• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi Di Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi Di Jepang"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH KEPEMIMPINAN TOYOTOMI HIDEYOSHI DI JEPANG NIHON NI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO SHIKI NO REKISHI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

dalam bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh

IRWAN PRIMA PARLAUNGAN PASARIBU NIM: 080722008

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SEJARAH KEPEMIMPINAN TOYOTOMI HIDEYOSHI DI JEPANG NIHON NI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO SHIKI NO REKISHI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Jepang

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Drs.Hamzon Situmorang,M.S,Ph.D Drs.Eman Kusdiyana M.Hum

NIP.19580704 1985120 1 001 NIP.19600919 1988031 1 001

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra

Pada :

Tanggal :

Pukul :

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan

Prof. Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D NIP. 196500909 199403 1 004

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Nandi S ( )

2. Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D ( )

(4)

Disetujui oleh : Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Departemen Sastra Jepang

Ketua Departemen Sastra Jepang,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya memberikan

kesehatan, pengetahuan, dan kesempatan kepada penulis, sehingga mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

Skripsi ini berjudul “Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi Di

Jepang”. Skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

dalam bidang Ilmu Sastra Jepang.

Dalam proses pengerjaan skripsi ini penulis mendapatkan banyak

kesulitan dan selalu diwarnai kesalahan, namun demikian selalu ada harapan

dalam hati penulis untuk selalu melakukan yang terbaik untuk semua pihak yang

telah membantu.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan, dimana

masih terdapat banyak kekurangan baik dari pengkajian kalimat, penguraian

materi, dan pembahasan masalah. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati

penulis akan menyambut kritik dan saran-saran demi kesempurnaan tulisan ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan beribu terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang tak terhingga terutama kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D selaku Ketua Departemen

Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang, MS, Ph.D selaku dosen pembimbing

yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan pengarahan. (Hontou

(6)

4. Bapak Drs. Eman Kusdiyana M. Hum selaku dosen pembimbing II yang

telah begitu banyak memberikan bimbingan dan pengarahan. (Hontou ni

domou arigato gozaimashita)

5. Seluruh Staff pengajar Departemen Sastra Jepang Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai

pengetahuan kepada penulis.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua tersayang Ayahanda S. Pasaribu dan

Ibunda O. Saragih yang selalu memberikan dorongan dan dukungan baik

moril dan materil selama ini. Terima kasih atas doa dan nasihat yang selalu

diberikan sehingga penulis selalu termotivasi untuk menyelesaikan skripsi

ini.

7. Kedua adik tersayang, Sandi Mulia Pasaribu dan Dian Renny Sari Pasaribu.

Terima kasih atas motivasi yang selalu kalian berikan selama ini.

Cerewetnya kalian menjadi spirit untuk penulis.

8. Teristimewa sahabat-sahabat penulis, kak Ade Nasution. Perjuangan kita

bersama akan terkenang selamanya yang selalu ada untuk membantu penulis.

9. Temen-temen seperjuangan di Sastra Jepang Ekstensi 2008. Terima kasih

buat dukungan, doa, dan bantuannya.

10. Buat semua sahabatku baik yang di SMP dan SMA, serta semua sahabat ku

yang telah mendoakan, yang tidak dapat di sebutkan namanya satu persatu.

Terima kasih atas dukungan, motivasi, dan doa kalian. Berkat kalian penulis

selalu bersemangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga

(7)

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

khusunya mahasiswa Sastra Jepang.

