• Tidak ada hasil yang ditemukan

09.00-12.00 WIB Public Hearing

CAGAR BUDAYA

09.00-12.00 WIB Public Hearing

: 09.00-12.00 WIB Public Hearing

Harun Al Rasyid (Balegda DPRD Kab. Cilacap) Salam ...

Sifat public hearing adalah mengakkomodir, mungkin saja DPRD kurang mengakomodasi pihak-pihak terkait dalam substansi Raperda. Kita tidak menginginkan apabila kita memutuskan sementara masih banyak hal yang belum masuk. Dengan demikian perda yang kita munculkan bisa bermanfaat.

Kami persilahkan untuk bisa memberikan masukan. Badrudin (Dinas P dan K)

 Untuk kewenangan Pemda tentang memberikan ijin membawa keluar kabupaten. Pengaturannya seperti apa?

 Kami mengharap konsisten dengan definisi cagar budaya. Untuk tanda hanya di bangunan.

Joko Waluyo (Dinas Pariwisata)

Perlu dihadirkan Tim Ahli Cagar Budaya Kab. Cilacap. Terdapat 5 orang yang sudah mendapat sertifikat dan ditetapkan oleh SK Bupati.

96 cagar budaya yang terinventarisir di Cilacap. Belum ditetapkan kepada bupati, tetapi ada beberapa yang sudah diajukan pada registrasi nasional. Belum ditetapkan karena menunggu hasil penelitian tim ahli, mana yang perlu untuk diajukan secara nasional registrasinya dan mana yang di SK kan oleh bupati.

Basuki (Majelis Luhur Kepercayaan Indosenisa/MLKI) Salam ... rahayu !!!!

Kami bersyukur atas apa yang muncul dalam pembahasan kali ini. Harapan kami dari MLKI pada tahun sebelumnya kami pernah merilis kepada beberapa dinas, tetapi memang belum ada tindak lanjut. Kami berharap dengan adanya Raperda ini dapat memberikan tindak lanjut atas apa yang kami rilis. Marilah kita bersama-sama mempelajar agar supaya betul-betul apabila kembali kepada adilihung akan memberikan kebaikan.

Ini adalah naskah inisiatif DPRD. Hasil dari naskah akademik akan dilemparkan kepada pansus. Melalui pansus inilah nanti masukan dari berbagai pihak menjadi formula yang disusun dalam Raperda.

Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto)

Prinsip pengelolaan cagar budaya adalah kelestarian. Benda cagar budaya bisa dibawa kemana-mana yang terpenting terpeliharan, terjaga, dan tidak mengurangi nilai-nilai dari kebudayaan yang dimaksud.

Sony Susandra (IAIN Purwokerto)

Selain tim ahli, ada juga yang disebut sebagai tim cagar budaya. Berbeda dengan tim ahli yang memang harus ekspert, tim caar budaya lebih pada upaya pelestarian, pengembangan, pendayagunaan, pemanfaatan. Kami berharap ada pembagian tugas antara tim ahli dan tim cagar budaya.

Mohammad Nurul Huda (SMA N 3 Cilacap)

Saya menyambut baik tentang Raperda ini, meski agak terlambat. Saya berharap Raperda ini dapat membangun kesadaran masyarakat untuk memeliharan benda yang memiliki nilai-nilai sejarah masa lalu. Masyarakat Cilacap selama ini agak pragmatis, misalnya melihat besi bekas meriam dihitung nilai ekonomisnya. Padahal ini memiliki nilai sejarah tinggi meliat adanya benteng pendem, karang bolong. Banyak barang tersebut diambil karena memiliki nilai ekonomi yang lumayan tinggi. Di Cilacap ada kawasan cagar budaya. Bagaimana membangun sektor ekonomi. Ada kali yasa, nama sungai di Cilacap. Itu kali buatan untuk membangun moda transportasi mengingat banyak rawa-rawa. Nah ini bisa menjadi kawasan cagar budaya. Saat ini nilai-nilai itu tidak muncul karena banyak masyarakat yang tidak tahu. Padahal kali yasa ini diresmikan oleh wakil gubernur hindia belanda dan pernah dilintasi oleh putra mahkota hindia belanda. Kali yasa membentang dari muara serayu hingga kopassus.

Yang juga menarik adalah terkait dengan malaria. Belanda agak repot membangun di Cilacap, selain penduduk kecil juga 50% ada wabah malaria. Ada pusat penanggulangan malaria, rumah seperti teletubis. Orang mengenal rumah tersebut dengan kuburan belanda. Karena banyak pejabat belanda mati karena malaria. Untuk menanggulangi malaria kemudian ada

yang namanya “kelambu”.

Teluk penyu (silpatbuy) nama yang sudah ada sejak jaman belanda. Ada juga yang mengatakan ikon Cilacap adalah bunga wijaya kusuma. Banyak yang bisa diangkat dari Cilacap, namun karena kesadaran kolektif yang kurang maka potensi tersebut berangsur-angsur hilang.

Darjito (Kurator Museum Soesilo Soedarman)

Di Cilacap ada museum Soesilo Soedarman di Gentasari, Kroya, Cilacap. Berdiri tahun Maret tahun 2000. Muesum tersebut menempati rumah khas banyumas yang dibangun 1899. Perkembangannya sejak berdiri sampai tingkat nasional kita ikut. Koleksi ada dua, di luar adalah alutsista (AD, AU, AL). Belum ada dari kepolisian. Di dalam peninggalan Soesilo dan

dokumentasi perjalanannya. Persoalan adalah penataan karena tempat yang sempit. Pengunjungnya banyak SD, kalau SMA baru SMA 3. Pengunjung per bulan antara 3000 – 4000.

