• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).

Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut:

a. Kecermatan (Accuracy)

Kecermatan (accuracy) adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Harmita, 2004). Kecermatan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:

i. Metode simulasi

Metode simulasi (Spiked - placebo recovery) merupakan metode yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit bahan murni ke dalam suatu bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo), lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya) (Harmita, 2004).

ii. Metode penambahan baku

Metode penambahan baku (standard addition method) merupakan metode yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode yang akan divalidasi. Hasilnya dibandingkan dengan sampel yang dianalisis tanpa

penambahan sejumlah analit. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan ke dalam sampel dapat ditemukan kembali (Harmita, 2004).

iii. Keseksamaan (Precision)

Keseksamaan (precision) diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen (Harmita, 2004).

iv. Selektivitas (Spesifisitas)

Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang ada di dalam sampel (Harmita, 2004).

v. Linearitas dan Rentang

Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon baik secara langsung maupun dengan bantuan transformasi matematika, menghasilkan suatu hubungan yang proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel.Rentang merupakan batas terendah dan batas tertinggi analit yang dapat ditetapkan secara cermat seksama dan dalam linearitasyang dapat diterima (Harmita, 2004).

vi. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batasdeteksimerupakanjumlahterkecilanalitdalamsampel yang

dapatdideteksi yang masihmemberikanresponsignifikan,sedangkanbataskuantitasimerupakankuantitast

erkecilanalitdalamsampel yang masihdapatmemenuhikriteriacermatdanseksama(Harmita, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral dan vitamin yang dibutuhkan manusia.Salah satu contoh tanaman jenis sayuran adalah kol (Brassica oleracea L.).Kol merupakan salah satu sayuran yang sangat digemari oleh banyak kalangan masyarakat untuk dikonsumsi.Disamping hal tersebut, tingkat mengonsumsi sayuran di masyarakat saat ini masih di bawah kebutuhan mineral yang seharusnya. Tingkat mengonsumsi sayuran yang masih rendah tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya mineral dalam tubuh (Nughrohati dan Untung, 1986).

Kol banyak digunakan masyarakat dalam bentuk rebusan atau pun segar sebagai lalapan. Kol mudah ditemukan di pasar tradisional maupun supermarket. Kandungan mineral dan vitamin dalam 100 g adalah: air 91-93 g, kalsium 46-100 mg, zat besi 0,5-1,2 mg, kalium 209-300 mg, natrium 5-16 mg, vitamin A 0-0,05 mg, vitamin C 40-81 mg, magnesium 20-22 mg (Pracaya, 2001).

Mineral diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa, keseimbangan elektrolit, dan pertumbuhan gigi dan tulang harus dipasok melalui makanan (Wilbraham dan Matta, 1992). Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk tubuh adalah kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium dan klorida. Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah besar 100 mg/hari.Sedangkan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit adalah kromium, kobalt, tembaga, yodium, besi, mangan, molibdenum, selenium, dan

seng (Martin, et al., 1981).Mineral yang terkandung dalam kol sebagian dapat digunakan sebagai antihipertensi (Hembing, 2008).

Zat besi (Fe) merupakan microelement yang esensial bagi tubuh.Zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesis hemoglobin (Hb).Disamping itu berbagai jenis enzim memerlukan Fe sebagai kofaktor (Sediaoetama, 2008).Besi merupakan komponen penting dalam sel darah merah.Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.Anemia defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum didunia, dengan berbagai akibat patologis, diantaranya gangguan pada saluran cerna, hilangnya nafsu makan, berkurangnya kapasitas kerja, dan gagal jantung. Salah satu penyebab anemia karena defisiensi besi adalah asupan zat besi yang masih rendah (Sukandar, dkk., 2008; Barasi, 2007).

Mineral kalium merupakan ion intraselular dan salah satu mineral makro yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh.Sebanyak 95% kalium berada di dalam cairan intraselular (Almatsier, 2009).Kalium adalah mineral penting yang diperlukan tubuh dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh, kontraksi otot, dan penghantaran impuls sistem saraf.Bahan pangan yang mengandung kalium baik dikonsumsi penderita darah tinggi (Budiyanto, 2009; Dewoto, 2011; Barasi, 2007).Kebutuhan kalium diperkirakan sebesar 2000 mg/hari (Almatsier, 2009).Kalium diperoleh dalam tumbuhan sebagai organik dan banyak diperoleh pada bagian-bagian tumbuhan yang masih muda (Dwijoseputro, 1983).

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5 – 2,5% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kalsium berperan dalam penghantaran impuls dan penting dalam pembentukan

tulang dan gigi serta mencegah penyakit osteoporosis.Orang dewasa membutuhkan mineral kalsium sekitar 500-800 mg/hari (Almatsier, 2009).Sumber kalsium pada tumbuhan berasal dari mineral dalam tanah yang diangkut ke seluruh bagian tumbuhan melalui floem (Dwijoseputro, 1983).

Natrium merupakan kation utama (Na+) yang dominan dalam cairan ekstraseluler dan bergabung sebagian besar dengan klorida dan bikarbonat dalam pengaturan keseimbangan asam basa (Martin et al., 1981).Fungsi natrium di dalam tubuh bersama-sama dengan kalium menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut saraf ke seluruh tubuh.Kebutuhan natrium diperkirakan sebesar 500 mg/hari (Almatsier, 2009).Sumber natrium yang terdapat dalam tumbuhan berasal dari penyerapan mineral melalui floem karena perembesan dari xilem lewat pembuluh-pembuluh yang banyak terdapat di dalam dinding xilem (Dwijoseputro, 1983).

Kadar kalsium dan besi dapat ditentukan dengan cara kompleksometri, gravimetri dan spektrofotometri serapan atom (Khopkar, 1985). Sedangkan, penetapan kadar kalium dan natrium dapat dilakukan dengan gravimetri dan spektrofotometri serapan atom (Bassett, dkk., 1991). Penetapan kadar besi, kalium, kalsium dan natrium pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom, karena pelaksanaannya relatif cepat dan sederhana, batas deteksi kurang dari 1 ppm (Gandjar dan Rohman, 2007), bahan yang digunakan sedikit, dan spesifik untuk setiap logam tanpa dilakukan pemisahan pendahuluan (Khopkar, 1985). Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan uji penetapan kadar mineral besi, kalium, kalsium dan natrium yang segar dengan yang direbus.

Dokumen terkait