• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawancara dan Tanggapan

ASPEK HUKUM PERALIHAN HAK MILIK OBJEK SEWA BELI ATAS BENDA BERGERAK

E. Wawancara dan Tanggapan

1. Bagaimana bentuk perjanjian beli sewa antara penjual sewa dengan pembeli sewa ?

Jawab :

Perjanjian beli sewa antara penjual sewa dengan pembeli sewa sebelumnya telah dipersiapkan oleh pelaku usaha dalam bentuk formulir, dan seorang pembeli sewa dapat langsung menandatangani perjanjian tersebut yang artinya bahwa pembeli sewa itu menerima isi perjanjian tersebut. Isi dari perjanjian itu akan mengikat pembeli sewa untuk tidak berbuat sesuatu atau dapat berbuat sesuatu yang dipervolehkan oleh penjual sewa serta bentuk sanksi dari pembeli sewa atas kesalahan dari pembeli sewa.

Tanggapan :

Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa perjanjian yang dimuat antara penjual sewa dengan pembeli sewa adalah bentuk perjanjian baku artinya bahwa pembeli sewa tidak ikut serta dalam pembuatan perjanjian tersebut.

Menurut KUH. Perdata Pasal1320 jo. 1338 KUH. Perdata yang menyatakan bahwa syarat sahnya suatu perjanjian yaitu :

1. Adanya kata sepakat

2. Kecakapan untuk melakukan perikatan 3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Berdasarkan dari ketentuan pasal tersebut maka isi dari perjanjian tersebut tidak sesuai dengan asas kebebasan berkontrak, dimana kedudukan penjual

79

sewa lebih kuat dibanding dengan pembeli sewa artinya tiak adanya keseimbangan dari kedua belah pihak.

Jika dilihat dari segi penjual sewa maka penjual sewa akan memperoleh efisiensi dalam penggunaan biaya, tenaga dan waktu sehingga dalam kegiatannya penjual sewa bersifat praktis dan ekonomis. Dan dari pihak pembeli sewa terdapat dua pilihan yaitu menerima isi perjanjian dan dapat pula tidak menerima perjanjian.

2. Bagaimana sistem penjualan dalam perjanjian beli sewa ? Jawab :

Sistem penjualan pada beli sewa adalah penjual menjual barangnya secara angsuran, artinya setelah barang diserahkan oleh penjual kepada pembeli, harga baru dibayar kemudian secara angsuran, tetapi selama angsuran teakhir belum dibayar lunas oleh pembeli sewa, maka status pemilik baru sebagai penyewa saja. Pembeli sewa baru menjadi pemilik jika angsuran terakhir sudah dibayar lunas.

Tanggapan :

Penyerahan barang dalam perjanjian beli sewa menunjukan adanya penyerahan atas barang yang menjadi objek dalam perjanjian beli sewa dan ini juga sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1457 KUH. Perdata yang menyebutkan bahwa jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain akan membayarkan harga yang telah diperjanjikan.

Dalam beli sewa barang yang dijual sewa langsung dikuasai oleh pembeli, tetapi penguasaan disini bukan berstatus sebagai pemilik melainkan sebagai

80

penyewa saja. Pembeli dalam beli sewa tidak menguasai barang secara mutlak sebelum angsuran terakhir dibayar lunas. Pembeli belum dapat memindahtangankan barang yang diperjanjikan tersebut. Pembeli sewa hanya berwenang menguasai dalam arti mengambil manfaat dari barang yang diperjanjikan.

3. Bagaimana tanggung jawab para pihak terhadap resiko yang terjadi dalam perjanjian beli sewa ?

Jawab :

Jika terjadi resiko dalam perjanjian beli sewa yang disebabkan karena wanprestasi salah satu pihak, maka pihak yang tidak memenuhi kewajibannya dapat dituntut untuk memberikan ganti rugi. Jika resiko tersebut terjadi karena di luar kemampuan manusia (force majeur) maka resiko atas peristiwa tersebut tidak dapat dibebankan kepada salah satu pihak dan perjanjian beli sewa gugur demi hukum.

