• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (1998:99) Variabel adalah Obyek penelitian , atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

Dalam penelitian ini tidak menggunakan variabel terikat akan tetapi menggunakan variabel bebas dengan simbol Xn yakni Peran Muhammadiyah, variable bebas (X1) mengatasi Kemusyirikan, variabel bebas (X2).

Variabel bebas (independent variable) adalah faktor yang menjadi pokok permasalahan yang ingin diteliti.

Berdasarkan teori di atas, maka dalam penelitian ini peranan Muhammadiyah, sedangkan variabel terikatnya adalah mengatasi kemusyirikan.

D. Defenisi Operasional Variabel

Judul yang diangkat dalam penelitian ini, adalah Peranan Muhammadiyah Dalam Mengatasi Kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima .

Untuk menghindari kesalah pahaman dan kesimpangsiuran terhadap judul ini maka peneliti merasa perlu menguraikan terlebih dahulu arti dari beberapa kata dari judul ini, kemudian dirumuskan secara operasional sebagai berikut :

1. Peranan berarti cara untuk mencapai sesuatu

2. Muhammadiyah bararti gerakan pembaharuan ajaran Islam dengan hanya berlandaskan dua hujjah utama, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi (hadis)

3. Mengatasi berarti mempertimbangkan, menjaga.

4. Kemusyirikan bararti perbuatan yang menyekutukan Allah SWT.

Dengan segala sesuatu.

Dari definisi operasional di atas dapat disimpulkan bahwa peranan Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyirikan adalah merupakan tindakan yang menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai keagamaan, karena mereka beranggapan bahwa suatu yang di anggap sakral mampu membawa manfaat pada dirinya. Padahal Allah tidak ada tandingan maupun bandingan-Nya.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2013:173), Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitian juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Pada setiap kegiatan yang dilakukan seseorang selalu memerlukan adanya obyek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian, obyek itulah yang disebut populasi.

Suharsimi Arikunto (1998:115), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Sugiyono (1997:7). Memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjdi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini populasi berjumlah 450 (KK) Masyarakat di Ke,Belo Kab, Bima nusa tenggara barat, terdiri dari 2 dusun. Dalam hal ini,sebagai pada gambar tabel berikut:

Tabel 1

Populasi Masyarakat Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

NO Dusun Jenis Kelamin Jumlah

1. Dusun Bewakalea

800 Laki-laki 500 Perempuan 1300 Orang

2. Dusun Oikalate 850 Laki-laki 550 Perempuan 1400 Orang Jumlah 1650 laki-laki 1050 Perempuan 2700 Orang

Sumber Data: Kantor Desa Soki, Kec Belo, Kab Bima Tahun 2014

2. Sampel

Suharsimi Arikunto (2013:174). jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamika penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Yang dimaksud dengan menggeneralisasi adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Suharsimi Arikunto (2001:23) dalam bukunya prosedur penelitian menjelaskan, berdasarkan penelitian penetapan jika subjek berjumlah atau lebih dari 100 maka di ambil antara 100, maka di ambil keseluruhanya.

Sampel adalah “sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”. Suharsimi Arikunto, (2010:10). Mengatakan bahwa: ”sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”.

Tabel 2

Keadaan Sampel Penelitian

No. Jumlah sampel Jumlah

• DDusun Bewakalea 135

• DDusun Oikalate 135

Jumlah 270

F. Instrumen Penelitian

Riduwan (2010:50). Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

a. Pedoman Angket

Suharsimi Arikunto (2013:194). Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui

b. Pedoman Observasi

Riduwan, (2010:57). Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada didalam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil.

c. Pedoman Wawancara

Riduwan, (2010:56). Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh imformasi langsung dari sumbernya.

Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara yaitu:

pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.

d. Catatan Dokumentasi

Riduwan, (2010:58). Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian..

