• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Letak geografis kota Depok berada 6,19-6,28 derajat LS dan 106,43 BT, yang merupakan daerah bentangan dengan dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50-140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Letak wilayah kota Depok memiliki batas - batas :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tanggerang dan wilayah Kecamatan Pasar Minggu, Pasar Rebo, Cilandak, propinsi DKI Jakarta

b. Sebelah Timur: Kecamatan Pondok Gede Kabupaten Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojongdede Kabupaten Bogor.

d. Sebelah Barat : Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.

Kota Depok beribukota di kecamatan pancoran Mas, dengan luas wilayah 200,29 Km² yang mencakup enam kecamatan yaitu : Beji, Limo, Cimanggis, Sawangan, Sukmajaya dan Pancoran Mas.

5.1.2. Keadaan Alam

Wilayah kota Depok termasuk beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan cukup kecil yang dipengaruhi oleh angin muson. Musim kemarau jatuh pada periode April - September dan musim penghujan jatuh pada periode Oktober-Maret. Temperatur rata-rata 24,3-33 derajat Celsius, kelembaban udara rata-rata 82 persen, penguapan udara rata-rata 3,9 mm/tahun dan penyinaran matahari rata-rata 49,8 persen.

Banyaknya curah hujan 872 mm/tahun, banyaknya hari hujan 94 hari dan curah hujan rata-rata sekitar 2,4 mm. Secara umum topografi wilayah kota Depok di bagian utara merupakan dataran rendah dengan elevasi antara 40-80 meter, sedangkan di bagian selatan perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi 80 - 140 meter. Wilayah kota Depok dari segi hidrologis didominasi oleh kelompok litologi endapan lanau, pasir, kerikil dan kerakal.

5.2. Profil PKPBDD

5.2.1. Sejarah Pembentukan PKPBDD

PKPBDD didirikan pada tanggal 30 Oktober 2007 berdasarkan surat keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No. SK/04/X/2007, sedangkan operasionalnya dilaksanakan mulai tahun 2008. Tujuan PKPBDD yaitu untuk meningkatkan keuntungan petani belimbing dan diharapkan berfungsi sebagai lembaga keuangan mikro agribisnis yang dapat memfasilitasi permodalan petani. Tugas utama PKPBDD adalah memasarkan belimbing segar dan olahannya. PKPBDD sebagai lembaga diharapkan mampu mengatasi fluktuasi harga belimbing, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani belimbing.

Visi PKPBDD adalah Mewujudkan Masyarakat Petani yang Maju dan Sejahtera Bersama Bintang Dewa, sedangkan Misi PKPBDD yaitu :

1. Membangun Agribisnis yang Profesional dan Berorientasi Pasar

2. Membangun sentra-sentra produksi belimbing yang handal guna mendukung produksi yang berkualitas dan supply yang kontinyu serta jumlah yang mencukupi 3. Mewujudkan lembaga pemasaran yang profesional

4. Mewujudkan belimbing sebagai ikon Kota Depok melalui kebersamaan seluruh masyarakat pertanian

Latar belakang pendirian PKPBDD merupakan gabungan dari tiga koperasi primer di Kota Depok yaitu Koperasi Kontak Kelompok Tani Nelayan Andalan, Koperasi Maju Bersama dan Koperasi Banjar Sari. Komoditas ketiga koperasi ini beragam yaitu tanaman hias, ikan hias dan belimbing. Adanya program pengembangan buah belimbing dengan varietas Dewa sebagai ikon Kota Depok mendorong pemerintah Kota Depok untuk mendirikan pusat pemasaran belimbing secara khusus untuk memfasilitasi petani dalam bidang pemasaran.

5.2.2. Permodalan

Modal utama PKPBDD berasal dari bantuan pemerintah melalui Program Penanggulangan Kemiskinan Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM) Propinsi Jawa Barat senilai satu milyar untuk belimbing segar dan Rp 400.000.000,00 untuk produk olahan belimbing. Sistem pengembalian bantuan modal ini dilakukan dengan cicilan sebesar Rp 10.000.000,00 tiap bulan. Pada tahun 2009 ini sedang diusahakan kredit dari

Bank Mandiri melalui Program Kredit Bina Lingkungan (PKBL) untuk petani, dengan bunga enam persen pertahun.