Tanggapan :

Sesuai dengan ketentuan Pasal 1553 KUH. Perdata bahwa jika selama waktu sewa, barang yang disewakan sama sekali musnah karena suatu kejadian yang tidak disangka, maka perjanjian sewa gugur demi hukum.

Masing-masing pihak tidak lagi dapat menuntut sesuatu dari pihak lawannya.

Hal ini berarti bahwa kerugian akibat musnahnya barang yang dibeli sewakan dipikul sepenuhnya oleh pihak penjual sewa. Hal ini memang suatu peraturan resiko yang sepatutnya, karena pada prinsipnya bahwa setiap pemilik barang wajib menanggung segala resiko atas barang miliknya.

81

4. Bagaimana akibat hukumnya jika salah satu pihak wanprestasi dalam perjanjian beli sewa ?

Jawab :

Jika salah satu pihak wanprestasi, maka pihak yang melakukan wanprestasi dapat dituntut untuk :

a. Membayar kerugian b. Pembatalan perjanjian c. Peralihan resiko

d. Membayar biaya perkara Tanggapan :

Dengan tidak dipenuhinya kewajiban sebagaimana ditentukan dalam perjanjian yang disepapakati maka pihak tersebut telah melakukan wanprestasi, sehingga akibat hukum dari wanprestasi dapat diberlakukan dimana dengan adanya sanksi berupa :

a. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkat dinamakan ganti rugi, Pasal 1243 KUH. Perdata, menyatakan :

“Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berhutang setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya atau juka sesuatu yang harus diberikan atau dibuat dalam tenggang waktunya telah dilampaukannya”.

b. Pembatalan perjanjian, Pasal 1266 KUH. Perdata menyatakan bahwa

“syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan-persetujuan

82

yang timbul dicantumkan dalam persetujuan-persetujuan yang timbal balik manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya”.

c. Peralihan resiko Pasal 1237 KUH. Perdata menyatakan bahwa “Jika si berhutang lalai akan menyerahkannya, maka semenjak saat kelalaiannya, kebendaan adalah atas tanggungannya”.

d. Membayar biaya apabila perkaranya diajukan ke Pengadilan, pasal 181 (1) HIR yang menyatakan bahwa : “Barang siapa dikalahkan dengan putusan hakim, akan dihukum pula membayar ongkos perkara itu semuanya atau sebagian boleh diperhitungkan antara suami-isteri, keluarga sedarah dalam keturunan yang lurus, saudara laki-laki dan saudara perempuan atau keluarga semenda yang sama pancarannya, begitupun jikalau kedua belah pihak masing-masing dikalahkan dalam beberapa hal”.

5. Bagaimana berakhirnya perjanjian beli sewa ? Jawab :

Berakhirnya perjanjian beli sewa dapat disebabkan karena : a. Pembayaran angsuran terakhir sudah dibayar lunas

b. Meninggalnya pihak kedua dan tidak ada ahli warisnya yang meneruskannya.

c. Pihak kedua jatuh pailit dan sejak saat itu barang ditarik kembali, kemudian dijual. Setelah dijual, lalu harga penjualan ditambahkan dengan angsuran yang sudah dibayar oleh pihak kedua dan setelah dijumlahkan ternyata melebihi harga pembelian barang maka selebihnya akan dikembalikan kepada pihak kedua.

83

d. Karena putusan pengadilan Tanggapan :

Pada umumnya yang terjadi dalam hal berakhirnya perjanjian beli sewa adalah setelah angsuran terakhir dibayar lunas oleh pihak kedua. Ini dapat diterima karena dalam pelaksanaan perjanjian beli sewa (huurkop), disamping telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif seperti yang disebut dalam Pasal 1320 KUH. Perdata juga dilandasi itikad baik (to gueder trouw) di samping persyaratan-persyaratan lain yang ditetapkan oleh para pihak.

84

BAB V