• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan tujuan, sasaran dan program lingkungan yang sesuai dengan kebijakan merupakan beberapa hal yang menjadi prasyarat ISO 14001 yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Dalam hal ini agar tujuan, sasaran, dan program yang dibuat oleh PT. XYZ sesuai dengan kebijakan, PT. XYZ berupaya dengan melakukan penerapan Produksi Bersih (Cleaner Production). Produksi Bersih dianggap merupakan strategi alternatif utuk menggabungkan tujuan bisnis dan kepentingan lingkunga. Hal ini dikarenakan, dengan menerapkan produksi bersih, PT. XYZ tidak saja melakukan upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga melakukan efisiensi SDA dengan diterapkannya prinsip-prinsip 6R yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Retrieve Energy.

Bedasarkan data yang dapat diperoleh melalui wawancara dan juga dokumen perusahaan, Recycle dan Saving Energy merupakan dua hal yang memungkinkan untuk diteliti lebih lanjut. Kedua hal tersebut merupakan kegiatan penghematan yang dapat memberikan dampak yang positif bagi perusahaan baik dari segi ekonomi dan juga lingkungan.

8.1 Manfaat Ekonomi Penerapan Recycle terhadap Konsumsi Air Fasum

Air bersih yang dikonsumsi PT. XYZ berasal dari PDAM yang dikelola oleh PT. PAM JAYA, Jakarta. PT. XYZ merupakan kalangan industri besar yang termasuk dalam kategori IVB. Harga air yang diberlakukan PT. PAM JAYA untuk kategori IV B adalah sebesar Rp 12.550/m3. Air yang dikonsumsi oleh perusahaan dialirkan ke area pabrik (plant) dan fasilitas umum (fasum).

Air yang dikonsumsi di area fasum tidak secara penuh berasal dari air PDAM karena air fasum diolah kembali melalui proses recycle sehingga bisa menjadi air bersih. Recycle hanya dilakukan di area fasum saja, sedangkan air yang masuk dalam area pabrik setelah digunakan untuk produksi kemudian dialirkan ke WWT untuk diproses dan langsung dibuang ke lingkungan tanpa melebihi baku mutu limbah cair industri yang telah ditetapkan. Berikut Tabel yang menjabarkan banyaknya konsumsi air di area pabrik dan fasum serta banyaknya air fasum yang didaur ulang.

Tabel 10 Jumlah air yang dikonsumsi dan air recycle PT. XYZ tahun 2010-2013

Tahun Banyaknya Air Fasum

PDAM (m3)

Banyaknya Air Fasum Recycle (m3) 2010 16.377 10.572 2011 12.937 32.811 2012 77.791 34.601 2013 22.513 31.035 Rata-rata 32.405 27.255

Sumber: Data sekunder (diolah), 2013

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa konsumsi air PDAM di area fasum rata-rata mencapai 32.405 m3 tiap tahunnya sedangkan rata-rata banyaknya air recycle yang digunakan mencapai 27.255 m3 per tahun. Di area fasum, air bersih yang digunakan diprioritaskan untuk kebersihan lingkungan, kesehatan karyawan, dan untuk perawatan keindahan lingkungan. Banyaknya air fasum recycle yang dapat diolah memiliki data meteran yang berbeda-beda tiap bulannya tergantung kemampuan air tersebut untuk bisa mencapai standar air bersih. Perbedaan dari tiap jumlah air fasum yang direcycle disebabkan karena cuaca yang tidak menentu dan lokasi perusahaan yang berada di kawasan yang rawan banjir sehingga air yang mengalir ke perusahaan menjadi terkontaminasi akibat banjir dan mengurangi jumlah air yang dapat direcycle. Perbandingan antara total konsumsi air dan banyaknya air recycle merupakan nilai efisiensi air yang bisa didapatkan oleh perusahaan.

Biaya yang diperlukan untuk mengolah air daur ulang (recycle) hingga menjadi air bersih yaitu sebesar Rp 10.000/m3. Harga air bersih dari pengolahan tersebut lebih murah jika dibandingkan dengan harga air bersih dari PDAM sebesar Rp 12.550/m3. Selisih antara harga air PDAM dengan harga air olahan menjadi suatu penghematan yang berdampak positif secara ekonomi dan lingkungan bagi PT. XYZ yang dapat mengurangi biaya konsumsi air bersih. Tabel 11 berikut menunjukkan estimasi seberapa besar nilai ekonomi dari penghematan air melalui recycle.

