• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MENGATASI KEMUSYIRIKAN DI DESA SOKI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MENGATASI KEMUSYIRIKAN DI DESA SOKI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

WARDA 105 190 1124 10

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/2014 M

(2)

apa adanya. Bukankah kita tercipta laki-laki dan wanita. Dan menjadi suku-suku bangsa-bangsa yang pasti berbeda. Bukankah kita memang harus saling mengenal dan menghormati bukan untuk saling bercerai berai dan berperang angkat senjata.

Tetaplah puas melakukan perbuatan yang baik dan biarkanlah orang lain membicarakan dirimu sesuka mereka (Phytagoras)

Teguran dari orang lain merupakan suatu pujian!

Manusia terlalu sombong, kesombongan adalah karma kita yang paling merepotkan, rintangan yang terbesar.

Berterus terang kepada diri sendiri adalah berterus terang kepada siapapun.

Kita harus menemukan kekuatan kasih dalam diri kita terlebih dahulu, barulah kita dapat benar-benar mengasihi orang lain.

WARDA

(3)

iv

menyatakan bahwa skirpsi ini benar adalah hasil kariya penulis/peneliti sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat di buat atau dibantu secara langsung orang lain baik keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 5 Dzulqaidah 1435 H 31 September 2014 M

Penulis

warda

(4)

vii

Oleh karena rahmatNya, kemurahanNya, petujukNya, sehingga karya tulis ini atau skripsi ini dapat kami selesaikan segaimana harapan kami, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan yang masih perlu perbaikan sebagaimana mestinya.

Salam dan shalawat peneliti haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw, kerana dengan ajaran beliau sebagai utusan Allah menjadi contoh yang patut di teladangi dari segala aspek kehidupan. Nabi yang merombak peradaban jahiliyah menuju peradaban penuh keadaban yang modren, sehingga sampai saat ini kita tetap konsisten dengan apa yang telah di ajarkan beliau.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahawa dalam menyelesaikan studi maupun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan yang di berikan oleh berbagai pihak. Olehnya patutlah kiranya penulis bersyukur dan berterima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua yang tecintah Bapak Juwara Ikraman dan Hafiah yang senantiasa mencurahkan segala kasih sayangnya mulai masih dalam kandungan sampai saat ini, do’a dan restunya yang tetap abadi

(5)

viii

2. Bapak DR. H. Irwan Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar dan para pembantu dekan serta staf yang telah memberikan pelayanan yang baik selama menempuh studi.

4. Ibunda Amirah Mawardi, S.Ag, M.SI selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.

5. Markas Iskandar S,Ag M,Pd dan . Drs. Muri Khalid M,Pd.I Pembimbing saya yang dengan ikhlas memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi peneliti dapat dirampungkan.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik kami sehingga kami dapat memperoleh pengetahuan dan ilmu dari awal sampai menjelan serjana.

7. Kepada seluruh teman-teman di jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2010 terkhusus teman-teman kelas G yang senantiasa menemani dan mendukung serta memberikan motivasi terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah Swt semua peneliti serahkan. Semoga Allah membalas semua batuan itu dengan pahala yang berlipat ganda dan

(6)

ix Makassar

Penyusun

W a r d a Nim: 105 190 112 410

(7)

V

Jenis penelitian ini field research (lapangan) memusatkan pada tiga pokok permasalahan yakni (1) Peranan Muhammadiyah Dalam Mengatasi Kemusyirikan yang kemudian merajalela dan mengakar di Masyarakat soki. (2) faktor yang menjadi tantangan Muhammadiyah dalam Mengatasi kemusyirikan (3) Strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam mengatasi kemusyirikan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan lokasi dan objek penelitian dilaksanakan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima. Objek penelitian adalah tokoh masyarakat dengan masyarakat awam. Yang menjadi variabel bebas adalah strategi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kemusyirikan dan variabel terikatnya adalah Muhammadiyah harus lebih aktif dalam melihat problem yang menjalar ditengah umat. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 2700 orang dan jumlah sampel sebanyak 270 orang. Tekhnik penarikan sampel dengan menggunakan teknik Stratified Sampling.

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan field research (lapangan).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peranan Muhammadiyah di desa soki dalam mengatasi kemusyirikan berlangsung cukup baik. Yang menyatakan baik 70 orang 25 % yang menyatakan kurang baik 50 orang 18 % yang menyatakan baik sekali 100 orang 37 % dan menyatakan tidak baik 50 orang 18 % .

Dari rata-rata di atas dapat di analisis dan di simpulkan bahwa yang tertinggi masyarakat menyatakan baik sekali, baik, kurang baik, tidak bai.

Hasil penelitian membuktikan bahwa peranan Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyirikan di desa soki kecamatan belo kabupaten bima tergolong cukup baik dari yang diharapkan oleh peneliti.

(8)

x

Berita Acara Munaqasyah...iii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi... iv

Halaman Pengesahan Skripsi... v

Halaman Abstrak ... vi

Halaman Kata Pengantar... vii

Daftar Isi ... x1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 5

C. Tujuan penelitian... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Muhammadiyah... 8

1. Pengertian Muhammadiyah... 8

2. Latar belakang berdirinya Muhammadiyah... 8

3. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah ... 10

4. Visi Misi Muhammadiyah ... 11

5. Amal Usaha Muhammadiyah... 12

6. Muhammadiyah Lahir di Kab Bima... 13

7. Amal Usaha Muhammadiyah Di Kota Bima... 15

B. Kemusyirikan... 17

1. Pengertian kemusyirikan ... 17

2. Dalil-dalil tentang kemusyirikan ... 19

3. Beberapa hadits tentang syirik... 20

4. Bahaya kemusyirikan... 23

5. Bentuk-bentuk kesyirikan... 24

(9)

xi

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi Penelitian... 37

C. Variabel Penelitian ... 38

D. Definisi Operasional Variabel………... 38

E. Populasi Dan Sampel... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel... 41

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data... 43

H. Teknik Analisis Data... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Letak Geografis Tempat Penelitian………. 46

B. Bagaimana peranan Muhammadiyah di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima……….. 50

C. Bagaimana Kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima ……… 73

D. Bagaimana Strategi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam mengatasi Kemusyirikan di Desa soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima……….. 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..……….. 84

B. Saran-saran……….. 85 DAFTAR PUSTAKA

(10)

xii

Kecamatan Belo Kabupaten Bima……… 47 Tabel II : Apakah anda sebagai orang mukmin sesalu membaca

Al-Qur’an dan meyakini bahwa islam yang dibawah

oleh Nabi MuhammadSAW adalah agama yang benar…….... 51 Tabel III : Apakah anda selalu shalat wajib lima waktu sehari

semalam yang di ajarkan oleh islam……… 52 Tabel IV : Apakah anda tahu dan paham dengan lembaga

Muhammadiyah dan siapa pendirinya……….. 53

Tabel V : Bagaimana gerakan Muhammadiyah yang anda pahami

selama ini……… 54

Tabel VI : Tentang sarana dan prasarana Muhammadiyah…………... 55 Tabel VII : Bagaimana pandangan anda dengan adanya

Muhammadiyah di Desa Soki Kec Belo. Kab Bima……….. 56

(11)

xiii

Tabel IX : Apakah Muhammadiyah sudah melaksanakan peranya

dalam memberantas kemusyirikan………. 58 Tabel X : Apakah anda pernah melarang orang yang melakukan

kemusyirikan di desa anda sendiri……… 59 Tabel XI : Apakah anda setuju bahwa perbuatan kemusyirikan itu

adalah perbuatan yang tidak baik………... 60

(12)

1 A. Latar belakang Masalah

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam maksudnya adalah Muhammadiyah bukanlah sebuah gerakan parsial yang hanya bergerak dalam satu bidang saja, seperti bergerak di bidang politik, Ekonomi dan lain sebagainya, akan tetapi Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang keislaman.

Muhammadiyah memahami bahwa ajaran Islam itu mencakup Aqidah, Akhlak, Ibadah dan Muamalat Duniawiyat Bergerak di bidang keislaman adalah sebuah ungkapan yang menunjukkan bahwa Muhammadiyah bergerak dalam segala aspek kehidupan manusia baik untuk kebahagiaan hidup di dunia maupun untuk persiapan hidup bahagia di akhirat. Asymuni Abdurrahman (2012:64).

Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ( 2:102 )





























































































(13)









































s

















Terjemahnnya:

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (Tidak mengerjakan sihir), Hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami Hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka Telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka Mengetahui. ( Kemenag RI. 2010:

16)

Penulis mencoba untuk menjelaskan berbagai bentuk kemusiyrikan yang muncul sekarang ini dari perilaku takhayul, bid’ah, khurafat (TBK) yang bertebaran ditengah-tengah umat atau masyarakat, harapanya mereka dapat melihat kebenaran tauhid yang telah ditutupi oleh “kabut” kerancauan.

Dengan demikian orang-orang yang telah terjebak dengan kesyirikan

(14)

tersebut cepat-cepat bertaubat (kembali ke jalan yang benar), segera bertauhidkan yang lurus dan mau memohon ampun kepada Allah SWT, sudi untuk mencontoh kepada apa-apa yang telah dilakukan oleh Rasullullah SAW dan para sahabatnya melalui sejarah (sirah) nabawiyahnya.

Kondisi yang melanda masyarakat selama ini dengan fenomena munculnya “dukun tiban” yang terjadi di daerah Bima Kec. Belo menjadi sangat menarik untuk dikaji, bahwa ternyata masyarakat sekarang ini telah terjangkiti berbagai macam penyakit sosial yang relatif banyak sekali.

Mereka sudah tidak mempunyai ketetapan, keyakinan, kepastian, dan pegangan prinsip dalam kehidupan. Mereka bingung, gundah gulana, linglung dengan permasalahan yang menimpa mereka termasuk masalah ekonomi yang menjepit ekonomi mereka. Hidup mereka gersang dari nilai wahyu atau kebenaran Al-Qur’an, mudah terombang-ambing (Sabda Rasullullah SAW: “Seperti buih di atas lautan”) oleh gesekan pengaruh yang tidak jelas, ketika ada orang-orang tertentu (yang sengaja ingin mencari keuntungan atau kesempatan) yang menghembuskan bahwa ada seseorang yang mampu`1 menyembuhkan penyakit, maka berbondong-bondonglah ribuan masyarakat untuk datang ke tempat prakteknya, bahkan ketika praktek mau ditutup banyak dari mereka yang tidak setuju sampai ada diantara mereka yang membawa syarat-syarat yang diminta oleh dukun tersebut.

Pengetahuan Agama (Islam) mereka semakin teracuhkan, semakin amburadul terpisah dari jiwa keimanan. Pelajaran atau didikan Al’Quran dan

(15)

Al’Hadits ditinggalkan begitu saja, tidak pernah dibuka, diterjemahkan, dikaji, difahami atau dimengerti sehingga kitab Al’Quran hanya sebagai pajangan atau hiasan saja di rak-rak buku rumah atau Masjid, demikian juga kitab-kitab Hadits yang sudah banyak ditulis dan diterjemahkan oleh para ulama’ tidak pernah disentuh atau dikaji lebih mendalam. Keduanya ditinggalkan begitu saja, sehingga orang Islam menjadi asing dengan kitabnya sendiri, akhirnya kepribadian menjadi terpecah.

Kebanyakan orang atau masyarakat tidak sadar telah membuat Syirik yang besar, ditandai dengan masuknya masyarakat dalam “kubangan lumpur kemusyrikan” sebagai contoh mereka sering datang ke dukun, peramal, tukang tebak, paranormal dan sebagainya dan melakukan yang tidak rasional, bahkan dikatakan gila, seperti masih ingat ketika awal terjadinya luapan lumpur Lapindo, maka untuk menyumbat bahkan perkembangan sekarang ini syirik sudah masuk ke dalam Teknologi Informasi (TI), masuk ke media cetak atau televisi dengan ketik Ramal, reg no HP atau nama, ditujukan ke nomor tertentu, yang mana hampir semua bisnis tersebut mendapatkan tanggapan atau dukungan yang banyak dari kalangan masyarakat Islam di negeri ini, termasuk fenomena yang muncul dengan kehadiran berbagai dukun yang katanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Orientasi masyarakat yang mengukur harta benda dunia sebagai ukuran keberhasilan atau kemuliaan satu-satunya. Sehingga yang ditempuh

(16)

adalah tanpa memperhatikan halal dan haram, termasuk “money politik”

dalam meraih kekuasaan atau mencapai tujuan. Karena ukuran kemuliyaan atau keberhasilan adalah dari sisi ekonomi (pangkat, kedudukan, harta, tahta dan sebagainya), maka orang yang tidak mau atau belum menggapai sukses atau “mulya” itu semua dikatakan orang yang “tidak berhasil” atau orang yang

“rendah” orang yang “tidak mulia”. Filsafat inilah yang akhirnya mendorong masyarakat untuk menilai bahwa “keberhasilan” atau “kemuliaan” tersebut harus ditempuh dengan segala macam cara, termasuk pergi ke dukun, paranormal dan sebagainya. Masih ingat beberapa waktu yang lalu beberapa seperti misalnya calon Kepala Desa dan calon legislatif untuk memperoleh kemenangan berduyun-duyun pergi ke dukun (paranormal).

Pada gambaran itu pula dalam realitasnya penulis melihat bahwa Muhammadiyah di Kabupaten Bima belum sepenuhnya merubah atau bergerak sesuai dengan apa yang kita harapkan dan hal ini pula yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian, dengan Judul ”Peranan Muhammadiyah Dalam Mengatasi Kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengemukakan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan Muhammadiyah terhadap praktek kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima ?.

(17)

2. Bagaiman bentuk-bentuk kemusyirikan di masyarakat Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima ?.

3. Bagaimana Strategi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyirikan di Desa, Soki Kecamatan, Belo Kabupaten, Bima

C. Tujuan Penelitian

Dalam pembahasan judul proposal penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa hal yang menjadi tujuan pokok penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peranan Muhammadiyah kondisi Umat/masyarakat di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima . 2. Untuk mengetahui kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo

Kabupaten Bima .

3. Untuk mengetahui strategi yang di lakukan oleh Muhammadiyah kearah pahaman Aqidah yang benar sesuai dengan Al-Qur’an dan As-sunah yang sebenarnya di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima.

(18)

D. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian ini, penulis menyebutkan diantaranya:

1. Untuk kepentingan ilmiah, yakni sebagai sarana kelengkapan ilmu pendidikan pada khususnya yang dapat dijadikan sebagai pelengkap kepustakaan.

2. Untuk kegunaan praktis diharapkan memberi solusi terhadap indikasi, adanya kemusyirikan yang tak seharusnya ada dan dipraktekkan sehingga terjadi penurunan Aqidah yang sangat drastik terhadap nilai islam yang sebenar-benarnya.

(19)

8 A. Muhammadiyah

1. Pengertian Muhammadiyah

Mustafa Kamal Pasha (2002:112), Secara etimologis semua orang pengikut Nabi Muhammad SAW dalam mengamalkan ajaran Islam secara murni yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunah adalah Muhammadiyah.

Wahab Radjab (1999:1), Muhammadiyah merupakan organisasi islam yang telah dikenal, jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika belanda masih menjajah, seluruh rakyat Indonesia sangat menderita.

Semua harus petuh dan tunduk pada peraturan dan undang-undang, yang tujuanya mensejahterakan dan memperkaya belanda, sememntara kaum pribumi semakin melarat. Kesengsaraan telah merata di seluruh tanah air. Norma agama telah porak-poranda akibat pengaruh belanda tampak telah mewarnai kehidupan pada saat itu.

