• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: USAHA MENINGKATKAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN

C. Usulan Program

Program adalah landasan untuk menentukan tema dan sub tema dengan

isi serta urutan-urutan rencana yang akan dilaksanakan. Selain itu, pembina

menyusun langkah-langkah konkret pelaksanaan yang meliputi waktu, analisa

langkah, ringkasan hasil dan penanggung jawab. Pada dasarnya, program

menyangkut keseluruhan rangkaian kegiatan pembinaan iman. Dengan demikian,

perencanaan yang sistematis dan terarah dapat membantu pembina untuk

memudahkan suatu proses yang akan dilaksanakan demi tercapainya suatu tujuan

2. Tujuan Program

Tujuan dari program ini adalah untuk membantu meningkatkan mutu dan

kualitas pembinaan iman di lingkungan Sitanala Tangerang agar pelaksanaan

pembinaan iman semakin menarik dan memudahkan umat menghayati

pengalaman hidupnya. Selain itu, umat semakin tergerak untuk lebih peduli,

menghargai dan menghormati khususnya mantan penderita kusta. Penulis

berharap supaya mantan penderita kusta di lingkungan Sitanala semakin

menguatkan dan meneguhkan satu sama lain sehingga menjadi percaya diri, tidak

minder dan tidak putus asa.

3. Sasaran Kelompok

Sasaran kelompok yang dituju dalam program ini adalah untuk mantan

penderita kusta dan umat di lingkungan Sitanala Tangerang agar semakin peduli

dan menghargai satu sama lain. Selain itu, mantan penderita kusta semakin

merasakan sapaan dan sentuhan dari umat lain yang tidak mengalami sakit kusta.

4. Rumusan Tema dan Tujuan

Tema Umum : Menghayati Penderitaan Kristus

Tujuan : Bersama pembimbing, peserta semakin mampu menjadi

pribadi beriman sejati akan Yesus Kristus, sehingga dari

pengalaman sakit kusta tetap membuat peserta menjadi

percaya diri, tidak putus asa.

Tujuan : Bersama-sama pembimbing, peserta semakin menyadari

arti penderitaan Kristus yang rela menderita bagi orang

lain.

Subtema II : Penderitaan Kristus Menjadi Sumber Kekuatan.

Tujuan : Bersama pembimbing, peserta menyadari penderitaan

Kristus yang menjadi kekuatan bagi jiwa manusia

sehingga semakin berani melawan rasa kurang percaya

diri dan takut.

Subtema III : Penderitaan Kristus sebagai Penggerak dan Inspirasi

Mantan Penderita Kusta

Tujuan : Bersama pembimbing, peserta mampu menyadari

penderitaan Kristus yang memberikan dorongan untuk

semakin berani berkembang dalam iman guna

mewujudkan kepedulian kepada sesama.

Subtema IV : Kristus Menderita karena Cinta Kasih-Nya kepada

Umat Manusia

Tujuan : Bersama pembimbing, peserta mampu menghayati

penderitaan Kristus dan menjadi pewarta cinta kasih Allah

 

  4. Matriks

Tema : Menghayati Penderitaan Kristus

Tujuan : Bersama pembimbing, peserta semakin mampu menjadi pribadi yang memiliki kepercayaan sejati akan Yesus Kristus dalam setiap penderitaan. Dengan demikian peserta mampu meneladani pribadi Yesus Kristus dalam menghayati penderitaannya.

No. Sub Tema Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

1 Kristus Rela Menderita demi Umat Manusia

Bersama-sama pembimbing, peserta semakin menyadari arti penderitaan Kristus yang rela menderita bagi orang lain

- Penderitaan Arision Harlim demi menghidupi keluarganya

- Perikop Injil Yoh16:29-33. Penderitaan Yesus yang rela menderita bagi orang lain. - Informasi - Tanya jawab - Sharing - Refleksi - Film “Kulalui Penderitaan, Kutemukan Kegembiraan Bersama” - Laptop - LCD - Speaker - Perikop Injil - Lilin dan salib - Madah Bakti - Yoh 16:29-33 - Hadiwiyata, A.S. (2007). Tafsir Injil Yohanes. Yogyakarta: Kanisius. Hal: 233 2 Penderitaan Kristus Menjadi Sumber Kekuatan. Bersama pembimbing, peserta menyadari penderitaan Kristus yang

menjadi kekuatan bagi jiwa manusia sehingga semakin

- Tuhan akan datang memberikan kekuatan untuk bangkit dan mencoba mengatasi masalah

- Perikop Injil Yoh 14:1-12.

