• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wacana Kesehatan Saat Pandemi Covid-19 pada Media Online, Studi Analisis Wacana

Kritis pada Detik.Com

Nisa Adzkiya Pendahuluan

Akhir tahun 2019 lalu, Kota Wuhan di Tiongkok dilaporkan terdeteksi penyakit baru bernama Covid-19 (Coronavirus

Disease-19) yang disebabkan oleh virus jenis baru yang disebut

SAS-CoV-2 atau virus Corona. Dalam beberapa bulan, wabah ini semakin meluas ke beberapa negara hingga organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global. Indonesia juga menjadi imbas pandemi global ini. Seperti yang dilansir oleh Detiknews (2020) yang menyebutkan, pertama kalinya Indonesia mengkonfirmasi kasus Covid-19 pada 2 Maret 2020 lalu, diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo, bahwa terdapat dua orang pasien positif Covid-19.

Tentunya isu kesehatan ini tidak luput dari pemberitaan media

online seperti Detik.com yang ikut serta memberitakan keadaan

Indonesia dalam menghadapi pandemi ini khususnya situasi para elit pemerintah dalam menyikapi pandemi global yang telah masuk Indonesia. Pada 30 hari pertama sejak diumumkan Covid-19 telah memasuki Indonesia, Detikcom telah memproduksi berita terkait Covid-19 sebanyak 19.542 pemberitaan. Namun, penulis mengkerucutkan pada pemberitaan terkait bagaimana orang yang berwenang dalam menangani isu kesehatan, Terawan Agus Putranto selaku Menteri Kesehatan Indonesia Maju mewacanakan kesehatan ketika pandemi global Covid-19 melalui konferensi pers yang sempat beberapa kali digelar.

Detik.com merupakan situs berita yang menjadi pelopor media online yang sudah berdiri sejak tahun 1998 oleh mantan wartawan Budiono Darsono, dkk. Budiono Darsono mencetuskan ide untuk membuat media online yang selalu up to date dengan slogan “Kenapa tunggu besok kalau detik ini juga anda sudah tahu informasi?” (Marixon, 2015). Namun, pada Agustus 2011, media ini diakuisisi total oleh PT Trans Corporation yang merupakan anak perusahaan CT Corp (Chairul Tanjung Corpora). Sehingga susunan direksinya diisi oleh pihak Trans Corporation di ranah media online (Suryawaty, 2017: 30).

Untuk menganalisa pemberitaan yang ada di Detikcom tersebut, perlu adanya sikap kritis dalam mengkonsumsi suatu informasi. Maka dari itu, penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Teun A. van Dijk dalam menganalisis sebuah informasi. Van Dijk dalam Sobur (2001: 11) menjelaskan analisis wacana tidak hanya pada analisis teks semata melainkan, teks merupakan hasil dari suatu praktik produksi yang perlu diamati. Bagaimana proses dibalik produksi suatu teks, sehingga dapat mengetahui kenapa teks tersebut ada. Pada analisis ini, van Dijk mencoba menyadarkan pembaca untuk mengkritisi berita (teks) yang didapat, karena sebuah berita yang disusun oleh wartawan memiliki nilai dan sudut pandang yang dianut oleh wartawan tersebut yang mempengaruhi bagaimana berita tersebut mengkonstruksikan realitas.

Analisis Wacana Kritis

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan analisis wacana kritis untuk memberikan kita pencerahan bahwa, media massa tidak sepenuhnya netral. Media menjadi subjek yang ikut serta dalam mengkonstruksi realitas, pandangan, bias, serta pemiliknya (Eriyanto, 2001: 36). Sehingga kognisi sosial yang ada pada wartawan bukanlah hadir begitu saja melainkan melalui proses panjang pembelajaran dari konteks besar di mana seorang wartawan berada di dalamnya. Jika konteks besar tersebut

terus berkembang di masyarakat dan menjadi wacana dominan, maka akan dapat terlihat bagaimana ideologi yang diangkat dan direproduksi kembali oleh wartawan pada sebuah berita. van Dijk menggambarkan wacana dalam tiga dimensi yaitu teks, kognisi sosial dan konteks sosial.