2. Latar belakang berdirinya Muhammadiyah

Ditinjau dari fektor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya perserikatan Muhammadiyah, secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua faktor penyebab yaitu :

(20)

a. Faktor subyektif

Faktor subyektif yang sangat kuat, bahkan dapat dikatakan sebagai faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman KHA Dahlan terhadap al- Qur’an baik dalam hal gemar membaca maupun menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Ia telah demikian teliti, dipertanyakan juga kalau ada sebab-sebab yang menjadi sesuatu ayat diturunkan (asbabun nujun), dipertanyakan apa yang harus dipertanyakan. Sikap KHA. Dahlan seperti ini sesunggunya dalam rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat Muhammad ayat 24, yaitu melakukan tadabbur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian terhadap apa yang tersirat di dalam setiap ayat. Mustafa Kamal Pasha (2002:113)

b. Faktor obyektif

Ada beberapa sebab yang bersifat obyektif yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, yang sebagian dapat dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul ditengah-tengah kehidupan masyarakat islam Indonesia, dan sebagainnya dapat dimasukan ke dalam faktor eksternal, yaitu fektor- faktor penyebab yang ada diluar tubuh masyarakat Islam Indonesia .

(21)

Wahab Radjab (1999:9), Lahirnya Muhammadiyah di kota Makassar sekitar tahun 1992, seorang pedagang batik keturunan Arab berasal dari sunenep (madura) bernama mansyur yamani datang dan membuka usaha dagangnya di jalan passarstraat (jalan nusantara saat ini). Mansyur Yamani adalah anggota persyerikatan muhammadiyah cabang Surabaya, yang waktu itu dipimpin oleh Kyai Haji Mas Mansyur.

3. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah

Mustafa Kamal Pasha (2002:122). Segala hal yang dikerjakan oleh Muhammadiyah, didahului dengan adanya maksud dan tujuan tertentu.

Dan dengan maksud dan tujuan itu pula yang akan mengarahkan gerak perjuangan, menentukan besar kecilnya kegiatan serta macam-macam amal usaha Muhammadiyah. Berikut ini akan dijelaskan perumusan serta pengertian yang terkandung didalamnya.

maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan istilah. Sekalipun begitu tidak dengan sendirinya berubah isi dan jiwanya, karena hakekatnya antara yang lama dan yang baru tetap sama.

(22)

4. Visi Misi Muhammadiyah

VISI

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al- Qur’an dan As-Sunnah dengan watak Tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

MISI

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar mempunyai misi :

1. Menegakkan keyakian Tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa oleh para Nabi/Rasul sejak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad s.a.w.

2. Memahami Agama Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur'an sebagai Kitab Allah terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.

(23)

4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

5. Amal Usaha Muhammadiyah

Edy Suandi Hamid (2000:179). Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan begitu dikenal di indonesia. Muhammadiyah yang senang tiasa berjuang menegakkan Amar Makruf Nahi Mungkar, dan berupaya merealisasikan perjuangannya melalu berbagai kegiatan amal usaha seperti bidang pendidikan mulai Taman Kanak-kanak ke Perguruan Tinggi, upaya kesehatan-gizi mulai dari Balai Pengobatan, BKIA sampai ke Rumah Sakit-Rumah Sakit Besar, Upaya koperasi dan sosial ekonomi lainnya, Panti-panti asuhan yatim piatu dan sebagainnya. Telah menunjukkan betapa gigi upaya yang dilakukan oleh para toko Muhammadiyah dalam membina masyarakat utamannya.

Amal Usaha Muhammadiyah yang di pelopori oleh para toko-tokoh terkemuka, sekelompok toko dan pimpinan yang berada di Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, Ranting apabila kita hitung secara keseluruhan adalah amat besar jumlahnya. Namun apabila kita cermatin secara seksama apakah secara kualitas, produktifitas dan tujuan sasaran amal usaha yang ada di dalam bidang pendidikan, kesehatan-gizi dan perbaikan ekonomi dapat di andalkan untuk meningkatkan Human Resources dan Human Potential masyarakat utama Muhammadiyah di indonesia .

(24)

6. Muhammadiyah Lahir di Kab Bima

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu faktor utama yang merusak tatanan hidup masyarakat Bima ialah adanya penyakit hati yang primitive yang mempercayai lebih dari satu tuhan, sehingga masyarakat bima pada saat itu bertubi tubi dan berbondong bondong melakukan kesehariannya yang sesuai dengan pemahaman-pemahamannya .

Oleh sebab itu Muhammadiyah lahir/hadir di tengah-tengah masyarakat Bima bertujuan mendidik, membina dan meluruskan pemahaman-pemahaman masyarakat bima yang masih jauh dari ajaran islam (Al-qur-an dan As-Sunnah).

Untuk mengemban amanah yang cukup berat dari persyarikatan Muhammadiyah maka dibutuh karakter pimpinan yang mampu, sehingga dia menggerakkan dakwah Islam dalam Muhammadiyah maka menjadi persyaratan bagi calon pimpinan Muhammadiyah adalah taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam, setia pada prinsip perjuangan Muhammadiyah dan dapat menjadi teladan dalam Muhammadiyah.

Muhammadiyah dalam perannya bukan hanya berbicara tentang dunia pendidikan formal, bidang sosial kemasyarakat dan politik akan tetapi Muhammadiyah tentu harus lebih berperan pada pendidikan non formal yang dimana kerancuan nilai aqidah yang melanda kehidupan masyarakat hari ini yang tidak bisa lagi dielakan seperti misalnya: Perdukunan dan ramalan, ziarah kubur. Perbuatan dosa yang paling besar inipun begitu

(25)

samar bagi kebanyakan manusia karena kejahilan mereka dan masih banyak kesyirikan yang lain yang penulis tidak memaparkanya secara spesifik.

Dengan merujuk pada pandangan dan beberapa gambaran di atas ternyata Muhammadiyah adalah suatu gerakan Islam yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai suatu organisasi Islam yang bertaraf Nasional dan memiliki amal usaha yang banyak sekali dan beraneka ragam, meliputi bidang-bidang keagamaan, kemasyarakatan, pendidikan dan lain sebagainya.

Dalam rangka mengembangkan amal usaha ini, Muhammadiyah kemudian mendirikan cabang-cabang yang tersebar di seluruh daerah Nusantara. Salah satu daerah yang kurang menjadi perhatian oleh gerakan Muhammadiyah di Kabupaten Bima adalah melakukan Pemberantasan dengan mendirikan ranting-ranting disetiap Desa-Desa seperti di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima. Berkenaan dengan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan peran Muhammadiyah dalam rangka mengembangkan pendidikan Islam di masyarakat khususnya di Desa Soki beserta faktor-faktor yang menjadi pendukungnya dan faktor-faktor yang menjadi penghambatnya.

Faktor-faktor pendukungnya. Pertama, Al-Qur’an, majalah Tablig Muhammadiyah dan pesantren-pesantren. Kedua. Terjalinnya hubungan

(26)

sosial antara ormas dan orgam Muhammadiyah. ketiga. Adanya dukungan langsung dari pemerintah pusat dan daerah pada ortom Muhammadiyah.

Faktor-faktor penghambatnya. Pertama. Kurangnya masyarakat memahami Alqur’an dan As-sunnah. Kedua. Kurangnya silaturahmi antara ormas dan orgam Muhammadiyah. Ketiga. Lemahnya kontrol ortom Muhammadiyah pusat terhadap ortom Muhammadiyah daerah.

7. Amal Usaha Muhammadiyah Di Kota Bima

Edy Suandi Hamid (2000:180). Muhammadiyah yang merupakan organisasi sosial keagamaan telah begitu dikenal di Indonesia.

Muhammadiyah yang senantiasa berjuang menegakkan Amar Makruf Nahi Mungkar, dan berupaya merealisasikan perjuanganya melalui berbagai kegiatan amal usaha seperti bidang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak keperguruan tinggi, upaya kesehatan gizi mulai dari balai pengobatan, sampai kerumah sakit besar, upaya koperasi dan sosial ekonomi lainnya, panti-panti asuhan yatim piatu dan sebagainnya.