Medan, April 2010

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah……….. 7

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan……… 9

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori………. 9

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 12

1.6 Metode Penelitian……… 13

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama.... 15

2.2 Asal-usul Toyotomi Hideyoshi ... 17

2.3 Wilayah Kekuasaan Toyotomi Hideyoshi……….. 20

2.4 Pembalas Dendaman Toyotomi Hideyoshi Atas Kematian Oda Nobunaga……… 23

2.5 Pernikahan Toyotomi Hideyoshi……… 25

BAB III SEJARAH KEPEMIMPINAN TOYOTOMI HIDEYOSHI DI JEPANG 3.1 Munculnya Toyotomi Hideyosi Menjadi Penguasa………... 28

3.1.1 Pengabdian Toyotomi Hideyoshi Sebagai Bawahan Oda Nobunaga... 28

3.1.2 Promosi Oda Nobunaga Terhadap Toyotomi Hideyoshi ……….. 34

(9)

3.2 Strategi Toyotomi Hideyoshi Dalam Menghadapi Musuh

Klan Oda Nobunaga……….. 38

3.3 Pengangkatan Toyotomi Hideyoshi sebagai

Wakil Kaisar... 40

3.4 Keruntuhan Toyotomi Hideyoshi……….. 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan……….. 45

4.2 Saran……… 46

(10)

ABSTRAK

SEJARAH KEPEMIMPINAN TOYOTOMI HIDEYOSHI DI JEPANG

Memahami ilmu sejarah Jepang merupakan hal berguna karena bisa mengetahui peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Dari peristiwa yang telah terjadi di masa lalu dapat diambil makna dan nilai apa yang melekat di dalamnya. Khususnya bagi penulis pada kesempatan saat ini dalam penyusunan skripsi, membuat kajian yang berjudul Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang.

Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai zaman Nara, zaman Heian (794-1192) sampai dengan zaman Meiji (1868-sekarang) mengenal sistem pemerintahan di Jepang. Bentuk sistem pemerintahan di Jepang yang dimaksud adalah administrasi pemerintahan, militer, dan penarikan pajak. Dengan peristiwa tersebut dikenal lah gelar-gelar, antara lain: Tenno (kaisar), Shogun (jenderal), Daimyo (tuan tanah), perdana menteri, dan menteri-menteri.

Kaisar (Tenno) adalah penguasa administrasi pemerintahan tertinggi. Shogun (Jenderal) adalah pemegang tampuk kekuasaan dari kalangan militer. Daimyo (tuan tanah) adalah penguasa yang ada terletak dibawah kekuasaan

Shogun (Jenderal).

Pada tahun 710 terdapat keluarga Yamato Chotei di daerah Nara (negara Jepang). Keluarga tersebut muncul sebagai penguasa terkuat di Jepang. Kira-kira abad 5 sudah menguasai hampir seluruh Jepang. Pada abad 6 mendirikan pemerintahan yang disebut Yamato Chotei, rajanya disebut dengan Tenno (kaisar).

Pada perkembangan berikutnya, para kelompok militer Taira dan Genji di undang ke Kyoto untuk mengamankan perang yang terjadi dalam keributan keluarga Fujiwara. Tetapi kemudian keluarga Genji dan Taira pun saling berperang seperti perang Hogennoran tahun 1156 dan Heijinoran tahun 1159. Dalam perang tersebut dimenangkan oleh Keluarga Taira oleh Taira no kyoumori.

Minamoto no yoritomo berhasil mengalahkan keluarga Taira tahun 1185

pada perang Dannoura. Hal ini mengakibatkan kekuasaan berpindah ketangan

Minamoto. Minamoto no yoritomo meminta persetujuan kepada kaisar supaya di

angkat menjadi Shogun (Jenderal) oleh karena itu lah maka sistem keshogunan di

kenal di Jepang hingga zaman Edo (1868). Stabilitas negara Jepang yang dirintis

Minamoto no Yoritomo pada tahun 1185 tidak bertahan lama. Penguasa-penguasa

militer datang dan pergi silih berganti, dan pada tahun 1467 pemerintahan militer

(11)

Zaman Perang Antar-Klan, abad berdarah ketika para panglima perang lokal

saling bertarung untuk melindungi daerah kekuasaan.

Pada feodalisme masa pertengahan yang dimaksud adalah zaman Kamakura,

Muromachi, dan Azuchimomoyama. Pada kesempatan kali ini penulis ingin

membahas lahirnya seorang pemimpin menjadi shogun di zaman

Azuchimomoyama pada tahun 1185 – 1600. Pada akhir feodalisme pertengahan

ini muncul shogun yang berasal dari golongan bawah, yaitu Oda Nobunaga,

Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa Ieyashu.

Pengertian zaman Azuchimomoyama adalah zaman masa-masa yang recok

karena semua tuan tanah berusaha ingin merebut kekuasaan keshogunan. Dimana

seluruh negeri terjadi keributan-keributan karena orang-orang dari kelas bawah

memberontak ingin menjatuhkan yang atas. Zaman ini disebut juga sengoku jidai,

perang di seluruh negeri. Masa ini berlangsung dari tahun 1573 sampai pada tahun

1603.

Pada zaman Azuchimomoyama ini Oda Nobunaga adalah atasan Toyotomi

Hideyoshi. Alasan Toyotomi Hideyoshi mau mengabdi kepada Oda Nobunaga

adalah karena Oda Nobunaga memiliki visi yaitu menyatukan seluruh wilayah

Jepang dalam masa-masa yang recok. Saat itu Oda Nobunaga sudah menjadi

Shogun (jenderal), sementara Toyotomi Hideyoshi belum. Ketika itu, Toyotomi

Hideyoshi masih menjadi pembantu Oda Nobunaga. Dengan segala kepatuhan

Toyotomi Hideyoshi bekerja dengan rajin dan jujur maka tahap demi tahap

Toyotomi Hideyoshi diangkat menjadi Shogun (jenderal), setelah wafatnya Oda

Nobunaga. Oda Nobunaga sedikit lagi dapat menyatukan visi menyatukan seluruh

wilayah Jepang. Sehingga yang meneruskan visi ini adalah Toyotomi Hideyoshi.

Oda Nobunaga wafat dibunuh oleh anak buahnya sendiri yang bernama

Akechi Mitshuhide. Maka yang membalas dendam kematian Oda Nobunaga

adalah Toyotomi Hideyoshi. Akechi Mithsuhide dapat ditaklukan Toyotomi

Hideyoshi dengan cara gencatan senjata. Senjata diperoleh dari bangsa Portugal

(12)

memiliki senjata, Toyotomi Hideyoshi juga dapat menyerang daimyo-daimyo

(tuan-tuan tanah) kecil lainnya dan berhasil menyelesaikan penyatuan seluruh

wilayah Jepang. Dalam 3 tahun setelah kematian Oda Nobunaga, Toyotomi

Hideyoshi menguasai setengah wilayah Jepang yang merupakan daerah terpadat

dan juga terkaya, termasuk wilayah seluas 38.600 kilometer persegi yang belum

pernah terjamah pengaruh Oda Nobunaga. Puncak karir Toyotomi Hideyoshi

adalah sebagai Daijodaijin (wakil Kaisar) yang diangkat oleh Kaisar Go Yozei.

Toyotomi Hideyoshi lahir tahun 1536 di Nakamura (negara Jepang).

Asal-usul Toyotomi Hideyoshi dari kecil memiliki awal yang sederhana. Dari kecil

bertekad ingin menjadi seorang pemimpin di Jepang. Selain miskin, tidak

berpendidikan, bukan berasal dari silsilah keluarga masyhur yaitu anak dari petani

penggarap miskin, dan badan yang pendek. Tetapi Toyotomi Hideyoshi tidak

membiarkan segala kekurangan itu menentukan nasib nya, melainkan memiliki

semangat hidup yang jarang terlihat di dunia ini. Ambisi nya dapat tercapai

menjadi seorang wakil Kaisar. Toyotomi Hideyoshi adalah orang pertama yang

mendapat gelar wakil kaisar tanpa adanya ikatan hubungan darah dengan kaum

bangsawan atau kekeluargaan.

Keruntuhan Toyotomi Hideyoshi muncul karena kesombongan nya, ingin

memperluas wilayah kekuasaan ke Korea dan China sehingga menimbulkan

Perang Tujuh Tahun. Namun Toyotomi Hideyoshi gagal dalam mewujudkannya.

