• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak

Manfaat komunikasi merupakan hasil yang dirasakan oleh pelaku komunikasi. Manfaat dapat berupa bertambahnya pengetahuan, selalu memperoleh berita terkini, membangun, membina dan memperluas hubungan atau juga dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan. Penelitian ini didisain sebagai penelitian kuantitatif yang diperkuat dengan kualitatif melalui wawancara mendalam dan pengamatan aktivitas komunikasi masyarakat di wilayah rawan bencana gunung api. Dengan menggunakan sampel sebagaimana diuraikan dalam bab terdahulu, penelitian ini bertujuan (1) Menganalisa manfaat komunikasi masyarakat di wilayah rawan bencana gunung api; (2) Menganalisa hubungan perilaku komunikasi dengan manfaat komunikasinya. Hasil penelitian ini antara lain (1) tidak terdapat perbedaan manfaat komunikasi pada tiga wilayah terdampak bencana berbeda; (2) perilaku komunikasi memiliki hubungan nyata dengan manfaat komunikasi.

Pendahuluan

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari partisipan yang satu kepada partisipan lainnya agar terjadi kesamaan makna atas pesan tersebut. Pesan juga dapat bersumber dari benda-benda mati maupun dari hewan dan tumbuhan dalam bentuk stimulus yang diterima panca indra (Ruben dan Stewart 2013). Stimulus yang diterima selanjutnya akan diproses dan diberi makna di dalam diri seseorang.

Suatu stimulus yang menguat di antara stimulus yang lain akan menimbulkan perhatian. Proses pengolahan stimulus yang terjadi dalam diri kita disebut sebagai komunikasi intra personal atau intra pribadi, yaitu komunikasi yang terjadi pada diri seseorang (Vardiansyah 2004).

Aktivitas komunikasi selama hidup akan disimpan di dalam memori yang akan digunakan untuk menerjemahkan dan memberikan respon atas stimulus yang diterima di masa datang (Solso et.al. 2007). Efek positif yang dirasakan oleh pelaku komunikasi merupakan manfaat komunikasi. Proses menawar barang oleh pembeli kepada penjual merupakan kegiatan komunikasi yang bertujuan agar pembeli memperoleh barang yang dikehendaki dengan harga yang paling memuaskan, sebaliknya komunikasi yang dilakukan penjual berharap dagangannya terjual juga dengan harga yang menguntungkan. Masing-masing individu akan merasakan manfaat yang berbeda sesuai kepentingannya. Oleh sebab itu manfaat komunikasi yang dirasakan oleh satu orang akan berbeda dengan orang lain.

75 Bencana identik dengan ketidakmampuan warga terdampak bencana untuk mengatasi sendiri kondisi yang dialami. Dibutuhkan dukungan dari pihak luar untuk membantu mengatasi berbagai persoalan yang muncul pada saat bencana terjadi. Perubahan karakteristik bencana, banyaknya partisipan yang terlibat, prosedur penanganan bencana yang senantiasa berkembang hendaknya dipahami oleh masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana gunung api.

Komunikasi risiko merupakan proses interaktif pertukaran informasi dan pendapat atas risiko antara penilai risiko dan pihak berkepentingan lainnya (Lang et.al. 2001). Komunikasi risiko merupakan bagian integral dan berkelanjutan dari analisis risiko, dan idealnya semua partisipan harus dilibatkan dari awal. Mengenal kelompok-kelompok kepentingan tertentu dan perwakilan mereka harus menjadi bagian dari strategi komunikasi risiko secara keseluruhan. Zahari dan Ariffin (2013) mengatakan Community Based Organization (CBO) sangat berperan dalam menurunkan risiko bencana terutama untuk memastikan anggota komunitas siap menghadapi berbagai kemungkinan apabila terjadi bencana. Atas dasar temuan tersebut maka komunikasi berkelanjutan sangat diperlukan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Risiko dalam konteks bencana alam selalu melibatkan interaksi antara (perilaku) alam (fisik) dan faktor manusia (Eiser et.al. 2012). Dalam kondisi ketidakpastian pengambilan keputusan tergantung pada pembentukan interpretasi masyarakat oleh pengalaman mereka sendiri, perasaan pribadi dan nilai-nilai, keyakinan budaya dan dinamika interpersonal dan sosial. Selain itu, akses terhadap informasi dan kapasitas untuk perlindungan diri biasanya tidak merata dalam populasi. Adaptasi diperlukan untuk mengurangi masyarakat dari kerentanan mereka terhadap perubahan–perubahan alam (Ahmed 2013). Keterbatasan pengetahuan masyarakat harus disikapi dengan pemberian informasi adanya perubahan-perubahan yang terjadi di sekililing mereka.