Besarnya pinjaman yang diberikan Bank Mandiri kepada petani berkisar antara Rp 5.000.000,00 sampai Rp 20.000.000,00. PKPBDD berperan sebagai fasilitator dalam PKBL ini, dimana petani tidak perlu memberikan agunan sebelum mengajukan kredit. Sistem pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara memotong unag tabungan petani untuk tiap bulannya.

5.2.3. Struktur Organisasi

Pelaksanaan tugas harian PKPBDD dipimpin oleh dewan pengurus, yaitu ketua koperasi dibantu oleh bendahara dan sekretaris. Pengurus dipilih berdasarkan kriteria memiliki pengaruh dan akses dalam menyampaikan informasi serta memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya dan sistem agribisnis belimbing. PKPBDD memiliki tiga divisi yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala divisi. Struktur organisasi PKPBDD dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur Organisasi PKPBDD Sumber : Data PKPBDD Diolah, 2009

Kepala divisi dipilih dan diangkat oleh ketua dengan persetujuan Rapat Anggota, dalam menjalankan tugasnya kepala divisi dibantu oleh beberapa staff. Pada setiap kecamatan terdapat Koordinator Wilayah (KorWil) Untuk mempermudah koordinasi dengan petani. Tugas dan Tanggung Jawab Koordinator Wilayah yaitu :

Ketua Koperasi

Divisi Keuangan Divisi Produksi Divisi Olahan Divisi Pemasaran

Staff Staff

Staff Staff Staff Staff

1. Menjadi fasilitator PKPBDD dalam membina petani, baik yang berhubungan dengan program internal PKPBDD maupun yang berhubungan dengan program pihak ketiga (Pemerintah)

2. Menjamin keberlangsungan penyediaan produksi melalui manajemen produksi di tingkat petani.

3. Media PKPBDD dalam proses pembinaan dan hubungan bisnis kepada petani. 4. Menjaga hubungan petani dengan pendekatan dan memberikan informasi-informasi

yang jelas dan tepat kepada Kelompok tani/Petani.

5. Memberikan informasi tentang kenaikan dan penurunan harga beli koperasi kepada Kelompok Tani/Petani secara rutin dengan membawa selebaran yang resmi.

6. Melakukan penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan pembinaan petani dan pengembangan hasil produksi, yang selanjutnya disampaikan kepada manajemen/pengurus.

7. Sosialisasi pasca panen untuk para petani khususnya anggota koperasi untuk penanganan pasca panen di petani yang lebih baik, bekerja sama dengan Dinas Pertanian ( PPL ) dan KTNA.

5.3. Karakteristik Petani Responden

Petani belimbing yang menjadi responden penelitian berada di Kota Depok dan tersebar dalam lima kecamatan dengan jumlah responden 60 orang. Petani responden adalah laki-laki, sebagian besar berusia antara 31 – 40 tahun (38,33 persen) dan telah berkeluarga dengan jumlah keluarga (suami, istri, anak) sebagian besar sebanyak 4 – 6 orang (48,33 persen). Responden menetapkan menanam belimbing sebagai mata pencaharian utama (70 persen), pekerjaan sampingan selain petani adalah buruh tani, pedagang, karyawan dan peternak. Tingkat pendidikan yang umum dimiliki petani responden adalah SMA atau sederajat (41,67 persen). Sebagian besar motivasi petani responden bertanam belimbing yaitu prospek belimbing menjanjikan (56,67 persen). Karakteristik petani responden dapat di lihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Karakteristik Petani Responden

No. Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%)

20-30 Tahun 5 8,33 31-40 Tahun 23 38,33 41-50 Tahun 19 31,67 1. Umur > 50 Tahun 13 21,67 Total 60 60 Lajang 12 20 3 Orang 16 26,67 4-6 Orang 29 48,33 7-9 Orang 3 5

2. Jumlah keluarga (suami, istri dan anak)

> 10 Orang 0 0

Total 60 60

Pekerjaan utama 42 70

3. Pekerjaan sebagai petani

Pekerjaan sampingan 18 30 Total 60 60 SD 17 28,33 SMP 8 13,33 SMA 25 41,67 4. Pendidikan Perguruan Tinggi 10 16,67 Total 60 60

Usaha turun temurun 12 20

Prospek belimbing menjanjikan 34 56,67 Harga belimbing tinggi 6 10 5. Motivasi bertani lainnya 8 13,33 Total 60 60

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait