• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validitas Korelasi Variabel-Variabel Dominan PMSN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Validitas Korelasi Variabel-Variabel Dominan PMSN

Instrumentasi data terhadap kandidat variabel- variabel dilakukan pada sumber-sumber data yang memiliki otorisasi data yang bersesuaian. Sumber-sumber data yang menjadi rujukan adalah badan-badan resmi pemerintah, swasta, maupun asosiasi-asosiasi. Adapun data historikal

masing- masing kandidat faktor PMSN yang dapat dikumpulkan dari sumber-sumber tersebut adalah bervariasi baik kurun waktu maupun periodesasinya. Kurun waktu data antara 19 hingga 48 tahun, dengan periode data mingguan, bulanan, dan tahunan. Untuk kepentingan keseragaman dalam analisis, maka data periode mingguan dan bulanan terlebih dahulu ditransformasikan kedalam data rata-rata tahunan. Mengingat data rata-rata tahunan kandidat faktor- faktor PMSN(xi) adalah berjenis rasio, maka pengujian korelasi statistik dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi pearson (Sarwono 2006), dimana teknik ini mendasarkan pada hasil perhitungan nilai koefisien korelasi (r). Selanjutnya interpretasi terhadap nilai r dengan r=0 (tidak ada korelasi), 0>|r|>0.25 (berkorelasi sangat lemah), 0.25>|r|>0.5 (berkorelasi cukup), 0.5>|r|>0.75 (berkorelasi kuat), 0.75>|r|>0.99 (berkorelasi sangat kuat), dan r=1 (berkorelasi sempurna), serta jika r bernilai positif berarti berkorelasi searah dan r bernilai negatif berarti berkorelasi terbalik (Sarwono 2006 & Hartono 2008), maka diperoleh hasil uji korelasi seperti dalam Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil uji statistik korelasi kandidat faktor-faktor PMSN No Kandidat Faktor-Faktor PMSN r SifatKorelasi Tingkat

A Aspek “Produksi MS”

1. luas lahan sawit nasional 0.9889 Searah Sangat Kuat 2. harga minyak sawit domestik 0.9646 Searah Sangat Kuat 3. konsumsi minyak sawit domestik 0.9484 Searah Sangat Kuat 4. harga BBM domestik 0.9478 Searah Sangat Kuat 5. harga minyak sawit dunia 0.6817 Searah Kuat 6. produktivitas minyak sawit rata-rata 0.7957 Searah Sangat Kuat B Aspek “Impor MS”

1. nilai tukar rupiah terhadap dollar AS -0.4582 Berlawanan Cukup 2. harga minyak sawit domestik -0.3544 Berlawanan Cukup 3. konsumsi minyak sawit domestik -0.2547 Berlawanan Sangat Lemah

4. GDP nasional -0.3727 Berlawanan Cukup

5. harga minyak sawit dunia -0.3787 Berlawanan Cukup C Aspek “Konsumsi MS”

1. ekspor minyak sawit 0.6943 Searah Kuat

2. nilai tukar rupiah terhadap dollar AS 0.8153 Searah Sangat Kuat 3. harga minyak sawit domestik 0.9165 Searah Sangat Kuat 4. produksi minyak sawit domestik 0.9484 Searah Sangat Kuat D Aspek “Ekspor MS”

1. harga minyak sawit domestik 0.8308 Searah Sangat Kuat 2. produksi minyak sawit domestik 0.8618 Searah Sangat Kuat 3. nilai tukar rupiah terhadap dollar AS 0.6999 Searah Kuat 4. harga ekspor minyak sawit 0.7918 Searah Sangat Kuat 5. pajak ekspor -0.2196 Berlawanan Sangat Lemah 6. konsumsi minyak sawit dunia 0.7541 Searah Kuat Hasil uji korelasi diatas menunjukkan bahwa:

a. Kandidat faktor- faktor yang mempengaruhi aspek “volume produksi

MSN”.

Jika dilihat dari aspek sifat korelasi, maka keenam kandidatfaktor yang diuji, eluruhnya memperlihatkan sifatberkorelasi searah terhadap aspek

“volume produksi MSN”. Hal iniditunjukkan dengan seluruh kandidat

faktor memperoleh nilai r postif antara 0.6817 hingga 0.9889.Sedangkan jika dilihat dari tingkat korelasinya, maka dari keenam kandidat yang diuji hanya satu kandidat faktor yang menunjukkan tingkat korelasi kuat dengan

nilai r sebesar 0.6817. Sementara itu, lima kandidat faktor yang lainnya berkorelasi sangat kuat dengan memperoleh nilair yang berada pada rentang antara 0.7957hingga 0.9889.

b. Kandidat faktor-faktor yang mempengaruhi aspek “volume impor

minyak sawit”.