Tabel 11 Estimasi perbandingan antara biaya konsumsi air tanpa recycle dan dengan recycle

Tahun Biaya Air Recycle (Rp)

Biaya Konsumsi Air Fasum

(Rp) Penghematan Biaya Air Fasum (Rp) Persentase penghe-matan biaya(%) Tanpa Recycle Dengan

Recycle 2010 105.720.000 338.209.950 311.251.350 26.958.600 7,97 2011 328.110.000 574.138.655 490.470.605 83.668.050 14,57 2012 346.010.000 1.410,519.600 1.322.287.050 88.232.550 6,26 2013 310.350.000 672.027.400 592.888.150 79.139.250 11,78 Rerata 272.547.500 748.723.901 679.224.289 69.499.613 10,14

Tabel 11 menunjukkan bahwa penghematan biaya konsumsi air fasum dari tahun 2010 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan atau penurunan setiap tahunnya. Jika seluruh air bersih yang dikonsumsi di area fasum berasal dari PDAM tanpa adanya recycle maka estimasi biaya rata-rata yang harus dikeluarkan oleh PT. XYZ tiap tahunnya untuk konsumsi air fasum adalah sebesar Rp 748.723.901,-. Sementara apabila air yang dikonsumsi di area fasum sebagian berasal dari proses recycle, biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. XYZ untuk konsumsi air fasum rata-rata sebesar Rp 679.224.289,-. Penerapan recycle yang telah dilakukan PT. XYZ terhadap air fasum dari tahun 2010 sampai dengan 2013 ternyata menimbulkan adanya penghematan biaya dengan rataan sebesar Rp 69.499.613,- per tahun. Efisiensi biaya yang dapat diperoleh PT. XYZ dengan melakukan recycle yaitu sebesar 10,14% lebih murah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk konsumsi air fasum tanpa melakukan recycle. Besarnya biaya konsumsi air fasum dan penghematannya juga digambarkan melalui Gambar 21 berikut.

Gambar 21 Grafik estimasi biaya konsumsi air fasum PT. XYZ dan penghematannya

8.2 Manfaat Ekonomi Program Saving Energy

Adanya program lingkungan merupakan salah satu dari beberapa syarat ISO 14001 yang harus dipenuhi oleh perusahaan. PT. XYZ telah merancang banyak program yang menyangkut lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja. Program-program tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan target, batas waktu pelaksanaan program dan upayanya dalam rangka melindungi lingkungan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.

Saving Energy adalah salah satu program lingkungan yang dirancang PT. XYZ dan sudah berjalan sejak tahun 2012. Program ini berlaku untuk jam kerja shift dua dan dibuat dengan target mengurangi pemakaian energi listrik sebesar 1000 kwH per harinya. Pencapaian target tersebut diusahakan dengan cara memadamkan lampu dan juga Air Conditioner (AC) pada saat jam istirahat yaitu pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00 sehingga tidak ada biaya yang harus

-200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,400,000,000 1,600,000,000 2010 2011 2012 2013 Tanpa recycle 338,209,95 574,138,65 1,410,519, 672,027,40 Dengan Recycle 311,251,35 490,470,60 1,322,287, 592,888,15 Penghematan biaya 26,958,600 83,668,050 88,232,550 79,139,250 B iaya (R p)

dikeluarkan oleh PT. XYZ untuk program ini. Berikut Tabel yang menjabarkan pemakaian energi per hari di PT. XYZ tahun 2012 dan 2013.

Tabel 12 Pemakaian energi listrik tahun 2012 dan 2013 di PT. XYZ sebelum dan setelah program Saving Energy.

Pemakaian Energi Listrik per hari (kwH/hari)

Tahun

2012 2013

Sebelum Program 116.740 116.740 Setelah Program 110.730 110.070 Penghematan listrik (kwH/hari) 6.010 6.670 Target Penurunan (kwH) 1.000 3.000

Keuntungan (Rp/hari) 3.096.500 4.985.825

Keberhasilan Program Tercapai Tercapai

Sumber: Data sekunder (diolah), 2013

Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa program Saving Energy yang dijalankan oleh PT. XYZ berhasil mencapai target penurunannya dan melebihi jumlah yang ditetapkan. Selain itu program ini juga memberikan dampak yang positif secara ekonomi berupa penghematan biaya listrik. Estimasi keuntungan penghematan listrik yang diperoleh PT. XYZ dengan menerapkan program Saving Energy adalah sebesar Rp 3.096.500/hari pada tahun 2012 sedangkan pada tahun 2013, keuntungan tersebut meningkat menjadi Rp 4.985.825/hari.

Program ini dinilai efektif karena pemadaman lampu dan AC saat jam istirahat masih dilakukan sampai sekarang. Jumlah penurunan daya listrik dipengaruhi oleh lamanya pemakaian listrik yang tidak menentu. Demi meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan pemakaian sumber daya sebaik mungkin, masih perlu dilakukan sosialisasi kepada karyawan mengenai pentingnya program Saving Energy ini. Dengan demikian, melalui program Saving Energy, PT. XYZ tidak hanya memberikan pengaruh yang baik terhadap perbaikan lingkungan tetapi juga mendapatkan dampak yang positif dari segi ekonomi perusahaan.