• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ikatan amin dari kitosan mengikat partikel hidroksi dari SIK modifikasi resin nano oleh ikatan Hidrogen

METODOLOGI PENELITIAN

4.3 Sampel Penelitian

4.5.4 Variabel tidak terkendali

 Daya alir bahan kedalam mould

 Terperangkapnya udara kedalam mould saat pencetakan spesimen sehingga menimbulkan  porositas 

 Lama penyimpanan kitosan blangkas   Proses pembuatan serbuk kitosan blangkas. 

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional, cara ukur, hasil ukur, dan alat ukur dari masing-masing variabel penelitian dapat dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. DEFINISI OPERASIONAL, CARA, HASIL, DAN ALAT UKUR DARI VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG DARI PENELITIAN

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Alat

Ukur

1. Variabel bebas a. SIK modifikasi

resin nano

Jenis SIK modifikasi resin dengan ukuran partikel kaca nano (Ketac TM N100).

Pengadukan pasta yang keluar dari dispense sebanyak 2 klik selama 20 detik, kemudian pengerasan dilakukan dengan penggunaan light Dua klik pasta SIK modifikasi resin nano SIK modifikasi resin nano (Kontrol). Nominal Variabel Bebas

 SIK modifikasi resin nano

 Modifikasi SIK modifikasi resin nano  dengan kitosan nano dari blangkas  yang  beratnya  divariasikan  yaitu  0,015 % w/w dan 0,45% w/w. 

Variabel Tergantung

Ketahanan terhadap Kekuatan Tekan (Compressive Strength) SIK modifikasi resin nano dan SIK  modifikasi resin nano yang ditambahkan kitosan nano dari blangkas.

Variabel tidak terkendali

 Daya alir bahan kedalam  mould

 Terperangkapnya udara  kedalam mould saat  pencetakan spesimen  sehingga menimbulkan  porositas 

 Lama penyimpanan  kitosan blangkas 

 Proses pembuatan serbuk  kitosan blangkas. 

Variabel terkendali

 Besar ukuran sampel

 Cara pengadukan (satu operator)   Jarak light cure ke permukaan bahan 

restorasi (2 mm) 

 Waktu pengadukan (20 detik)   Cara meletakkan bahan ke mould   Waktu setting (20 detik) 

 Proses pembuatan kitosan nano dari  blangkas  

 Perbandingan berat kitosan dan SIK nano  (0,015% dan 0,45% w/w) 

 Cara pencampuran antara SIK nano dengan  kitosan nano dari blangkas

cured selama 20 detik. b. SIK modifikasi

resin nano + kitosan nano dari blangkas

SIK modifikasi resin nano ditambahkan dengan kitosan nano dari blangkas.

Pengadukan pasta yang keluar dari dispense sebanyak 2

klik dengan penambahan gel kitosan nano sekaligus selama 20 detik, kemudian pengerasan dilakukan dengan penggunaan light cured selama 20 detik.

SIK modifikasi resin nano ditambah kitosan nano dengan variasi berat 0,015% dan 0,45% berat kitosan. SIK modifikasi resin nano + kitosan nano 0,015% berat dapat meningkatkan sifat mekanik, SIK nano + kitosan nano 0,45% berat dapat menurunkan sifat mekanik SIK nano. Nominal 2. Variabel tergantung Compressive Strength SIK modifikasi resin nano dan SIK modifikasi resin nano yang ditambahkan

kitosan nano dari blangkas

Ketahanan terhadap kekuatan tekan dari bahan restorasi Dengan penekanan pada spesimen uji. Dalam satuan MegaPascal (MPa). Numerik Torsee’s universal testing machine

4.7 Alat dan Bahan Penelitian 4. 7.1 Alat

  Syringe  insulin berdiameter 4 mm sebagai mould cetakan spesimen  Pisau / cutter untuk memotong syringe insulin  

 Gelas ukur  ( Pyrex®, USA) 

 Labu ukur ( Pyrex®, USA) 

Jar Test (Aztec) 

 Neraca analitik (Sartorius, Germany) untuk menimbang berat SIK modifikasi resin nano dan  berat gel kitosan nano  

 Neraca elektrik (Chyo Balance, Japan) untuk menimbang serbuk kitosan yang akan dibuat  menjadi kitosan nano dalam bentuk gel 

 Kamera digital 

 Spatula plastik untuk pengadukan pasta SIK modifikasi resin nano 

 Instrumen plastis untuk memadatkan bahan yang dimasukan kedalam mould   Inkubator  (Isotemp®Incubator  Fisher Scientific,USA) 

 Pelat kaca 

 Alat uji tekan (Torsee Universal testing machine, Japan)    Light curing ( Runyes®, China) untuk mengeraskan semen   Ultrasonic Bath (Kerry Fulsatron, Sonic, USA) 

 Kertas saring (Whatman®, USA) 

4. 7.2 Bahan

SIK modifikasi resin nano ( Ketac Nano light curing Glass Ionomer Restorative)

Gambar 11. Ketac N100 light cured

Gambar 12. Serbuk kitosan Blangkas

Asam asetat 1% Amoniak  Aquadest 

4. 8 Prosedur Penelitian

Pembuatan Mould cetakan

Mould dibuat dari syringe insulin yang berukuran  diameter 4 mm (Gambar 13). Syringe  insulin diukur sepanjang 6 mm dengan penggaris besi kemudian tandai. Potong syringe tepat pada  tanda yang dibuat yaitu sepanjang 6 mm. Mould cetakan yang selesai diukur kembali yaitu  diameter 4 mm dan tinggi 6 mm (Gambar 14). 

