BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.4 Deskripsi Variabel Penelitian
5.4.4 Variabel Perencanaan Strategik
Variabel perencanaan strategik dalam penelitian ini dideskripsikan melalui 4 (empat) indikator, yaitu kepemimpinan dan komitmen institusi, kualitas evaluasi diri, mutu dan relevansi kegiatan, dan kelayakan implementasi dan keberlanjutan program. Adapun sebaran hasil tanggapan responden PTS di Sulawesi Tenggara.
Tabel 5.12 Deskripsi Jawaban Terhadap Variabel Perencanaan Strategik
Indikator Variabel
Item (Butir)
Frekuensi Jawaban Responden (f) dan Persentase (%) Total Skor Rata- rata SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % f % f % f % F % Kepemimpinan dan Komitmen Institusi (Y1.1) Y1.1.1 21 23.33 34 37.78 24 26.67 10 11.11 1 1.11 334 3.71 Y1.1.2 20 22.22 30 33.33 22 24.44 16 17.78 2 2.22 320 3.56 Y1.1.3 37 41.11 27 30.00 14 15.56 8 8.89 4 4.44 355 3.94
Rata-rata Skor Indikator Kepemimpinan dan Komitmen Institusi 3.74
Kualitas Evaluasi Diri (Y1.2)
Y1.2.1 33 36.67 32 35.56 17 18.89 4 4.44 4 4.44 356 3.96
Y1.2.2 22 24.44 43 47.78 20 22.22 4 4.44 1 1.11 351 3.9
Y1.2.3 18 20.00 29 32.22 31 34.44 11 12.22 1 1.11 322 3.58
Rata-rata Skor Indikator Kualitas Evaluasi Diri 3.81
Mutu dan Relevansi Kegiatan (Y1.3) Y1.3.1 16 17.78 34 37.78 29 32.22 8 8.89 3 3.33 322 3.58 Y1.3.2 17 18.89 25 27.78 32 35.56 11 12.22 5 5.56 308 3.42 Y1.3.3 28 31.11 38 42.22 21 23.33 2 2.22 1 1.11 360 4
Rata-rata Skor Indikator Mutu dan Relevansi Kegiatan 3.67
Kelayakan Implementasi dan Keberlanjutan Program (Y1.4) Y1.4.1 28 31.11 36 40.00 19 21.11 4 4.44 3 3.33 352 3.91 Y1.4.2 25 27.78 40 44.44 17 18.89 7 7.78 1 1.11 351 3.9 Y1.4.3 26 28.89 33 36.67 23 25.56 6 6.67 2 2.22 345 3.83
Rata-rata Skor Indikator Kelayakan Implementasi dan Keberlanjutan
Program 3.88
Rata-rata Skor Variabel Perencanaan Strategik 3.77 Sumber: data diolah,2015
Persepsi PTS di Sulawesi Tenggara yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengenai indikator kepemimpinan dan komitmen organisasi sebagai bagian dari perencanaan strategik dapat diukur melalui 3 (tiga) item pernyataan. Pertama, PTS ketersediaan statuta sebagai komitmen institusi. Kedua PTS memiliki ketersediaan renstra, dan ketiga PTS memiliki perencanaa renstra sebagai komitmen penerapan GuG. Dari ketiga pernyataan di atas, pernyataan PTS memiliki aktivitas yang jelas sesuai dengan renstra memiliki nilai rata-rata (mean) yang paling tinggi yaitu 3,94 dan berada pada kategori baik. Hal ini mengindikasikan bahwa PTS di Sulawesi Tenggara memiliki aktivitas yang koheren dengan renstra yang dengan komitmen untuk melakukan oleh PTS saat ini memiliki tingkat kejelasan sesuai dengan perencanaan strategi yang ada. Selain itu PTS di Sulawesi Tenggara juga mengakui bahwa aktivitas yang dilakukan oleh perguruan tinggi memiliki ketersediaan resntra yang ada yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang sedikit lebih rendah yaitu sebesar 3,56 dan berada pada kategori baik. Secara keseluruhan, persepsi PTS di Sulawesi Tenggara yang menjadi sampel dalam penelitian ini mempersepsikan bahwa kepemimpinan dan komitmen institusi kegiatan yang dilakukan oleh PTS berada pada kategori baik yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata (mean) sebesar 3,74. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dan komitmen institusi yang dilakukan oleh PTS di Sulawesi Tenggara cukup sesuai dengan perencanaan strategik yang ada.