- Teks: Dalam dimensi teks ini, melihat bagaimana struktur teks dan wacana seperti apa yang digunakan agar dapat menegaskan suatu tema tertentu (Musyafa’ah, 2017: 205). - Kognisi Sosial: Kognisi sosial merupakan kesadaran mental

dari pembuat teks untuk membentuk teks dalam hal ini seperti wartawan. Asumsi bahwa teks tidak memiliki makna, namun makna itu disematkan oleh pengguna bahasa. Karena tiap teks dihasilkan melalui kesadaran dan pengetahuan-pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. Proses ini menjadi terdapat informasi yang digunakan untuk menulis suatu bentuk wacana tertentu, seperti bagaimana peristiwa dimaknai, ditafsirkan hingga disimpulkan oleh wartawan (Eriyanto, 2001: 260-263).

- Konteks Sosial: Konteks sosial merupakan wacana yang berkembang di masyarakat luas. Poin pentingnya ialah bagaimana wacana dimaknai bersama. Seperti Eriyanto (2001: 273-274) bahwa kekuasaan sosial diproduksi melalui praktik diskursus serta legitimasi. Kekuasaan sosial dalam hal ini berdasarkan pada kepemilikan yang bernilai seperti uang, pengetahuan, dan status. Melalui kekuasaan, terbentuklah tindakan persuasif secara tidak langsung dapat memengaruhi kondisi mental dari wartawan.

Bagi van Dijk dalam Eriyanto (2001: 226), walaupun analisis wacana kritis memiliki beberapa elemen. Tetapi elemen tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan antara satu dan lainnya. Sehingga makna global dari suatu teks ditunjang oleh kerangka teks itu sendiri. Maka dari itu, menimbulkan perbedaan antara analisis wacana kritis dengan yang ‘non-kritis’

seperti yang dijelaskan oleh Lukman, dkk (2006: 12) bahwa ciri yang dapat membedakan ialah analisis wacana biasanya hanya mendeskripsikan struktur dari suatu wacana. Sedangkan analisis wacana kritis justru lebih jauh, untuk mengetahui mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu. Pada akhirnya akan melihat adanya hubungan sosial antar pihak-pihak kekuasaan, dominasi dan sebagainya yang ada dalam wacana tersebut.

Pembahasan

Media online memiliki fungsi untuk memberikan informasi dan edukasi ke masyarakat luas. Namun, media online akan selalu berada pada sistem kapitalisme. Seperti yang dicetuskan oleh Prawitasari dan Pitana (2017: 646) Media online sangat bergantung pada traffic pembaca, semakin banyak orang mengakses dan membaca maka akan semakin tinggi popularitas dan nilai sebuah media yang akan ditawarkan kepada pihak pengiklan. Hal ini selaras ketika Menkes Terawan juga mengadakan konferensi pers di RSPI (Rumah Sakit Penyakit Infeksi) Sulianti Saroso pada siang harinya setelah memastikan keadaan pasien positif Covid-19. Menurut laman pencarian yang ada di Detik.com, pada hari yang sama, setidaknya ada 11 pemberitaan yang melansir konferensi pers Menkes Terawan yang membahas pasien positif. Secara umum, isi beritanya singkat dan copy paste tetapi, diberi judul dan ditambah sekitar satu hingga tiga kalimat yang berbeda dengan berita yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa wartawan sebagai penulis berita juga berkejaran dengan deadline dalam update berita agar meraih traffic pembaca yang lebih banyak. Namun, penulis kembali mensortir pemberitaan tersebut menjadi lima berita.

Berita tentang Covid-19 ini dapat dilihat pada tag ada pada bagian akhir berita seperti tag Virus Corona, Covid19, Menkes Terawan, WNI Positif Corona di Indonesia dan sebagainya. Menurut Prawitasari dan Pitana (2017: 646) Tag dapat dipahami dalam dua sudut pandang yaitu penulis atau pembaca. Sudut pandang penulis ialah sudut pandang berita yang layak dimuat

berdasarkan nilai berita. Sedangkan sudut pandang pembaca ialah imajinasi penulis tentang minat pembaca akan jenis berita tertentu. Tag biasanya berupa kata berbentuk metadata yang saling berhubungan dengan mesin pencarian.