Sehingga Toyotomi Hideyoshi wafat dalam pertempuran melawan Korea pada

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian

(794→1192) sampai dengan zaman Meiji (1868→sekarang). Dari urutan-urutan

zaman sejarah Jepang yang telah terjadi maka dikenal lah sistem pemerintahan di

Jepang. Bentuk sistem pemerintahan di Jepang yang dimaksud adalah administrasi

pemerintahan, militer, dan penarikan pajak. Dengan peristiwa tersebut dikenal lah

gelar-gelar, antara lain; Tenno (Kaisar), Shogun (Jenderal), Daimyo (tuan tanah),

perdana menteri dan menteri-menteri. Penulis akan memberikan

penjelasan-penjelasan tentang bagaimana pengertian Tenno (Kaisar), Shogun (Jenderal), dan

Daimyo (tuan tanah).

Dalam sistem Ritsuryou, Kaisar (Tenno) adalah penguasa administrasi

pemerintahan tertinggi ( Situmorang, 2006:13). Dengan kesimpulan semua orang

patuh (taat) kepada Kaisar. Dalam administrasi pemerintahan ini kaisar

merupakan gelar tertinggi di Jepang. Saudara-saudara kaisar adalah menjadi

bangsawan. Para bangsawan kerabat Tenno ini bertugas melaksanakan pekerjaan

birokrasi di istana maupun di daerah. Kekuasaan kaisar sebenarnya hanya terbatas

pada menganugerahkan gelar resmi, terutama gelar Shogun (jenderal) (Masao

Kitami, 2005:xiii). Hal ini juga merupakan kekuasaan seorang kaisar di Jepang.

Sistem Ritsuryou adalah sistem pengaturan tentang penggunaan

(pemilikan) tanah (Situmorang, 2006:13). Sistem pada masa itu dikenal dengan

sistem Kochikomin (wilayah umum dengan masyarakat umum). Pada masa itu

tidak dikenal pemilikan tanah secara pribadi dan penguasaan atas diri orang secara

pribadi. Tetapi kemudian para bangsawan kerabat Kaisar tersebut banyak yang

menguasai tanah secara pribadi. Sehingga mereka membutuhkan tenaga kerja

(14)

kelompok-kelompok kecil di daerah yang semakin lama semakin kuat dan tidak

membayar pajak kepada Kaisar.

Dengan latar belakang banyaknya para bangsawan kerabat kaisar yang

menguasai tanah secara pribadi yang semakin lama semakin kuat dan tidak

membayar pajak kepada Kaisar, maka Kaisar mengambil tindakan untuk

menciptakan pekerjaan keamanan (militer). Shogun (Jenderal) adalah pemegang

tampuk kekuasaan dari kalangan militer (Masao Kitami, 2005:xiv). Secara resmi

berada di bawah kaum bangsawan adalah Shogun (jenderal), namun sebenarnya

kaum bangsawan dan kaisar sendiri tidak memiliki otoritas terhadapnya.

Pemegang komando militer tertinggi ini dapat disamakan dengan perdana menteri.

Keshogunan diwariskan turun-temurun, tetapi di Jepang sudah sempat 3 keluarga

yang menjadi Shogun (jenderal), yaitu: Keluarga Minamoto dengan pusat di

Kamakura, sehingga zamannya disebut dengan zaman Kamakura. Kemudian

keluarga Taira atau disebut juga Heisi, pusat pemerintahannya adalah di

Muromachi, sehingga zamannya disebut dengan zaman Muromachi (1333-1568),

kemudian keluarga Tokugawa memusatkan pemerintahannya di Edo atau Tokyo

(1603-1867). Di era feodal selama 700 tahun dimulai dari tahun 1185-1867,

negara Jepang berada dibawah pemerintahan militer.

Daimyo (tuan tanah) adalah penguasa yang ada terletak dibawah

kekuasaan Shogun (Jenderal). Sistem Feodal (Hokenseido) di Jepang merupakan

kekuasaan Daimyo (tuan tanah) yang memiliki petani sendiri di setiap

wilayah-wilayah dan memungut pajak dari petani sebagai pendapatan utama ( Situmorang,

2006:82). Situasi seperti ini kaum petani lah yang dirampas hak nya sehingga

membuat kaum petani berada di posisi yang tertekan tidak mendapatkan

kesejahteraan dari Daimyo (tuan tanah).

