• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM PRODUK YANG DITERBITKAN A. Kewajiban dan Wewenang Notaris Sebagai Pejabat Umum

2. Wewenang Notaris

Tugas pokok dari Notaris adalah membuat akta-akta otentik. Menurut Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris No. 30 Tahun 2004:

Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan, dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.

Sedangkan pada ayat (2) menyebutkan kewenangan Notaris yang lain, yakni:

a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.

b. membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.

c. membuat copy asli dari surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan.

d. melakukan pengesahan kecocokan foto copi dengan surat aslinya. e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta. f. membuat akta yang berkaitan denga pertanahan.

g. membuat akta risalah lelang.

Berkaitan dengan wewenang yang harus dimiliki oleh notaris dalam menjalankan tugas jabatannya, notaris hanya diperkenankan untuk menjalankan jabatannya di dalam daerah yang telah ditentukan dan ditetapkan dalam UU Jabatan Notaris dan di dalam daerah hukum tersebut notaris mempunyai wewenang.

Adapun wewenang yang dimiliki oleh notaris meliputi empat (4) hal yaitu sebagai berikut:

2. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai orang-orang, untuk kepentingan siapa akta itu dibuat.

3. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai tempat, di mana akta itu dibuat.

4. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai waktu pemuatan akta itu.40

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang atau tugas kewajibannya ialah membuat akta-akta otentik.41

Selanjutnya menurut G.H.S Lumban Tobing:

Wewenang notaris bersifat umum sedangkan wewenang para pejabat lain adalah pengecualian, itulah sebabnya bahwa apabila di dalam suatu perundang-undangan untuk suatu perbuatan hukum diharuskan adanya akta otentik, maka hal itu hanya dapat dilakukan dengan suatu akta notaris, terkecuali oleh undang-undang dinyatakan secara tegas, bahwa selain dari notaris juga pejabat umum lainnya turut berwenang.42

Selanjutnya menurut Pasal 1870 KUHPerdata akta otentik itu memberikan kepada pihak-pihak yang membuatnya suatu pembuktian yang sempurna. Sehingga dapat terlihat arti pentingnya seorang Notaris, bahwa karena Undang-Undang Jabatan Notaris diberi wewenang untuk menciptakan alat bukti yang kuat dan sempurna, apa yang disebutkan dalam akta otentik pada dasarnya dianggap benar sepanjang tidak ada bukti sebaliknya.

40 Nico, Tanggung Jawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Center For Documentation and Studies of Business Law (CDBSL), Yogyakarta, 2003, hal. 40.

41 R. Soegondo Notodisoerjo, Op.cit., hal. 42. 42

Dalam pembuatan akta-akta otentik Notaris mempunyai peranan yang sangat penting. Bukan dikarenakan disebut sebagai pejabat umum yang termaktub dalam Pasal 1868 KUHPerdata, tetapi juga dikarenakan adanya orientasi atas pengangkatan Notaris sebagai pejabat umum yang maksudnya untuk melayani kepentingan umum untuk menerima penghasilan.

Selain tugas pokok Notaris tersebut untuk pembuatan akta, tugas dan pekerjaan Notaris juga diperlukan dalam hubungan keperdataan di antara anggota masyarakat, misalnya dalam keluarga, notaris dibutuhkan dalam membuat surat wasiat, perjanjian kawin dan sebagainya. Peran Notaris juga dibutuhkan dalam bidang bisnis, misalnya membuat kontrak antara para pihak, perjanjian jual beli, dan mendirikan perusahaan.

A.W.Voors membagi pekerjaan Notaris menjadi:

1. Pekerjaan Legal, yaitu tugas Notaris sebagai Pejabat untuk melaksanakan sebagian kekuasaan pemerintah, contohnya antara lain memberi kepastian tanggal, membuat Grosse Akta yang mempunyai kekuatan eksekutorial, memberi kepastian mengenai tanda tangan seseorang.

