BAB IV: USAHA MENINGKATKAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN
C. Usulan Program
Program adalah landasan untuk menentukan tema dan sub tema dengan
isi serta urutan-urutan rencana yang akan dilaksanakan. Selain itu, pembina
menyusun langkah-langkah konkret pelaksanaan yang meliputi waktu, analisa
langkah, ringkasan hasil dan penanggung jawab. Pada dasarnya, program
menyangkut keseluruhan rangkaian kegiatan pembinaan iman. Dengan demikian,
perencanaan yang sistematis dan terarah dapat membantu pembina untuk
memudahkan suatu proses yang akan dilaksanakan demi tercapainya suatu tujuan
2. Tujuan Program
Tujuan dari program ini adalah untuk membantu meningkatkan mutu dan
kualitas pembinaan iman di lingkungan Sitanala Tangerang agar pelaksanaan
pembinaan iman semakin menarik dan memudahkan umat menghayati
pengalaman hidupnya. Selain itu, umat semakin tergerak untuk lebih peduli,
menghargai dan menghormati khususnya mantan penderita kusta. Penulis
berharap supaya mantan penderita kusta di lingkungan Sitanala semakin
menguatkan dan meneguhkan satu sama lain sehingga menjadi percaya diri, tidak
minder dan tidak putus asa.
3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok yang dituju dalam program ini adalah untuk mantan
penderita kusta dan umat di lingkungan Sitanala Tangerang agar semakin peduli
dan menghargai satu sama lain. Selain itu, mantan penderita kusta semakin
merasakan sapaan dan sentuhan dari umat lain yang tidak mengalami sakit kusta.
4. Rumusan Tema dan Tujuan
Tema Umum : Menghayati Penderitaan Kristus
Tujuan : Bersama pembimbing, peserta semakin mampu menjadi
pribadi beriman sejati akan Yesus Kristus, sehingga dari
pengalaman sakit kusta tetap membuat peserta menjadi
percaya diri, tidak putus asa.
Tujuan : Bersama-sama pembimbing, peserta semakin menyadari
arti penderitaan Kristus yang rela menderita bagi orang
lain.
Subtema II : Penderitaan Kristus Menjadi Sumber Kekuatan.
Tujuan : Bersama pembimbing, peserta menyadari penderitaan
Kristus yang menjadi kekuatan bagi jiwa manusia
sehingga semakin berani melawan rasa kurang percaya
diri dan takut.
Subtema III : Penderitaan Kristus sebagai Penggerak dan Inspirasi
Mantan Penderita Kusta
Tujuan : Bersama pembimbing, peserta mampu menyadari
penderitaan Kristus yang memberikan dorongan untuk
semakin berani berkembang dalam iman guna
mewujudkan kepedulian kepada sesama.
Subtema IV : Kristus Menderita karena Cinta Kasih-Nya kepada
Umat Manusia
Tujuan : Bersama pembimbing, peserta mampu menghayati
penderitaan Kristus dan menjadi pewarta cinta kasih Allah
4. Matriks
Tema : Menghayati Penderitaan Kristus
Tujuan : Bersama pembimbing, peserta semakin mampu menjadi pribadi yang memiliki kepercayaan sejati akan Yesus Kristus dalam setiap penderitaan. Dengan demikian peserta mampu meneladani pribadi Yesus Kristus dalam menghayati penderitaannya.
No. Sub Tema Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan
1 Kristus Rela Menderita demi Umat Manusia
Bersama-sama pembimbing, peserta semakin menyadari arti penderitaan Kristus yang rela menderita bagi orang lain
- Penderitaan Arision Harlim demi menghidupi keluarganya
- Perikop Injil Yoh16:29-33. Penderitaan Yesus yang rela menderita bagi orang lain. - Informasi - Tanya jawab - Sharing - Refleksi - Film “Kulalui Penderitaan, Kutemukan Kegembiraan Bersama” - Laptop - LCD - Speaker - Perikop Injil - Lilin dan salib - Madah Bakti - Yoh 16:29-33 - Hadiwiyata, A.S. (2007). Tafsir Injil Yohanes. Yogyakarta: Kanisius. Hal: 233 2 Penderitaan Kristus Menjadi Sumber Kekuatan. Bersama pembimbing, peserta menyadari penderitaan Kristus yang
menjadi kekuatan bagi jiwa manusia sehingga semakin
- Tuhan akan datang memberikan kekuatan untuk bangkit dan mencoba mengatasi masalah
- Perikop Injil Yoh 14:1-12.