Penulis akan memberikan penjelasan-penjelasan tentang bentuk

pemerintahan yang telah terjadi dengan membuat bagan zaman sejarah Jepang

yang dimulai dari zaman Nara→zaman Heian (794→1192) sampai kepada zaman

(15)

Mari perhatikan bagan nomor 1.

Zaman Nara→Zaman Heian (794→1192)

TENNO

● Daimyo (tuan tanah) ● Daimyo (tuan tanah) ● Daimyo (tuan tanah) shoen

Mari perhatikan bagan nomor 2

Zaman Kamakura, Muromachi, Azuchimomoyama, dan Edo (1192-1868)

TENNO SHOGUN

● Daimyo (tuan tanah) ● Daimyo (tuan tanah) ● Daimyo (tuan tanah)

Mari perhatikan bagan nomor 3

zaman Meiji (1868→sekarang)

TENNO

PERDANA MENTERI

(16)

Pada tahun 710 terdapat keluarga Yamato Chotei membangun istana di

daerah Nara (negara Jepang). Zaman ini berlangsung kira-kira 70 tahun, dimana

Nara menjadi ibukota. Tetapi kemudian karena banyak para bangsawan yang

tinggal di daerah sudah menjadi kuat maka banyak terjadi keributan-keributan.

Ditambah lagi karena kesulitan kehidupan petani pada pemerintah Chotei,

mengakibatkan banyak petani pindah ke bangsawan (kekizoku) atau pemerintah

daerah. Oleh karena itu pada zaman Nara pemerintah daerah menjadi kuat

(Situmorang, 2006:11). Keluarga tersebut muncul sebagai penguasa terkuat di

Jepang. Kira-kira abad 5 sudah menguasai hampir seluruh Jepang. Pada abad 6

mendirikan pemerintahan yang disebut Yamato Chotei, rajanya disebut dengan

Kaisar (tenno ).

Pada akhirnya, keluarga Yamato Chotei kesulitan mempertahankan

pemerintahan sentralisasi negara dan mulai ‘mendelegasikan’ administrasi

pemerintahan, militer, dan penarikan pajak (Masao Kitami, 2005:xii). Dengan

peristiwa tersebut dikenal lah gelar Tenno (Kaisar), Shogun (Jenderal), dan

Daimyo (Tuan tanah ).

Pada perkembangan berikutnya, para kelompok militer Taira dan Genji

di undang ke Kyoto untuk mengamankan perang yang terjadi dalam keributan

keluarga Fujiwara. Tetapi kemudian keluarga Genji dan Taira pun saling

berperang seperti perang Hogennoran tahun 1156 dan Heijinoran tahun 1159.

Dalam perang tersebut dimenangkan oleh Keluarga Taira oleh Taira no kyoumori.

Mulai saat inilah bushi menjadi sangat berpengaruh dalam pemerintah pusat.

Ketika itu sistem Ritsuryou menjadi hancur, berubah menjadi sistem Ujizoku

(kekerabatan). Kemudian Tairano Masakado menikahi putri Fujiwara dengan

maksud untuk mengadakan persekutuan supaya dapat juga menjadi keluarga

Sekkan. Tetapi ternyata setelah kalah dalam peperangan heiji tahun 1159,

keluarga Minamoto no yoritomo memperkuat prajurit nya di Jepang bagian timur

yaitu di Kamakura (Situmorang, 2006:15).