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data sangat dibutuhkan adanya teknik yang tepat dan relevan dengan jenis data yang ingin dicari. Adapun teknik yang di lakukan ada 2 cara sebagai berikut :

1. Library Research adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan melalui kepustakaan dengan menggunakan buku-buku atau sumber bacaan yang berhubungan erat dengan pembahasan peneliti

2. Field Research adalah suatu metode pengumpulan data dengan berdasarkan penelitian dilapangan, dan untuk melengkapi metode ini maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabannya. Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaannya Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyirikan Observasi

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu tindakan kemunikasi atau percakapan dengan responden yang bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu bentuk pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dangan permasalahan melalui dokumen-dokumen tertulis baik pada Instansi terkait maupun referensi-refensi ilmiah lainya.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data penelitan ini, peneliti akan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu data-data yang dikelola dengan mengunakan teknik kualitatif, dan selanjutnya ditabulasikan atau

diorganisasikan lalu ditarik suatu kesimpulan secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan rumusan prosentase. Adapun rumusan prosentase adalah sebagai berikut :

P = x 100 %

Keterangan : P = Prosentase

F = Frekwensi (Jumlah responden) N = Number

46 A. Letak Geografis Tempat Penelitian

Desa soki merupakan salah Satu wilayah di Kecamatan Belo Kabupaten Bima dengan luas wilayah 179,11 ha/m2 yang memiliki jarak dari ibu Kota ke Kecamatan 7,7 Km dari ibu Kota Kabupaten 32,5 Km dan dari ibu Kota propinsi NTB 600,56 Km. Secara admitrasi desa soki berbatasan dengan:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Sambori kec lambitu b. Sebelah timur berbatasan dengan desa ncera

c. Sebelah Barat berbatasan dengan lido

d. Sebelah selatan berbatasan denga doro.o.o kec langgudu

Keadaan fotografis desa soki terdiri dari tanah yang datar dengan ketinggian tempat 47 mdl dari perbukinan gunung dan di sebalahnya dengan tanah yang luas. Untuk kegiatan seperti penggunaan tanah sebagai lahan pertanian, lahan pekerangan dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya lihat pada Tabel dibawah ini.

TABEL I

Luas wilayah menurut penggunaanya di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima.

No Penggunaan wilayah / Lahan Luas (ha) 1

Total luas 179,11 ha / m2

Sumber: Kantor Desa Soki, 2014 Agama dan Keberagaman

Mujizatullah, 2013: 5. Kenyataan sejarah menunjukkah bahwa pada awal perkembangan sains modern (sekitar abad 16/17 M) pernah terjadi perpecahan antara kaum agamawi dan ilmuan, yang ditandai dengan sikap kekerasan kaum agamawi eropa (penganut goesentis) kepada penganut heliosentris, seperti Bruno, kepler, Galileo dan lain-lain.

Dalam keyakinan beragama, (sebagai hasil pendidikan agama) diharapkan mampu memperkuat upaya penguasaan dan pengembangan iptek dan sebaliknya, perkembambangan iptek memperkuat keyakinan

beragama. Beberapa kelemahan dari pendidikan agama islam dimasyarakat, bail dalam memahami materi pendidikan agama islam maupun dalam pelaksanaannya , yaitu :

a. Dalam bidang teologi, ada kecenderungan mengarah pada paham patalistik.

b. Bidang akhlak yang beroriantasi pada urusan sopan santun dan belum dipahami sebagian keseluruhan peribada manusia beragama c. Dalam ibadah diajarkan sebagai kegiatan rutin agama dan kurang

ditekankan sebagai proses pembentukan kepribadian.

d. Dalam bidang hokum cendrung dipelajari sebagai tata aturan yang tidak akan berubah sepanjang masa dan kurang memahami dinamika dan jiwa hukum islam.

e. Agama islam cendrung diajarkan dogma dan kurang mengembangkan rasionalitas secara kecintaan dan kemajuan pengetahuan.

Edy Suandi Hamid, 2000:52. Sebagai organisasi keagamaan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat utama, yang berlandaskan pada nilai yang dipancarkan oleh al-qur’an dan sunnah rasulullah saw., Muhammadiyah menghadapi berbagai tantangan dan sekaligus kesempatan untuk mengembangkan misi sucinya itu. Imbasan globalisasi nampaknya telah menjadikan semakin beragamanya pola

gagasan dan sistem nilai di kalangan anggota Muhammadiyah sendiri.

Jika tidak pandai-pandai menimbang dan mengambil kebijakan, internal konflik dikalangan Muhammadiyah akan mudah tersulut dan itu sering tidak mudah untuk diselesaikan.

Sebaliknya globalisasi yang ditandai dengan semakin canggihnya teknologi informasi membuka kesempatan luas pula bagi Muhammadiyah untuk manata organisasinya dengan lebih baik.