- Sharing - Refleksi -Tanya jawab - Informasi - Perikop Injil - Film “Dalam Yesus Kekuatanku” - Lilin dan salib

- Yoh 14: 1-12 - Bergant, Dianne dan Robbert J Karris (2002). Tafsir Alkitab   71

 

 

berani melawan rasa kurang percaya diri dan takut.

Yesus adalah kebenaran dan hidup yang akan menuntun manusia menuju kebahagiaan. - Laptop - Speaker - LCD Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kanisius. Hal :105-106 3 Penderitaan Kristus sebagai Penggerak dan Inspirasi Mantan Penderita Kusta Bersama pembimbing, peserta mampu menyadari penderitaan Kristus yang memberikan dorongan untuk semakin berani berkembang dalam iman

guna mewujudkan kepedulian kepada sesama.

- Stiff Hermanus anak jalanan yang tidak pernah merasakan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.

- Tuhan datang berupa cahaya yang semakin dekat memeluk Stiff yang mengasihinya

- Perikop Injil Kis 8: 4-25

- Sharing - Refleksi -Tanya jawab - Informasi - Perikop Injil - Film “Jalanan adalah Rumahku” - Lilin dan salib - Laptop - Speaker - LCD - Kis 8: 4-25 - Bergant, Dianne dan Robbert J Karris (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kanisius. Hal: 225 4 Kristus Menderita karena Cinta Kasih-Nya kepada Umat Manusia Bersama pembimbing, peserta mampu menghayati penderitaan Kristus dan menjadi pewarta cinta kasih Allah dalam setiap

kehidupan umat sehari-hari.

- Mother Teresa yang peduli akan orang-orang yang membutuhkan dan merawat orang sakit.

- Yesus rela menderita dan wafat atas dosa manusia, sebab kasih-Nya begitu besar kepada umatnya.

- Perikop Injil Mar 1:40-45 - Sharing - Refleksi -Tanya jawab - Informasi - Film “Mother Teresa” - Lilin dan Salib - Perikop Injil - Laptop - Speaker - LCD - Mar 1:40-45 - Bergant, Dianne dan Robbert J Karris (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kanisius. Hal:84 72  

  5. Contoh Persiapan Katekese Model SCP

a. Contoh Katekese I

1) Tema 1 : Kristus Rela Menderita Demi Umat Manusia

2) Tujuan : Bersama-sama pembimbing, peserta semakin menyadari

arti penderitaan Kristus yang rela menderita bagi orang

lain

3) Peserta : Mantan Penderita Kusta

4) Waktu : 90 menit

5) Metode : - Sharing

-Informasi

-Tanya jawab.

-Refleksi

6) Model : Shared Christian Praxis (SCP)

7) Sarana : - Film “Kulalui Penderitaan, Kutemukan Kegembiraan

Bersama”

-Laptop

-LCD

-Perikop Injil Yoh 16:20-33.

-Lilin dan salib.

- Madah Bakti

8) Sumber bahan : - Yohanes 16:29-33

- Hadiwiyata, A.S. (2007). Tafsir Injil Yohanes. Yogyakarta: Kanisius. Hal.233

 

- Sumarno Ds, M. (2014). Diktat Mata Kuliah Mahasiswa Semester VI Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki). Hal:31-53

b. Pemikiran Dasar

Dalam hidup umat di lingkungan Sitanala yang terdiri dari berbagai

macam tingkatan golongan perekonomian tentu dalam keseharian mereka tak

pernah lepas dari konflik maupun penderitaan. Mayoritas berpencaharian

wiraswasta. Bagi mantan penderita kusta yang sudah sembuh pun juga

berpencaharian sebagai wirausaha, bengkel, sopir angkutan umum. Mereka

kadang mengeluh dan merasa sendirian di dalam mengatasi permasalahan

hidupnya sehingga semakin terpuruk dalam penderitaan. Penderitaan yang

dimiliki kurang dimaknai sebagai sesuatu hal yang harus ditanggung oleh orang

Katolik di dalam nama Tuhan Yesus. Mereka lebih menyalahkan Tuhan atas

penderitaan yang terjadi pada hidupnya.

