• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

V.I. 3. Waktu Pelayanan

Efisiensi merupakan salah satu dimensi yang perlu dideteksi dalam

pengukuran pelayanan publik, karena efisiensi itu berkaitan dengan ketepatan waktu, dan penggunaan biaya.

Ketepatan waktu dan kecepatan waktu dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi layanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pegawai Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai dalam Proses peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah tertuang dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 tahun 2010, yakni :

Berdasarkan hasil wawancara penulis kepada Pegawai Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai dan dengan masyarakat yang menjadi pemohon untuk proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah waktu yang mereka butuhkan tepat waktu hanya saja ada beberapa yang tidak tepat waktu dikarenakan kurangnya kelengkapan persyaratan pelayanan administrasi serta banyaknya pemohon yang melakukan Peralihan Hak Atas Tanah, dan biasanya akan selesai lebih kurang dalam waktu 2 (dua) minggu sejak diterimanya berkas oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa waktu dalam pengurusan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas tanah sebenarnya sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku, hanya saja waktu pengurusan masyarakat sering bertambah, karena dokumen persyaratan pelayanan administrasi tidak lengkap.

V.1.4. Biaya

Bahwa pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan secara wajar dan

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2010, tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional. Biaya dapat ditentukan berdasarkan Zona Nilai Tanah (ZNT).

Zona Nilai Tanah (ZNT) dimaknai sebagai zona geografis yang terdiri atas sekelompok objek pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi rata-rata yang dibatasi oleh batas penguasaan/pemilikan objek pajak dalam wilayah administratif Desa/Kelurahan atau disebut juga letak titik koordinat bidang tanah yang dibuat per Kelurahan/Desa. Untuk penentuan biaya dapat dilihat sebagai berikut :

Rumus :

1.000

Contohnya : Luas Tanah : 300-M2 ZNT : Rp.1.000.000.- Perhitungannya : 300-M2 X (Rp.1.000.000.-) 1.000 = 1.000 Rp.300.000.000.- = Rp.300.000.-

Berdasarkan hasil wawancara biaya yang ditetapkan untuk proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah ini berdasarkan berapa Luas Tanah dan berapa Nilai Zona Nilai Tanah (ZNT), karena luas tanah berbeda-beda dan nilai Zona Nilai Tanah ini juga berbeda-beda, berdasarkan dimana letak Desa/Kelurahan tanah tersebut.

Diamping itu selain tarif untuk Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah tersebut diatas yang dikenakan sebesar Rp.300.000.- itu ada biaya-biaya lainnya seperti biaya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB tahun terakhir), serta biaya PPAT, dan itu semua harus dilunasi pemohon, karena merupakan persyaratan pelayanan administrasi pertanahan.

V.1.5. Hambatan

Didalam setiap lembaga pelayanan publik selalu mendapat hambatan-hambatan yang dapat mengganggu proses pelayanan publik itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara kepada Pegawai Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai hambatan yang sering ditemukan dalam Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah yaitu kurangnya informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat tentang pertanahan dan masyarakat yang belum mengerti akan pentingnya pendaftaran hak tanah, serta kurang

lengkapnya persyaratan pelayanan administrasi yang dibutuhkan untuk Proses Perallihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi pelayanan tersebut, disamping itu juga banyaknya dokumen pemohon proses Peralihan Hak Atas tanah yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut masyarakat yang mengurus Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah adalah mereka kurang memahami pentingnya sebuah dokumen yang digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk Proses Peralihan Hak Atas Tanah mereka.

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian ini penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan memberikan saran sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian ini.

VI.1. Kesimpulan

1. Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah dengan akta PPAT dapat dikenakan bagi tanah yang sudah memiliki sertipikat hak ataupun yang belum memiliki sertipikat hak, dengan terselenggaranya pembuatan Akta Jual Beli oleh PPAT dan kemudian dilanjutkan dengan pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah tersebut

2. Sertipikat Hak Milik atas tanah adalah tanda bukti kepemilikan hak sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) huruf C Undang-Undang Pokok Agraria untuk Hak Atas Tanah. Dan dari hasil penelitian yang menggunakan indikator-indikator pelayanan yang menurut saya sudah terlaksana dengan baik karena menggunakan sistem kerja sesuai dengan Peraturan yang berlaku pada Kantor Badan Pertanahan Nasional.

3. Pelayanan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah dapat dilihat dari indikator-indikator berikut :

a. Dari persyaratan : persyaratan merupakan syarat (dokumen) yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik pelayanan teknis maupun pelayanan administrasi, pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai persyaratan itu sudah jelas, hanya saja ada sebagian yang

belum memahaminya.

b. Prosedur : prosedur merupakan suatu urutan tugas yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan. Prosedur juga memuat semua

persyaratan-persyaratan untuk mencapai tujuan. Pada Kantor Pertanahan Nasional Kota Binjai Prosedurnya sudah maksimal.

c. Waktu : waktu dalam pengurusan Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah sudah sesuai, waktu dalam pengurusan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas tanah sebenarnya sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku, hanya saja waktu pengurusan masyarakat sering bertambah, karena dokumen persyaratan pelayanan administrasi tidak lengkap dikarenakan kurangnya informasi yang diberikan.

d. Biaya : biaya pengurusan Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai berbeda-beda, sesuai dengan Luas Tanah masing-masing dan Berdasarkan Zona Nilai Tanah per Desa/Kelurahannya, dan biaya penambahan seperti biaya PPAT, serta biaya wajib seperti pembayaran PBB, BPHTB dan PPh yang harus dilunasi oleh pemohon.

e. Hambatan : hambatan yang sering ditemukan dalam Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah yaitu kurangnya informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat yang belum mengerti pentingnya pendaftaran hak atas tanah. Belum lengkapnya persyaratan pelayanan administrasi yang dibutuhkan untuk Proses Perallihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah. Banyaknya dokumen pemohon proses Peralihan Hak Atas tanah yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, serta masyarakat yang kurang memahami pentingnya sebuah dokumen yang digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk Proses Peralihan Hak Atas Tanah mereka.

VI.2. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Kepada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai, mohon kiranya memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada masyarakat yang belum mengerti dan

belum paham tentang pertanahan, dan agar pelayanan berikutnya tentang sertipikat dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat.

2. Kepada masyarakat agar sering bertanya kepada pihak Badan Pertanahan Nasional tentang pentingnya pendaftaran hak atas tanah dan apa saja yang menjadi persyaratan pelayanan administrasi yang harus dilengkapi dalam pengurusan setiap program yang ada di Badan Pertanahan Nasional.

BAB II

Dokumen terkait