Hubungan struktural keorganisasian selama ini masih terbatas pada penggunaan teknologi pos, telepon , dan faksilime, sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Muhammadiyah sudah harus mulai melirik secara serius untuk menggunakan tekhnologi informasi dan komunikasi yang lebih canggih dari itu. Muhammadiyah yang telah begitu berkembang dengan luas memerlukan tekhnologi informasi dan komunikasi canggih tersebut dalam mengemban misinya.

Mustafa Kamal Pasha, 2002:53. Dalam upaya membangun ilmu pengetahuan, peradaban dan kebudayaan islam, jamaludin al-Afghany sangat menganjurkan agar umat islam berjuang dengan sekeras-kerasnya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi seperti yang telah dilakukan oleh Negara-negara barat. Nasib umat islam didunia ini sepenuhnya terletak ditangan umat islam sendiri. Oleh sebab itu umat islam harus bangkit dari zaman kebodohannya.

B. Bagaimana peranan Muhammadiyah terhadap praktek kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan amar makruf nahi munkar. Sebagai gerakan dan organisasi, Muhammadiyah mencita-citakan terbentuknya masyarakat utama (Islam). Sebagai gerakan amar makruf nahi munkar, Muhammadiyah tidak bergerak pada ruang yang hampa, homogen dan statis, atau dalam lingkungan yang sama dan tetap. Tetapi Muhammadiyah bergerak dalam masyarakat yang majemuk (pluralistik) dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Jadi masyarakat itu beragam, dinamis dan berubah terus. Masyarakat pada masa KH. Ahmad Dahlan, KH. Mas Masyur, KHA. Badawi, H. AR.

Fakruddin, H. Azhar Basyir, MA, Amien Rais dan sekarang ( Syafii Ma’arif) berbeda-beda. Masing-masing memiliki spesifikasi sendiri-sendiri.Baik dalam bidang politik, ekonomi, moral, budaya, tingkat berfikir maupun nuansah-nuansah yang mengikuti perubahan itu.

Kondisi dan situasi seperti itu seharusnya dapat didasari oleh pemimpin dan pengurus Muhammadiyah bagaimana cara menyikapi masyarakat yang bermacam-macam dan selalu berubah itu. Sebagai gerakan Islam, maka gerakan Muhammadiyah seharusnya Menyeluruh (kafah), jadi meliputi seluruh aspek keislaman dan seluruh aspek kemanusiaan serta memperhatikan perubahan zaman. Bila gerakan itu tidak menyeluruh

dan tidak memperhatikan perubahan, mustahil cita-cita Islam akan terwujud.

TABEL II

Peranan muhammadiyah di desa soki dalam mengatasi kemusyirikan berlangsung cukup baik

Sumber Data: Angket,1 Tahun 2014

Berdasarkan hasil olahan angket tersebut yang berkaitan dengan membaca al-qur’an dan meyakini islam yang dibawah oleh nabi Muhammad saw adalah agama yang benar, berdasarkan hasil jawaban dari angket yang diedarkan 270, yang selalu memilih berjumlah 100 (37 persen), yang sering memilih 120 (44 persen), ragu-ragu memilih 5 (01persen), kadang-kadang memilih 30 (11 persen) dan tidak pernah memilih sebanyak 15 (05 persen).

No Responden Jawaban Frekuensi Presentase

1 Baik 70 25%

2 Kurang baik 50 18 %

3 Baik sekali 100 37 %

4 Tidak baik 50 18 %

Jumlah 270 98

TABEL III

Apakah anda selalu shalat wajib lima waktu sehari semalam yang di ajarkan oleh islam ?

No Responden Jawaban Frekuensi Presentase

1 Selalu 95 35 %

2 Sering 100 37 %

3 Ragu-ragu 25 09 %

4 Kadang-kadang 20 07 %

5 Tidak pernah 30 11 %

Jumlah 270 99 %

Sumber Data: Angket, 2 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan sholah wajib lima waktu sehari semalam yang diajarkan oleh islam adalah bahwa dari 270 responden ternyata 95 (35 persen) wajib sholat, 100 (37 persen) menjawab sering, 25 (09 persen) ragu-ragu dalam melaksanakan sholah, 20 (07 persen) kadang-kadang dalam melaksanakan sholat, 30 (11 persen) tidak pernah melaksanakan sholat. Sedangkan tentang siapa yang paham dengan lembaga Muhammadiyah ?

TABEL IV

Apakah anda tahu dan paham dengan lembaga Muhammadiyahdan siapa pendirinya ?