Injil Yohanes 16:29-33 kembali mengingatkan kita tentang bagaimana

Yesus selalu bersama para murid saat menghadapi penderitaan yang mereka alami

sebagai saksi Kristus. Yesus akan mendampingi para murid dalam penderitaan

seperti Bapa yang selalu hadir bersamaNya saat Dia disalib, begitu pula disaat

para murid yang menghadapi penderitaan dalam menjadi saksi Kristus dan

memanggul Salib Kristus disitulah Yesus akan selalu hadir bersama mereka..

Penderitaan yang dialami Tuhan Yesus dilakukan untuk menebus dosa manusia,

 

membuat manusia menderita. Inilah teladan dari Yesus Kristus untuk para murid,

yaitu rela menderita sehingga siap untuk meringankan penderitaan orang lain.

Dalam pertemuan kali ini kita bersama-sama dapat belajar memaknai

penderitaan di dalam Kristus yang mendatangkan damai sehingga nantinya dapat

siap untuk menderita bagi orang lain. Salib Kristus yang kita tanggung mampu

membuat kita semakin kuat menghadapi penderitaan dan mampu meringankan

penderitaan orang lain yang ada di sekitar kita.

c. Pengembangan Langkah-Langkah

1) Pembukaan

Bapak/Ibu dan saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus, dalam

kesempatan malam ini kita mau bersama-sama belajar bersama tentang bagaimana

caranya menghadapi penderitaan di dalam salib Kristus. Dalam kehidupan

sehari-hari kita tentu mengalami permasalahan dalam hidup dan selalu berada di dalam

penderitaan. Entah itu di dalam kehidupan sehari-hari sebagai keluarga, maupun

permasalahan individu yang membebani kita. Dalam Injil Yohanes nanti akan kita

gali bersama-sama bagaimana Yesus selalu bersama para murid di dalam

penderitaan para murid memanggul salib Kristus. Yesus bersabda bahwa akan ada

damai sejahtera dibalik penderitaan di dalam nama Yesus. Yesus rela menderita

bagi penebusan dosa dan penderitaan manusia, maka kita bersama-sama belajar

untuk rela menderita bagi orang lain yang nantinya akan menghasilkan buah yaitu

damai sejahtera. Semoga di dalam pertemuan kali ini kita semakin dikuatkan di

 

penderitaan yang kita miliki ini untuk semakin siap menderita untuk orang lain

demi kemuliaan nama Tuhan dan damai sejahtera sepanjang masa.

2) Lagu Pembuka: Lihatlah kota Yerusalem (MB hal 377)

3) Doa Pembuka

Allah Bapa yang maha pengasih, terimakasih atas penyertaan-Mu di dalam

hidup kami sehingga kami mampu berkumpul bersama disini untuk menggali

pengalaman kami di dalam memanggul salib Kristus. Bapa, banyak penderitaan

yang kami alami di dalam hidup ini. Sebagai pengikut Yesus kami sering

merasakan penderitaan di dalam hidup, kami sering merasa sendirian di dalam

menghadapi penderitaan hidup, kami sering merasa begitu berat beban hidup baik

secara ekonomi maupun permasalahan lain yang terus kami alami, namun

sekiranya melalui Injil Yohanes semoga kami semakin dikuatkan di dalam

menghadapi segala macam penderitaan di dalam memanggul salib Yesus

Putera-Mu. Kami juga belajar untuk menderita bagi orang lain seperti halnya Tuhan

Yesus yang rela mati di kayu salib demi menebus dosa dan penderitaan manusia

yang mendatangkan damai sejahtera bagi semua manusia. Semoga dalam

pertemuan kali ini kami semakin dikuatkan dalam menghadapi penderitaan dan

mampu untuk siap menderita bagi orang lain. Kami yakin akan janji-Mu bahwa

akan ada damai sejahtera dibalik penderitaan yang kami alami. Doa ini kami

haturkan dengan perantaraan Yesus Tuhan kami. Amin.

Langkah I dan II: Pengungkapan Pengalaman Faktual dan Refleksi Kritis Atas

 

- Menyimak film singkat “Kulalui Penderitaan, Kutemukan Kebahagiaan

Bersama” kepada peserta dan memberi kesempatan kepada peserta untuk

menyimak kisahnya.

