• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wilayah Kekuasaan Toyotomi Hideyoshi

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN

2.3 Wilayah Kekuasaan Toyotomi Hideyoshi

Bisa dikatakan Toyotomi Hideyoshi memulai karier sebagai pedagang yang hidup pas-pasan, bekerja sebagai pedagang keliling dan menyambar pekerjaan apa saja begitu ada kesempatan. Pada tahun 1574, Toyotomi Hideyoshi mencapai tonggak kepemimpinan: Oda Nobunaga memberi hadiah tanah yang kemudian akan jadi tempat berdirinya benteng Nagahama, daerah kekuasaan pertama yang menjadi tanggung jawab. Toyotomi Hideyoshi adalah penguasa daerahnya sendiri (Masao Kitami, 2005:214). Mengelola wilayah besar membutuhkan perhitungan dan membuat berbagai keputusan sulit sendirian.

Dengan diangkatnya Toyotomi Hideyoshi menjadi tuan tanah, maka sudah jelaslah dikatakan Toyotomi Hideyoshi berhasil. Dari anak petani penggarap miskin yang dulunya tidak memiliki wilayah kekuasaan, sekarang dengan diangkatnya Toyotomi Hideyoshi sebagai tuan tanah, tentu memiliki wilayah kekuasaan yang diberikan oleh Oda Nobunaga. Wujud nyatanya adalah yang sudah disebutkan di atas, Oda Nobunaga memberi hadiah tanah untuk tempat berdirinya benteng Nagahama. Hadiah yang diberikan Oda Nobunaga tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Toyotomi Hideyoshi. Penulis menjelaskan tindakan Toyotomi Hideyoshi sebagai bentuk tanggung jawab nya.

Karena setiap daimyo, atau penguasa wilayah, mengatur kota di sekelilingnya selain kastilnya, tanggung jawab baru Toyotomi Hideyoshi bukan lagi hanya urusan ketentaraan tapi juga perniagaan dan administrasi sipil. Sekarang bukan hanya samurai yang dibutuhkan Toyotomi Hideyoshi, tapi juga pekerja-pekerja andal yang sanggup menangani seratus jenis pekerjaan berbeda. Saat itulah Toyotomi Hideyoshi merasa kekurangan tenaga kompeten, dan untuk pertama kalinya benar-benar menyadari pentingnya sumber daya manusia (Masao Kitami, 2005:15).

Beberapa hari setelah meraih tanggung jawab berat ini, memikirkan cara terbaik untuk menemukan orang-orang yang sangat dibutuhkan. “Dengan terlalu

sedikit staf yang berpengalaman,” Toyotomi Hideyoshi memasang pengumuman untuk mencari tenaga kerja baru, tetapi bagaimana hal untuk bisa melatih mereka secepat mungkin untuk menangani masalah yang sedang berlansung?”

Hanbei yang menjadi penasehat militer Toyotomi Hideyoshi, mengatakan “Amati dengan seksama orang-orang yang sedang bekerja.” Artinya adalah “Jika mereka menyelesaikan tugas dengan benar, beri mereka hadiah. Kalau mereka gagal tanpa disengaja, beri mereka tugas yang lain. Potong gaji mereka yang bekerja ceroboh (Masao Kitami,2005:217). Pecat mereka yang bekerja curang. Dengan pernyataan Hanbei tersebut maka Toyotomi Hideyoshi menurutinya. Toyotomi Hideyoshi berkelana menelusuri seluruh Propinsi Omi, bertemu dan bicara dengan ratusan penduduk, dan menemukan kembali pentingnya mempekerjakan orang-orang yang juga bisa memimpin selain mengikuti.

Sekarang Toyotomi Hideyoshi adalah penguasa tertinggi Jepang, dan panglima-panglima perang terhebat sekalipun harus masuk daftar tunggu bermingu-minggu sebelumnya, hanya untuk bertemu dengannya selama beberapa menit (Masao Kitami, 2005:185). Wilayah kekuasaan Toyotomi Hideyoshi selanjutnya adalah Provinsi Mino. Untuk menginvansi Provinsi Mino, yakni rumah bagi Klan Saito, koroku membantu Toyotomi Hideyoshi membuka jalan dengan cara menimbulkan kerusuhan di dalam barisan musuh.