No Responden Jawaban Frekuensi Presentase

1 Selalu 95 35 %

2 Sering 100 37 %

3 Ragu-ragu 25 09 %

4 Kadang-kadang 20 07 %

5 Tidak pernah 30 11 %

Jumlah 270 99 %

Sumber Data: Angket, 3 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa dari 270 responden yang paham dengan lembaga Muhammadiyah adalah yang selalu 95 (35 persen ), sedangkan yang sering 100 (37 persen) , dan yang ragu-ragu 25 (09 persen), dan yang kadang-kadang 20 (20 persen), yang tidak pernah 30 (11 persen). Dan adapun yang paham tentang gerakan Muhammadiyah selama ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL V

Bagaimana gerakan Muhammadiyah yang anda pahami selama ini ? No Responden Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat diperhatinkan 80 29 %

2 Diperhatinkan 90 33 %

3 Kurang diperhatinkan 30 11 %

4 Tidak diperhatinkan 70 25 %

Jumlah 270 98 %

Sumber Data: Angket, 4 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan gerakan Muhammadiyah selam ini adalah bahwa dari 270 responden ternyata 85 (31 persen) sangat diperhatinkan, 90 (33 persen) diperhatikan, 30 (11 persen ) kurang diperhatinkan, tidak diperhatinkan 70 (25 persen) . untuk mengetahui tentang sarana dan prasarana Muhammadiyah dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VI

Tentang sarana dan prasarana Muhammadiyah ?

No Responden Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat lengkap 80 29 %

2 Lengka 100 37 %

3 Kurang lengkap 50 18 %

4 Tidak lengkap 40 14 %

Jumlah 270 98 %

Sumber Data: Angket, 5 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan tentang sarana dan prasarana Muhammadiyah adalah bahwa dari 270 responden ternyata 80 (29 persen) sangat lengkap, 100 (37 persen) lengkap, 50 (18 persen), kurang

lengkap, 40 (14 persen) tidak lengkap. Sedangkan pandangan tentang adanya Muhammadiyah di desa soki kec belo kab bima dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII

Bagaimana pandangan anda dengan adanya Muhammadiyah di Desa Soki Kec Belo. Kab Bima ?

Sumber Data: Angket, 6 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan pandangan dengan adanya Muhammadiyah di desa soki kec belo keb bima adalah bahwa dari 270 responden ternyata 70 (25 persen) yang selalu, 30 (11 persen) yang tidak setuju, 50 (18 persen) ragu-ragu, 50 (18 persen) sangat tidak setuju, 70 (25 persen). Sedangkan orang yang melakukan kemusyirikan dapat dilihat pada tabel berikut :

No Jawaban Responden Frekuensi Presentase

1 Selalu 70 25 %

2 Tidak setuju 30 11 %

3 Ragu-ragu 50 18 %

4 Sangat setuju 50 18 %

5 Sangat tidak setuju 70 25 %

Jumlah 270 97 %

TABEL VIII

Menurut anda apakah orang yang melakukan kemusyirikan itu perbuatan yang salah ?

Sumber Data: Angket, 7 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan orang yang melakukan kemusyirikan adalah dari 270 responden yang menjawab ternyata 100 (37 persen) yang menjawab iya, 20 (07 persen) yang menjawab tidak, 70 (25 persen) yang menjawab ragu-ragu, 40 (14 persen) yang menjawab sangat setuju, 40 (14 persen) yang menjawab sangat tidak setuju. Sedangkan Muhammadiyah dalam memberantas kemusyirikan dapat dilihat pada tabel berikut :

No Jawaban Responden Frekuensi Presentase

1 Iya 100 37 %

2 Tidak 20 07 %

3 Ragu-ragu 70 25 %

4 Sangat setuju 40 14 %

5 Sangat tidak setuju 40 14 %

Jumlah 270 97 %

TABEL IX

Apakah Muhammadiyah sudah melaksanakan peranya dalam memberantas kemusyirikan

Sumber Data: Angket, 8 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan Muhammadiyah dalam memberantas kemusyirikan adalah dari 270 responden yang menjawab ternyata 90 (33 persen) yang menjawab sudah, 30 (11 persen) yang menjawab belum, 60 (22 persen) yang menjawab ragu-ragu, 40 (14 persen) yang menjawab tadak tahu, 50 (18 persen) yang menjawab sangat tidak tahu. Sedangkan orang yang pernah melarang orang yang melakukan kemusyirikan dapat dilihat pada tabel berikut :

No Jawaban Responden Frekuensi Presentase

1 Sudah 90 33 %

2 Belum 30 11 %

3 Ragu-ragu 60 22 %

4 Tidak tahu 40 14 %

5 Sangat tidak tahu 50 18 %

Jumlah 270 98%

TABEL X

Apakah anda pernah melarang orang yang melakukan kemusyirikan di desa anda sendiri ?

