• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian ini melihat antara faktor adanya peluang dari kegiatan industri dapat berkembang tetapi potensi kelemahan membuat para pengusaha untuk melakukan investasi di Kota Tangerang ataupun sebaliknya bila kelemahan tidak dapat dikendalikan maka investasi akan diambil oleh pihak investor. Dalam kaitan tersebut dalam pengembangannya yaitu :

1. Proses perizinan yang mudah dan berada dekat dengan pusat pemerintahan Negara memberikan kesempatan bagi investor melirik kegiatan industri di Kota Tangerang sehingga dapat berkembang.

2. Keterbatasan lahan memberikan dampak bagi perkembangan industri sehingga investasi ini dapat dilakukan dengan pihak asing ataupun pemerintah sehingga dapat dilakukan di luar daerah Kota Tangerang dalam mengembangkan industri yang berpotensial.

3. Sebagai pengatur jalannya perekonomian, pemerintah daerah tetap mengawasi, mengatur dan mengambil segala kebijakan yang berkaitan dengan industri sehingga investasi yang ditanamkan tidak ditarik kembali agar rasa kepercayaan pihak asing tidak berubah kepada industri di dalam daerah.

Kajian yang mempertemukan faktor kelemahan dari perkembangan industri dengan faktor hambatan/ancaman dari luar daerah. Hal ini akan memperlihatkan bagaimana kontrol dari pemerintah sehingga tidak berdampak buruk bagi kerusakan di dalam daerah. Dalam pengembangannya yaitu :

1. Pembenahan kepada industri-industri yang kurang berkembang menjadi prioritas utama bagi pemerintah daerah sehingga mereka dapat lebih berkembang lagi. 2. Pembinaan juga dilakukan kepada industri yang lebih maju

agar mereka dapat mengembangkan kegiatan di luar daerah sehingga menjadi pendapatan bagi daerah dan perusahaan tersebut.

3. Pelatihan-pelatihan kepada SDM dapat dilakukan untuk menambah nilai manfaat dan kemampuan dari tenaga kerja sehingga mereka pun dapat lebih memajukan daerahnya dengan keahliannya.

4. Pengendali perizinan pendirian industri yang dilakukan oleh pemerintah daerah sehingga tidak dapat merusak kegiatan ekonomi di masyarakat. Dan justru diharapkan sebaliknya industri yang berdiri menjadi lahan pembukaan lapangan pekerjaan.

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan variabel yang terlibat adalah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan produksi barang dan jasa dalam suatu Negara atau daerah. Indikator pengukuran pertumbuhan ekonomi yaitu dengan melihat perkembangan nilai dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

2. Pertumbuhan sektor ekonomi

Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan jasa dari setiap sektor ekonomi yang dihitung dengan angka PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 (ADHK) yang dinyatakan dalam jutaan rupiah. PDRB (ADHK) merupakan nilai produksi barang dan jasa akhir dalam suatu kurun waktu tertentu orang-orang dan perusahaan. Dinamakan bruto karena memasukkan komponen penyusutan. Disebut domestik karena menyangkut batas wilayah. Disebut konstan karena harga yang digunakan mengacu pada tahun tertentu (tahun dasar = 2000). 3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (BPS), bila dipandang dari sudut produksi, PDRB merupakan jumlah nilai produksi neto barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam satu region atau wilayah selama jangka waktu tertentu yaitu satu tahun.

Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) kelompok lapangan usaha (sektor). Dalam penyajian ini PDRB dihitung berdasarkan harga tetap (harga konstan), yaitu pada harga-harga barang yang berlaku di tahun dasar yang dipilih, yakni tahun dasar 2005. Perhitungan berdasarkan harga konstan ini dilakukan karena sudah dibersihkan dari unsur inflasi.

4. Pengembangan Sektor Ekonomi Potensial

Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2010:4), Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud dengan pengembangan sektor potensial dalam penelitian ini adalah upaya untuk mengubah/menaikkan keadaan yang ada (mengganti keseimbangan yang telah ada) pada sub sektor industri pengolahan non migas potensial (unggul, mampu, dan strategis) guna meningkatkan PDRB sektor industri pengolahan Kota Tangerang.

5. Tenaga kerja

Menurut Badan Pusat Statistika Indonesia (BPS), tenaga kerja adalah Penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja, yang memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan dikategorikan

bekerja. Dalam kaitann penelitian ini tenaga kerja digunakan dalam pengukuran sub sektor yang potensial untuk dikembangkan oleh daerah. 6. Komponen Share (Nj)

Komponen Share adalah banyaknya pertambahan lapangan kerja daerah seandainya proporsi perubahannya sama dengan laju pertambahan provinsi selama jangka waktu tertentu.

7. Komponen Net Shift (P+D)j

Komponen Net Shift (P+D)j adalah penyimpangan (deviation) dari komponen Share (Nj) dalam pertumbuhan lapangan kerja daerah. 8. Komponen Proportional Shift (Pj)

Komponen Proportional Shift adalah komponen yang digunakan untuk mengukur besarnya Shift Netto yang diakibatkan oleh perubahan PDRB di daerah yang bersangkutan. Komponen ini positif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara Provinsi tumbuh cepat dan negatif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara Provinsi tumbuh dengan lambat atau bahkan sedang merosot.

9. Komponen Differential Shift (Dj)

Komponen Differential Shift adalah Komponen yang digunakan untuk mengukur besarnya Shift Netto yang diakibatkan oleh sektor tertentu yang lebih cepat di daerah yang bersangkutan dari pada tingkat Provinsi.

10.Kinerja Industri Pengolahan Non Migas Potensial

Kinerja Industri Pengolahan Non Migas Potensial dapat dilakukan dengan mengukur Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan dari sektor yang potensial.

Tabel 3.4

Tabel Opersional Variabel Penelitian

Variabel Indikator pengukuran Data dan Sumber data

Data tahun Skala Pertumbuhan

Ekonomi

PDRB BPS 2005-2010 Nominal Sektor Basis

dan non basis

LQ (Location Quatient) Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Kota Tangerang dan Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Provinsi Banten (BPS) 2005-2010 Nominal Sektor Potensial LQ (Location Quatient) Shift Share: Komponen Share (Nj) Komponen net shift (P+D)j Differential Shift (Dj) Proportional Shift (Pj) Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Kota Tangerang dan Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas di Provinsi Banten (BPS) 2005-2010 Nominal Kinerja Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threath) Faktor-faktor yang berada di Internal dan Eksternal Industri dengan melakukan Survei ke Industri terkait - Nominal

BAB IV