- Sharing - Refleksi -Tanya jawab - Informasi - Perikop Injil - Film “Dalam Yesus Kekuatanku” - Lilin dan salib
- Yoh 14: 1-12 - Bergant, Dianne dan Robbert J Karris (2002). Tafsir Alkitab 71
berani melawan rasa kurang percaya diri dan takut.
Yesus adalah kebenaran dan hidup yang akan menuntun manusia menuju kebahagiaan. - Laptop - Speaker - LCD Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kanisius. Hal :105-106 3 Penderitaan Kristus sebagai Penggerak dan Inspirasi Mantan Penderita Kusta Bersama pembimbing, peserta mampu menyadari penderitaan Kristus yang memberikan dorongan untuk semakin berani berkembang dalam iman
guna mewujudkan kepedulian kepada sesama.
- Stiff Hermanus anak jalanan yang tidak pernah merasakan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.
- Tuhan datang berupa cahaya yang semakin dekat memeluk Stiff yang mengasihinya
- Perikop Injil Kis 8: 4-25
- Sharing - Refleksi -Tanya jawab - Informasi - Perikop Injil - Film “Jalanan adalah Rumahku” - Lilin dan salib - Laptop - Speaker - LCD - Kis 8: 4-25 - Bergant, Dianne dan Robbert J Karris (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kanisius. Hal: 225 4 Kristus Menderita karena Cinta Kasih-Nya kepada Umat Manusia Bersama pembimbing, peserta mampu menghayati penderitaan Kristus dan menjadi pewarta cinta kasih Allah dalam setiap
kehidupan umat sehari-hari.
- Mother Teresa yang peduli akan orang-orang yang membutuhkan dan merawat orang sakit.
- Yesus rela menderita dan wafat atas dosa manusia, sebab kasih-Nya begitu besar kepada umatnya.
- Perikop Injil Mar 1:40-45 - Sharing - Refleksi -Tanya jawab - Informasi - Film “Mother Teresa” - Lilin dan Salib - Perikop Injil - Laptop - Speaker - LCD - Mar 1:40-45 - Bergant, Dianne dan Robbert J Karris (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kanisius. Hal:84 72
5. Contoh Persiapan Katekese Model SCP
a. Contoh Katekese I
1) Tema 1 : Kristus Rela Menderita Demi Umat Manusia
2) Tujuan : Bersama-sama pembimbing, peserta semakin menyadari
arti penderitaan Kristus yang rela menderita bagi orang
lain
3) Peserta : Mantan Penderita Kusta
4) Waktu : 90 menit
5) Metode : - Sharing
-Informasi
-Tanya jawab.
-Refleksi
6) Model : Shared Christian Praxis (SCP)
7) Sarana : - Film “Kulalui Penderitaan, Kutemukan Kegembiraan
Bersama”
-Laptop
-LCD
-Perikop Injil Yoh 16:20-33.
-Lilin dan salib.
- Madah Bakti
8) Sumber bahan : - Yohanes 16:29-33
- Hadiwiyata, A.S. (2007). Tafsir Injil Yohanes. Yogyakarta: Kanisius. Hal.233
- Sumarno Ds, M. (2014). Diktat Mata Kuliah Mahasiswa Semester VI Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki). Hal:31-53
b. Pemikiran Dasar
Dalam hidup umat di lingkungan Sitanala yang terdiri dari berbagai
macam tingkatan golongan perekonomian tentu dalam keseharian mereka tak
pernah lepas dari konflik maupun penderitaan. Mayoritas berpencaharian
wiraswasta. Bagi mantan penderita kusta yang sudah sembuh pun juga
berpencaharian sebagai wirausaha, bengkel, sopir angkutan umum. Mereka
kadang mengeluh dan merasa sendirian di dalam mengatasi permasalahan
hidupnya sehingga semakin terpuruk dalam penderitaan. Penderitaan yang
dimiliki kurang dimaknai sebagai sesuatu hal yang harus ditanggung oleh orang
Katolik di dalam nama Tuhan Yesus. Mereka lebih menyalahkan Tuhan atas
penderitaan yang terjadi pada hidupnya.