Koroku adalah menjadi penasehat Toyotomi Hideyoshi seumur hidup. Kemana pun dia pergi, koroku tetap mengikutinya. Saat Toyotomi Hideyoshi dan Koroku berhadapan dengan banyak lawan tangguh dalam Klan Saito, tapi di antara mereka ada 3 pria yang lebih berbahaya dibandingkan yang lain. Mereka adalah: Bokuzen, Ittetsu, dan Morinari dikenal sebagai Triumvirat Mino (Masao Kitami, 2005:188). Tiga samurai yang memiliki keahlian, keberanian, dan kesetiaan legendaris serta mengabdi pada pemimpin mereka. Toyotomi Hideyoshi dan Koruku ingin mereka berpihak kepada Toyotomi Hideyoshi dan Koroku, tapi pendekatan secara langsung tidak akan membuat mereka mengkhianati klan mereka sendiri.

Korokulah yang mengusulkan kami melakukannya kebalikannya: yakinkan klan mereka untuk berbalik melawan mereka. Bersama-sama Toyotomi Hideyoshi dan Koroku menggodok rencana dan menyebarkan isu bahwa prajurit triumvirat sudah bergabung dengan kami.

Pemimpin Saito yang terkenal bejat bernama Tatsuoki. Tatsuoki yang kesenangannya akan hiburan cabul membuat akal sehatnya terganggu, mempercayai isu ini dan mulai meragukan kesetiaan ketiga samurainya, yang sebenarnya adalah pelindung Tatsuoki yang paling setia (Masao Kitami, 2005:189). Ketiga prajurit, terkejut karena di curigai tanpa alasan, mengadakan pertemuan diam-diam untuk memutuskan apa tindakan terbaik yang akan mereka lakukan. Perundingan mereka menghasilkan keputusan untuk bergabung dengan Klan Oda.

Setelah para triumvirat bergabung dengan Toyotomi Hideyoshi dan Koroku, tidak ada lagi yang menghalangi untuk menaklukkan Provinsi Mino. Di Provinsi Mino terdapat benteng Inabayama, berdiri diatas tebing yang menakjubkan tampak gagah dan menakutkan, sebuah kastil hebat yang dibangun oleh seorang bekas pedagang minyak andal yang kemudian menjadi panglima perang Saito yakni bernama Dosan, dijuluki Ular Beludak Mino karena kekejamannya. Gerbang belakang Inabayama yang superbesar tampak mustahil ditembus, tapi justru alasan itulah Toyotomi Hideyoshi dan Koroku menduga memimiliki kelemahan yang tersembunyi. Karena tidak ada pasukan berakal sehat yang akan berusaha meruntuhkan pertahanan sebesar itu, klan Saito tidak akan repot-repot menempatkan banyak prajurit untuk menjaganya.

Bersama-sama Koroku dan beberapa anak buahnya yang paling dipercaya, mengendap-endap di sepanjang jalan setapak menembus hutan pegunungan menuju bagian belakang benteng, dimana Toyotomi Hideyoshi dan Koroku berjanji untuk bertemu seorang informan yang setuju untuk menunjukkan jalan masuk rahasia menembus gerbang belakang. Begitu berada di dalam benteng, Toyotomi Hideyoshi dan Koroku berhadapan dengan kira-kira selusin prajurit musuh, yang langsung ditangani dengan senjata sebelum mereka sempat menyerukan bahaya. Setelah berhasil membuka gerbang utama dan membiarkan

masuk gerombolan pasukan, akhirnya benteng Inabayama jatuh ke tangan Toyotomi Hideyoshi pada tahun 1567.

Toyotomi Hideyoshi memberi hadiah kepada Koroku wilayah kekuasaan dan menjadikannya tuan dalam kastilnya sendiri, dengan kekayaan yang akan memberinya kehidupan nyaman selamanya. Tapi Koroku ingin terus mengabdi di samping Toyotomi Hideyoshi dan menyerahkan kastilnya kepada putra Toyotomi Hideyoshi. Koroku tetap menjadi pengikut Toyotomi Hideyoshi yang setia sampai takdir yang harus diterima setiap manusia memisahkan. Koroku selalu berkata akan mengikuti Toyotomi Hideyoshi sampai ke liang kubur, tapi pada akhirnya, di usia 60 tahun, Koroku meninggal duluan (Masao Kitami, 2005:191).

Dalam 3 tahun setelah kematian Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi menguasai setengah wilayah Jepang yang merupakan daerah terpadat dan juga terkaya, termasuk wilayah seluas 38.600 kilometer persegi yang belum pernah terjamah pengaruh Oda Nobunaga (Masao Kitami, 2005:126).

2.4 Pembalas Dendaman Toyotomi Hideyoshi Atas Kematian Oda

Dokumen terkait