Minamoto no yoritomo berhasil mengalahkan keluarga Taira tahun 1185

(17)

Minamoto. Minamoto no yoritomo meminta persetujuan kepada kaisar supaya di

angkat menjadi Shogun (Jenderal) oleh karena itu lah maka sistem keshogunan di

kenal di Jepang hingga zaman Edo (1868). Pada tahun 1185, Minamoto no

Yoritomo, seorang panglima perang dari provinsi timur dan masih punya

hubungan darah dengan keluarga kaisar, membangun pemerintahan militer negara

yang pertama, dan Jepang memasuki era feodal (1185-1867). Negara Jepang

berada di bawah pemerintahan militer selama hampir 700 tahun. Stabilitas negara

Jepang yang dirintis Minamoto no Yoritomo pada tahun 1185 tidak bertahan lama

(Masao Kitami, 2005:xii). Penguasa-penguasa militer datang dan pergi silih

berganti, dan pada tahun 1467 pemerintahan militer runtuh yang menyebabkan

Jepang terjun dalam kekacauan. Maka dimulailah Zaman Perang Antar-Klan, abad

berdarah ketika para panglima perang lokal saling bertarung untuk melindungi

daerah kekuasaan.

Pada feodalisme masa pertengahan yang dimaksud adalah zaman

Kamakura, Muromachi, dan Azuchimomoyama. Pada kesempatan kali ini penulis

ingin membahas lahirnya seorang pemimpin menjadi shogun di zaman

Azuchimomoyama pada tahun 1185 – 1600. Pada akhir feodalisme pertengahan

ini muncul shogun yang berasal dari golongan bawah, yaitu Oda Nobunaga,

Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa Ieyashu. Mereka masing-masing adalah tuan

tanah di wilayah yang disebut dengan Daimyo (tuan tanah). Masing-masing

menjadi shogun (jenderal) setelah berhasil mengalahkan shogun yang sedang

berkuasa di daerah tersebut (Situmorang, 2006:83).

Mereka muncul dari daerah-daerah yang subur di sekitar sungai Ibi dan

Yahagi. Nampaknya kesuburan daerah mereka telah memberi andil dalam

pembentukan bushi yang professional sehingga mampu mengalahkan bushi dari

keshogunan sebelumnya.

Oda Nobunaga lahir tahun 1534 adalah seorang daimyo di Owarinokuni

atau Prefecture Aichi sekarang. Visi Oda Nobunaga adalah menyatukan seluruh

(18)

kemudian Oda Nobunaga dibunuh oleh anakbuahnya sendiri Akechi Mitshuhide

tahun 1582. Selanjutnya Toyotomi Hideyoshi membunuh Akechi mitshuhide dan

kemudian mendirikan istana di Osaka. Visi Toyotomi Hideyoshi juga sama

dengan Oda Nobunaga. Pemerintahan Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi ini

disebut dengan zaman Azuchimomoyama (1573-1603).

Toyotomi Hideyoshi lahir tahun 1536 di Nakamura adalah anak dari

petani miskin dari Owari no Kuni (Aichiken) yang menjadi bushi yang mengabdi

kepada Oda Nobunaga dan meningkat terus menjadi bushinya shogun. Yang

melanjutkan proyek Oda Nobunaga adalah Toyotomi Hideyoshi (Masao Kitami,

2005:6). Toyotomi Hideyoshi menjadi Kanpaku (penasehat Tenno) dan tahun

berikutnya setelah menjadi Daijodaijin pada tahun 1590 dia berhasil

menyelesaikan penyatuan seluruh Jepang (Siriizu Jijyou, 1988:26).

Penulis terkesan dengan sejarah kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi,

yang pada awalnya adalah anak petani miskin bisa menjadi pemimpin di Jepang.

Adapun alasan penulis terkesan adalah usaha atau kemampuan Toyotomi

Hideyoshi dalam meraih kepemimpinan dilihat dari segi fisiknya, status sosialnya,

ciri khas kepemimpinan, dan sejarahnya. Dilihat dari segi fisik, Toyotomi

Hideyoshi bertubuh pendek, berbobot 50 kg hanya setinggi 150 cm serta bungkuk

tampaknya menutup peluang untuk berkarir di bidang militer, tidak atletis, tidak

berpendidikan, berwajah jelek (keriput), daun telinga besar, matanya dalam,

tubuhnya kecil, membuat dia tampak seperti kera, sehingga orang memberinya

julukan “monyet” seumur hidupnya (Masao Kitami, 2005:ix). Dengan segala

kekurangan itu, Toyotomi Hideyoshi memiliki semangat hidup yang jarang

terlihat di dunia ini. Dilihat dari status sosialnya Toyotomi Hideyoshi lahir dari

sebuah keluarga miskin di Nagoya. Dilihat dari asal-muasalnya yang sederhana,

orang sama sekali tidak menyangka Toyotomi Hideyoshi akan menjadi terkemuka.

