• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

4. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

Variabel dependen (variabel output/kriteria/konsekuen/endogen/terikat)

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. Dalam penenlitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

kualitas audit. Kualitas audit diartikan sebagai probabilitas seorang auditor

dalam menemukan dan melaporkan penyelewengan dalm sistem akuntansi

klien (De Angelo, 1981 dalam Basuki dan Krisna, 2006). Variabel ini diukur

(2004) yang terdiri dari 6 pertanyaan menggunakan skala Likert 1 sampai 5.

Jawaban dari responden digunakan untuk menentukan tingkat kualitas auditor,

tingkat kualitas auditor rendah untuk jawaban pada skala rendah dan sebaliknya

tingkat kualitas auditor lebih tinggi untuk jawaban pada skala tinggi.

b. Variabel Independen

Variabel Independen (variabel stimulus/predictor/antecendent/eksogen /bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan

atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009: 39).Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah: independensi, pengalaman, due professional care, dan akuntabilitas.

1)Independensi: independensi adalah sikap bebas dan tidak memihak yang tidak

memihak yang dilmiliki auditor terkait dengan penugasan auditnya. Variabel

independensi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh Mautz dan Sharaf (1980: 206) yaitu: independensi

penyusunan program, independensi investigatif, dan independensi pelaporan.

2)Pengalaman: pengalaman adalah keterampilan dan pengetahuan yang

diperoleh seseorang setelah mengerjakan sesuatu hal. Variabel pengalaman

akan diukur menggunakan lamanya bekerja, frekuensi pekerjaan pemeriksaan

yang telah dilakukan, seperti yang digunakan oleh Aji (2009) serta ditambah

dengan satu indikator yang juga dapat memproksikan pengalaman seorang

auditor yaitu banyaknya pelatihan yang telah diikutinya, yang diambil dari

dari aspek-aspek kompetensi yang dikembangkan Mansur (2007) yang telah

3) Due professional care: due professional care adalah kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Due profesional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (2001)

kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan pekerjaan audit agar tujuan

dapat tercapai melibatkan due profesional care.

4)Akuntabilitas: Akuntabilitas adalah bentuk dorongan psikis yang membuat

seseorang bertanggung jawab semua tindakan dan keputusan yang diambil.

Oleh karena itu, pengabdian kepada profesi merupakan suatu komitmen yang

terbentuk dari dalam diri seorang profesional, tanpa paksaan dari siapapun.

Akuntan memiliki kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis mereka

kepada organisasi dimana mereka berlindung, profesi mereka, masyarakat,

dan prbadi mereka sendiri dimana akuntan publik mempunyai tanggung jawab

menjaga integritas dan objektivitas.

c. Definisi Operasional Variabel

Untuk menentukan jenis dan indikator variabel-variaebel yang terkait

dengan penelitian, maka diperlukan operasional variabel. Hal ini dilakukan

untuk menentukan skala pengukuran dan masing-masing variabel sehingga

pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan benar.

Penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (dependen) yaitu kualitas

audit, empat variabel bebas (independen) yaitu independensi, pengalaman, due professional care, dan akuntabilitas. Secara operasional variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Independensi (X1)

Ada dua dimensi yang digunakan dalam variabel ini yaitu dimensi

tekanan klien dan lama kerjasama dengan klien. Terdapat 5 pertanyaan

sebagai indikator yaitu (1) pengungkapan kecurangan klien, (2) besarnya fee

audit, (3) pemberian fasilitas dari klien, (4) penggantian auditor, dan (5)

penggunaan jasa non audit (Alim, 2007).

2) Pengalaman (X2)

Variabel pengalaman audit dilihat dari lamanya bekerja sebagai auditor

dan banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Variabel ini diukur

dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Ida Suraida (2003)

dalam Puspa (2006). Dalam pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner

dikombinasi untuk pengalaman audit adalah lama bekerja sebagai auditor

dan berapa banyak penugasan yang pernah ditangani.

3) Due Professional Care (X3)

Due professional care adalah kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Variabel due professional care akan diukur dengan aspek-aspek

due professional care yang dikembangkan oleh Mansur (2007) yaitu sikap skeptis dan keyakinan yang memadai.

4) Akuntabilitas (X4)

Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki

seseorang untuk mempertanggungjawakan sesuatu yang telah mereka

kerjakan kepada lingkungannya atau orang lain. Pada penelitian ini,

Yang terdiri dari 10 pertanyaan, 5 dari motivasi dan 5 dari kewajiban sosial

dengan skala likert 1-5.