Museum bertransformasi dari pedekatan edutainment menjadi

entertainment. Untuk itu saya berharap museum menjadi bagian dari obyek wisaya Cilacap.

Muslam (MLKI)

Ada 5 hal kompetensi pembelajaran terkait dengan kepercayaan kepada Tuhan YME. Terkait benda cagar budaya, seperti srandil itu adalah panembahan atau tempat peribadatan adat. Ada panembahan peribadatan, panembahan petilasan, dan penembahan pekuburan. Srandil secara spiritual adat jawa menempati posisi yang lumayan tinggi.

Badrudin (P & K)

Terkait bangunan, museum bisa dikategorikan sebagai cagar budaya. Juga benda-bendanya yang masuk dalam kategori cagar budaya. Tim Cagar Budaya penting. Dia bekerja sebelum tim ahli bekerja.

Lurah Donan

Di tempat kami banyak sekali makam, kemudian ada nama dusun, sejarah kali. Kami fokuskan pada makam, mbah kusar, mbah dengung, mbah wiring. Ini banyak dikunjungi oleh masyarakat terutama bulan sura. Keberadaan tersebut penting diakomodasi. Itu adalah mantan adipati Padjadjaran.

Parsiyan (Balegda DPRD Kab. Cilacap)

Saya senang karena menghadirkan lokasi yang terdapat cagar budaya. Saya selaku anggota Balegda, penting saya sampaikan agar Raperda ini mengkkover keseluruhan, pertama, menentukan golongan A, B, C ada ketentuan siapa yang bsa menjadi Tim Ahli. Kedua, di desa yang terdapat cagar budaya bis amemberikan bukti yang mampu meyakinkan kepada Tim Ahli untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Maka di desa perlu ada tim internal misalnya berasal dari kesepuhan agar bisa memberikan narasi yang menyeluruh. Penetapan SK bupati mengacu dari raperda ini. Cagar budaya bersimbiosis dengan pariwisata.

Kami bangga yang secara nasional menggaung, misal museum Soesilo Soedarman, apa sudah dihibahkan ke daeran. Di Sidareja ada Ranggasena dengan tulisan jawa kuna. Yang terpenting bagaimana cagar budaya tidak kontraproduktif misal karena pemahaman yang berbeda.

Didik Riyadi (Balegda DPRD Kab. Cilacap) Salam ...

Saya menyikapi dari kata jer basuki mawa bea. Kami dari DPRD, bahwa ini adalah perda inisiatif. Bagaimana agar sinkronisasi dinas kebudayaan dan kepariwisataan. Titik berat kami agar APBD yang kita miliki bisa memperhatikan cagar budaya di Cilacap. Ini penting karena belum ada perhatian yang serius dalam APBD. Contoh ada di Barat ada gunung Panggaru. Kita akan kesulitan karena ada pemilahan jalan desa, jalan

kabupaten, dan seterusnya. Desa-desa yang memiliki cagar budaya sulit menerima fasilitasi APBD. Cagar budaya menjadi alternatif agar memperoleh alokasi APBD. Nah kami berharap ada gerakan aktif dari masyarakat dan eksekutif untuk memperhatikan cagar budaya. Ujungnya adalah pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

Ridwan (IAIN Purwokerto)

Bagaimana mengenal Cilacap dengan mengkonstruksi sejarah. Fakta empiris tadi terkait dengan persepsi sosial, bagaimana benda bernilai sejarah oleh masyarakat diperspesi sebagai rongsokan. Bagaimana merubah pandangan masyarakat. Untuk itu perlu ada edukasi yang menjadi tanggungjawab pemerintah termasuk budget. Ini juga menjadi amant UU. Oleh karena itu dalam Raperda dalam bab pembinaan dan pengawasan untuk bagaimana pengawalan ini menjadi lebih serius. Ke depan perlu ada tim sosialisasi kepada masyarakat. Kesadaran terkait dengan pengetahuan. Ada pemetaan yang relatif cukup. Banyak informasi yang baru dan membuat terkaget-kaget. Sejarah kita ini unik ketika disampaikan oleh yang bersangkutan. Kita ingin membangun tradisi, paradigma baru karena terkait dengan jati diri. Tim cagar budaya menjadi sangat penting mengingat perdebatan diprediksi seru.

Raperda ini mengamanatkan perbut terkait hal-hal yang bersifat teknis. Benda misalnya di museum. Terkait misal bagaimana benda itu diperoleh. Maka perbut nanti bisa mengatur secara teknis terkait benda-benda tersebut. Forum ini memperkaya perspektif tentang raperda.

Harun (Balegda DPRD Kab. Cilacap)

Baik bapak ibu peserta public hearing, bagi yang belum menyampaikan masukan atas draft, kami persilahkan langsung berhubungan dengan Tim Ahli. Jadwal kami akan finalisasi draft tanggal 18 Mei 2017. Untuk itu masukan bisa diterima paling lambat tanggal 13 Mei 2017. Hasil masukan akan kami sesuaikan dengan draft yang ada. Masukan bisa langsung lewat email di: elaqen@gmail.com. Demikian acara kita hari ini, kita tutup dengan bacaan hamdalah bersama.

Dokumen terkait