Dilihat dari ciri khas kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi, dengan latar

belakang tidak memiliki kemampuan bela diri, menggunakan akal pikiran

(19)

diyakininya, memiliki kecerdasan dan keahlian, bernegoisasi yang menakjubkan

untuk mengungguli para pesaingnya yang berdarah biru dan menjadi penguasa

seluruh Jepang (Masao Kitami, 2005:x).

Dilihat dari sejarah Toyotomi Hideyoshi beranjak dari kemiskinan saat

negara Jepang dalam kekacauan, Toyotomi Hideyoshi mampu menjadi pemimpin

tertinggi Jepang dan menyatukan negeri. Pada tahun 1590 Toyotomi Hideyoshi

telah menjadi pemimpin tertinggi negara. Ia dinobatkan sebagai wakil kaisar oleh

kaisar Go Yozei dan menikmati kekuasaan bagaikan raja. Kaisar memberinya

nama keluarga (nama belakang) Toyotomi, yang berarti ‘menteri yang dermawan’

(Masao Kitami, 2005:xi).

Sejarah Jepang sangat penting sebagai sumber penambah wawasan ilmu

sejarah khususnya sejarah Jepang. Dengan mengetahui perkembangan sejarah

Jepang memungkinkan tiap orang untuk mempelajarinya dan menggali

sumber-sumber informasi yang lebih banyak tentang sejarah Jepang. Oleh karena itu

penulis ingin membahas Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di

Jepang.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk dapat memahami sejarah Jepang dengan baik, setiap pembelajar

bahasa Jepang harus banyak membaca buku-buku sejarah dengan rajin. Karena

sejarah Jepang sungguh sangat memiliki makna dan tingkat pencapaian yang luar

biasa atau memukau. Antara lain dalam skripsi ini membahas tentang Sejarah

Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang. Munculnya makna dan tingkat

pencapaian dalam sejarah Jepang berdampak besar pengaruhnya bagi Negara

Jepang.

Disebutkan Toyotomi Hideyoshi adalah keluarga orang bawah karena dia

dilahirkan dari keluarga petani miskin dan tidak memiliki hubungan darah saudara

dengan kaisar. Toyotomi Hideyoshi yang serba kekurangan di fisik dan keuangan,

(20)

Jepang. Toyotomi Hideyoshi tentu pada mulanya bertekad untuk menjadi shogun

pada zaman Azuchimomoyama. Akan tetapi perlu diketahui sebelum dia menjadi

shogun, Toyotomi Hideyoshi adalah seorang tuan tanah (daimyo).

Tekad Toyotomi Hideyoshi bisa terwujud sebagai shogun awalnya

adalah mengabdi kepada Oda Nobunaga. Pada saat itu visi Oda Nobunaga adalah

menyatukan seluruh wilayah Jepang. Begitu juga dengan Toyotomi Hideyoshi

memiliki visi yang sama. Namun pada waktu kemudian Oda Nobunaga wafat

dibunuh oleh bawahannya yang bernama Akechi Mitshuhide. Lalu kemudian

Toyotomi Hideyoshi berhasil membunuh Toyotomi Hideyoshi. Dengan

keberhasilannya maka dengan begitu dia memegang tampuk kepemimpinan

dengan mendirikan benteng di Osaka (negara Jepang). Benteng itu dijadikan

sebagai pangkalan dan menjalankan penyatuan Jepang.