5) Kualitas Audit (Y)

De Angelo (1981) dalam Basuki dan Krisna (2006) kualitas audit

diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan

melaporkan penyelewengan dalm sistem akuntansi klien. Variabel ini

diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Carcello dkk (1992)

dalam Harhinto (2004) yang terdiri dari 6 pertanyaan menggunakan skala

Likert 1 sampai 5. Jawaban dari responden digunakan untuk menentukan

tingkat kualitas auditor, tingkat kualitas auditor rendah untuk jawaban pada

skala rendah dan sebaliknya tingkat kualitas auditor lebih tinggi untuk

jawaban pada skala tinggi.

5. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor dari tingkatan partner,

manajer, senior, dan junior yang bekerja di KAP DIY. Tujuan penelitian

menyampaikannya sendiri kuisioner kepada responden adalah pertama, tingkat

pengembalian (response rate) kuisioner yang telah diisi oleh responden bisa lebih tinggi sehingga memenuhi target sampel yang telah ditentukan. Kedua,

peneliti dapat memahami (tahu persis) lokasi keberadaan KAP yang menjadi

objek dalam penelitian ini. Ketiga, bersamaan dengan menyampaikan kuisioner

peneliti juga melakukan wawancara langsung dengan beberapa responden yang

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan, dimana sebelum pengambilan sampel terlebih dahulu melakukan survey atau

penjajakan, kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil

secara acak (random). Penelitian ini menggunakan convenience sampling karena auditor tidak setiap saat berada di KAP dan tidak semua auditor bersedia

mengisi kuesioner yang diberikan. Jadi kuesioner diberikan kepada seluruh

populasi, dari populasi tersebut didapatkan sampel yang dapat digunakan dalam

penelitian.

6. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang dengan

mengacu pada variabel dan indikator yang peneliti ambil dari kuesioner pada

penelitian sebelumnya. Untuk menganalisis jawaban responden, diukur dengan

menggunakan penilian responden tertinggi dengan skor rata-rata 5 dan terendah

denganskor rata-rata 1. Penelitian ini intervalnya adalah sebagai berikut:

interval

(Sugiyono, 2009:105)

Melalui perhitungan tersebut, maka dapat ditentukan range jawaban sebagai berikut: Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Penilaina jawaban reponden Range jawaban responden keterangan

skor rata-rata 1.00 – 1.79 Sangat Rendah skor rata-rata 1.80 – 2.59 Rendah skor rata-rata 2.60 – 3.39 Netral

skor rata-rata 3.40 – 4.19 Tinggi skor rata-rata 4.20 – 5.00 Sangat Tinggi

7. Uji Instrumen Penelitian

Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang baik jika data

memiliki kualitas yang baik. Prosedur yang dilakukan untuk menguji kualitas

data dalam penelitian ini adalah :

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur

apa yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus

korelasi product moment (Sugiyono, 2009:108)

 

 

     2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( n n n r Keterangan:

r = korelasi product moment X = skor butir pertanyaan Y = skor faktor (variabel) n = jumlah sampel

Menurut Djamaludin Ancok, hasil perhitungan korelasi Pearson product

moment dibandingkan dengan r tabel untuk menentukan valid tidaknya

kuesiener. Kuesioner dikatakan valid apabila dalam perhitungan r hitung > r

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat kebebasan dari variabel random error

sehingga menghasilkan hasil yang konsisten. Instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang digunakan untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2009:110).

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Cronbach

Alpha, untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi

merupakan rentang antara beberapa nilai misalnya 0-10, 0-100, atau bentuk

skala 1-3, 1-5, 1-7 dan seterusnya. Adapun rumus Cronbach Alpha adalah:

                

2 2 11 1 ) 1 ( t b k k r   Keterangan: 11 r = Reliabilitas instrument k = Banyak butir pertanyaan

2

t

 = Jumlah varians total 2

b

 = Jumlah varians butir

Kapasitas penilaian tingkat reliabilitas sangat ditentukan oleh

seberapa jauh resiko Alpha bila diterima sedikit resiko, semakin besar nilai α yang dihasilkan (lebih besar dari 0,6) berarti butir kuesioner semakin

reliabel.

Dokumen terkait