- Penceritaan kembali isi film singkat: pendamping meminta salah satu peserta

untuk mencoba menceritakan kembali dengan singkat tentang pokok cerita

yang ada.

Intisari film “Kulalui Penderitaan, Kutemukan Kebahagiaan Bersama”

Ada seorang lelaki yang bernama Arision Harlim. Dia anak pertama dari

tujuh bersaudara. Dimasa kecilnya ia harus menanggung siksaan dari ayahnya

karena kebiasaan dari ayahnya yang suka bermain judi sambung ayam. Dari hal

itu selalu timbul keributan disaat ayah Arision kalah mengadu ayam. Setelah

ayahnya pergi meninggalkan keluarganya, ibu Arision menjadi sering

sakit-sakitan. Arision harus menanggung hidup untuk keluarganya. Seiring berjalannya

waktu Arision hampir hilang harapan akan perjalanan hidupnya. Namun Arision

mendapat bisikan bahwa masa depan tidak akan seperti ini. Saat itu Arision mulai

mencari Yesus, membaca Kitab Suci setiap hari. Setelah mengenal pribadi Tuhan,

Arision mau mengampuni ayahnya meski awalnya sulit. Hidup dalam penderitaan

belum tentu akhirnya akan mengalami keburukan, kejelekan. Namun luka yang

ada bisa untuk memulihkan luka orang lain dan air mata yang mengalir bisa

menjadi mata air bagi orang lain.

Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami cerita tersebut

 

- Apa penderitaan yang di alami oleh Arision Harlim?

- Ceritakan pengalaman penderitaan yang pernah anda dialami?

Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau

Salah seorang peserta diminta bantuannya untuk membacakan perikop

langsung dari Kitab Suci, Injil Yohanes 16:29-33. Peserta diminta untuk hening

sejenak untuk merenungkan secara pribadi perikop Kitab Suci dengan bantuan

pertanyaan sebagai berikut:

- Ayat- ayat mana yang menunjukkan penyertaan Allah Bapa dan Yesus di

dalam pengalaman penderitaan?

- Makna apa yang dapat diambil dari penderitaan para murid dalam

memanggul salib Yesus?

Rangkuman singkat

Ayat 32: Dalam ayat ini dikatakan bahwa Yesus mengalami keraguan akan

kepercayaan para murid. Para murid akan pergi meninggalkan Yesus disaat Yesus

mengalami penderitaan di kayu salib. Para murid yang tidak memiliki kebulatan

tekad terhadap Yesus Kristus merasa takut dan memilih pergi dari pengalaman

penderitaan yang kemungkinan dialami para murid jika terus bersama-sama

dengan Yesus. Namun Allah Bapa selalu bersama dengan Yesus, dia tidak akan

meninggalkan Putera-Nya yang terkasih dalam penderitaan. Ini merupakan

teladan bagaimana Allah sendiri ingin menunjukkan kesetiaan-Nya dengan

Putera-Nya yang tunggal yang selalu teguh dalam iman dan menyelamatkan para

 

Ayat 33: mengungkapkan bagaimana Yesus sendiri akan bersama-sama

dengan mereka senantiasa dan berjanji kepada para murid akan adanya sukacita di

dalam penderitaan yang kan dialami para murid nanti di saat mereka harus

memanggul salib Kristus dan menjadi saksi Kristus. Selain itu Tuhan juga

berpesan “Kuatkanlah hatimu” itu juga berarti “Beranikanlah hatimu”. Banyak

penderitaan yang akan dialami para murid, pengalaman penolakan akan Kristus,

penganiayaan dan pengalaman yang lainnya yang nantinya akan dialami para

murid. Namun para murid selalu diharapkan untuk berani dan kuat karena di balik

semua itu akan ada damai sejahtera.