1. Amal Usaha Bidang Kesehatan

Edy Suandi Hamid (2000:180). Kesehatan dan gizi merupakan infestasi dalam menciptakan sumber daya manusia dan generasi mendatang yang berkualitas. Tidak ayal lagi Muhammadiyah yang telah memiliki amal usaha bidang kesehatan yang luas tersebar

(27)

diseluruh pelosok indonesia yang berarti telah ikut sertah meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat indonesia,

2. Amal Usaha Bidang Pendidikan

Edy Suandi Hamid (2000:185). Investasi kedua yang sangat penting dalam upaya membangun sumberdaya manusia dan generasi yang akan datang adalah pendidikan.apabila kesehatan gizi di arahkan untuk menciptakan bahan baku sumberdaya manusia dan generasi yang akan datang yang berkualitas, setelah bahan bakunya baik lalu diberikan pendidikan untuk terciptanya generasi dan sumberdaya manusia yang cerdas, terampil, sehat produktif yang manpu menyerap IPTEK yang tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia dan generasi yang sehat fisik, mental, spiritual yang mampu bersaing dalan era globalisasi dan persaingan bebas di era millenium ke 3.

3. Amal Usaha Ekonomi

Edy Suandi Hamid (2000:187). Seperti telah diuraikan sebelumnya untuk meningkatkan sumberdaya manusia dengan generasi mendatang yang berkualitas sedikitnya diperlukan investasi dalam 3 bidang yaitu, kesehatan, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi. Namun adanya faktor keamanan yang menjamin terselenggarannya ke tiga upaya tersebut secara baik juga sangat diperlukan.

(28)

Amal usaha ekonomi yang diharapkan dan dapat mendorong terciptanya pendapatan masyarakat utama yang memadai sangat diperlukan . Upaya koperasi, usaha pertanian, usaha perdagangan dan perbangkan, perlu dikembangkan dikalangan masyarakat utama Muhammadiyah agar dapat memperoleh pendapatan yang cukup untuk kehidupan sehari-hari keluarga baik untuk memelihara kesehatan, makanan dan minuman dan mengirim anaknya kesekolah.

B. Kemusyirikan

1. Pengertian Kemusyirikan

Rachmat Syafe’i, (2000:94). Menurut bahasa, syirik berarti persekutuan atau bagian, sedangkan menurut istilah agama adalah mempersekutukan Allah SWT. dengan selain Allah (makhluk-Nya).

Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik adalah kufur atau satu jenis kekufuran.

Mahrus Ali (2007: 283) Seorang lelaki menikahi seorang perempuan. Dia sangat mencintainya. Selang beberapa hari, istri menjadi sangat benci kepada suaminya. Menjadi anti pati padanya tanpa sebab (percekcokan atau kondisi fisik yang tidak disukai). Ada orang yang mengatakan bahwa hal itu terjadi karena perbuatan ahli sihir.

(29)

Mahrus Ali (2007:259) Syirik dalam beribadah artinya menjalankan suatu ibadah yang tidak diperintahkan oleh Allah. Ibadah tersebut hanya karangan seorang ulama atau orang awan lalu dikerjakan. Tidak didasarkan pada dalil dari al-qu’an maupun al-Hadits.

Abdullah Bin Muhammed, (2001:96) syirik adalah lawan dari beriman kepada Uluhiyah allah (keberadaan Allah sebagai satu- satunya sembahan yang haq) semata. Dan jika beriman kepada Uluhiyah Allah semata dan mengesakanNya dalam beribadah kewajiban yang terpenting dan yang paling besar, maka syirik adalah perbuatan maksiat yang terbesar disisi Allah Ta’ala.dan syirik inilah satu-satunya dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah subhanahuwata’ala.

Syirik ada dua macam: syirik besar dan syirik kecil:

Abdullah Bin Muhammed, (2001:99)

1. Syirik besar yaitu jika seorng hamba memelingkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah subhanahu wata’ala. Maka, setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai Allah jika ditunjukkan kepadaNya adalah tauhid dan iman, sedangkan jika dipalingkan kepada selainNya ia berarti syirik dan kekufuran.

2. Syirik kecil adalah setiap ucapan atau perbuatan yang menjadi wasilah (perantara) dan jalan penyebab terjerumus kepada syirik besar.

(30)

2. Dalil-dalil tentang kemusyirikan

Adapun dalil-dalil tentang kemusyirikan telah banyak dijumpai dalam Al-Qur’an, di antaranya adalah:

a. Terdapat dalam (Q.S. Al-Lukman :13)































Terjemahnnya

Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(Kemenag RI, 2011:412)

b.

Terdapat dalam (Q.S. An-Nisa, 4:48)











































Terjemahannya

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Kemenag RI, 2005:54)

(31)

c.

Terdapat dalam (Q.S. Az-Zumar, 39:65)































Terjemahannya

Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi- nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yag merugi.(Kemenag RI, 2009:465)

3. Beberapa Hadits Tentang Syirik

a. Orang Musyrik Masuk Masjid,( Muhammad Nashiruddin Al Albani ) (1998:196)

ْﻦَﻋ ُلْﻮُﻘَـﻳ ٍﻚِﻟﺎَﻣ َﻦْﺑ ِﺲَﻧَأ :

َلﺎَﻗ ﱠﻢُﺷ ُﻪَﻠَﻘَﻋ ﱠﻢُﺷ ِﺪِﺠْﺴَﻤْﻟا ْ ِﰲ ُﻪَﺧﺎَﻧَﺄَﻓ ٍﻞََﲨ ﻰَﻠَﻋ ٌﻞُﺟَر َﻞَﺧَد :

ْﻢُﻜﱡﻳَأ

ُﻤْﻟا ُﺾَﻴْـﺑَﻷااَﺬَﻫ ُﻪَﻟﺎَﻨْﻠُﻘَـﻓ ْﻢِﻬْﻴَـﻧاَﺮْﻬَﻇ َْﲔَـﺑ ٌﺊِﻜﱠﺘُﻣ ْﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲا ُلْﻮُﺳَرَوٌﺪﱠﻤَُﳏ ُﺊِﻜﱠﺘ

َلﺎَﻘَـﻓ

ُﻞُﺟﱠﺮﻟا ُﻪَﻟ :

ُﺪﱠﻤَُﳏﺎَﻳ ُﻞُﺟﱠﺮﻟا ُﻪَﻟ َلﺎَﻘَـﻓ َﻚُﺘْﺒَﺟَأْﺪَﻗ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﱠﻞَﺻ ُﻪَﻟ َلﺎَﻘَـﻓ ِﺐِﻠﱠﻄُﻤْﻟا ُﺪْﺒَﻋ َﻦْﺑاﺎَﻳ

َﺚْﻳ ِﺪَْﳊا َقﺎَﺳَو َﻚُﻠِﻋ ﺎَﺳ ﱢﱐِإ .

Terjemahannya

Dari Anas Bin Malik RA dia berkata,” Datang seorang laki-laki naik unta, lalu dia menderumkan untanya di dalam masjid, kemudia mengikatnya. Setelah itu dia berkata’ yang manakah di antara kalian yang bernama Muhammad ?” Sementara Rasulullah bersandar di tengah-tengah mereka. Maka kami katakan kepadanya, Ini dia seorang yang putih bersandar.” Lalu orang tersebut berkata kepada beliau SAW, “ Wahai Ibnu Abdul Abdul Muttalib!” Nabi SAW bersabda kepadanya, “Aku telah penuhi panggilanmu.” orang itu berkata kepada beliau, Wahai Muhammad, sesugguhnya aku akan menanyakan Hadits ini. (H.R. Muttafaq Alaih)

(32)

b. Orang Musyrik Masuk Masjid, ( Muhammad Nashiruddin Al Albani ) (1998:196)

ِﷲا ِلﻮُﺳَر َﱃِإ َﺖَﺒَﻠْﻌَـﺛ َﻦْﺑ َمﺎَﻤِﺿ ٍﺮْﻜَﺑ ِﻦْﺑ ِﺪْﻌَﺳ ْﻮُـﻨَـﺑ َﺚَﻌَـﺑ َلﺎَﻗ ٍسﺎﱠﺒَﻋ ِﻦْﺑا ِﻦَﻋ ُﻪَﻠَﻘَﻋ ﱠُﰒ ِﺪِﺠْﺴَﻤْﻟا ِبﺎَﺑ ﻰَﻠَﻋ ُﻩَﺮْـﻴِﻌَﺑ َخﺎَﻧَﺄَﻓ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َمِﺪَﻘَـﻓ ْﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ

َلﺎَﻗ ُﻩَﻮَْﳓ َﺮَﻛ َﺬَﻓ َﺪِﺠْﺴَﻤْﻟا َﻞَﺧَد ﱠُﰒ :

َلﺎَﻘَـﻓ : ُﻦْﺑا ُﻢُﻜﱡﻳَأ َلﺎَﻘَـﻓ ِﺐِﻠﱠﻄُﻤْﻟا ِﺪْﺒَﻋ

َو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲا ُل ْﻮُﺳَر ِﺪْﺒَﻋ ُﻦْﺑاﺎَﻧَأ َﻢﱠﻠَﺳ

ِﺐِﻠﱠﻄُﻤْﻟا ِﺪْﺒَﻋ َﻦْﺑاﺎَﻳ َلﺎَﻗ ِﺐِﻠﱠﻄُﻤْﻟا

َﺚْﻳ ِﺪَْﳊا َقﺎَﺳَو .