Injil Yohanes 16:29-33 kembali mengingatkan kita tentang bagaimana
Yesus selalu bersama para murid saat menghadapi penderitaan yang mereka alami
sebagai saksi Kristus. Yesus akan mendampingi para murid dalam penderitaan
seperti Bapa yang selalu hadir bersamaNya saat Dia disalib, begitu pula disaat
para murid yang menghadapi penderitaan dalam menjadi saksi Kristus dan
memanggul Salib Kristus disitulah Yesus akan selalu hadir bersama mereka..
Penderitaan yang dialami Tuhan Yesus dilakukan untuk menebus dosa manusia,
membuat manusia menderita. Inilah teladan dari Yesus Kristus untuk para murid,
yaitu rela menderita sehingga siap untuk meringankan penderitaan orang lain.
Dalam pertemuan kali ini kita bersama-sama dapat belajar memaknai
penderitaan di dalam Kristus yang mendatangkan damai sehingga nantinya dapat
siap untuk menderita bagi orang lain. Salib Kristus yang kita tanggung mampu
membuat kita semakin kuat menghadapi penderitaan dan mampu meringankan
penderitaan orang lain yang ada di sekitar kita.
c. Pengembangan Langkah-Langkah
1) Pembukaan
Bapak/Ibu dan saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus, dalam
kesempatan malam ini kita mau bersama-sama belajar bersama tentang bagaimana
caranya menghadapi penderitaan di dalam salib Kristus. Dalam kehidupan
sehari-hari kita tentu mengalami permasalahan dalam hidup dan selalu berada di dalam
penderitaan. Entah itu di dalam kehidupan sehari-hari sebagai keluarga, maupun
permasalahan individu yang membebani kita. Dalam Injil Yohanes nanti akan kita
gali bersama-sama bagaimana Yesus selalu bersama para murid di dalam
penderitaan para murid memanggul salib Kristus. Yesus bersabda bahwa akan ada
damai sejahtera dibalik penderitaan di dalam nama Yesus. Yesus rela menderita
bagi penebusan dosa dan penderitaan manusia, maka kita bersama-sama belajar
untuk rela menderita bagi orang lain yang nantinya akan menghasilkan buah yaitu
damai sejahtera. Semoga di dalam pertemuan kali ini kita semakin dikuatkan di
penderitaan yang kita miliki ini untuk semakin siap menderita untuk orang lain
demi kemuliaan nama Tuhan dan damai sejahtera sepanjang masa.
2) Lagu Pembuka: Lihatlah kota Yerusalem (MB hal 377)
3) Doa Pembuka
Allah Bapa yang maha pengasih, terimakasih atas penyertaan-Mu di dalam
hidup kami sehingga kami mampu berkumpul bersama disini untuk menggali
pengalaman kami di dalam memanggul salib Kristus. Bapa, banyak penderitaan
yang kami alami di dalam hidup ini. Sebagai pengikut Yesus kami sering
merasakan penderitaan di dalam hidup, kami sering merasa sendirian di dalam
menghadapi penderitaan hidup, kami sering merasa begitu berat beban hidup baik
secara ekonomi maupun permasalahan lain yang terus kami alami, namun
sekiranya melalui Injil Yohanes semoga kami semakin dikuatkan di dalam
menghadapi segala macam penderitaan di dalam memanggul salib Yesus
Putera-Mu. Kami juga belajar untuk menderita bagi orang lain seperti halnya Tuhan
Yesus yang rela mati di kayu salib demi menebus dosa dan penderitaan manusia
yang mendatangkan damai sejahtera bagi semua manusia. Semoga dalam
pertemuan kali ini kami semakin dikuatkan dalam menghadapi penderitaan dan
mampu untuk siap menderita bagi orang lain. Kami yakin akan janji-Mu bahwa
akan ada damai sejahtera dibalik penderitaan yang kami alami. Doa ini kami
haturkan dengan perantaraan Yesus Tuhan kami. Amin.
Langkah I dan II: Pengungkapan Pengalaman Faktual dan Refleksi Kritis Atas
- Menyimak film singkat “Kulalui Penderitaan, Kutemukan Kebahagiaan
Bersama” kepada peserta dan memberi kesempatan kepada peserta untuk
menyimak kisahnya.
