaran penduduk.

VII.2.11 URUSAN BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan urusan bidang pemberdayaan perempuan adalah:

1) Kurang dipahaminya konsep kesetaraan dan keadilan gender dikalangan masyarakat;

2) Rendahnya perlindungan hak-hak perempuan dan anak; 3) Rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan;

4) Terjadinya peningkatan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak;

5) Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender, termasuk ketersediaan data dan rendahnya partisipasi masyarakat.

Dari permasalahan pembangunan tersebut diatas, maka yang menjadi sasaran pembangunan pada urusan bidang pemberdayaan perempuan adalah :

1) Meningkatkan pengarusutamaan gender dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan;

2) Meningkatnya upaya perlindungan terhadap tindak kekerasan perempuan dan anak (75%) dari jumlah kasus.

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut diatas, kebijakan pembangunan urusan bidang pemberdayaan perempuan diarahkan pada peningkatan peran perempuan dalam berbagai strata kehidupan dan peningkatan perlindungan terhadap anak melalui (1) peningkatan keterampilan dan pengetahuan perempuan; (2) peningkatan kesetaraan gender; (3) Perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak; (4) Peningkatan kelembagaan perempuan dan perlindungan anak.

Untuk mencapai sasaran pada urusan bidang pemberdayaan perempuan dilakukan melalui :

1) Program kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan 2) Program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak 3) Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan 4) Program peningkatan peran serta kesetaraan gender dalam

pembangunan

VII.2.12 URUSAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN

Dalam dokumen LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG (Halaman 55-63)