Terjemahannya

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata, “Banu Sa’ad bin Bakr bernah mengutus Dhimam menderungkan untannya dekat pintu mesjid, kemudian di ikatnya. Lalu dia masuk kedalam mesjid, selanjutnya dia menyebutkan Hadits ini. Katanya, “lalu Dhimam berkata yang manakah di antara kalian Ibnu Abdul Muththalib?’ ‘’ Maka Rasulullah Saw bersabda, “ Akulah Ibdul Muththalib,’’ dan selanjutnya dia menyebutkan Hadist ini. (H.R. Muttafaq Alaih)

c. Bersedekah Kepada Orang Kafir Dzimmi, ( Muhammad Nashiruddin Al Albani ) (1998:648)

ْﺖَﻟﺎَﻗ َءﺎَْﲰَأ ْﻦَﻋ :

َﻲِﻫَو ٍﺶْﻳ َﺮُـﻗ ِﺪْﻬَﻋ ْ ِﰲ ًﺖَﺒِﻏاَر ْﻲﱢﻣُأ ﱠﻲَﻠَﻋ ْﺖَﻣ ِﺪَﻗ

ُﺖْﻠُﻘَـﻓ ٌﺔَﻛ ِﺮْﺸُﻣ ٌﻪَﻤِﻏاَر :

ِﷲا َل ْﻮُﺳَرﺎَﻳ ر َﻲِﻫَو ﱠﻲَﻠَﻋ ْﺖَﻣ ِﺪَﻗ ﻲﱢﻣُأ ﱠنِإ

ِﻚﱠﻣُأ ْﻲِﻠِﺼَﻓ ْﻢَﻌَـﻧ َلﺎَﻗﺎَﻬُﻠِﺻَﺄَﻓَأٌﺔَﻛ ِﺮْﺸُﻣ ٌﺔَﻤِﻏا

.

(33)

Terjemahannya

Dari Asma, dia berkata, “Ibuku telah datang kepadaku, sedangkan ia adalah orang yang menyukai zaman Quraisy dan ia dalah orang yang sangat kuat kemusyrikannya, apakah saya boleh berbuat baik kepadanya? “Nabi bersabda, Ya, berbuat baiklah kepada ibumu.”

(H.R. Muttafaq Alaih).

d. ( Muhammad Nashiruddin Al Albani ) (1998:649)

ِلﻮُﺳَر َﻊَﻣ ﺎَﻨَﺟَﺮَﺧ َلﺎَﻗ ﱢﻲِﺜْﻴﱠﻠﻟا ٍﺪِﻗاَو ِﰊَأ ْﻦَﻋ ٍةَرْﺪِﺴِﺑ ﺎَﻧْرَﺮَﻤَﻓ ٍْﲔَـﻨُﺣ َﻞَﺒِﻗ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا

ُﻨَـﻳ ُرﺎﱠﻔُﻜْﻟا َنﺎَﻛَو ٍطاَﻮْـﻧَأ ُتاَذ ِرﺎﱠﻔُﻜْﻠِﻟ ﺎَﻤَﻛ ٍطاَﻮْـﻧَأ َتاَذ ِﻩِﺬَﻫ ﺎَﻨَﻟ ْﻞَﻌْﺟا ِﻪﱠﻠﻟا ﱠِﱯَﻧ ﺎَﻳ ُﺖْﻠُﻘَـﻓ َنﻮُﻃﻮ

ْﻮَﺣ َنﻮُﻔُﻜْﻌَـﻳَو ٍةَرْﺪِﺴِﺑ ْﻢِﻬِﺣ َﻼِﺴِﺑ ْﺖَﻟﺎَﻗ ﺎَﻤَﻛ اَﺬَﻫ ُﺮَـﺒْﻛَأ ُﻪﱠﻠﻟا َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ﱡِﱯﱠﻨﻟا َلﺎَﻘَـﻓ ﺎََﳍ

ْﻢُﻜِﻠْﺒَـﻗ ْﻦِﻣ َﻦﻳِﺬﱠﻟا َﻦَﻨُﺳ َنﻮُﺒَﻛْﺮَـﺗ ْﻢُﻜﱠﻧِإ ًﺔَِﳍآ ْﻢَُﳍ ﺎَﻤَﻛ ﺎًَﳍِإ ﺎَﻨَﻟ ْﻞَﻌْﺟا ﻰَﺳﻮُﻤِﻟ َﻞﻴِﺋاَﺮْﺳِإ ﻮُﻨَـﺑ

Terjemahannya

Riwayat dari Abi Waqid Al Laitsi, ia berkata: “Kami keluar kota Madinah bersama Rasulullah menuju perang Hunain, maka kami melalui sebatang pohon bidara, aku berkata: “Ya Rasulullah jadikanlah bagi kami pohon

“dzatu anwaath” (pohon yang dianggap keramat) sebagaimana orang kafir mempunyai “dzatu anwaath”. Dan adalah orang-orang kafir menggantungkan senjata mereka di pohon bidara dan beri’tikaf di sekitarnya. Maka Rasulullah menjawab: “Allah Maha Besar, permintaanmu ini seperti permintaan Bani Israil kepada Nabi Musa:

(`Jadikanlah bagi kami suatu sembahan, sebagaimana mereka mempunyainya`), sesungguhnya kamu mengikuti kepercayaan orang sebelum kamu.” (HR Ahmad dan Al-Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, hadits no 267, juga riwayat At-Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan shahih).

(34)

e. ( Muhammad Nashiruddin Al Albani ) (1998:650)

َلﺎَﻗ ٍدﻮُﻌْﺴَﻣ ِﻦْﺑا ْﻦَﻋ :

ُلﻮُﻘَـﻳ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ِﻪﱠﻠﻟا َلﻮُﺳَر ُﺖْﻌَِﲰ :

} َﻢِﺋﺎَﻤﱠﺘﻟاَو ﻰَﻗﱡﺮﻟا ﱠنإ

ٌكْﺮِﺷ َﺔَﻟَﻮﱡـﺘﻟاَو {

ْﻪَﺟﺎَﻣ ُﻦْﺑاَو دُواَد ﻮُﺑَأَو ُﺪَْﲪَأ ُﻩاَوَر .

Terjemahannya

Dari ibnu Mas’ud, ia berkata : aku telah mendengar rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat,dan pelet (aji pengasihan, mantra ataupun jimat untuk menjadikan cinta atau pisahnya lelaki-perempuan ) adalah syirik. ? (H.R Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah)

4. Bahaya Kemusyirikan

Kemusyirikan merupakan salah satu kegiatan yang sudah lama menjamur dalam dunia islam khususnya. Musyrik adalah kata yang sering digunakan orang sebagai tanda penghianatan, pengingkaran, penyekutuan, dan sebagainya terhadap tuhan dan ajaranya. Dalam ajaran islam banyak terdapat larangan-larangan yang mengharamkan tindakan Musyrik yang menyamakan tuhan dengan sesuatu dan mempercayai kekuatan selain dari Alllah SWT. Banyak sekali para ulama, kyai, ustad, dan pemuka islam berusaha menghapus kemusyirikan yang melanda umat islam bahkan sejak adanya islam didunia. Namun, upaya tersebut belum menghasilkan kesempurnaan.

