• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

C. Usaha Remaja Putus Sekolah untuk Menghindari Perilaku Menyimpang

sekolah untuk menghindari perilaku menyimpang antara lain memilih teman yang baik, mengikuti pengajian-pengajian, memperdalam ilmu agama, dan memperbanyak kegiatan bermanfaat.

1. Memilih Teman yang Baik

Pada usia remaja, pengaruh lingkungan masyarakat kadang-kadang lebih besar dari pada pengaruh keluarga, karena remaja sedang mengembangkan kepribadiannya, yang sangat memerlukan pengakuan lingkungan teman-teman dan masyarakat pada umumnya (Daradjat, 1976:144). Remaja akan sangat terpengaruh oleh teman-teman sebayanya dan lingkungan sosial di mana mereka hidup (Daradjat, 1976:22).

Lingkungan pergaulan merupakan faktor yang paling dominan dalam membentuk karakter dan perilaku remaja, tidak sedikit dari remaja yang melakukan plagiat terhadap apa yang ada di lingkungan pergaulannya. Perilaku remaja akan ditentukan oleh pergaulan sehari-harinya, remaja yang bergaul dengan teman yang baik maka akan menjadi pribadi yang baik dan sebaliknya apabila pergaulannya dengan anak yang tidak baik maka akan menjadi pribadi yang tidak baik pula. Oleh sebab itu, memilih teman yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah

81

remaja terjerumus kedalam kenakalan remaja dan perilaku menyimpang. Seperti yang diutarakan salah satu remaja putus sekolah, sebagai berikut:

“Tadi di awal sudah saya katakan bahwa saya suka bergaul

dengan anak yang lebih besar dari saya, akan tetapi saya memilih teman yang baik, walau kadang-kadang melakukan kenakalan namun masih dalam taraf wajar biasa kan mas namanya juga remaja. Pilih-pilih dalam berteman ini merupakan upaya saya

untuk menghindari perilaku menyimpang” (Mr/27-02-2016). Penuturan Mr di atas dapat disimpulkan bahwa usaha preventif yang dilakukan untuk menghindari perilaku menyimpang dan kenakalan remaja adalah dengan membatasi pergaulan dan memilih teman yang baik.

2. Mengikuti Pengajian-Pengajian

Pengajian merupakan pendidikan non formal yang pembelajarannya khusus dalam bidang pendidikan agama. Pengajian juga merupakan perkumpulan yang bertujuan mengajarkan dasar-dasar agama pada masyarakat umum. Dalam pengajian biasanya menghadirkan narasumber orang yang berilmu atau alim, yang sering disebut kiai atau ustad.

Pengajian mempunyai banyak manfaat positif bagi kaum muslim, seperti mengingatkan kepada orang-orang islam yang lalai dengan kodratnya sebagai mahluk Allah Swt untuk bertakwa kepada-Nya, mendapatkan ilmu agama, mendapat pahala, selain itu pengajian juga berfungsi untuk memperbaiki diri dari perbuatan keji dan mungkar menuju ke jalan yang di ridhoi Allah Swt, dan masih banyak lagi manfaat pengajian.

82

Remaja zaman sekarang banyak yang menganggap pengajian atau ceramah itu tidaklah penting, padahal pengajian mempunyai banyak menfaat bagi generasi muda. Pengajian sering menanamkan nilai-nilai akhlak yang baik, oleh sebab itu pengajian merupakan sarana yang baik bagi remaja putus sekolah untuk menghindari perilaku menyimpang. Hal ini sesuai dengan penuturan salah satu remaja putus sekolah, sebagai berikut:

“Saya mendengarkan pengajian-pengajian seperti halal bi halal,

pengajian selapanan setiap jum’at legi dan pengajian-pengajian

yang lainnya” (Mh/27-02-2016).

Senada dengan itu SA juga mengungkapkan, “Saya ikut pengajaian selapanan jum’at legi, ikut pengajian khataman di

tempat TPA, dan sering menghadiri pengajian halal bi halal di

kampung-kampung sebelah” (SA/29-02-2016).

Berdasarkan keterangan remaja putus sekolah di atas dapat disimpulkan bahwa pengajian merupakan salah satu metode menghidari terjerumusnya ke dalam perilaku menyimpang dan kenakalan remaja.