Berdasar latar belakang tersebut pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana manfaat komunikasi oleh warga di wilayah rawan bencana gunung api dalam kesiapan menghadapi bencana gunung api dan bagaimana hubungan antara perilaku komunikasi masyarakat di wilayah rawan bencana gunung api dengan manfaat komunikasinya.

Adapun tujuan penelitian yang dibahas dalam bab ini adalah (1) Menganalisa manfaat komunikasi pada masyarakat di wilayah rawan bencana gunung api dalam menghadapi bencana gunung api; (2) Menganalisa hubungan manfaat komunikasi dengan perilaku komunikasi. Hipotesa yang disusun adalah (1) terdapat perbedaan dalam manfaat komunikasi oleh masyarakat di wilayah rawan bencana gunung api yang berbeda jenis dampak bencananya; (2) terdapat hubungan antara perilaku komunikasi dengan manfaat komunikasi dalam kesiapan menghadapi bencana gunung api.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan korelasional yang dilakukan pada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana gunung api. Data yang digunakan adalah data primer hasil survey menggunakan kuesioner dan wawancara dengan informan. Untuk analisis deskriptif digunakan perangkat lunak microsoft excell, sedangkan untuk uji beda dan uji korelasional diguna perangkat lunak SPSS.

76

Hasil dan Pembahasan

Manfaat Komunikasi

Masyarakat di wilayah rawan bencana gunung api sangat merasakan manfaat berkomunikasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor rerata manfaat komunikasi sebesar 85,8 (Tabel 41). Manfaat tersebut sangat dirasakan dalam memperoleh berita terkini, memelihara hubungan, menambah pengetahuan dan memperluas pergaulan. Sementara itu masyarakat mendapatkan manfaat komunikasi untuk mendukung perekonomian tidak sebaik manfaat lainnya. Hasil uji beda Kruskal-Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata tingkat manfaat komunikasi pada ketiga wilayah penelitian, sebab nilai Asymp.Sig. (p) sebesar 0,408 atau lebih besar dari =0,05.

Manfaat komunikasi paling dirasakan oleh warga di wilayah R3, terutama dalam hal menambah pengetahuan. Dalam penelitian ini ditetapkan indeks manfaat komunikasi yaitu perbandingan tingkat manfaat komunikasi dengan keterampilan penggunaan media komunikasi. Semakin tinggi nilai indeks manfaat maka komunikasi yang dilakukan masyarakat semakin efektif, atau makin tinggi tingkat ketercapaian tujuan komunikasinya.

Tabel 41 Sebaran responden berdasar tingkat manfaat komunikasi dan wilayah penelitian

Manfaat komunikasi Wilayah

R2 R1 R3 Berita terkini 96,2 98,7 97,9 Memelihara hubungan 90,9 98,7 97,4 Memperluas pergaulan 81,1 96,1 96,4 Menambah Pengetahuan 89,4 90,8 99,0 Meningkatkan Pendapatan 71,2 53,9 61,5 Skor total 85,8 87,6 90,4

Sebagai contoh seseorang melakukan komunikasi melalui media HP dengan koleganya. Topik pembicaraan yang dilakukan menyangkut hobi, keluarga, situasi terkini kondisi di wilayah Gunung Merapi, dan tentang kerjasama usaha. Dari satu kali penggunaan HP diperoleh manfaat ganda sehingga indeks manfaat komunikasi semakin tinggi. Sebaliknya seseorang yang menggunakan HP hanya sekedar bercakap-cakap, maka manfaat komunikasi sebatas memelihara hubungan saja.