Banyak sekali masyarakar khususnya umat islam yang melanggar

(35)

aturan tersebut. Pedahal mereka mengetahui aturan-aturan yang ada didalam agama mereka.

Banyak di antara kita yang secara tidak sadar telah melakukan syirik meskipun ia melakukan ibadah agamanya. Misal, ketika kita berjiarah ke makan syekh, ulama, kiyai, ustaz ataupun wali yang telah meninggal, banyak yang beranggapan bahwa berdo’a kepada mereka (orang-orang saleh) yang telah meninggal akan dikabulkan do’anya. Mereka tidak segan-segan untuk tidur berhari-hari di samping makam. Padahal, kesemuanya itu tidak ada dalil naqli (Al-qur’an dan Al-Hadits) yang memerintahkan umat islam yang melakukan hal yang demikian .

Dari uraian diatas penulis memahami bahwa kita sebagai umat islam harus berhenti-henti dan berupaya keras untuk kembali mempelajari agamanya secara benar kemudian mengamalkanya secara benar supaya selamat dunia dan akhirat. Alangkah indahnya jika umat manusia hanya beribadah kepada Allah saja, tidak melakukan kemusyirikan sedikitpun, tidak melakukan penyelewengan- penyelewengan peribadatan dan bersedia meninggal kemaksiatan sekecil apapun.

5. Bentuk-Bentuk Kesyirikan

Syirik yang dimaksud dalam bahasa ini tata cara yang bertujuan murusak rumah tangga orang lain dengan jalan meminta bantuan kepada

(36)

setan. Hal ini termasuk perbuatan terlarang dan dosa besar. Rachmat Syafe’i.(2000: 103).

Dalam hal itu penulis menggambarkan berbagai hal yang kerap terjadi dipraktekkan oleh masyarakat sekarang yang menjadi budaya dalam kehidupannya, pada umumnya tidak ada landasan sama sekali seperti misalnya:

(1). Perdukunan dan Ramalan

Para dukun dan peramal ini dengan terang-terangan mendakwahkan dirinya mengetahui perkara gaib, dan menyeru manusia untuk berbondong-bondong melakukan kesyirikan. Sebagian orang mungkin sudah bisa menebak, bahwa itu adalah sebuah bentuk perdukunan yang dikemas rapi. Namun, ada sebagian orang yang tidak mengerti dan terjerumus ke dalam lembah kesyirikan ini.

Na’uudzubillaah min dzaalik. Sedangkang dalam buku ilmu tauhid/

kalam, memberikan pengertian kepada kita semua bahwasannya hanya allahlah sendiri yang berhak di sembah.

(Q,S, Al-Ahzab:34)

























































(37)

Terjemahnnya:

Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal .( Kemenag RI 2011:414).

Dalam fatwa Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah yang menjelaskan tentang perdukunan dan hukum mendatangi dukun:

Kahanah (perdukunan) wazanfa’alah diambil dari kata takahhun, yaitu menerka-nerka dan mencari hakikat dengan perkara-perkara yang tidak ada dasarnya. Perdukunan di masa jahiliyah dilibatkan kepada suatu kaum yang dihubungi oleh para setan yang mencuri pembicaraan dari langit dan menceritakan apa yang didengarnya kepada mereka.

(2). Ziarah Kubur

Menziarahi kubur orang Islam itu disyari'atkan bahkan disunnahkan. Karena Nabi shallallahu 'alaihiwasalam menziarahi kuburan di Baqi' (kuburan kaum muslimin di Madinah), dan demikian pula kuburan para syuhada' perang Uhud.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam berkata: artinya: "Semoga keselamatan (dilimpakan) atas kalian wahai penghuni kubur dari orang-orang Mukmin dan Muslim, sedangkan kami insya Allah akan menyusul kalian, kami mohon kepada Allah (semoga) untuk kami

(38)

dan kalian (diberi) afiat. (Hadits dikeluarkan oleh Muslim 975 dari Buraidah).

Bentuk ziara kubur yang terlarang adalah Ziarah kubur yang jauh dari tuntunan Islam adalah ziarah kubur yang dilakukan oleh pelaku syirik yang sejenis ziarah kubur yang dilakukan oleh orang- orang Nashrani. Mereka memaksudkan do’a pada mayit dan beristi’anah (meminta tolong) melalui mayit yang ada di dalam kubur.

Berbagai hajat diminta melalui perantaraan penghuni kubur. Mereka pun shalat di sisi kubur dan berdoa melalui perantaraan si mayit.

Perbuatan semacam ini sama sekali tidak pernah dilakukan oleh ulama masa silam dan para imam besar. Bahkan Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam telah menutup jalan agar tidak memasuki pintu syirik dengan melakukan semacam ini. Dalam hadits yang shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata di saat sakit menjelang kematiannya,

Berbagai gambaran yang telah dipaparkan di atas ternyata masih banyak hal-hal yang selama ini masyarakat Soki belum sadar dengan indahnya nilai Islam bahwa ajaran Islam mengajarkan secara struktural tentang aturan hidup, lahirnya perbuatan kesyirikan yang dibenci oleh Allah SWT. pun karena begitu dalamnya tarekah sehingga menjadi mendarah daging pada diri mereka, hal seperti itupun mereka menganggap enteng dan berpaling dari Al-Qur’an dan As-Sunah, masih banyak hal-hal yang dilakukan

(39)

oleh masyarakat sekarang yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hal-hal seperti itu semestinya harus lebih diperhatikan oleh Muhammadiyah dalam perannya sebagai gerakan Amar Ma’ruf Nahil Munkar.

Dan dalam memahami Islam bagi mereka yang baru mempelajari Islam atau baru saja akan mempelajari Islam, terdapat kebingungan tentang istilah-istilah yang ada dalam Islam, seperti Apa itu Din? Apa itu Millah? Apa perbedaan Din dan Millah? Apa itu manhaj ? Apa itu syari’at? Dan apa perbedaan syari’at dengan fiqh? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang membuat orang tambah bingung dan jika bingungnya tidak terjawab karena mungkin malu untuk bertanya, di khawatirkan orang tersebut akan justru menjauhi Islam atau yang lebih parahnya lagi malah meninggalkan Islam.

Kesimpulan peneliti saya mencoba menjelaskan beberapa istilah-istilah yang ada pada saat mempelajari Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman atau ketidaktahuan nantinya. Diantaranya yaitu saya akan mencoba menjelaskan dan menjabarkan perbedaan dari segi semantik tentang istilah- istilah diatas dengan bersumber dari beberapa referensi dan dari pengetahuan yang telah saya dapatkan yang tentunya sangat terbatas.

Pada zaman sekarang ini zaman yang sudah sangat jauh daris zamannya para Nabi dan pengikut-pengikutnya, zaman dimana teknologi sudah diagung-agungkan, ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat dan berorentasi kualitas. Di era teknologi itu tumbuh perluasan dan

(40)

percepatan kemajuan di berbagai bumi sehingga diharapkan tercipta dunia yang makin berkemakmuran dan berkeadilan secara relative merata.

Pada perkembangan dunia teknologi yang mengglobal itu anak-anak remaja lebih cenderung mengikuti perkembangan automotif, computer dan HP, sedangkan yang perempuan khususnya lebih suka kepada perkembangan model-model baru yang peneliti maksudkan perkembangan moril/materi yang menunjukan kedalaman mental maka yang perlu sebenarnya persiapan persiapan teknis yang melibatkan kemampuan kemampuan kognisi dan skill semata seperti banyak dipublikasikan selama ini secara gencar. Namun tidak kala pentingnya diperlukan tatanan tatanan nilai dan moral baru yang justru harus makin kokoh agar insan di era teknologi itu tidak kehilangan keseimbangan dan makna hakiki yang fundamental sebagai makhluh tuhan yang berperadaban tinggi dan mulia di muka bumi ini. Islam datang dengan berbagai petunjuk yang ada didalamnya tentang bagaimana seharusnya manusia bersikap dan menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna.

C. Peranan Muhammadiyah Dalam Mengatasi Kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

Sebagai persyarikatan yang menyatakan diri Gerakan Islam dan Dakwah Amar Makruf Nahil Munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi untuk mewujudkan Masyarakat utama (al- muztama’ al-fadhilah) yang diridhai Allah SWT.

(41)

Muhammadiyah dituntut untuk melibatkan diri secara aktif dalam mempengaruhi dan ikut menentukan sejarah umat manusia memasuki era milenium baru tentu berperan dalam melihat kondisi umat yang tentu jauh dari nilai-nilai Islam. Muhammadiyah Dengan julukan Gerakan Islam Modernis yang diberikan masyarakat, Muhammadiyah bahkan memiliki beban tidak ringan guna bergerak bishaf depan dalam membina umat dan bangsa ini ke dunia baru yang berketuhanan (tauhid) dan berkeadaban tinggi, sehingga lahir generasi umat yang terbaik (Khairah Ummah) di muka bumi ini.

Adapun struktur pengurus Ranting Muhammadiyah Soki dari Tahun ke Tahun.

Sumber Data: Kantor Desa soki Tahun 2013

Pendapat M. Yakub tentang Peranan Muhammadiyah Dalam Mengatasi Kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

’’saya sangat bangga dengan hadirnya organisasi Muhammadiyah di desa Soki dalam mengatasi kemusyirikan di mana masyarakat sangat kental, memahami tahayul dalam mewujudkan nilai-nilai kemusyirikan dalam

No. Nama Pengurus Periode Jabatan Ket.

1.

2.

3.

M.Yakub, S.Pd Murtalib, S.Pd.I Salmah

2009-2014 2009-2014 2009-2014

Ketua Umum Sekertaris Bendahara

Aktif Aktif Aktif

(42)

kehidupannya. Dan saya yang pertama kali menghadirkan organisasi Muhammadiyah, sehingga ,banyak melahirkan banyak kader baru dalam mengatasi masalah umat’’. Jadi saya pikir apa yang dilakukan oleh organisasi Muhammadiyah, itu sangat mempermudah arah pemahaman,

masyarakat, yang kurang memahami tentang kemusyirikan dan seperti apa yang kita tau bahwa, kemusyirikan adalah dosa besar.

Dalam menghadapi dunia baru yang serba melintasi di era global itu Muhammadiyah mungkin tidak berambisi secara berlebihan guna masuk ke semua ini kehidupan dalam melakukan gerakan-gerakan praktis yang diperankannya mengingat keterbatasan-keterbatasan tertentu yang dimilikinya maupun diversifikasi aksi yang dipilihnya tetapi persyarikatan yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan ini dapat memberikan landasan etik dan profetik dalam keseluruhan dimensi kehidupan umat, bangsa, dan dunia keamanusiaan.

Adapun langkah-langkah Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyirikan, 1. Muhammadiyah/pimpinan Ranting mengadakan pengajian satu kali dalam sebulan, kegiatan ini untuk meningkat ilmu dan pengetahuan didalam menjalangkan aktifitas sehari. 2. Muhammadiyah melakukan khalaqah-khalaqah setiap pekan secara rutin. 3. Muhammadiyah juga mengobserfasi langsung ke masyarakat yang di anggap mukjijat. Kegiatan ini semua untuk mencegah/mengatasi agar tidak melakukan kemusyirikan.

Dalam zaman modern yang sarat problem kemanusiaan, gerakan-gerakan

(43)

Islam tranformatif dapat melakukan usaha-usaha untuk mengutuhkan kembali hubungan-hubungan sosial yang terkoyak-koyak akibat dehumanisasi dan berbagai ketimpangan. Gerakan transformatif yang demikian berangkat dari landasan profetik berupa kesadaran iman yang aktual untuk menerangi perubahan sosial dalam kehidupan umat manusia, kendati boleh jadi dalam pelaksanaan dimulai dari langkah-langkah transformatif yang berskala kecil.

Pada era baru yang bercorak multikulturalisme Muhammadiyah melalui gerakan dakwah transformatif dapat memasuki komunitas-komunitas baru seperti kelompok kelas menengah ke atas yang makin moderenis dengan segala macam problem sosial yang menyertai sebagaimana penyakit orang-orang perkotaan yang merindukan spritualitas yang hanif dan sekaligus mendambakan kehadiran agama sebagai konopi suci dari suasana caos yang mereka alami. Pada saat yang sama Muhammadiyah juga tetap dituntut untuk memberikan panduan kehidupan yang rasional untuk membangun kemajuan tampa terjebak pada romantisme budaya yang melangkolis (oreantasi spritualisme), karena bangsa ini masih tertinggal dalam sejumlah lini kehidupan yang pada akhirnya memang masih memerlukan modernisasi dalam porsi yang wajar tampa terperangkap pada modernisme. Dua rana oreantasi dakwah tersebut tampa paradoks, tetapi sesungguhnya menunjukkan dinamika ketegangan kreatif dari pergumulan hidup manusai dimana Muhammadiyah dengan pesan Islam yang dibawanya

(44)

dapat memsuki dua konsep oreantsi dakwah tersebut tampa perlu merasa terjebak pada dilema. Islam itu Agama spritual tetapi juga rasional, sehingga dakwah Islam tidak perlu terjebak pada ekstremitas.

Pada kelompok masyarakat lapisan menengah dan atas, Muhammadiyah kini dan ke depan benar-benar dituntut untuk merumuskan strategi dakwah yang mampu menjadi kekuatan profetik. Kelompok-kelompok sosial ini makin hari kehilangan “Guru spritual” dari kekuatan-kekuatan ormas Islam sepertia halnya Muhammadiyah. Kelompok ini seakan menjadi

“golongan menggambang”, yang dari hari ke hari telah mengalami kehausan spritual sehingga mereka banyak lari ke dunia “tasawuf”, bahkan dunia

“paranormal” dan “perdukunan” untuk mencari keteduhan hidup. Di era global, golongan sosial semacam itu akan menjadi gelombang besar yang tumbuh bersama dengan lahirnya kota metropolitan, kota megapolis, dan bahkan kota dunia.

Pada kelompok sosial bawah, Muhammadiyah juga tengah dihadapkan pada tantangan untuk melakuakan gerakan dakwah yang bernuansah “teologi pembebasan” (librationtheology).Yaitu bagaimana membangun oreantasi keseluruhan refleksi teologis dari ajaran Islam untuk membebaskan kaum dhu’afa dan mustadh’afin dari berbagai keterbelengguan dan penindasan struktural dan kultural. Praktis teologi semacam itu memiliki pembenaran substantif dan historis pada ajaran islam

(45)

dan sejarah Nabi yang menampilakan Islam yang refolusioner dan anti status-quo baik pada era mekkah maupun madinah. Dengan konsep Tauhid Islam bahkan dapat menentang segala bentuk tirani dan penindasan menuju pada kesatuan umat Manusia .

Adapun penjabaran Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyirikan kepada peneliti adalah Muhammadiyah melakukan pertemuan antara dengan mengundang seluruh lapisan masyarakat yang ada di Desa Soki, baik masyarakat awam, masyarakat menengah atau masyarakat atas.

Pertemuan ini adalah untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan adanya kemusyirikan yang sedikit bertentangan agama islam yaitu (al-qur-an dan as-sunah). Oreantasi dakwah yang bersifat pembebasan dan kerakyatan yang memihak kaum lemah dan tertindas selama ini boleh jadi agar terabaikan, ketika Muhammadiyah telah telanjur masuk ke ranah dakwah yang cenderung elitis dan tersedot dalam birokratisme kekuasaan pada masa orde baru, sehingga langkah-langkah dakwah maupun amal usaha Muhammadiayah menjadi terkesan pragmatis dan memihak kelompok atas dan statusquo. Muhammadiyah kini tampa perlu menunjukan sikap ekstren dan mengabaikan masyarakat menengah ke atas, seperti itu akan menjadi korban cukup serius dari perebutan dan gurita kapitalisme global yang akan masuk ke sudut-sudut ruang sosial baik ditingkat Nasional hingga ke tingkat lokal. Pada titik inilah Muhammadiyah dituntut untuk melakukan gerakan-

(46)

gerakan dakwah yang bersifat adfokasih yang menampilkan wajah islam sebagai agama kaum dhu’afa dan mustadh’afin. Pada sekala yang lebih makro tingkat Internasional, Muhammadiyah harus tampil sebagai gerakan tajdid yang mendunia bukan sekedar organisasi lokal dan Nasional.

Muhammadiyah selain dituntuk membangun jaringan internasional dengan Muhammadiyah di Negara-negara lain seperti di Singapura dan Malaisiyah, juga harus membangun jaringan dengan organisasi-organisasi luar Negeri baik dalam lingkup dunia Islam maupun dengan kalangan lain.

Muhammadiyah “go Internasional”, melebarkan sayap ke tataran dunia ke yang lebih luas. Isu-isu etik global dan perkembangan globalisasi dengan berbagai dimensinya harus menjadi bagian dari gerakan Muahammadiyah ke depan. Karena itu, pusat-pusat keunggulsan seperti perguruan tinggi Muhammadiyah dan amal usaha Muhammadiyah yang lainnya harus mulai dirancang dan diarahkan sebagai pilar gerakan Muhammadiyah menuju era global yang syaratnya tantangan itu.

Kesimpulanya ialah perlu mempertajam oreantasi dakwahnya yang bersifat transformatif bagi kelompok masyarakat yang dhu’afa dan mustad’afin baik diperkotaan maupun diperdesaan. Pada era globalisasi komunitas sosial yang lemah dan marginal. Seperti di desa Soki yang kurang memahami keorganisasian dan lemahnya pemahaman tentang agama serta lemahnya organisasi-organisasi masyarakat, sehingga hadirlah organisasi

(47)

Muhammadiyah yang meluruskan pemahaman keagamaan, dan sekaligus penjewatahan organisasi Muhammadiyah.

(48)

37

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan penelitian kualitatif dengan mengekplorasi data dilapangan dengan metode analisis yang bertujuan memberikan gambaran secara cepat tentang peranan Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyrikan di Desa Soki Kec. Belo Kab,Bima

Suharsimi Arikunto. (2012:52). Penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memenuhi rasa ingin tahunya. Apabila rasa ingin tahu itu membutuhkan kebenaran yang berkriteria keilmuan maka hal tersebut dapat disebut masalah keilmuan. Masalah seperti itu memerlukan jawaban dengan kerangka berpikir tertentu, yaitu menggunakan metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan penelitian dalam mencari jawaban dan pemecahanya.

B. Lokasi dan objek penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima. Dan adapun yang menjadi objek penelitian ini yaitu Masyarakat Desa Soki, Kec, Belo, Kab, Bima. Penulis memilih Kec. Belo. Kab, Bima, sebagai lokasi penelitian karena masyarakat pada umumnya melakukan tradisi-tradisi yang mengarah kepada kemusyirikan. Maka dalam hal tersebut, menarik perhatian penelitian dalam

(49)

hai ini mengetahui peranan Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyirikan di Desa Soki, Kec, Belo, Kab,Bima.

C. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (1998:99) Variabel adalah Obyek penelitian , atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

Dalam penelitian ini tidak menggunakan variabel terikat akan tetapi menggunakan variabel bebas dengan simbol Xn yakni Peran Muhammadiyah, variable bebas (X1) mengatasi Kemusyirikan, variabel bebas (X2).

Variabel bebas (independent variable) adalah faktor yang menjadi pokok permasalahan yang ingin diteliti.

Berdasarkan teori di atas, maka dalam penelitian ini peranan Muhammadiyah, sedangkan variabel terikatnya adalah mengatasi kemusyirikan.

D. Defenisi Operasional Variabel

Judul yang diangkat dalam penelitian ini, adalah Peranan Muhammadiyah Dalam Mengatasi Kemusyirikan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima .

Untuk menghindari kesalah pahaman dan kesimpangsiuran terhadap judul ini maka peneliti merasa perlu menguraikan terlebih dahulu arti dari beberapa kata dari judul ini, kemudian dirumuskan secara operasional sebagai berikut :

(50)

1. Peranan berarti cara untuk mencapai sesuatu

2. Muhammadiyah bararti gerakan pembaharuan ajaran Islam dengan hanya berlandaskan dua hujjah utama, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi (hadis)

3. Mengatasi berarti mempertimbangkan, menjaga.

4. Kemusyirikan bararti perbuatan yang menyekutukan Allah SWT.

Dengan segala sesuatu.

Dari definisi operasional di atas dapat disimpulkan bahwa peranan Muhammadiyah dalam mengatasi kemusyirikan adalah merupakan tindakan yang menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai keagamaan, karena mereka beranggapan bahwa suatu yang di anggap sakral mampu membawa manfaat pada dirinya. Padahal Allah tidak ada tandingan maupun bandingan-Nya.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2013:173), Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitian juga disebut studi populasi atau studi sensus.

(51)

Pada setiap kegiatan yang dilakukan seseorang selalu memerlukan adanya obyek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian, obyek itulah yang disebut populasi.

Suharsimi Arikunto (1998:115), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Sugiyono (1997:7). Memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjdi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini populasi berjumlah 450 (KK) Masyarakat di Ke,Belo Kab, Bima nusa tenggara barat, terdiri dari 2 dusun. Dalam hal ini,sebagai pada gambar tabel berikut:

Tabel 1

Populasi Masyarakat Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

NO Dusun Jenis Kelamin Jumlah

1. Dusun Bewakalea

800 Laki-laki 500 Perempuan 1300 Orang

2. Dusun Oikalate 850 Laki-laki 550 Perempuan 1400 Orang Jumlah 1650 laki-laki 1050 Perempuan 2700 Orang

Sumber Data: Kantor Desa Soki, Kec Belo, Kab Bima Tahun 2014

(52)

2. Sampel

Suharsimi Arikunto (2013:174). jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamika penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Yang dimaksud dengan menggeneralisasi adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Suharsimi Arikunto (2001:23) dalam bukunya prosedur penelitian menjelaskan, berdasarkan penelitian penetapan jika subjek berjumlah atau lebih dari 100 maka di ambil antara 100, maka di ambil keseluruhanya.

Sampel adalah “sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”. Suharsimi Arikunto, (2010:10). Mengatakan bahwa: ”sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”.

(53)

Tabel 2

Keadaan Sampel Penelitian

No. Jumlah sampel Jumlah

• DDusun Bewakalea 135

• DDusun Oikalate 135

Jumlah 270

F. Instrumen Penelitian

Riduwan (2010:50). Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

a. Pedoman Angket

Suharsimi Arikunto (2013:194). Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui

b. Pedoman Observasi

Riduwan, (2010:57). Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada didalam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil.

Gambar

Tabel V : Bagaimana gerakan Muhammadiyah yang anda pahami
Tabel IX         : Apakah Muhammadiyah sudah melaksanakan peranya
TABEL II
TABEL III
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah penjabaran di atas, peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa setiap karakter yang terdapat dalam animasi Binekon merupakan representasi buadaya Nusantara tiap-tiap

Dalam Buku Panduan Penggunaan JBClass, Sistem JBClass merupakan sebuah aplikasi learning management system berbasis website yang di design sebagai media tambahan atau pengayaan

Pada nilai perubahan efisiensi teknis (pech), satu bank mengalami penurunan yaitu memiliki nilai di bawah nilai 1, 7 bank tidak mengalami perubahan yaitu memiliki nilai

Sementara itu, pada lirik-lirik lagu Nike Ardilla pada lirik lagu Tinggallah Ku Sendiri ditemukan 1 data yang bersinonim antara kata dengan kata, 1 data yang bersinonim

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada  bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, secara umum

Berdasarkan penilitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (95%) remaja yang mengalami dismenore pada kelompok eksperimen memiliki tingkat nyeri

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 100% responden mengalami perubahan rentang gerak sendi siku secara fleksi dan penurunan secara ekstensi, setelah

Kemudian menurut pe ndapat Robbins 1996:218 t ingkat k inerja pegawai a kan sangat t ergantung pa da faktor ke mampuan pe gawai itu sendiri seperti tingkat pendidikan,