• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2 Perbandingan Pendapatan Petani Integrasi (Salak Pondoh dan

6.2.2 Usahaternak Kambing Peranakan Etawa

6.2.2.1 Output Usahaternak Kambing Peranakan Etawa

Selain memperoleh hasil dari usahatani salak pondoh, petani integrasi juga memiliki tambahan penghasilan dari usahaternak kambing PE. Adapun output usahaternak kambing PE berupa susu, ternak kambing dan kotoran ternak. Output inilah yang menjadi hasil utama petani integrasi dari usahaternaknya. Susu yang dihasilkan dari ternak kambing menjadi salah satu sumber pemasukan yang dapat digunakan petani integrasi dalam pengadaan pakan konsentrat. Sementara itu, pada umumnya petani integrasi akan menjual ternak kambing apabila terdapat kebutuhan yang mendesak. Oleh karena itu, kepemilikan kambing bagi petani integrasi merupakan salah satu bentuk investasi yang dapat dijual sewaktu-waktu.

6.2.2.2 Penerimaan Usahaternak Kambing Peranakan Etawa

Komponen penerimaan usahaternak dari kambing PE terbagi menjadi penerimaan tunai dan non tunai. Penerimaan tunai ini merupakan jumlah output usahaternak yang secara langsung dijual oleh petani integrasi dikalikan dengan harga yang berlaku terhadap output usahaternak tersebut. Penerimaan tunai dalam penelitian ini berasal dari penjualan susu, kambing dan pupuk kandang. Sementara itu, output yang termasuk dalam komponen penerimaan non tunai dalam penelitian ini adalah pupuk kandang yang digunakan di kebun salak milik petani integrasi. Hal ini dikarenakan terdapat nilai opportunity cost dari pupuk kandang apabila pupuk tersebut dijual oleh petani integrasi.

Adapun penjualan pupuk kandang ini dilakukan petani ketika pupuk yang digunakan untuk kebun salak sudah mencukupi. Pemanfaatan pupuk kandang untuk kebun salak menjadi prioritas utama sehingga petani hanya akan menjual pupuk kandang ketika terdapat sisa dari pupuk yang digunakan untuk kebun salak. Oleh karena itu, petani memiliki peluang untuk memperoleh tambahan penghasilan dari penjulan pupuk kandang. Data penerimaan usahaternak kambing peranakan etawa petani integrasi dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Penerimaan usahaternak kambing peranakan etawa petani integrasi

Komponen Jumlah Harga Total

Penerimaan Tunai

Susu (liter/ekor) 121,48 13.675 1.661.239

Pupuk Kandang (kg/ekor) 345,35 470 162.315

Kambing (ekor) 3,95 1.005.786 3.972.855

Sub Total 5.796.409

Penerimaan Non Tunai

Pupuk Kandang (kg/ekor) 532,10 425 226.143

Sub Total 226.143

Total Penerimaan (Rp/ekor/tahun) 6.022.552

Sumber: Data Primer, diolah (2013)

Tabel 21 menunjukkan bahwa rata-rata total penerimaan usahaternak petani integrasi sebesar Rp 6.022.552/ekor/tahun. Jumlah tersebut merupakan jumlah rata-rata penerimaan tunai dan penerimaan non tunai. Ouput yang tergolong dalam penerimaan non tunai hanya berasal dari pupuk kandang hal ini dikarenakan dari jumlah susu yang dihasilkan dari ternak kambing, tidak ada susu yang dikonsumsi

oleh keluarga petani integrasi. Berdasarkan hasil wawancara, petani integrasi menjual seluruh susu ke tempat pengolahan dengan harga jual antara Rp 13.000/liter hingga Rp 14.000/liter. Hasil perhitungan produksi dan produktivitas susu kambing PE milik petani integrasi disajikan dalam Lampiran 6.

Adapun di Desa Girikerto sudah memiliki tempat pengolahan susu kambing yang berperan sebagai lembaga pemasaran susu yang diperoleh dari petani. Produk hasil olahan susu tersebut berupa susu bubuk dalam kemasan dengan berbagai rasa. Adanya proses pengolahan ini membuat susu kambing sebagai komoditas yang memiliki nilai jual tinggi. Meskipun demikian, pihak pengelola memerlukan upaya inovatif karena terdapat beberapa kendala dalam hal pemasaran produk olahan susu kambing. Hal ini dikarenakan kurangnya minat konsumen untuk mengonsumsi susu kambing dan adanya aroma khas susu yang masih identik dengan aroma kambing.

