• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Profil LAZISMU Kota Malang

2. Visi & Misi LAZISMU Kota Malang

Secara umum tujuan didirikannya Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Muhammadiyah adalah untuk menanggulangi kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan indek pembangunan manusia yang sangat rendah dengan cara memanfaatkan dana zakat, infaq, dan sedekah masyarakat muslim melalui pengelolaan yang profesional dengan manajemen modern sehingga dana zakat, infaq, dan sedekah masyarakat dapat menjadi bagian dari penyelesai masalah (problem solver) sosial masyarakat yang terus berkembang. Hal ini tentu saja dapat dilakukan dengan cara menjadikan lembaga lembaga amil zakat ini sebagai sebagai lembaga yang terpercaya dalam pengolaan zakat, infaq, dan sedekah sehingga para muzaki (wajib zakat) dapat memberi kepercayaan yang penuh kepada LAZISMU Kota Malang untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan dana zakat mereka.

Oleh karena itu, dalam arah geraknya, LAZISMU Kota Malang mengikuti visi LAZISMU Pusat yaitu berkembangnya fungsi pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah Muhammadiyah yang professional, transparan, akuntabel sesuai dengan prinsip-prinsip islam dan kemanusiaan dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat. Untuk mewujudkan hal itu, maka LAZISMU Kota Malang memiliki 3 misi, yaitu:

 Optimalisasi kualitas pengelolaan ZIS yang amanah, professional, dan transparan.

 Optimalisasi pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif, dan produktif.

 Optimalisasi pelayanan donatur

Untuk mewujudkan pengelolaan ZIS yang amanah maka LAZISMU Kota Malang memulai hal ini dari sejak tahap perekrutan amil dimana LAZISMU. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Khusnul bahwa untuk mewujudkan pengelolaan dana ZIS yang amanah maka LAZISMU Kota Malang memastikan hal itu sejak tahap perekrutan amil yang akan menjadi bagian internal dari LAZISMU Kota Malang. Dalam tahap perekrutan amil, LAZISMU Kota Malang merekrut anggotanya berdasarkan referensi dari orang yang terdekat sehingga dapat diketahui kredibilitas dan kejujurannya. Para calon amil ini dahulu dikumpulkan dalam satu event yaitu pengkaderan muballigh pada tahun 2015. Para kader Muhammadiyah memberikan rekomendasi kepada panitia untuk mengikuti pengkaderan muballigh dan sebagian dari mereka akan ditunjuk menjadi amil di LAZISMU Kota Malang. Mereka yang dipilih menjadi amil LAZISMU Kota Malang adalah orang-orang yang memiliki kredibilitas dan kejujuran dalam kesehariannya serta ia memiliki potensi kemampuan untuk mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah. Standar potensi yang ditetapkan oleh LAZISMU agar bisa menjadi amil adalah:

a) Adanya kesungguhan untuk bergabung dan mengelola dana sosial keummatan (zakat, infaq, dan sedekah).

b) Adanya kemauan dalam mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah masyarakat bersama LAZISMU Kota Malang. Artinya ia harus memiliki keikhlasan dalam bekerja sebab mereka sudah mengetahui bahwa mereka akan mengelola dana umat yang bersifat sosial, sehingga butuh keikhlasan, meskipun memang para amil juga berhak mendapatkan bagian dari dana umat tersebut, namun tentu saja, nilainya tidak menentu tergantung dari dana yang berhasil dihimpun.

c) Adanya kemampuan dalam mengelola keuangan sehingga LAZISMU Kota Malang menetapkan minimal mereka bisa mengoperasikan microsoft exel dan microsoft word, juga kemampuan bekerja bersama tim.

d) Memiliki kedisiplinan dalam bekerja. Hal ini dapat diketahui dengan cara bertanya kepada teman dekatnya yang mengetahui keadaannya. Sehingga memang dalam penentuan amil ini, LAZISMU Kota Malang menggunakan memanisme referensi teman dekat dari pengurus Muhammadiyah itu sendiri.