- Teks

Pertanggal 1 April lalu, 30 hari setelah pengumuman dua orang pasien positif Covid-19. (Idhom, 2020) jumlah pasien sudah mencapai 1677 pasien di 32 provinsi, jumlah kematian 157 dan kesembuhan 103, dengan Case Fatality Rate (CFR) 9,36% ini, satu tingkat lebih rendah dari Italia yang pada saat itu, memiliki jumlah kasus yang tertinggi di dunia dengan CFR 11,39%. Angka CFR di Indonesia yang tinggi dalam waktu yang singkat menunjukkan bahwa bagaimana pemerintah Indonesia menangani pandemi global. Menkes Terawan menggambarkan bahwa penyakit Covid-19 tidak berbahaya dan bukan suatu ancaman terlihat pada detail berita pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Judul dan Detail Isi Berita

Judul Berita Detail Isi Berita

Menkes Sebut Rumah WNI Positif Corona di Depok Dihuni 4 Orang. (2 Maret 2020).

“Tapi kami minta untuk ke sini, sudah di-tracking ke sini. Kami cek semuanya kondisinya, lah kondisinya nggak apa-apa ya ngapa-apain kami tahan, nggak sakit,” ujarnya.

“Ya kita lihat kondisi badannya kalau se-hat kemudian negatif ya dipulangkan. Seluruh dunia ya gitu, nggak ada apa-apa berarti kan negatif nggak ada,” ucapnya. WNI Positif Corona

Diiso-lasi di Gedung Terpisah di RSPI. (2 Maret 2020).

“Penanganannya sesuai dengan simula-si, meskipun yang disimulasikan lebih gawat, kalau ini kan nggak. Corona ini kan nggak seganas H5N1, flu burung dan sebagainya. Ini kan dengan mortal-ity yang lebih rendah,” ujarnya.

Judul Berita Detail Isi Berita

Menkes Terawan: Pasien Virus Corona Perawatann-ya Seperti Orang Kena Flu. (2 Maret 2020).

“Perawatan seperti orang kena flu, vi-tamin diberikan, makanan disehatkan, bukan antibiotik karena ini kan bukan karena bakteri, ini kan kena virus. Imu-nitasnya dinaikkan sudah pasti sembuh sendiri. Namanya self limited disease,” kata Terawan saat konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (3/2/2020).

70 Tenaga Medis di Depok Dirumahkan Terkait Co-rona, Ini Kata Menkes. (2 Maret 2020).

“Menteri Kesehatan yang akan membuat hal supaya tidak semua paranoid yang membuat keresahan, kita harus logis saja,” ujarnya. (Menkes Terawan)

“Dikhawatirkan oleh pihak RS, karena 70 ini yang berinteraksi mengobati men-dampingi si pasien sementara dirumah-kan agar tidak terjangkit ke yang lain. Tenaga medis yang berinteraksi, dikha-watirkan, karena mereka berinteraksi. Itu dihitung semua, mereka semua dirumah-kan,” kata Idris. (Wali Kota Depok) Menkes: Pasien Dirawat di

Wisma Atlet Hanya yang Sakit Ringan. (22 Maret 2020).

“Kalau tidak, penularannya makin di ma-na-mana, jadi episentrum baru. Jadi lebih baik rumah sakit yang akan mendorong ke sini sehingga sudah terseleksi mana yang bisa dirawat di sini,” lanjut dia. “Tadi saya menemui tenaga-tenaga vol-unter untuk melihat apakah mereka itu takut ndak sih merawat. Ternyata tidak ada yang takut. Karena mereka tahu bah-wa ini adalah pandemi. Di saat pandemi itu, hampir semua punya potensi terpapar. Hanya menjadi sakit atau sakit ringan, sakit sedang, atau sakit yang berat,” ujar Terawan.