 

 

Gambar 14. Mould tempat pencetakan spesimen 

Pembuatan gel kitosan nano 

Kitosan nano dibuat dengan melarutkan 1 gram kitosan dalam 50 ml larutan asam lemah  (asam asetat 1%) lalu diaduk dengan jar test (Gambar 15) pada kecepatan 200 rpm sehingga  diperoleh gel selama ± 30 menit. Kemudian larutan kitosan ditetesi dengan amoniak sebanyak 20  tetes sambil diaduk. Campuran larutan kitosan dengan amoniak diaduk kembali dengan jar test  selama ± 30 menit (Gambar 16). Penambahan amoniak dilakukan agar permukaan larutan halus.  Larutan  yang  telah  membentuk  gel  tersebut  dimasukkan ke  dalam  Ultrasonic  bath  untuk  memecahkan partikel kitosan tersebut menjadi nano. Selanjutnya disaring dan residunya dicuci  dengan aquadest untuk menghilangkan bau amoniak. Hasil residu yang berbentuk gel kitosan  nano inilah yang akan ditambahkan ke dalam SIK nano untuk melihat pengaruhnya dalam persen  berat yang berbeda ( Gambar 17). 

Gambar 16. Penambahan amoniak dan pengadukan Campuran kitosan

Gambar 17. Gel kitosan nano dari blangkas yang siap dipakai.

Pembuatan Spesimen

Spesimen dibuat dengan mengaduk pasta SIK modifikasi resin nano sebagai kontrol,  campuran SIK modifikasi resin nano dengan kitosan nano dari blangkas 0,015% berat kitosan  sebagai uji I, dan campuran SIK modifikasi resin nano dengan kitosan nano dari blangkas 0,45%  berat kitosan sebagai uji II. Pengukuran berat pasta SIK modifikasi resin nano dan kitosan nano dari  blangkas menggunakan neraca analitik empat digit (Gambar 18). 

Spesimen kontrol dibuat dengan mengaduk pasta SIK modifikasi resin nano sebanyak 2 klik  (0,44 gram) dengan mengunakan spatula plastik selama ±20 detik hingga membentuk campuran  homogen, kemudian pasta dimasukkan kedalam mould. Untuk spesimen uji dibuat dengan  mengaduk pasta SIK modifikasi resin nano ditambahkan kitosan nano sebanyak 0,015% berat  (0,0001 gram gel kitosan nano/ 3 klik pasta SIK modifikasi resin nano) untuk spesimen uji I dan SIK  modifikasi resin nano ditambahkan kitosan nano sebanyak 0,45% berat (0,0002 gram gel kitosan  nano/ 2 klik pasta SIK modifikasi resin nano) untuk spesimen uji II (Gambar 19). 

Gambar 19. Proses pengadukan SIK modifikasi resin nano

Pengadukan spesimen ini mengunakan spatula plastik dilakukan selama ±20 detik hingga  membentuk campuran homogen, kemudian pasta dimasukkan kedalam mould.  Bagian alas dan  atas dari mould cetakan ditahan dengan pelat kaca (Gambar 20), kemudian sinari dengan light 

cure selama 20 detik pada bagian atas dan bawah spesimen (Gambar 21). 

Gambar 21. Penyinaran spesimen dengan alat light cure

Setelah SIK modifikasi resin nano mengeras maka lepaskan pelat kaca dan spesimen  dikeluarkan dari mould, kemudian spesimen disimpan dalam air dan disesuaikan suhu dengan  kondisi suhu rongga mulut yaitu 37,5o selama 20 jam dengan menyimpannya dalam inkubator  (Gambar 22). Setelah itu, spesimen dikeluarkan dari inkubator dan dikeringkan, maka spesimen SIK  modifikasi resin  nano dapat diuji kekuatan tekannya ( Gambar 23) .

Gambar 22. Inkubator

Gambar 23. spesimen yang akan diuji

Spesimen diuji dengan menggunakan Torsee’s Universal Testing Machine (Gambar 24).  Spesimen diberi tekanan 200 kilogramforce (kgf) dengan kecepatan 1,0 mm/menit hingga pecah  (Gambar 25). Besar beban dicatat dari alat uji ( Torsee’s Universal Testing Machine, Japan) dalam  satuan  kilogramforce  (kgf)  dan dikonversikan kedalam satuan  newton  (N).  Kemudian  hasil  pengujian kekuatan dihitung dan dicatat dalam satuan MPa. 

Gambar 24. Universal Testing Machine

( a ) sebelum penekanan ( b ) sesudah penekanan Gambar 25. Spesimen sebelum dan sesudah pengujian

4. 9 Analisa Statistik

Untuk melihat adanya perbedaan compressive strength secara keseluruhan pada sampel  uji, data dianalisis secara statistik dengan mengunakan uji ANOVA satu arah dengan tingkat  kemaknaan (α = 0,05). Kemudian data dianalisa kembali dengan Tukey’s Test (Post hoc Tukey’s  HSD) untuk melihat adanya perbedaan compressive strength antar masing‐masing kelompok.15

Adapun rumus yang dipakai untuk menghitung Compressive Strength (CS) dari penelitian  ini adalah:7 

 

dimana:   CS = ketahanan kekuatan tekan (MPa)     P   = beban yang diberikan (N) = kgf  x 9,807 

 = konstanta (3,14) 

BAB 5

Dokumen terkait