- Penceritaan kembali isi film singkat: pendamping meminta salah satu peserta
untuk mencoba menceritakan kembali dengan singkat tentang pokok cerita
yang ada.
Intisari film “Kulalui Penderitaan, Kutemukan Kebahagiaan Bersama”
Ada seorang lelaki yang bernama Arision Harlim. Dia anak pertama dari
tujuh bersaudara. Dimasa kecilnya ia harus menanggung siksaan dari ayahnya
karena kebiasaan dari ayahnya yang suka bermain judi sambung ayam. Dari hal
itu selalu timbul keributan disaat ayah Arision kalah mengadu ayam. Setelah
ayahnya pergi meninggalkan keluarganya, ibu Arision menjadi sering
sakit-sakitan. Arision harus menanggung hidup untuk keluarganya. Seiring berjalannya
waktu Arision hampir hilang harapan akan perjalanan hidupnya. Namun Arision
mendapat bisikan bahwa masa depan tidak akan seperti ini. Saat itu Arision mulai
mencari Yesus, membaca Kitab Suci setiap hari. Setelah mengenal pribadi Tuhan,
Arision mau mengampuni ayahnya meski awalnya sulit. Hidup dalam penderitaan
belum tentu akhirnya akan mengalami keburukan, kejelekan. Namun luka yang
ada bisa untuk memulihkan luka orang lain dan air mata yang mengalir bisa
menjadi mata air bagi orang lain.
Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami cerita tersebut
- Apa penderitaan yang di alami oleh Arision Harlim?
- Ceritakan pengalaman penderitaan yang pernah anda dialami?
Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau
Salah seorang peserta diminta bantuannya untuk membacakan perikop
langsung dari Kitab Suci, Injil Yohanes 16:29-33. Peserta diminta untuk hening
sejenak untuk merenungkan secara pribadi perikop Kitab Suci dengan bantuan
pertanyaan sebagai berikut:
- Ayat- ayat mana yang menunjukkan penyertaan Allah Bapa dan Yesus di
dalam pengalaman penderitaan?
- Makna apa yang dapat diambil dari penderitaan para murid dalam
memanggul salib Yesus?
Rangkuman singkat
Ayat 32: Dalam ayat ini dikatakan bahwa Yesus mengalami keraguan akan
kepercayaan para murid. Para murid akan pergi meninggalkan Yesus disaat Yesus
mengalami penderitaan di kayu salib. Para murid yang tidak memiliki kebulatan
tekad terhadap Yesus Kristus merasa takut dan memilih pergi dari pengalaman
penderitaan yang kemungkinan dialami para murid jika terus bersama-sama
dengan Yesus. Namun Allah Bapa selalu bersama dengan Yesus, dia tidak akan
meninggalkan Putera-Nya yang terkasih dalam penderitaan. Ini merupakan
teladan bagaimana Allah sendiri ingin menunjukkan kesetiaan-Nya dengan
Putera-Nya yang tunggal yang selalu teguh dalam iman dan menyelamatkan para
Ayat 33: mengungkapkan bagaimana Yesus sendiri akan bersama-sama
dengan mereka senantiasa dan berjanji kepada para murid akan adanya sukacita di
dalam penderitaan yang kan dialami para murid nanti di saat mereka harus
memanggul salib Kristus dan menjadi saksi Kristus. Selain itu Tuhan juga
berpesan “Kuatkanlah hatimu” itu juga berarti “Beranikanlah hatimu”. Banyak
penderitaan yang akan dialami para murid, pengalaman penolakan akan Kristus,
penganiayaan dan pengalaman yang lainnya yang nantinya akan dialami para
murid. Namun para murid selalu diharapkan untuk berani dan kuat karena di balik
semua itu akan ada damai sejahtera.