Indeks manfaat komunikasi terlihat tinggi untuk wilayah R3. Meskipun rerata keterampilan penggunaan media komunikasinya sebesar 39,1 namun tingkat manfaat komunikasi yang dirasakan oleh masyarakat di R2 sebesar 85,8 sehingga indeks manfaat komunikasnya hanya sebesar 2,2. Sebaran tingkat keterampilan komunikasi, tingkata manfaat komunikasi dan indeks manfaat komunikasi pada tiga wilayah penelitian seperti pada Tabel 42.

77 Tabel 42 Sebaran tingkat keterampilan komunikasi, tingkat manfaatkomunikasi

dan indeks manfaatkomunikasi menurut wilayah penelitian

Wilayah Keterampilan Manfaat Indeks MK

R2 39,1 85,8 2,2

R1 29,0 87,6 3,0

R3 29,8 90,4 3,0

Keterangan : Indeks MK (Indeks Manfaat Komunikasi)

Berkomunikasi untuk Mengetahui Berita Terkini

Perkembangan status Gunung Merapi merupakan salah satu informasi penting bagi masyarakat. Partisipan berasal dari BPPTG yang disebarluaskan kepada masyarakat melalui media sosial, radio komunitas, ataupun menjadi bagian pembicaraan interpersonal di antara masyarakat. Informasi juga diperoleh dari hasil pengamatan atau penginderaan kondisi alam yang terjadi di wilayah Gunung Merapi. Isu-isu yang beredar di kalangan masyarakat, seperti kerusakan jalan, kecelakaan di area penambangan pasir, pendaki tersesat, atau berita-berita keluarga adalah informasi yang juga dikonsumsi oleh masyarakat.

Adanya teknologi informasi memudahkan informasi tersebar luas secara cepat. Informasi tidak hanya disebarluaskan dengan satu bentuk, namun sudah bervariasi dari hanya sekedar kata-kata, akan tetapi sudah dikombinasi dengan gambar hibup maupun gambar tidak bergerak, sehingga menumbuhkan tingkat kepercayaan yang lebih baik. Dalam komunikasi bencana hal tersebut sangat diperlukan, kata-taka kadang tidak cukup dapat menggambarkan kondisi sebenarnya sehingga berpotensi salah dalam menginterpretasikan kata-kata tersebut. Namun demikian bentuk informasi tersebut hanya dapat diinformasikan menggunakan media yang tepat.

Informasi dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Berbeda dengan TV atau radio yang informasinya cenderung tidak dapat diulang atau diatur baik waktu dan materi siarannya, maka informasi yang tersedia di internet dapat diakses sewaktu-waktu dan dimanapun. Jenis informasi yang kita perlukan dengan mudah kita dapatkan dengan mesin pencari yang tersedia. Seperti informasi tentang status Gunung Merapi, masyarakat luas dapat mengakses informasi kapan saja dan dimana saja.

Update informasi tentang merapi berasal dari berbagai sumber, seperti BPPTKG, BNPB, BPBD, relawan merapi, penggiat radio komunitas, komunitas pendaki dan pengguna twitter. Instansi pemerintah memberikan informasi sesuai tugas dan fungsinya, radio komunitas sesuai ruh-nya melayani anggota pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Anggota komunitas meng- update informasi karena ada unsur kesenangan, juga untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutan masih menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Komunikasi untuk Mempertahankan Hubungan

Martínez et.al. (2012) mengatakan era baru dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memungkinkan orang untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain dalam perilaku yang baru, berbeda, dan mengubah cara mereka menjalankan kehidupan sehari-hari mereka. Perubahan ini pasti memiliki

78

implikasi nyata bagi perjalanan fisik di era komunikasi elektronik (e-komunikasi). Modalitas yang berbeda membuat jaringan sosial yang berbeda. Setiap jaringan merupakan aliran tertentu perjalanan aktivitas potensial yang dihasilkan oleh interaksi antara individu. Melalui jaringan komunikasi akan didapatkan profil orang yang berbeda yang akan digunakan untuk menetapkan rencana kedepan yang lebih baik.