Sumber Data: Angket, 9 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan orang yang melarang kemusyirikan adalah dari 270 responden yang menjawab ternyata 90 (33 persen) yang menjawab sudah, 30 (11 persen) yang menjawab belum, 60 (22 persen) yang menjawab ragu-ragu, 40 (14 persen) yang menjawab tadak tahu, 50 (18 persen) yang menjawab sangat tidak tahu. Sedangkan orang yang setuju perbuatan kemusyirikan perbuatan yang tidak baik.

No Jawaban Responden Frekuensi Presentase

1 Sudah 90 33 %

2 Belum 30 11 %

3 Ragu-ragu 60 22 %

4 Tidak tahu 40 14%

5 Sangat tidak tahu 50 18 %

Jumlah 270 98 %

TABEL XI

Apakah anda setuju bahwa perbuatan kemusyirikan itu adalah perbuatan yang tidak baik ?

Sumber Data: Angket, 10 Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan pernuatan kemusyirikan itu perbuatan yang tidak baik adalah dari 270 responden yang menjawab ternyata 90 (33 persen) yang menjawab setujuh, 20 (07 persen) yang menjawab tidak setuju, 50 (18 persen) yang menjawab ragu-ragu, 40 (14 persen) yang menjawab sangat tidak setuju, 70 (29 persen) yang menjawab sangat tidak tahu.

Sumber data : Hasil angket masyarakat Soki tahun 2014

Wawancara oleh peneliti kepada masyarakat desa soki kepada bapak Murtalib Untuk membicarakan tentang faktor yang Menjadi Penghambat Muhammadiyah Dalam mengatasi Kemusyirikan di Desa No Jawaban Responden Frekuensi Presentase

1 Sutuju 90 33 %

2 Tidak setuju 20 07 %

3 Ragu-ragu 50 18 %

4 Sangat setuju 40 14 %

5 Sangat tidak setuju 70 25 %

Jumlah 270 97 %

Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima, terlebih dahulu kita perlu memahami kondisi masyarakat saat ini. ”Berkaitan dengan itu setidak-tidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, sebagai, solusinya.

Ketiga hal itu adalah: pertama, tantangan apa saja yang dihadapi oleh Muhammadiyah di Kabupaten Bima sekarang ini; kedua, permasalahan apa yang ada dalam internal Muhammadiyah di Kabupaten Bima dan, ketiga, potensi dan kekuatan apa yang telah dimiliki oleh Muhammadiyah di kabupaten bima terkhususnya pengurus tingkat ranting, di tiap-tiap desa yang ada di kabupaten Bima”.

1. Tantangan-tantangan ideal

a. Tantangan di bidang agama, khususnya ketauhidan

Saat ini sangat terasa sekali bagaimana kehidupan keagamaan, khususnya dibidang tauhid (akidah). Diberbagai tempat dengan berbagai alasan untuk kepentingan pariwisata banyak tempat-tempat dikeramatkan di populerkan. Makam-makam para leluhur dibangun sedemikian rupa kemudian dijadikan sebagai tempat pemujaan. Agama juga tidak lagi sebagai pedoman dan tuntunan hidup, tetapi sebagai sarana untuk memperoleh status dan fasilitas dalam kehidupan. Banyak orang yang mengatasnamakan tokoh agama menjadikan agama sebagai batu loncatan untuk mendapatkan kedudukan serta fasilitas tertentu. Tantangan lain

dalam bidang agama (ketuhanan atau ketauhidan) adalah mulai ada orang yang menuhankan pangkat, jabatan, kekayaan, gelar-gelar dan sebagainya.