Proses pengolahan susu ini memungkinkan susu kambing sebagai produk yang tahan lama sehingga terdapat daya tarik bagi petani untuk memelihara ternak kambing sebagai komoditas lokal yang potensial disamping melakukan budidaya salak pondoh. Selain itu, keberadaan tempat pengolahan susu ini juga mampu memberikan aktivitas ekonomis bagi kalangan perempuan di Desa Girikerto. Hal ini dikarenakan keberadaan tempat pengolahan susu tersebut mampu memberdayakan kalangan perempuan di Desa Girikerto sebagai tenaga kerja. Kondisi tersebut merupakan kesempatan yang dimanfaatkan sebagai salah satu tambahan penghasilan di luar kegiatan budidaya salak pondoh dan kambing PE. Oleh karena itu, kegiatan di bidang pertanian baik berupa usahatani salak pondoh, usahaternak kambing PE dan industri pengolahan susu yang ada ini dapat menjadi roda perekonomian dan pembangunan di Desa Girikerto.

6.2.2.3 Biaya Usahaternak Kambing Peranakan Etawa

Biaya usahaternak merupakan pengeluaran dari pemakaian barang atau jasa untuk keperluan usahaternak kambing PE selama satu tahun. Pengeluaran dalam usahaternak kambing PE terdiri atas biaya pakan, sewa lahan kandang, iuran anggota, sewa mobil untuk mengangkut kotoran, bunga pinjaman, biaya transportasi dan tenaga kerja luar keluarga yang termasuk dalam komponen biaya tunai. Adapun biaya non tunai usahaternak terdiri atas tenaga kerja dalam

keluarga, penyusutan alat dan penyusutan kandang. Perhitungan biaya usahaternak kambing PE petani integrasi dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Biaya usahaternak kambing peranakan etawa petani integrasi

Komponen Jumlah

Biaya Tunai 4.622.210

Biaya Non Tunai 1.741.945

Total Biaya (Rp/ekor/tahun) 6.364.155

Sumber: Data Primer, diolah (2013)

Tabel 22 menyajikan data yang menunjukkan bahwa total biaya yang dikeluarkan petani integrasi dalam satu tahun sebesar Rp 6.364.155/ekor. Biaya tunai dan non tunai diperoleh dari hasil perhitungan biaya pemeliharaan ternak kambing PE selama satu tahun yang secara rinci disajikan pada Lampiran 5. Tingginya biaya yang dikeluarkan ini terkait dengan pemeliharaan ternak kambing terutama dalam pengadaan pakan dan penggunaan tenaga kerja. Adapun pakan ternak yang memiliki komposisi terbesar dalam biaya pemeliharaan ternak kambing petani integrasi selama satu tahun adalah polar (dedak gandum) sebanyak 72,80 kg/ekor dan kulit kedelai sebanyak 43,26 kg/ekor.

Pemberian pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan peternakan kambing PE. Responden umumnya menyadari bahwa pemberikan pakan berpengaruh terhadap jumlah susu yang dihasilkan sehingga responden berusaha untuk mencukupi kebutuhan pakan bagi ternak kambing PE. Pakan ternak yang diberikan umumnya terdiri atas konsentrat berupa polar (dedak gandum), kulit kedelai, ampas tahu, dan kangkung. Menurut petani polar merupakan konsentrat yang paling penting digunakan sebagai pakan terutama ketika ternak kambing berada pada masa laktasi. Selain konsentrat, responden juga memberikan hijauan yang diperoleh dengan mencari sendiri. Pengadaan hijauan di Desa Girikerto masih tersedia dikarenakan lokasi pedesaan yang masih asri dan berada di area pegunungan. Pemeliharaan ternak kambing PE di lokasi penelitian tidak dilakukan dengan sistem penggembalaan atau ikat pindah melainkan dengan cara cut and carry system dimana pakan dicarikan dan diberikan pada ternak yang ada dalam kandang. Oleh karena itu, keberadaan kandang merupakan salah satu bagian terpenting dalam peternakan kambing peranakan etawa.

Lahan kandang di Desa Girikerto merupakan tanah kas desa yang disewakan khusus untuk pengembangan ternak kambing PE sehingga kandang para petani terkumpul dalam satu lokasi atau yang biasa disebut sebagai kandang kelompok. Lahan yang digunakan untuk kandang kelompok seluas 3 hektar dimana lokasinya cukup jauh dari area perumahan warga sehingga tidak mengganggu kenyamanan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan pengamatan, tipe kandang responden berupa kandang panggung dan non panggung dengan lantai kandang yang terbuat dari kayu, lantai tanah tanpa pondasi dan lantai semen. Sebanyak 20 orang responden (71,43%) membuat kandang dengan tipe panggung dan 8 orang responden (28,57%) menggunakan tipe non panggung sebagai kandang ternaknya. Pembuatan kandang panggung ini memudahkan petani dalam membersihkan kotoran ternaknya karena kotoran kambing dan urin akan langsung jatuh diantara sela-sela lantai kandang.

Petani integrasi di Desa Girikerto umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dalam pemeliharaan ternak kambing. Adapun tenaga kerja luar keluarga biasanya dipekerjakan hanya ketika membersihkan kotoran kambing untuk dibawa ke kebun salak. Sementara itu, untuk usahatani salak pondoh petani akan mempekerjakan tenaga kerja luar keluarga untuk kebutuhan pemeliharaan kebun salak seperti pemangkasan, pemupukan dan sanitasi.

Dokumen terkait