Makna penderitaan dalam memanggul salib adalah adanya damai sejahtera
di balik penderitaan dalam Yesus. Dalam keteguhan hati dan berani untuk selalu
bersatu dalam iman dalam Yesus Kristus walaupun harus mengalami penderitaan
sebagai konsekuensi memanggul salib Yesus. Kita percaya akan suka cita dan
damai sejahtera yang akan dialami dalam penderitaan memanggul salib Yesus
Kristus. Selain itu makna dibalik penderitaan Yesus adalah rela menderita bagi
orang lain. Yesus yang dengan rela dan tulus mau menderita untuk
menyelamatkan manusia dari penderitaan akibat dosa yang manusia lakukan dan
dengan Kemuliaan yang dimiliki Tuhan Yesus maka dibalik penderitaan itu dia
mengaruniakan damai sejahtera kepada manusia. Manusia sebagai pribadi yang
rapuh sering merasa takut untuk menghadapi penderitaan. Para murid pada zaman
Yesus di hukum mati di kayu salib akibat dosa-dosa manusia malah takut
mengalami penderitaan karena mengenal Yesus, namun setelah Yesus bangkit dan
mendampingi para murid dalam perjalanan hidupnya menghadapi pendedritaan
sebagai saksi Kristus dan para murid mengikuti jejak Yesus yang siap menderita
bagi orang lain yang mereka temui di perjalanan misi mereka.
Langkah IV dan V : Interpretasi/Tafsir Dialektis antara Tradisi dan Visi Kritiani
dengan Tradisi dan Visi Peserta dan Keputusan Baru Demi
Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia Ini
1) Pengantar
Bapak/Ibu dan saudara/i pada kesempatan kali ini kita sudah
bersama-sama menggali pengalaman dari cerita film singkat “Kulalui Penderitaan,
Kutemukan Kebahagiaan Bersama”. Dalam cerita tersebut kita bersama-sama
belajar tentang seorang lelaki yang dari masa kecilnya sudah mengalami siksaan,
kesulitan dan penderitaan hidup. Dia tidak menyadari bahwa Tuhan bersama dia.
Kita juga sudah bersama-sama menggali pengalaman kita tentang penderitaan
yang kita alami, banyak pengalaman hidup yang sulit untuk dihadapi. Kita juga
sudah bersama-sama menggali bersama mengapa kita mengalami penderitaan
dalam hidup, ada yang merasa bahwa menderita karena semua beban hidup yang
dihadapi, dan ada juga yang mengungkapkan bahwa memang sudah harus
menderita. Injil Yohanes 16:29-33, kita semakin diingatkan bahwa Yesus
senantiasa hadir bersama para murid di dalam penderitaan karena memanggul
Salib Kristus, begitu pula Yesus akan selalu hadir di dalam hidup kita di dalam
suka maupun duka hidup kita dan makna penderitaan kita dalam Yesus akan
mendapatkan damai sejahtera di dalam penderitaan tersebut sehingga kita harus
bagi orang lain seperti Tuhan Yesus yang menderita untuk menebus penderitaan
manusia karena dosa.
Sebagai bahan refleksi agar kita semakin mampu kuat menghadapi
penderitaan salib Kristus yang membawa damai sejahtera dan siap menderita bagi
orang lain dengan merenungkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
- Sudahkan kita memaknai penderitaan yang kita alami seperti yang diharapkan
Yesus?
- Sikap macam apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan harapan Yesus yaitu
siap menderita bagi orang lain?
Bapak/Ibu dan saudara/i yang terkasih tadi kita sudah bersama-sama
merenungkan apakah kita sudah memaknai penderitaan yang kita alami seperti
apa yang diharapkan Yesus. Ada yang merasa belum dapat memaknai penderitaan
yang kita alami sebagai sesuatu yang harus kita tanggung dan alami untuk
mendapat damai sejahtera. Ada juga yang belum bisa memaknai penderitaan itu
untuk siap juga menderita bagi orang lain. Tadi juga sudah bersama-sama kita
sharingkan bagaimana mewujudkan apa yang diharapkan Tuhan Yesus. Ada yang
mulai merasa peka terhadap penderitaan orang lain, ada yang mengungkapkan
untuk semakin bersyukur atas apa yang di miliki sehingga tidak menganggap
sebagai sebuah penderitaan. Ada juga yang mengungkapkan bahwa cara
mewujudkannya adalah semakin mau untuk berbagi dengan sesama sehingga mau
menderita untuk orang lain. Berbagi itu bisa dalam hal materi maupun rohani.
keputusan konkret apa yang bisa kita wujudkan bersama-sama dalam hidup kita
bersama.