b. Kemerosotan Akhlak

Kemerosotan akhlak telah menimbulkan perilaku ketidak adilan, kolusi dan nepotisme. Perilaku kebohongan, kepalsuan, kepuraan-puraan dan ketidak jujuran yang dibungkus dengan kemasan indah dan menarik. Ketidakadilan ini ditunjukan dengan misalnya upaya pemberian tunjangan struktural yang sangat besar kepada para pejabat, para anggota dewan, sementara untuk pegawai negeri biasa, termasuk para guru hanya mendapat kenaikan yang kecil. Kolusi yang ditunjukan dengan adanya permainan antara para pejabat dengan anggota partai tertentu, bahkan juga dengan keluarganya. Solusinya dengan melihat realitas yang terjadi Muhammadiyah harus bergerak secara rutinitas untuk mengatasi gejala-gejala yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang berbagai macam ragam/suku di belahan bumi ini, oleh karna itu Muhammadiyah tidak boleh tinggal diam untuk terus mendidik para ulama dan mubaligh, ulama/mubaligh yang militan yang benar-benar akan melanjutkan visi misi para auliyah dan ambiyah dalam berdakwah untuk menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, tidak heran jika al-qur’an menyebutkan bahwa amar ma’ruf nahin mungkar merupakan salah satu kewajiban umat islam yang merupakan umat yang terbaik

c. Tantangan Perkembangan Ilmu dan Tekhnologi

Dibidang bio-tekhnologi muncul upaya-upaya kloningisasi untuk manusia, pencangkokan, transfusi, transplantasi dan lain-lain. Di bidang tekhnogi kamunikasi perkembangannya yang semakin canggih ini diikuti dengan pesan-pesan dari masyarakat modern (yang belum tentu baik).

Tekhnologi canggih ini telah membentuk masyarakat global, budaya global dan peradaban global, dimana bertemu dan kadang-kadang berbenturan berbagai kultur dan peradaban. Umumnya peradaban barat yang sekuler, hedonistik dan konsumeristik ini sangat mudah masuk di lingkungan masyarakat muslim, sementara kultur dan peradaban muslim yang manusiawi itu sangat terdesak. Budaya ulang tahun, pesta-pesta, pergaulan bebas telah banyak merasuk ke dalam lingkungan masyarakat muslim. Film-film barat, Cina, India, Jepang dan lain-lain dengan budayanya masing-masing telah banyak mempengaruhi perilaku sebagian masyarakat di Desa Soki Kecamatan Belo kabupaten Bima.

Menghadapi tantangan seperti ini, Negara-negara yang semangat agama, tekhnologi dan ekonominya lemah tidak akan dapat berbuat banyak. Solusinya untuk mencegah/mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam tatanan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara adalah adanya instruksi/fatwa para ulama dan mubaligh yang menghimbau kepada seluru masyarakat agar kiranya

hidup hemat dan sederhana di dalam menghadapi teknologi yang begitu canggih di era global sekarang ini.

d. Tantangan di Bidang Politik

Banyaknya politisi ‘dadakan’, telah melahirkan kehidupan politik yang centang perenang dan tidak stabil. Tanpa bekal pengetahuan (ilmu politik dan hukum), tetapi mengandalkan keberanian berpidato banyak politisi baru yang muncul dan mengumbar janji, namun setelah terpilih menjadi wakil rakyat mereka tidak lebih dari pemburu pemburu gaji dan fasilitas untuk dirinya sendiri dan lupa dengan janji yang mereka kemukakan pada waktu kampanye. Selain itu para politisi kita boleh dikata tidak memiliki etika politik.Karena mereka tidak dipersiapkan sejak awal.solusinya dengan munculnya politisi-politisi `dadakan;

sekarang ini Muhammadiyah harus pandai-pandai untuk mengatasinya, dan salah untuk menatasi para politisi dadakan yang sedang berkembang sekarang ini adalah bimbingan sejak awal dalam artian mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melati agar menjadi politisi-politisi yang tahu diri. pahami diri dan sadar diri di dalam menjalankan amanat-amanat yang dipikulnya,

e. Tantangan Dibidang Hukum

Walaupun sudah digembar-gemborkan tentang pentingnya kepastian hukum dan tegaknya hukum. Namun saat ini yang berlaku adalah hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang menang. Sulit untuk

orang kecil untuk memenangkan perkara di pengadilan, meskipun barangkali ia benar. Di negeri ia mafia hukum dangat kuat. Karena

orang kecil untuk memenangkan perkara di pengadilan, meskipun barangkali ia benar. Di negeri ia mafia hukum dangat kuat. Karena

Dokumen terkait