Salah satu alasan orang berkomunikasi adalah untuk mempertahankan jaringan sosial baik yang dilakukan melalui tatap muka maupun bermedia. Komunikasi bermedia tidak memerlukan perjalanan fisik sehingga dapat dilakukan dimana saja dengan jangkauan yang lebih luas. Namun demikian sebagian masyarakat, kekerabatan merupakan pemelihara jaringan komunikasi. Disisi lain biaya komunikasi bermedia yang dianggap mahal oleh sebagian orang menyebabkan komunikasi tatap muka dinilai lebih rasional.

Salah satu cara mempertahankan hubungan adalah dengan mengelola konflik. Banyak ragam yang digunakan untuk menghindari terjadinya konflik terbuka atau sebaliknya bagaimana supaya hubungan yang terjalin semakin kuat. Menghindari untuk berargumen atau berdebat adalah sebuah bentuk pengelolaan konflik yang ada di kalangan masyarakat.

Kedekatan antara dua orang atau lebih dapat dilihat dari bagaimana menggunakan kata-kata pada saat berbicara ataupun cara bersikap. Kata-kata yang terkesan kasar, atau berbicara dengan posisi duduk dengan telapak kaki di angkat di kursi serta senda gurau terlihat pada kelompok orang yang akrab. ―Sopan

santun‖ yang lazim dilakukan pada saat bertamu cenderung tidak ditampilkan,

namun demikian upaya mengelola konflik tetap terlihat. Fokus pada pekerjaan, berbicara tentang teknologi, mendiskusikan isu-isu yang berkembang di masyarakat menjadi topik yang sering kali dibicarakan. Berkomunikasi dengan

topik ―berat‖ menjadi terasa ringan.

Mempertahankan hubungan juga dilakukan melalui media sosial dengan saling memberi komentar yang positif dan terkadang jenaka. Memberi komentar tentang olahraga, kesenian, makanan favorit, atau isu-isu yang ada dimasyarakat dan dinilai akan mendapat komentar menjadi informasi yang diangkat di media sosial.

Kombinasi komunikasi bermedia dan tatap muka memiliki efek penguatan hubungan. Saat memulai riset, dilakukan penelusuran informasi melalui internet. Hasil penelusuran tersebut mengarahkan kepada penggiat komunikasi Jalin Merapi. Pembicaraan yang dilakukan melalui telepon, pesan singkat, dan email kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan ke salah satu markas relawan Merapi. Kesan yang diterima seperti sudah saling mengenal lama, dan kepada teman-teman penghubung saya diperkenalkan kepada mereka. Suasana formal sama sekali tidak terlihat, sebab di ruang tamu meskipun ada satu set kursi, namun sebagian memilih duduk di lantai sehingga suasana dekat sangat terasa. Berawal dari perkenalan jarak jauh hingga akhirnya bertatap muka. Sampai dengan saat ini komunikasi masih berjalan melalui media twitter.

Komunikasi untuk Memperluas Hubungan

Komunikasi untuk memperluas hubungan dilakukan melalui kegiatan bersama antara masyarakat di wilayah rawan bencana gunung api dengan komunitas dan organisasi non pemerintah maupun melalui komunikasi

79 interpersonal. Kepedulian terhadap lingkungan merapi diwujudkan dalam berbagai aktivitas seperti mendaki, kemah dan penghijauan yang dilakukan bersama antara masyarakat di wilayah rawan bencana gunung api dengan peserta dari luar wilayah Merapi.

Kerjasama pelaksanaan kegiatan antara komunitas dan organisasi non pemerintah di lingkungan Merapi dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah di luar lingkungan Merapi juga telah menjadi jembatan untuk memperluas hubungan. Pendekatan interpersonal yang diikuti dengan kerjasama antar organisasi/lembaga telah menciptakan hubungan baru yang lebih luas. Sebagai contoh Radio Komunitas telah melakukan kerjasama penyiaran dengan radio Kanal KPK dan penyebarluasan informasi program BKKBN.