Makna penderitaan dalam memanggul salib adalah adanya damai sejahtera

di balik penderitaan dalam Yesus. Dalam keteguhan hati dan berani untuk selalu

bersatu dalam iman dalam Yesus Kristus walaupun harus mengalami penderitaan

sebagai konsekuensi memanggul salib Yesus. Kita percaya akan suka cita dan

damai sejahtera yang akan dialami dalam penderitaan memanggul salib Yesus

Kristus. Selain itu makna dibalik penderitaan Yesus adalah rela menderita bagi

orang lain. Yesus yang dengan rela dan tulus mau menderita untuk

menyelamatkan manusia dari penderitaan akibat dosa yang manusia lakukan dan

dengan Kemuliaan yang dimiliki Tuhan Yesus maka dibalik penderitaan itu dia

mengaruniakan damai sejahtera kepada manusia. Manusia sebagai pribadi yang

rapuh sering merasa takut untuk menghadapi penderitaan. Para murid pada zaman

Yesus di hukum mati di kayu salib akibat dosa-dosa manusia malah takut

mengalami penderitaan karena mengenal Yesus, namun setelah Yesus bangkit dan

 

mendampingi para murid dalam perjalanan hidupnya menghadapi pendedritaan

sebagai saksi Kristus dan para murid mengikuti jejak Yesus yang siap menderita

bagi orang lain yang mereka temui di perjalanan misi mereka.

Langkah IV dan V : Interpretasi/Tafsir Dialektis antara Tradisi dan Visi Kritiani

dengan Tradisi dan Visi Peserta dan Keputusan Baru Demi

Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia Ini

1) Pengantar

Bapak/Ibu dan saudara/i pada kesempatan kali ini kita sudah

bersama-sama menggali pengalaman dari cerita film singkat “Kulalui Penderitaan,

Kutemukan Kebahagiaan Bersama”. Dalam cerita tersebut kita bersama-sama

belajar tentang seorang lelaki yang dari masa kecilnya sudah mengalami siksaan,

kesulitan dan penderitaan hidup. Dia tidak menyadari bahwa Tuhan bersama dia.

Kita juga sudah bersama-sama menggali pengalaman kita tentang penderitaan

yang kita alami, banyak pengalaman hidup yang sulit untuk dihadapi. Kita juga

sudah bersama-sama menggali bersama mengapa kita mengalami penderitaan

dalam hidup, ada yang merasa bahwa menderita karena semua beban hidup yang

dihadapi, dan ada juga yang mengungkapkan bahwa memang sudah harus

menderita. Injil Yohanes 16:29-33, kita semakin diingatkan bahwa Yesus

senantiasa hadir bersama para murid di dalam penderitaan karena memanggul

Salib Kristus, begitu pula Yesus akan selalu hadir di dalam hidup kita di dalam

suka maupun duka hidup kita dan makna penderitaan kita dalam Yesus akan

mendapatkan damai sejahtera di dalam penderitaan tersebut sehingga kita harus

 

bagi orang lain seperti Tuhan Yesus yang menderita untuk menebus penderitaan

manusia karena dosa.

Sebagai bahan refleksi agar kita semakin mampu kuat menghadapi

penderitaan salib Kristus yang membawa damai sejahtera dan siap menderita bagi

orang lain dengan merenungkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

- Sudahkan kita memaknai penderitaan yang kita alami seperti yang diharapkan

Yesus?

- Sikap macam apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan harapan Yesus yaitu

siap menderita bagi orang lain?

Bapak/Ibu dan saudara/i yang terkasih tadi kita sudah bersama-sama

merenungkan apakah kita sudah memaknai penderitaan yang kita alami seperti

apa yang diharapkan Yesus. Ada yang merasa belum dapat memaknai penderitaan

yang kita alami sebagai sesuatu yang harus kita tanggung dan alami untuk

mendapat damai sejahtera. Ada juga yang belum bisa memaknai penderitaan itu

untuk siap juga menderita bagi orang lain. Tadi juga sudah bersama-sama kita

sharingkan bagaimana mewujudkan apa yang diharapkan Tuhan Yesus. Ada yang

mulai merasa peka terhadap penderitaan orang lain, ada yang mengungkapkan

untuk semakin bersyukur atas apa yang di miliki sehingga tidak menganggap

sebagai sebuah penderitaan. Ada juga yang mengungkapkan bahwa cara

mewujudkannya adalah semakin mau untuk berbagi dengan sesama sehingga mau

menderita untuk orang lain. Berbagi itu bisa dalam hal materi maupun rohani.

 

keputusan konkret apa yang bisa kita wujudkan bersama-sama dalam hidup kita

bersama.