Persepsi PTS di Sulawesi Tenggara yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengenai indikator kualitas dan evaluasi diri sebagai bagian dari perencanaan strategik dapat diukur melalui 3 (tiga) item pernyataan. Pertama, PTS mampu mengidentifikasi kebutuhan terhadap perbaikan sesuai rencana strategik (Renstra)
yang ada. Kedua PTS memiliki data dan informasi tentang kebutuhan renstra, dan ketiga PTS mampu melihat peluang terhadap renstra yang ada. Dari ketiga pernyataan di atas, pernyataan PTS memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dengan renstra yang miliki dengan nilai rata-rata (mean) yang paling tinggi yaitu 3,96 dan berada pada kategori baik. Hal ini mengindikasikan bahwa PTS di Sulawesi Tenggara memiliki aktivitas yang koheren dengan renstra yang ada yang dilakukan oleh PTS saat ini memiliki tingkat kejelasan sesuai dengan perencanaan strategi yang ada. Selain itu PTS di Sulawesi Tenggara juga mengakui bahwa aktivitas yang dilakukan oleh perguruan tinggi memiliki ketersediaan resntra yang ada yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang sedikit lebih rendah yaitu sebesar 3,58 dan berada pada kategori baik. Secara keseluruhan, persepsi PTS di Sulawesi Tenggara yang menjadi sampel dalam penelitian ini mempersepsikan bahwa kualitas evaluasi diri yang dilakukan oleh PTS berada pada kategori cukup baik yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata (mean) sebesar 3,74. Hal ini menunjukkan bahwa mutu dan relevansi kegiatan yang dilakukan oleh PTS di Sulawesi Tenggara cukup sesuai dengan perencanaan strategik yang ada.
Persepsi PTS di Sulawesi Tenggara yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengenai indikator mutu dan relevansi kegiatan sebagai bagian dari perencanaan strategik dapat diukur melalui 3 (tiga) item pernyataan. Pertama, PTS memiliki aktivitas yang jelas sesuai rencana strategik (Renstra) yang ada. Kedua PTS memiliki aktivitas yang efektif sesuai dengan renstra, dan ketiga PTS memiliki aktivitas yang koheren dengan renstra yang ada. Dari ketiga pernyataan di atas, pernyataan PTS memiliki aktivitas yang jelas sesuai dengan renstra memiliki nilai rata-rata (mean) yang paling tinggi yaitu 4.00 dan berada pada kategori
lebih baik. Hal ini mengindikasikan bahwa PTS di Sulawesi Tenggara memiliki aktivitas yang koheren dengan renstra yang ada yang dilakukan oleh PTS saat ini memiliki tingkat kejelasan sesuai dengan perencanaan strategi yang ada. Selain itu PTS di Sulawesi Tenggara juga mengakui bahwa aktivitas yang dilakukan oleh perguruan tinggi memiliki ketersediaan resntra yang ada yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang sedikit lebih rendah yaitu sebesar 3,42 dan berada pada kategori baik. Secara keseluruhan, persepsi PTS di Sulawesi Tenggara yang menjadi sampel dalam penelitian ini mempersepsikan bahwa mutu dan relevansi kegiatan yang dilakukan oleh PTS berada pada kategori baik yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata (mean) sebesar 3,67. Hal ini menunjukkan bahwa mutu dan relevansi kegiatan yang dilakukan oleh PTS di Sulawesi Tenggara cukup sesuai dengan perencanaan strategik yang ada.
Sedangkan untuk mengukur persepsi PTS di Sulawesi Tenggara yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengenai kelayakan implementasi dan keberlanjutan program sebagai bagian dari perencanaan strategik dapat dievaluasi melalui 3 (tiga) item pernyataan. Pertama, PTS memiliki mekanisme yang jelas terhadap pelaksanaan renstra. Kedua, PTS memiliki kebijakan anggaran dalam pelaksanaan renstra. Ketiga, PTS memiliki kebijakan evaluasi berkala terhadap program renstra. Dari ketiga item pernyataan tersebut, item yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi yaitu PTS memiliki mekanisme yang jelas terhadap pelaksanaan renstra sebesar 3,91. Hal ini memberikan makna bahwa PTS yang ada di Sulawesi Tenggara memiliki mekanisme perencanaan yang jelas untuk melaksanakan renstra. Disamping itu, PTS di Sulawesi Tenggara juga mengakui bahwa PTS memiliki kebijakan evaluasi dengan kategori rendah yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 3,83. Hal ini
mengindikasikan bahwa, PTS yang ada di Sulawesi Tenggara belum seluruhnya memiliki kebijakan evaluasi berkala yang baik. Namun secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa PTS yang ada di Sulawesi Tenggara memiliki kelayakan implementasi dan keberlanjutan program sebagai bagian dari perencanaan strategik dalam kategori baik yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata 3,88.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa variabel perencanaan strategik PTS di Sulawesi Tenggara dipersepsikan berada pada kategori baik yang diindikasikan dengan nilai rata-rata (mean) variabel perencanaan strategik sebesar 3,77. Sedangkan kepemimpinan dan komitmen institusi merupakan indikator yang paling dominan dalam membentuk variabel perencanaan strategik dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,88.