• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar pertanyaan wawancara yang dilakukan terhadap pakar dan petani kelapa sawit.

Responden pakar.

1. Apa yang dimaksud dengan ganoderma ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan penyakit busuk pangkal batang (BPB) ?

3. Strategi apa yang harus dilakukan dalam mengendalikan penyakit ganoderma ?

4. Seperti apa gejala khas serangan penyakit ganoderma ? Responden petani.

1. Sudah berapa lama Bapak mengelolah perkebunan kelapa sawit ? 2. Penyakit apa saja yang dapat menyerang tanaman kelapa sawit ? 3. Apakah Bapak mengetahui cara pengendalian penyakit ganoderma ?

Lampiran 2 Hasil wawancara

Hasil wawancara

Wawancara yang dilakukan terhadap Prof Meity Suradji Sinaga selaku pakar dari proteksi tanaman yang ahli dibidang penyakit. Hasil wawancara mengenai penyakit ganoderma yang menyerang tanaman kelapa sawit sebagai berikut:

Ganoderma adalah jamur patogenik tular tanah (soil borne) yang banyak ditemukan di hutan-hutan dan menyerang berbagai jenis tanaman hutan. Jamur ini dapat bertahan didalam dalam jangka waktu yang lama. Serangan jamur ganoderma pada kelapa sawit menjadi dominan karena terjadi ketidakseimbangan agroekosistem di perkebunan kelapa sawit dan tidak adanya jamur kompetitor dalam tanah akibat menurunnya unsur hara organik dalam tanah dan aplikasi herbisisda yang tidak bijaksana.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit busuk pangkal batang (BPB) antara lain bahan tanaman, jenis tanah, status hara, teknik penanaman, dan tanaman yang ditanam sebelum pembukaan lahan baru. Penyakit menyebar ke tanaman sehat bila akar tanaman bersinggungan dengan tunggul-tunggul pohon yang sakit. Laju infeksi ganoderma akan semakin cepat ketika populasi sumber penyakit (inokulum) semakin banyak diareal perkebunan kelapa sawit. Hal ini akan mengancam kelangsungan hidup tanaman kelapa sawit muda yang baru saja ditanam.

Berdasarkan dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan strategi pengendalian penyakit (BPB) yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan pengendalian terpadu yang merupakan kombinasi dari:

1. Pengendalian hayati yaitu perlakuan bibit dengan jamur antagonis (trichoderma spp dan Gliocladium spp) dan mikorisa, untuk meningkatkan pertahanan tanaman terhadap serangan penyakit BPB

22

pada pembibitan kelapa sawit, ke dalam polibeg ditambahkan 15-30 gram mikoriza arbuskular vasikular (MVA). Pada saat bibit dipindahkan ke lapangan, ke dalam lubang tanam ditambahkan jamur trichoderma spp sebanyak 50-75 gram.

2. Pemanfaatan tanaman yang toleran terhadap serangan ganoderma. Ada indikasi bahwa bahan tanaman (varietas dura) menunjukkan gejala yang lebih lambat daripada bahan tanaman (varetas ternera) yang banyak ditanam di Sumatra.

3. Pembuatan parit isolasi untuk tanaman terinfeksi.

4. Pemusnahan inokulum dengan cara membongkar tanah dan memusnahkan tunggul-tunggul serta akar-akar tanaman terinfeksi kemudian dibakar.

Gejala khas serangan ganoderma sebelum terbentuk tubuh buah adalah adanya pembusukan pada pangkal batang. Apabila pangkal batang sakit dibelah melintang, terlihat jaringan yang membusuk dan terdapat jalur- jalur tidak terarur berwarna cokelat tua. Di tepi daerah yang terinfeksi terdapat terdapat zone tidak teratur berwarna kuning dan berbau seperti minyak sawit yang mengalami fermentasi merupakan akibat dari mekanisme perlawanan tanaman terhadap infeksi ganoderma.

Wawancara yang dilakukan terhadap Bapak Akbar yang telah menekuni perkebunan kelapa sawit selama 25 tahun mulai dari pembibitan sampai pada pemanenan. Hasil wawancara mengenai masalah penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit sebagai berikut:

Penyakit bercak daun yang umumnya menyerang bibit tanaman kelapa sawit yang masih muda dan pemicunya adalah kelembaban udara yang terlalu tinggi dan kurang bersihnya lapangan pembibitan dari gulma. Karena itu bersihkan lahan pembibitan dan disekitarnya secara rutin, serta jangan menyiram bibit pada daunnya tetapi langsung ke permukaan tanah dalam polibagnya. Kurangi volume penyiraman untuk sementara waktu. Lakukan penjarangan bilah bibit terlalu rapat ukurannya yang paling baik yaitu 90x90 cm. Kurangi pelindung diatas bibit agar cahaya matahari dapat masuk sehingga bisa membantu mengurangi pertumbuhan jamur. potong dan bakar daun bibit yang terserang pada penyakit. Lakukan penyemprotan fungisida tiap 14 hari.

Penyakit karat daun biasanya menyerang tanaman yang sudah mulai berproduksi sampai tanaman yang sudah tua. Gejala penyakit berupa pembentukan karat berwarna kemerahan pada pelepah daun bagian bawah menjadi kering lalu mati. Pengendaliannya melakukan pemangkasan pelepah bawah secara teratur dan melakukan penyemprotan dengan fungisida tiap satu minggu.

Penyakit tajuk daun menyerang pada helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil lalu sobek. Penyakit ini merupakan turunan dari tanaman induk. Dilakukan seleksi terhadap tanaman induk, sehingga tanaman yang terinfeksi penyakit tersebut tidak boleh dijadikan indukan lagi.

Penyakit busuk kuncup dimana jaringan pada kuncup membusuk dan berwarna kecoklatan. Pengendaliannya memotong setiap bagian kuncup yang terserang.

Penyakit ganoderma menyerang tanaman kelapa sawit baik usia muda maupun usia tua yang dapat mengakibatkan kematian pada tanaman hingga 80 %. Drainase yang kurang bagus yang mengakibatkan air tergenang, banjir, pemberian pupuk yang tidak lengkap dan seimbang, kekurangan unsur hara serta gulma sangat berpengaruh pada peningkatan penyakit tersebut. Sanitasi lahan sangat penting dalam proses replanting/penanaman kembali guna mencegah penularan infeksi penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh ganoderma yang berasal dari jaringan pohon kelapa sawit tua yang sudah terinfeksi. Pemotongan jaringan kelapa sawit yang terinfeksi dengan menggunakan pahat dimulai dari atas sampai bawah lalu di keluarkan dari dalam kebun lalu dibakar. Penyemprotan fungisida jangan dibatasi hanya pada tanaman kelapa sawit yang terinfeksi ganoderma saja tapi juga pada tanaman sehat yang menyimpan potensi untuk terinfeksi penyakit ganoderma. Pembuatan parit disekitar pohon kelapa sawit yang terinfeksi agar jamur tidak menyebar ke tanaman yang lain. Membongkar tanaman yang terserang dan dibakar lalu melakukan pembumbunan kembali.

Dokumen terkait