Pernyataan Menkes Terawan pada awal pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia mengganggap sepele dan tidak serius ditambah dengan CFR yang rendah secara global membuatnya optimis dalam menghadapi pandemi. Bahkan Menkes Terawan sempat bertentangan dengan Wali Kota Depok yang merumahkan 70 tenaga kesehatan yang berinteraksi dengan pasien sebagai upaya pencegahan, karena bisa saja terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala maupun masa inkubasi virus yang cukup lama sekitar 14 hari. Namun, pernyataannya ada perubahan pada konferensi pers akhir Maret, di mana sudah terjadi lonjakan jumlah kasus pasien positif sudah 514 dan jumlah kematian 48 orang dan kesembuhan 29 orang (Idhom, 2020). Melalui pernyataan Terawan tersebut ia sudah mulai serius dalam menangani isu yang seharusnya sudah ditangani sebelum pandemi ini masuk ke Indonesia.

- Kognisi Sosial

Dalam hal ini, kognisi sosial ialah bagaimana sebuah teks berita dibuat melalui sudut pandang dan ideologi wartawan dalam menyampaikan informasi. Ketika wartawan menulis berita, berisikan kalimat maupun paragraf yang bersifat afirmatif berupa peneguhan dari pernyataan Menkes Terawan pada konferensi pers, dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Judul Berita, Kalimat Afirmatif, Pernyataan Menkes Judul Berita Kalimat Afirmatif Pernyataan Menkes Terawan

Menkes Sebut Ru-mah WNI Positif Corona di Depok Dihuni 4 Orang. (2 Maret 2020).

Dua anggota keluar-ga lain, jelas Terawan, juga sudah dilakukan pemeriksaan gejala. Namun, tidak ada ge-jala atau tanda mereka mengidap Corona se-hingga diperbolehkan pulang.

“Tapi kami minta untuk ke sini, sudah di-tracking ke sini. Kami cek semuan-ya kondisinsemuan-ya, lah kondisinya nggak apa-apa ya ngapa-apain kami tahan, nggak sakit,” ujarnya.

Judul Berita Kalimat Afirmatif Pernyataan Menkes Terawan

WNI Positif Co-rona Diisolasi di Gedung Terpisah di RSPI. (2 Maret 2020).

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putran-to mengatakan kedua WNI yang positif ter-kena virus Corona dirawat di ruang ter-pisah di RSPI Sulianti Suroso. Dua WNI saat ini tengah berada di ruang gedung isolasi

“Dia ada di ruang isola-si, terpisah sendiri ge-dungnya, di ruang iso-lasi RSPI, yang sudah memang memenuhi standar, wong ini ru-mah sakit rujukan na-sional untuk penyakit infeksi,” kata Terawan saat konferensi pers di RSPI Sulianti Suroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (2/3/2020). Menkes Terawan:

Pasien Virus Co-rona Perawatann-ya Seperti Orang Kena Flu. (2 Maret 2020).

Lebih lanjut, Terawan menyebut sistem per-awatan di RSPI Sulian-ti Saroso sudah sangat baik. Dia mengatakan perawatan di RSPI sesuai dengan stan-dar ketentuan World Health Organization (WHO).

“Ya di sini sudah ter-akreditasi WHO, di sini sudah sangat lengkap ruang iso-lasinya sudah sangat baik, posisinya sudah sangat sesuai dengan standar dan kita laku-kan semuanya dengan cara-cara SOP yang sudah disepakati,” ucapnya.

70 Tenaga Medis di Depok Diru-mahkan Terkait Corona, Ini Kata Menkes. (2 Maret 2020).

Terawan mengatakan pihaknya akan men-gambil sikap agar tidak terjadi ketakutan yang berlebihan. Jadi, tidak timbul keresahan da-lam masyarakat.

“Menteri Kesehatan yang akan membuat hal supaya tidak semua paranoid yang mem-buat keresahan, kita harus logis saja,” ujarn-ya.