3. Memperdalam Ilmu Agama

Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama yang dianut. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukan bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama bahkan mungkin lalai menunaikan perintah-perintah agama seperti shalat, puasa dan lain sebagainya (Sudarsono, 2004: 120).

83

Agama bagi manusia merupakan unsur pokok yang menjadi kebutuhan spiritual. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalam agama pada dasarnya merupakan nilai tertinggi bagi manusia, demikian pula bagi anak remaja norma-norma agama tetap diakui sebagai kaidah-kaidah suci yang bersumber dari Tuhan. Kaidah-kaidah yang digariskan di dalam agama selalu baik, sebab kaidah-kaidah tersebut bertujuan untuk membimbing manusia ke arah jalan yang benar. Kaidah-kaidah agama berisi hal-hal yang dilarang dan menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan sebagai kewajiban, serta agama menggariskan perbuatan-perbuatan yang baik dan buruk, sehingga jika remaja benar-benar mendalami dan memahami isi agama, maka besar kemungkinan akan menjadi pribadi yang baik. Remaja yang memiliki pengetahuan agama yang luas dapat terhindar dari terjerumusnya ke dalam perilaku menyimpang.

“Saya memang gagal dalam hal pendidikan formal mas, tapi saya tetap belajar agama karena saya rasa itu sangat penting, karena itu saya ikut belajar di TPA mas, itu semua sebagai bekal saya dimasa mendatang agar saya terhindar dari hal-hal yang tidak

baik mas” (Mh/27-02-2016).

Wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Mh belajar di TPA untuk memperdalam ilmu agama, yang dijadikannya sebagai tameng supaya tidak terjerumus ke dalam perilaku menyimpang.

Memperdalam ilmu agama bukan hanya belajar di TPA saja, akan tetapi masih banyak cara yang dapat dilakukan seperti ikut pesantren kilat, membaca buku-buku agama, dan bertanya kepada orang yang paham

84

dengan agama. Akan tetapi yang paling banyak dilakukan remaja putus sekolah di Desa Ngemplak dalam memeperdalam ilmu agama adalah belajar di TPA. Kegiatan tersebut merupakan salah satu cara untuk menghindari terjerumusnya kedalam kenakalan remaja dan perilaku menyimpang.

4. Memperbanyak Kegiatan Bermanfaat

Sebagian besar remaja memiliki waktu luang yang cukup panjang, keluangan waktu yang cukup panjang tersebut sebenarnya dapat dialihkan kepada hal-hal yang positif sehingga dapat mencegah remaja kedalam perbuatan-perbuatan dilinkuen (Sudarsono, 2004:168).

Longgarnya waktu luang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang bermanfaat sehingga dapat membantu menekan dan mengurangi kenakalan remaja. Dengan kesibukan yang dijalani, maka tidak akan ada waktu luang bagi remaja untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Hal ini dapat dijadikan sebagai langkah preventif penanggulangan perilaku menyimpang bagi remaja putus sekolah.

Memperbanyak kegiatan yang bermanfaat ini selain sebagai upaya pencegahan tindakan perilaku menyimpang, juga dapat dijadikan sebagai penyaluran bakat dan minat remaja, seperti mengikuti rebana, bermain bola volly, ping pong dan lain sebagainya. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai media belajar remaja sebagai bekal hidup di masa yang akan datang, seperti membantu orang tua. Saat membantu orang tua biasanya seseorang akan diajari oleh orang tuanya bagaimana cara bertani yang

85

baik, seperti mencangkul, memupuk maupun menanam. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh remaja putus sekolah, sebagai berikut:

“Kalau udah nggak sekolah emang banyak waktu kosong mas,

untuk mengisi waktu luang itu saya ikut kelompok rebana, dilain waktu kadang-kadang saya ikut orang tua ke ladang itung-itung latihan untuk masa depan sekaligus membantu pekerjaan orang

tua” (Tf/26-02-2016).

Demikian juga MM mengungkapkan, “Membantu orang tua untuk

memberi makan hewan ternak, ikut jamaah rebana, dan

kadang-kadang bermain volly” (MM/28-02-2016).

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja putus sekolah dalam mengisi waktu luang untuk menghindari perilaku menyimpang sering melakukan kegiatan bermanfaat seperti ikut kegiatan rebana, bermain bola volly, dan membantu orang tua.

D. Usaha Orang Tua dalam Mengarahkan Anaknya untuk Menghindari

Dokumen terkait