METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 6 minggu mulai bulan Januari sampai dengan Februari 2011.
Hari Waktu Materi
Senin, 03 Januari
2011 15.00 – 16.00
Tes awal servis panjang Tes Koordinasi Mata-Tangan Selasa
Kamis Sabtu
15.00 – 16.10
Pembelajaran massed practice (K1) Pembelajaran distributed practice (K2)
Senin, 14 Februari 2010
15.00 – 16.00
Tes akhir servis panjang
B. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985 : 74) bahwa, “Metode eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti.”
commit to user
33
Memperhatikan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa dalam penelitian eksperimen adalah penelitian dengan memberikan perlakukan terhadap orang untuk mencari gambaran tentang hubungan sebab akibat. 2. Desain Penelitian.
Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen dengan teknik desain factorial 2 x 2.
Tabel 1. Kerangka Desain Penelitian Variabel Atribut (b) Variabel Manipulatif (a) Koordinasi Mata-Tangan Tinggi (b1) Koordinasi Mata-Tangan Rendah (b2) Metode Pembelajaran Massed Practice (a1) a1b1 a1b2
Metode Pembelajaran Distributed Practice
(a2) a2b1 a2b2
Keterangan:
a1b1 : Kelompok siswa dengan metode pembelajaran massed practice yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.
a1b2 : Kelompok siswa dengan metode pembelajaran distributed practice yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.
a2b1 : Kelompok siswa dengan metode pembelajaran distributed practice yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.
a2b2 : Kelompok siswa dengan metode pembelajaran distributed practice yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.
commit to user
34
Untuk mendapatkan keyakinan bahwa skor keterampilam servis panjang merupakan hasil perlakuan dapat digeneralisasikan ke populasi yang ada, maka dilakukan pengontrolan terhadap kemungkinan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu validitas internal dan eksternal. Merujuk pada pendapat Thomas, Nelson dalam Moh. Nazir (1985:311), validitas internal dan validitas eksternal yang dikontrol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Validitas internal
Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variable-variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel-variable-variabel yang dikontrol meliputi :
a. Pengaruh sejarah
Selama mengikuti program metode pembelajaran sampel tidak diperbolehkan mengikuti aktivitas permainan bulutangkis diluar jadwal eksperimen. Hal ini dilakukan dengan tidak memberikan materi pada saat kegiatan intra kurikuler, dan siswa ditekankan untuk tidak melakukan aktivitas bulutangkis pada waktu senggang.
b. Pengaruh Pertumbuhan, perkembangan dan kematangan
Untuk menghindari adanya pengaruh proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan motorik, perlakuan diberikan dalam waktu tidak terlalu lama yaitu selama 16 kali pertemuan.
c. Testing
Hasil dari sebuah percobaan berurutan dengan pengambilan dari tes yang sama.
commit to user
35
d. Pengaruh instrumen
Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji tingkat keajegannya. Tes yang valid dan reliabel yang digunakan sebagai instrumen.
e. Pengaruh pemilihan subyek
Dikontrol dengan penempatan subyek yang memiliki kemampuan awal yang sama secara berimbang terhadap kelompok eksperimen.
f. Pengaruh kehilangan peserta eksperimen
Dikontrol terus menerus memotivasi dan memonitor kehadiran sampel melalui daftar hadir yang ketat sejak awal sampai akhir eksperimen.
g. Pengaruh perlakuan
Dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama kepada kelompok eksperimen.
h. Penurunan Statistik
Suatu kenyataan bahwa group yang terpilih berdasarkan skor yang tinggi sebenarnya tidak mempunyai tinggi skor yang sama dalam percobaan selanjutnya.
i. Dugaan / Harapan
Dikontrol dengan cara mengantisipasi pelaku percobaan terhadap penampilan partisipan-partisipan tertentu yang mungkin akan lebih bagus.
commit to user
36
2. Validitas Eksternal
Pengontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Campbell dan Stanley (1963) dalam Moh. Nazir (1985:314) mengidentifikasi 4 perlakuan dalam validitas eksternal yaitu :
a. Pengaktifan kembali atau efek balik dari percobaan.
Pre tes mungkin akan membuat partisipan lebih waspada atau sensitive dengan percobaan yang akan datang sehingga perlakuan tidak efektif tanpa tes awal.
b. Interaksi terhadap prasangka dan perlakuan percobaan.
Ketika group dipilih berdasarkan beberapa karakteristik percobaan mungkin hanya berlaku pada group yang mempunyai karakteristik tersebut.
c. Efek balik dari penyusunan percobaan.
Perlakuan yang efektif dalam situasi yang bebas dan dalam setting yang leluasa seperti kenyataannya.
d. Gangguan percobaan yang berlipat.
Ketika para partisipan menerima lebih dari satu percobaan efek dari percobaan yang lebih dulu mungkin mempengaruhi percobaan selanjutnya.
commit to user
37
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Menurut Siswandari (2008 : 5) bahwa, "Populasi adalah himpunan simple atau anggota yang akan diamati." Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas 5 SDN 03 Bejen, dan siswa putra kelas 5 SDN 04 Bejen Karanganyar yang berjumlah 60 siswa.
2. Sampel
Pengertian sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti Dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas 5 SDN 03 Bejen, dan siswa putra kelas 5 SDN 04 Bejen Karanganyar.
Besar sampel yang digunakan adalah 40 siswa, yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Menurut Sudjana teknik purposive sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Ketentuan-ketentuan-ketentuan tersebut adalah:
a. Jenis kelamin laki-laki b. Sehat jasmani dan rohani
c. Bersedia menjadi sampel penelitian
d. Memiliki gerak dasar yang baik, berdasarkan hasil observasi dan informasi.
Dari sejumlah siswa yang telah mempunyai ketentuan tersebut, kemudian dilakukan tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan menggunakan Miller Wall Voley Test, tujuannya untuk mengetahui siswa yang memiliki koordinasi
mata-commit to user
38
tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya dirangking, dari hasil rangking tersebut dibagi atas dua kelompok yaitu tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa putra yang terdiri dari 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi, dan 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-mata-tangan rendah. Selanjutnya 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah masing–masing dibagi menjadi dua kelompok dengan cara ordinal pairing, sehingga kedua kelompok mempunyai keterampilan yang setara atau seimbang. 10 siswa mendapatkan metode pembelajaran massed practice dan 10 siswa sebagai kelompok yang mendapatkan metode pembelajaran distributed practice.