Mereka yang memiliki kriteria tersebut kemudian diberikan pelatihan khusus dalam masalah manajemen, marketring, dan pengelolaan keuangan (ilmu akuntansi pelaporan keuangan) secara khusus. Pelatihan ini dilakukan agar pengelolaan menciptakan pengelolaan dana zakat, infaq, dan sedekah

yang profesional dan tersistematis dengan manajemen dan pelaporan keuangan yang baik dan benar. Selain itu, dengan pelatihan ini harapannya para amil tadi apabila mereka keluar dari LAZISMU, mereka tetap bisa berkarya atau bekerja di tempat lain dengan modal ilmu yang mereka dapatkan di dalam pelatihan tersebut serta dengan pengalaman mereka selama bekerja di LAZISMU Kota Malang.

Manajemen yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada LAZISMU Kota Malang untuk mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah mereka, sedangkan pelaporan keuangan yang baik dan benar akan memberikan transparasi dalam pelaporan keuangan dana zakat, infaq, dan sedekah yang ada di LAZISMU Kota Malang terhadap para muzakki. Pelaporan keuangan dana zakat, infaq, dan sedekah yang dikelola LAZISMU Kota Malang disampaikan dalam majalah bulanan Matahati, dimana majalah tersebut dibagikan kepada seluruh Muzakki dan kepada masyarakat umum setiap bulannya. Hal itu dari sisi amilnya, sedangkan dari sisi profesionalitas maka profesionalitas itu ditunjukan oleh LAZISMU Kota Malang dalam hal pengelolaan keuangan dan pendistribusian dana zakat, infaq, dan sedekah. Dalam masalah pengelolaan keuangan, maka LAZISMU Kota Malang telah memberikan pelatihan secara kepada seluruh amilnya agar dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terutama akuntansi zakat. Hal ini dilakukan agar pengelolaan keuangan di LAZISMU Kota Malang mendapatkan kepecarcayaan dari seluruh lapisan masyarakat.

“Profesional ya, dalam hal ini pertama-tama kita lakukan dalam hal perekrutan, kita kita merekrut yang mau dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam bidang sosial, lalu kita berikan pelatihan marketing, dan kemudian kita juga berikan pelatihan pengelolaan keuangan, dalam hal ini akuntansi, jadi ketika mengambil ini, mereka tahu bagaimana mengelola keuangan, pos-posnya bagaimana, sehingga ketikapun mereka tidak ada di LAZISMU, mereka punya bekal sedikit tentang dasar-dasar keuangan, jadi mereka tahu apa sih yang namanya neraca, apa sih yang namanya laporan posisi perubahan keu... modal. Itu diawal-awal, kita sudah adakan training semacam itu, jadi semua peserta itu, kita adakan pelatihan rutin satu minggu sekali awal-awal itu tentang akuntansi, terutama ya menyangkut ke LAZISMU-an. Sehingga mereka tahu pengelolaannya, mereka tahu pos-posnya, yang pada akhirnya harapan kita lahirnya pengelolaan yang profesional.” 72

Berdasarkan keterangan diatas maka dapat dipahami bahwa untuk mewujudkan profesionalitas dalam pengelolaan keuangan, LAZISMU Kota Malang telah melakukan berbagai upaya yang terstruktur yakni menyelenggarakan pelatihan tentang tatacara pengelolaan keuangan dan pelaporan akuntansi zakat serta pelatihan marketing zakat, infaq, dan sedekah kepada seluruh amilnya, sampai dipastikan seluruh amilnya memahami dengan baik tata kelola keuangan dan pelaporan akuntasi zakat, infaq, dan sedekah serta memahami strategi marketing yang baik.

Sedangkan dalam masalah pengumpulan dan pendistibusian dana zakat, infaq, dan sedekah, maka LAZISMU Kota Malang mengumpulkan dari pihak manapun dan mendistribusikan dana-dana tersebut kepada siapa saja yang berhak menerimanya dalam pandangan syariat islam tanpa memandang latar belakang organisasi calon penerima dana zakat, infaq, dan sedekah. Hal

itu dilakukan agar masyarakat tahu bahwa dalam mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah, LAZISMU Kota Malang menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas sebagai lembaga sosial masyarakat yang membantu masyarakat tanpa memandang latar belakang ormganisasi, latar belakang organisasi dan warga kulit.