Membicarakan keputusan bersama untuk dapat ditindak lanjuti dalam kehidupan
sehari-hari
Demikian keputusan bersama kita untuk semakin kuat dalam menghadapi
penderitaan di dalam menanggung salib Kristus dan siap untuk menderita bagi
orang lain karena dibalik penderitaan ada damai sejahtera
2) Penutup
- Memberi kesempatan kepada peserta untuk hening sejenak untuk meresapkan
semua rangkaian pendalaman iman. Sementara itu lilin dan salib diletakkan
ditengah umat untuk dinyalakan.
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan doa
permohonan secara spontan, diawali oleh pendamping dan kemudian disusul
oleh peserta. Akhir doa umat diakhiri dengan doa Bapa Kami.
Doa penutup
Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang terimakasih atas berkat -Mu
sehingga kami dapat menggali pengalaman kami. Melalui cerita tadi kami
semakin disadarkan akan penyertaan Yesus dalam penderitaan kami dan kami
juga semakin dimampukan untuk menyadari bahwa Yesus rela menderita bagi
orang lain. Ingatkan kami akan penyertaan Yesus yang selalu mendampingi hidup
kami dalam penderitaan yang kami alami. Banyak pengalaman penderitaan yang
sering merasa terbebani dengan tugas-tugas, kami juga merasa sendiri dalam
menghadapi masalah hidup, tidak ada yang peduli dengan penderitaan yang kami
alami. Sadarkan kami Tuhan untuk rela menderita bagi orang lain seperti makna
penderitaan yang diharapkan oleh Yesus sendiri. Semoga kami selalu Kau
dampingi untuk mewujudkan niat-niat yang kami sepakati bersama untuk
senantiasa kuat dalam penderitaan yang kami terima dan mewujudkan niat kami
untuk semakin siap menderita bagi orang lain. Semoga dengan pertemuan ini,
kami semakin dikuatkan di dalam memanggul Salib Yesus Kristus dan selalu
percaya akan damai sejahtera dibalik penderitaan memanggul salib Yesus Kristus
dan siap menderita bagi orang lain. Doa ini kami haturkan dengan perantaraan
Yesus Kristus Tuhan kami. Amin
3) Lagu penutup : Kasihanilah kami (MB. No 370
a. Contoh Katekese II
1) Tema : Penderitaan Kristus Menjadi Sumber Kekuatan.
2) Tujuan : Bersama pembimbing, peserta menyadari penderitaan
Kristus yang menjadi kekuatan bagi jiwa manusia
sehingga semakin berani melawan rasa kurang percaya
diri dan takut.
3) Peserta : Mantan Penderita Kusta
4) Waktu : 90 menit
5) Metode : - Sharing kelompok,
-Tanya jawab
-Informasi
6) Model : SharedChristian Praxis (SCP) 7) Sarana : - Perikop Injil Yoh 14:1-12
- Film “Dalam Yesus Kekuatanku”
-Lilin dan salib
-Laptop dan speaker
-LCD
8) Sumber bahan : - Bergant, Dianne dan Robbert J Karris. (2002) .Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.Yogyakarta : Kanisius. Hal.105-106.
-Yohanes 14:1-12
-Sumarno Ds, M. (2014). Diktat Mata Kuliah Mahasiswa Semester VI Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki).Hal:31-53
b. Pemikiran Dasar
Dalam hidup sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari segala
permasalahan dalam hidup. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah ataupun
kesulitan dalam hidupnya yang menimbulkan kegelisahan dan ketakutan dalam
hidup. Dalam konteks kehidupan di lingkungan Sitanala ini kita merasa gelisah
dan takut akan segala sesuatu yang membuat mereka minder. Kita selalu
memperhatikan waktu untuk mengolah batin, berefleksi, sehingga kita menjadi
terjebak pada kekeringan iman, merasa bahwa apa yang kita lakukan tidak ada
hasilnya untuk keidupannya sendiri. Dari batin inilah semangat menjadi kurang
berkobar-kobar dan kurang rasa percaya dalam menghadapi segala macam hal
yang membuat dirinya gelisah. Bagaimana kita akan menyikapi segala macam
keresahan, kegelisahahan, dan ketakutan yang ada dalam diri kita itu? Apakah kita
akan menyerah pada kegelisahan itu dan jatuh di dalamnya?
Dalam Injil Yohanes 14:1-12, Yesus menegaskan bahwa jika kita
mempunyai sikap percaya kepada-Nya, maka sebagai murid-Nya kita mendapat