Tabel 43 Aktivitas dan karakteristik beberapa akun twitter

Alamat Tweet

per hari

Unggah foto

per hari Mengikuti Pengikut

Metro_TV 178,98 0,48 87 5.430.000 TRANSTV_CORP 207,86 1,23 358 2.520.000 infoBMKG 6,92 2,83 1 1.220.000 TVRINasional 16,99 0,01 92 120.000 Jalinmerapi 19,76 0,34 40 83.700 Infopendaki 59,34 7,17 927 66.200 Infobencana 136,39 3,34 4.006 56.300 BPPTKG 2,54 0,81 38 35.300 Pasagmerapi 247,91 2,63 289 6.878 pmi_diy 34,51 0,64 223 4.683 Berita_RRI 39,89 0,18 7 3.343 CombineRI 2,7 0,06 475 3.171 bpbd_diy 0,37 0,03 194 2.611 Polisi_RI 74,34 0,1 465 1.934 Infest_Jogja 7,8 0,03 325 996 JRKIndonesia 7,54 0,18 111 768 bpbdjateng 0,38 - 32 715 KecamatanDukun 9,37 1,28 44 371

Pembuatan program acara dengan merespon isu yang berkembang di masyarakat menjadi pemicu adanya kerjasama antar lembaga terutama yang

terkait dengan program tersebut. Semboyan ―Mengudara Melawan Korupsi‖

merupakan perwujudan dari GRKIB (Gerakan Radio Komunitas Untuk Indonesia Bersih) yang kemudian mengarahkan Radio Komunitas bekerja sama dengan KPK. Langkah-langkah yang diambil pasca peresmian kerjasama antara Kanal KPK dan JRKI (Jaringan Radio Komunitas Indonesia) adalah mengadakan diskusi-diskusi yang diikuti oleh anggota JRKI.

Komunikasi bermedia memungkinkan seseorang mengembangkan hubungan dengan masyarakat luas, memilih dengan siapa berteman dan mencari teman yang cocok. media sosial membuat kita memperoleh informasi yang kita

80

minati secara otomatis. Media sosial juga memberikan peluang kita untuk tidak lagi berhubungan dengan seseorang yang kita tidak sukai. Twitter sebagai media sosial telah memperlihatkan kemampuan tersebut. Beberapa alamat twitter dan jumlah pengikut dan yang diikuti seperti pada Tabel 43.

Ketertarikan pengguna twitter untuk menjadi pengikut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor partisipan dan faktor informasinya. Alasan kekaguman/ketokohan, sama-sama menjadi anggota komunitas atau menjadi anggota dari suatu organisasi serta karena saling mengenal merupakan contoh alasan menjadi pengikut karena partisipannya.

Alasan menjadi pengikut karena informasi yang di-tweet berguna untuk pekerjaan, untuk informasi kesehatan, keagamaan, pendidikan atau sekedar hobi. Ketidaksukaan terhadap suatu topik, gaya bahasa yang tidak disukai, informasi yang dinilai tidak penting, tidak ada hubungannya dengan kegiatan sehari-hari adalah beberapa contoh alasan pengguna tweet tidak menjadi pengikut. Informasi yang dapat dipercaya adalah alasan kuat seseorang menjadi pengikut suatu akunt twitter.

Komunikasi untuk Menambah Pengetahuan

Manusia memiliki kemampuan terbatas dalam mengindera sebagai pintu masuk pengetahuan. Manusia hidup pada jamannya, dan tidak mengalami hidup pada jaman sebelumnya atau sesudahnya. Manusia hidup juga pada lingkungannya, dan tidak berada di lingkungan lain pada saat yang sama. Untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa sebelumnya atau mengetahui apa yang terjadi di luar lingkungannya, orang memerlukan dokumentasi tentang masa dan lingkungan yang lain. Dokumentasi dapat berupa catatan, gambar, suara maupun benda-benda yang dibuat oleh orang lain pada masa lalu atau yang berada di luar wilayah. Agar apa yang terjadi pada masa sekarang, manusia membuat jejak dalam berbagai bentuk agar generasi berikutnya mengetahui apa yang terjadi di jaman sekarang.