2. Pekerjaan Ekstra Legal adalah tugas Notaris lain yang dipercayakan untuk menjamin dan menjaga perlindungan hukum. Dalam arti, setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang tidak bisa dikurangi atau

ditiadakan begitu saja, baik karena masih di bawah umur atau di bawah pengampuan.43

Berkaitan dengan wewenang yang dimiliki oleh notaris dalam menjalankan tugas dan jabatannya, Notaris hanya diperkenankan untuk menjalankan tugas jabatannya di dalam daerah yang telah ditentukan dan ditetapkan dalam UUJN. Apabila ketentuan tersebut tidak dilaksanakan, maka akta yang dibuat oleh Notaris menjadi tidak sah.

Dari keempat kewenangan Notaris di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tidak semua pejabat umum dapat membuat semua akta, tetapi seorang pejabat umum hanya dapat membuat akta-akta tertentu yang bedasarkan peraturan perundang-undangan (Pasal 11, 15, dan 16 UUJN).

2. Notaris tidak berwenang membuat akta untuk kepentingan orang-orang tertentu. Seperti di dalam Pasal 52 ayat (1) UUJN menentukan bahwa Notaris tidak diperbolehkan membuat akta untuk diri sendiri, suami/isteri, keluarga sedarah maupun keluarga semenda dari Notaris, dalam garis keturunan lurus ke bawah tanpa batasan derajat serta dalam garis ke samping sampai dengan derajat ketiga, baik menjadi pihak diri sendiri maupun melalui kuasa. Adapun maksud dari ketentuan ini ialah untuk mencegah terjadinya suatu tindakan memihak dan penyalahgunaan jabatan.

43

3. Notaris berwenang untuk membuat akta otentik di wilayah hukumnya atau wilayah jabatannya, apabila di luar wilayah hukum atau wilayah jabatannya

Notaris membuat suatu akta maka akta tersebut adalah tidak sah (Pasal 17 UUJN).

4. Notaris tidak boleh membuat akta apabila Notaris masih menjalankan cuti atau dipecat dari jabatannya. Notaris juga tidak boleh membuat akta apabila Notaris tersebut belum diambil sumpahnya (Pasal 25-32 UUJN).

Apabila salah satu yang disebutkan di atas tidak dipenuhi maka akta yang dibuat oleh Notaris adalah tidak otentik.

Sumpah jabatan notaris mengandung substansi rahasia jabatan yang mempunyai konsekuensi adanya hak ingkar bagi notaris. Letak rahasia jabatan notaris terletak pada bagian sumpah bahwa notaris akan merahasiakan serapat-rapatnya isi akta-akta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.44 Notaris harus bekerja dalam koridor hukum.

Hak ingkar pada notaris merupakan pengecualian untuk memberikan kesaksian di muka pengadilan yaitu sepanjang isi akta-akta seperti yang diatur dalam Pasal 1909 KUHPerdata. Hak ingkar adalah hak untuk tidak berbicara sekaligus merupakan kewajiban untuk tidak berbicara yang didasarkan pada Pasal 4 UUJN.

Menurut Van Bemmelen, seperti yang dikutip oleh G.H.S Lumban Tobing, ada 3 dasar untuk dapat menuntut penggunaan hak ingkar, yakni:

1) Hubungan keluarga yang sangat dekat.

44

2) Bahaya dikenakan hukuman pidana (gevaar voor strafrechtelijk veroordeling).

3) Kedudukan pekerjaan dan rahasia jabatan45

Hak lain yang dimiliki oleh notaris adalah hak untuk mengambil cuti, hal ini diatur dalam Pasal 25 sampai Pasal 35 UUJN. Seorang notaris yang cuti dianggap meletakkan jabatan untuk sementara, konsekwensinya dari hal itu, dia tidak boleh membuat akta dalam waktu cuti tersebut dan apabila hal tersebut dilanggar maka akta yang dibuatnya menjadi akta di bawah tangan.

Notaris juga berhak memungut honorarium dari kliennya atas jasa hukum yang diberikan sesuai dengan kewenangannya, hal ini disebutkan di dalam pasal 36 UUJN.

B. Pengaturan Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik atas Penggunaan