Dalam hal aturan lembaga, LAZISMU Kota Malang memang tunduk pada ketentuan syariat islam yang secara khusus ditarjih oleh lembaga tarjih Muhammadiyah, sebab lembaga ini berada dibawah paying Muhammadiyah dan merupakan salah satu Amal Usaha Muhammadiyah sehingga LAZISMU Kota Malang berada dibawah pengawasan Muhammadiyah dalam hal ini Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Malang. Meskipun demikian, dalam hal penghimpunan dan pentashorufan (pendistribusian) maka LAZISMU Kota Malang bekerja secara profiseional tanpa ada sekat-sekat organisasi. Hal ini dilakukan karena berdiri dengan spirit QS. Al-Ma‟un dimana filosifinya adalah memberikan bantuan sambil mengedukasi agar masyarakat berubah dari mental mustahiq menjadi mental muzaki. Untuk mewujudkan hal itu, LAZISMU Kota Malang terus berupaya memperbaiki kinerjanya agar dapat memberikan mengoptimalkan pendayagunaan zakat, infaq, sedekah.

Upaya mengoptimalkan pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif dan produktif terus dilakukan oleh LAZISMU Kota Malang dari waktu ke waktu seperti pengembangan website dan inovasi dalam dalam manajemen keuangan. Hal ini dilakukan agar setiap donatur dan calon penerima dana ZIS mudah mengakses informasi seputar LAZISMU dan program-programnya

sehingga seluruh masyarakat dapat mendapatkan pelayanan yang baik dari LAZISMU Kota Malang. Harapannya hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada LAZISMU Kota Malang sehingga mereka mau memberi kepercayaan kepada LAZISMU untuk mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah mereka. Oleh karena itu, LAZISMU Kota Malang selalu berupaya meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat terutama para donatur dengan mewujudkan nilai-nilai transparansi dalam pengelolaan keuangan. Hal itu terlihat dari penerbitan laporan keuangan LAZISMU Kota Malang secara rutin pada majalah Matahati.

Sebagai LAZIS yang berdiri dibawah payung salah satu organisasi masyarakat yang besar (Muhammadiyah), LAZISMU Kota Malang tentu memiliki peluang yang besar dalam membesarkan lembaganya. Tetapi kehadiran LAZISMU Kota Malang yang lebih akhir dibandingkan dengan LAZIS yang lainnya yang ada di Kota Malang, tentu menjadi tantangan dan hambatan yang besar bagi perkembangan LAZISMU Kota Malang. Peluang dan tantangan itu dapat diringkas dalam tabel berikut ini:

Faktor-faktor Analisa SWOT Lazismu Kota Malang

SWOT Strengths (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

Kekuatan (S) / Kelemahan

(W)

1. Sudah mendapatkan SK LAZNAS dari Kemenag 2. Berinduk dalam Struktural

Muhammadiyah 3. Mempunyai Mobil Layanan

Sosial 4. Instruksi dari PP

Muhammadiyah ttg Lazismu

5. SDM yang memadahi

1. Banyak kegiatan yang belum terpublikasi.

2. Alat Publikasi masih kurang maksimal

3. Tidak mempunyai Kantor yang Representatif

4. Belum ada pemahaman warga Muhammadiyah (Majelis, Lembaga, AUM) tentang fungsi Lazismu sebagai satu-satunya

penghimpun dana ZISKA 5.

Opportunities (Peluang) Threats (Ancaman)

Peluang (O) / Ancaman (T)

1. UU PAJAK (bahwa ZIS dapat mengurangi PAJAK 2. UU No.23 Tahun 2007 3. PP. No.14 Tahun 2016

4. Muhammadiyah telah banyak mempunyai AUM 5. Warga Kota Malang belum

banyak tahu tentang keberadaan Lazismu

1. LAZNAS yang telah eksis dahulu 2. Kemudahan yg diberikan UPZ

Baznas kepada Masjid-masjid.

3. Belum ada Pelaporan secara Periodik yang akuntabel. 4. SDM yang kurang perhatian

terhadap Performance sebagai Amil Profesional 5. Rasio biaya operasional masih

tinggi

Dokumen terkait