Komunikasi merupakan estafet pengetahuan, dimana pengetahuan dari satu orang akan disebarluaskan melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Untuk berbagi pengetahuan juga semakin mudah. Bahkan pengetahuan dapat diakses kapan saja dan dimana saja, disaat-saat terdesakpun pengetahuan dapat diakses sepanjang media yang mendukung tersedia. Keberanian dan kemauan bertanya dapat menjadi media untuk memperoleh pengetahuan.

Komunikasi untuk Mendukung Peningkatan Pendapatan

Manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan didasarkan atas kekurangan dan keinginan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Maslow menyusun hierarki kebutuhan terdiri dari (1) kebutuhan fisiologis; (2) kebutuhan akan keamanan dan keselamatan; (3) kebutuhan akan kebersamaan, sosial, dan cinta; (4) kebutuhan akan harga diri; (5) kebutuhan akan aktualisasi diri (Ivancevic et.al. 2006). Kalau lapar makan akan cari makanan. Makanan adalah bukan barang bebas dimana untuk mendapatkan makanan tersebut harus melalui jual beli, oleh sebab itu orang agar bisa makan harus memproduksi barang atau

81 jasa yang kemudian dapat dipertukarkan dengan kebutuhannya, yaitu pangan. Untuk menjual barang atau jasa harus ada pembeli, sehingga supaya proses jual beli dapat dilakukan maka harus ada komunikasi antara produsen dan konsumen untuk memperoleh kesamaan persepsi terhadap barang/jasa yang diperjual belikan.

Kebutuhan manusia yang beragam membutuhkan orang lain yang mampu menyediakan kebutuhan tersebut dan bersedia untuk dipertukarkan atau melakukan transaksi jugal beli. Semakin beragam kebutuhannya maka diperlukan semakin banyak orang yang menyediakan kebutuhan. Hal tersebut memunculkan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan para penyedia barang/jasa. Kemampuan komunikasi sangat diperlukan agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi.

Tabel 44 Sebaran responden berdasar karakteristik individu dan manfaat komunikasi

Karakteristik individu

Manfaat komunikasi

Brt Menhub Lshub Mp Pdptn S.Mkom

Laki-laki 97,5 96,5 93,0 94,5 63,5 97,0 Perempuan 97,5 94,5 89,5 94,0 63,0 94,0 Tingkat pendidikan Dasar 93,9 89,0 82,9 87,8 52,4 87,8 Menengah 98,3 96,9 92,7 95,5 66,0 97,2 Tinggi 100,0 100,0 100,0 100,0 66,7 100,0 Jenis pekerjaan Tidak bekerja 91,0 88,5 83,3 89,7 61,5 88,5 Non formal 99,1 97,8 93,8 96,5 60,6 97,8 Formal 99,0 95,8 91,7 92,7 70,8 95,8 Lama tinggal Cukup lama 99,4 97,6 97,6 97,0 63,9 98,2 Lama 97,4 94,8 87,5 92,7 67,2 94,8 Sangat lama 90,5 90,5 83,3 90,5 42,9 88,1

Keterangan : Brt = memperoleh berita Menhub = memelihara hubugan LsHub = memperluas hubungan Mp = menambah pengetahuan Pdptn = menambah pendapatan SMkom= skor total manfaat komunikasi

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana terjadi kesepakatan harga di antara keduanya. Pasar secara fisik seperti pasar-pasar yang ada bangunan, terlihat interaksi antara penjual dan pembeli serta barang atau jasa yang diperdagangkan. Barang-barang dapat dipegang, dicium, ditimbang, atau dirasa. Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan penjual dan pembeli bertransaksi tanpa tatap muka. Penjual dan pembeli cukup menggunakan internet

sebagai ―pasar‖ mereka. Penjual dan pembeli akan saling mempengaruhi agar masing-masing memperoleh kepuasan dari kegiatan jual belinya.

82

Hubungan Karakteristik Individu dan Manfaatkomunikasi

Terdapat perbedaan dan hubungan nyata pada beberapa indikator karakteristik individu dengan manfaat komunikasi. Hubungan yang nyata terutama antara tingkat pendidikan dengan manfaat komunikasi. Laki-laki dan perempuan memiliki persepsi yang tidak berbeda secara nyata dalam memperoleh manfaat komunikasi.