Membicarakan keputusan bersama untuk dapat ditindak lanjuti dalam kehidupan

sehari-hari

Demikian keputusan bersama kita untuk semakin kuat dalam menghadapi

penderitaan di dalam menanggung salib Kristus dan siap untuk menderita bagi

orang lain karena dibalik penderitaan ada damai sejahtera

2) Penutup

- Memberi kesempatan kepada peserta untuk hening sejenak untuk meresapkan

semua rangkaian pendalaman iman. Sementara itu lilin dan salib diletakkan

ditengah umat untuk dinyalakan.

- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan doa

permohonan secara spontan, diawali oleh pendamping dan kemudian disusul

oleh peserta. Akhir doa umat diakhiri dengan doa Bapa Kami.

Doa penutup

Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang terimakasih atas berkat -Mu

sehingga kami dapat menggali pengalaman kami. Melalui cerita tadi kami

semakin disadarkan akan penyertaan Yesus dalam penderitaan kami dan kami

juga semakin dimampukan untuk menyadari bahwa Yesus rela menderita bagi

orang lain. Ingatkan kami akan penyertaan Yesus yang selalu mendampingi hidup

kami dalam penderitaan yang kami alami. Banyak pengalaman penderitaan yang

 

sering merasa terbebani dengan tugas-tugas, kami juga merasa sendiri dalam

menghadapi masalah hidup, tidak ada yang peduli dengan penderitaan yang kami

alami. Sadarkan kami Tuhan untuk rela menderita bagi orang lain seperti makna

penderitaan yang diharapkan oleh Yesus sendiri. Semoga kami selalu Kau

dampingi untuk mewujudkan niat-niat yang kami sepakati bersama untuk

senantiasa kuat dalam penderitaan yang kami terima dan mewujudkan niat kami

untuk semakin siap menderita bagi orang lain. Semoga dengan pertemuan ini,

kami semakin dikuatkan di dalam memanggul Salib Yesus Kristus dan selalu

percaya akan damai sejahtera dibalik penderitaan memanggul salib Yesus Kristus

dan siap menderita bagi orang lain. Doa ini kami haturkan dengan perantaraan

Yesus Kristus Tuhan kami. Amin

3) Lagu penutup : Kasihanilah kami (MB. No 370

a. Contoh Katekese II

1) Tema : Penderitaan Kristus Menjadi Sumber Kekuatan.

2) Tujuan : Bersama pembimbing, peserta menyadari penderitaan

Kristus yang menjadi kekuatan bagi jiwa manusia

sehingga semakin berani melawan rasa kurang percaya

diri dan takut.

3) Peserta : Mantan Penderita Kusta

4) Waktu : 90 menit

5) Metode : - Sharing kelompok,

 

-Tanya jawab

-Informasi

6) Model : SharedChristian Praxis (SCP) 7) Sarana : - Perikop Injil Yoh 14:1-12

- Film “Dalam Yesus Kekuatanku”

-Lilin dan salib

-Laptop dan speaker

-LCD

8) Sumber bahan : - Bergant, Dianne dan Robbert J Karris. (2002) .Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.Yogyakarta : Kanisius. Hal.105-106.

-Yohanes 14:1-12

-Sumarno Ds, M. (2014). Diktat Mata Kuliah Mahasiswa Semester VI Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki).Hal:31-53

b. Pemikiran Dasar

Dalam hidup sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari segala

permasalahan dalam hidup. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah ataupun

kesulitan dalam hidupnya yang menimbulkan kegelisahan dan ketakutan dalam

hidup. Dalam konteks kehidupan di lingkungan Sitanala ini kita merasa gelisah

dan takut akan segala sesuatu yang membuat mereka minder. Kita selalu

 

memperhatikan waktu untuk mengolah batin, berefleksi, sehingga kita menjadi

terjebak pada kekeringan iman, merasa bahwa apa yang kita lakukan tidak ada

hasilnya untuk keidupannya sendiri. Dari batin inilah semangat menjadi kurang

berkobar-kobar dan kurang rasa percaya dalam menghadapi segala macam hal

yang membuat dirinya gelisah. Bagaimana kita akan menyikapi segala macam

keresahan, kegelisahahan, dan ketakutan yang ada dalam diri kita itu? Apakah kita

akan menyerah pada kegelisahan itu dan jatuh di dalamnya?

Dalam Injil Yohanes 14:1-12, Yesus menegaskan bahwa jika kita

mempunyai sikap percaya kepada-Nya, maka sebagai murid-Nya kita mendapat

Dokumen terkait