Berdasarkan kelima kandidat faktor- faktor yang diuji, seluruhnya menunjukkan sifat korelasi berlawanan (berbanding terbalik) terhadap aspek

“volume impor minyak sawit”. Hal ini terGambar dari seluruh kandidat

faktor- faktor mendapatkan nilai r negatif antara -0.2547 hingga -0.4582. Adapun tingkat korelasinya, satu kandidat faktor berkorelasi sangat lemah dengan nilai mutlak r sebesar 0.2547. Sedangkan empat kandidat lainnya menunjukkan tingkat korelasi cukup dengan nilai mutlak r antara 0.3544 hingga 0.4582.

c. Kandidat faktor- faktor yang mempengaruhi aspek “volume konsumsi

minyak sawit domestik”.

Berdasarkan hasil uji keempat kandidat faktor, seluruhnya memperlihatkan berkorelasi searah terhadap aspek “volume konsumsi

MSN”. Hal ini ditunjukkan dengan seluruh kandidat faktor memperoleh

nilai r postif antara 0.6943 hingga 0.9484. Adapun tingkat korelasinya, satu kandidat faktor berkorelasi kuat dengan nilai r sebesar 0.6943, dan tiga kandidat faktor yang lainnya berkorelasi sangat kuat dengan nilai r berada pada rentang antara 0.8153 hingga 0.9484.

d. Kandidat faktor-faktor yang mempengaruhi aspek “volume ekspor

minyak sawit”.

Dari enam kandidat faktoryang diuji,terdapat satu kandidat faktor

yaitu “pajak ekspor” yang memperoleh nilai r negatif yaitu sebesar -

0.2196.Hal ini memperlihatkan bahwa“pajak ekspor” berkorelasi sangat lemah dengan sifat korelasi berlawanan. Sementara itu, lima kandidat faktor lainnya memperoleh nilai r positif antara 0.7541 hingga 0.8618, dimana dua kandidat faktor berkorelasi kuat dan tiga kandidat faktor lainnya berkorelasi sangat kuat.

Dengan demikian, dari 21 kandidat faktor-faktor PMSN hasil studi pustaka terkonfirmasi, bahwa berdasarkan nilai koefisien korelasi pearson pada uji statistik parsial terdapat 15 kandidat berkorelasi searah terhadap variabel PMSN dan 6 kandidat lainnya berkorelasi berlawanan (berbanding terbalik). Pada sisi yang lain, dari 21 kandidat faktor yang diuji, menunjukkan bahwa11 kandidat faktor berkorelasi sangat kuat, 4 kandidat faktor berkorelasi kuat, dan 4 kandidat faktor berkorelasi cukup, serta 2 kandidat berkorelasi sangat lemah. Adapun kandidat yang berkorelasi sangat

lemah adalah “volume konsumsi minyak sawit domestik” dalam mempengaruhi volume impor minyak sawit dan “pajak ekspor” dalam

mempengaruhi volume ekspor minyak sawit. Arah dan tingkat korelasi kandidat tersebut tentu saja baru menggambarkan sebatas aspek konsep efektivitas pengaruh. Sedangkan untuk aspek-aspek teknis operasionalisasi sebagai variabel, ketersediaan, kelengkapan, akurasi, dan kemudahan untuk mendapatkan datanya belum terGambarkan. Sementara itu, dalam pemodelan tentu aspek teknis penentuan variabel juga harus menjadi pertimbangan, karena sebuah konsep keterkaitan antar variabel tidak akan

ada artinya jika variabel tersebut sulit untuk dioperasionalkan (kompleks karena melibatkan variabel- variabel yang lainnya sehingga berpotensi ambigu), datanya tidak tersedia secara memadai, tingkat akurasinya meragukan, serta sulit dalam mendapatkannya. Oleh karena, pemodelan dalam penelitian ini, dilanjutkan pada penilaian pertimbangan aspek teknis tersebut melalui konfirmasi kelompok pakar yang diagregasikan dengan menggunakan teknik multi-expert multi-criteria decision making non numerical (ME-MCDM Non Numerical).