Tabel 45 Hasil uji beda Kruskal Wallis manfaat komunikasi antara laki-laki dan perempuan

Variabel/indikator

Jenis kelamin

P Laki-laki Perempuan

Mendapat berita terkini 100,98 100,03 ,715

Memelihara jaringan 102,00 99,01 ,393 Memperluas pergaulan 103,07 97,93 ,304 Meningkatkan pengetahuan 99,66 101,35 ,661 Meningkatkan pendapatan 100,08 100,92 ,911 Manfaat komunikasi 102,97 98,03 ,158

Secara deskriptif perbedaan terlihat paling besar pada manfaat komunikasi untuk mempertahankan hubungan dan memperluas jaringan atau hubungan. Keterlibatan dalam kelompok, dalam kegiatan-kegiatan bersama, berkegiatan dengan orang yang memiliki hobi yang sama mendukung terpeliharanya hubungan dengan orang lainmembangun hubungan yang semakin luas. Hasil uji beda tingkat manfaat komunikasi laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada Tabel 45.

Para tuna karya atau warga yang tidak bekerja memiliki kecenderungan lebih rendah dalam pemanfaatan komunikasi untuk mendapat berita terkini. Hal tersebut bermakna masyarakat bekerja akan memperoleh senantiasa memperoleh informasi terkini dibanding warga yang tidak bekerja. Secara deskriptif terlihat pekerja sektor informal dan pekerja sektor formal tidak berbeda nyata dalam hal memperoleh manfaat komunikasi untuk mendapat berita terkini. Hasil uji beda tingkat manfaat komunikasi berdasar status pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 46.

Tingkat pendidikan memiliki hubungan nyata dengan manfaat komunikasi dimana masyarakat yang memiliki pendidikan lebih rendah cenderung kurang mendapat manfaat dari komunikasinya untuk mendapatkan berita terkini, mempertahankan jaringan dan memperluas jaringan. Hal tersebut juga bermakna masyarakat yang berpendidikan lebih rendah cenderung terlambat memperoleh informasi, sulit memperluas hubungan, serta mempertahankan hubungan melalui kegiatan berkomunikasi. Meskipun terdapat perbedaan namun tingkat manfaat komunikasi masyarakat dengan berbagai tingkat pendidikan masih baik.

83 Tabel 46 Hasil uji beda Kruskal Wallis manfaat komunikasi antara warga yang tidak bekerja, bekerja di sektor informal dan yang bekerja di sektor formal

Variabel/indikator

Status pekerjaan

P

TB IF F

Mendapat berita terkini 93,63 102,26 101,95 ,034

Memelihara jaringan 93,83 103,49 98,88 ,096

Memperluas pergaulan 91,13 104,44 98,83 ,120

Meningkatkan pengetahuan 97,78 103,23 96,27 ,261 Meningkatkan pendapatan 99,46 96,73 110,22 ,331

Manfaat

komunikasi 93,83 103,49 98,88 ,096

Keterangan : TB=tidak bekerja IF=bekerja di sektor informal F=bekerja di sektor formal

Berdasarkan lama tinggal di wilayah rawan bencana gunung api memperlihatkan adanya hubungan yang nyatadengan nilai negatif pada manfaat komunikasi untuk memperoleh berita terkini dan memperluas jaringan. Pada kelompok masyarakat yang telah sangat lama tinggal di wilayah rawan bencana gunung api, yaitu kelompok lanjut usia, cenderung kurang memperoleh berita terkini dan memperluas hubungan. Keterbatasan fisik menjadi salah satu kendala bagi kelompok lanjut usia untuk berkomunikasi baik untuk memperoleh berita terkini maupun memperluas hubungan. Komunikasi pada kelompok masyarakat lanjut usia cenderung terbatas pada lingkungan terdekatnya, seperti keluarga dan tetangga. Secara keseluruhan lama tinggal di wilayah terdampak bencana gunung api memiliki hubungan yang nyata dan bernilai negatif dengan manfaat komunikasi.

Tabel 47 Hasil uji Rank Spearman hubungan antara manfaat komunikasi

Dokumen terkait