Dilihat dari ciri khas kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi dengan latar

belakang tidak memiliki kemampuan bela diri, tetapi dia lebih menggunakan akal

pikiran daripada tubuh serta memiliki kecerdasan dan keahlian bernegoisasi yang

menakjubkan. Inilah ciri khas kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi sehingga bisa

menjadi pemimpin di Jepang.

Berdasarkan latar Belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perjuangan Toyotomi Hideyoshi dari orang bawah bisa menjadi

pemimpin di Jepang.

2. Bagaimana ciri khas kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi sehingga bisa

menjadi pemimpin di Jepang.

3. Kapan Toyotomi Hideyoshi bisa memegang tampuk kepemimpinan dan

menjalankan visi menyatukan seluruh wilayah Jepang.

(21)

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Setiap sejarah tentu memiliki peristiwa budaya dan politik. Negara

Jepang, Indonesia, Perancis, Jerman, Arab Saudi dan Negara-negara lainnya di

dunia ini masing-masing memiliki peristiwa budaya dan politik. Begitu juga

dengan negara Jepang yang memiliki peristiwa budaya dan politik tersendiri

dalam perubahan yang berdampak besar bagi masyarakat Jepang.

Banyak sekali terdapat periode dalam sejarah Jepang. Setiap periode

tersebut mempunyai maknanya masing-masing. Oleh karena itu penulis

membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Jepang memiliki susunan birokrasi pemerintahan dari Tenno (Kaisar),

Shogun (Jenderal), dan Daimyo ( Tuan tanah).

2. Perjuangan Toyotomi Hideyoshi menjadi pemimpin di Jepang.

3. Ciri khas kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang.

4. Sejarah Toyotomi Hideyoshi di Jepang.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

a. Tinjauan Pustaka

Sejarah jepang adalah sebuah metode yang menunjukkan perkembangan

sesuatu dalam proses waktu (Situmorang, 2006:5). Sejarah Jepang digolongkan

kedalam 2 bagian yaitu:

1. Zaman prasejarah di Jepang.

2. Zaman sejarah di Jepang.

Berdasarkan zaman Prasejarah Jepang dibagi atas 2 zaman yaitu:

a. Zaman Jomon.

(22)

Setelah perang dunia kedua berakhir zaman sejarah Jepang menjadi lebih

panjang, yaitu bukan dimulai abad 8, tetapi dimulai dari abad ke 4 dan kemudian

zaman prasejarah dilanjutkan dengan penelitian arkeologi, sehingga ditemukan

zaman prasejarah Jomon dan Yayoi (Situmorang, 2006:5).

Berdasarkan zaman sejarah Jepang dibagi atas 7 zaman yaitu:

a. Zaman Nara.

b. Zaman Heian (794-1192).

c. Zaman Kamakura (1192-1333).

d. Zaman Muromachi (1338-1573).

e. Zaman Azuchimomoyama (1573-1603).

f. Zaman Edo (1603-1868).

g. Zaman Meiji hingga perang dunia II (1868 - 1945).

Sebelum Meiji restorasi, pemerintahan keshogunan berada di tangan

keluarga Tokugawa (1603-1867). Dalam masa ini, Tokugawa memantapkan ide

pengabdian diri berdasarkan ajaran Konfusionis. Yaitu mengajarkan pengabdian

bertingkat, yang akhirnya seluruh masyarakat Jepang pada waktu itu

pengabdiannya bertumpu di tangan shogun (Situmorang, 2006:90).

Jepang sebagai negara feodal di tahun 1185-1867 berada di bawah

pemerintahan militer selama hampir 700 tahun. Feodal adalah penguasaan lahan

tanah yang terpecah belah sebagai faktor produksi melalui kekuatan militer

(Masao Kitami, 1990:xii). Dimana kaum feodal menyediakan keamanan bagi

petani sehingga para petani dapat mengerjakan lahannya. Sedangkan pembagian

hasil ditentukan oleh Tuan feodal sehingga petani tidak bisa hidup menjadi kuat,

tetapi harus selalu tergantung pada tuannya.

Lahirnya seorang pemimpin menjadi shogun di zaman

(23)

keributan-keributan karena orang-orang dari kelas bawah memberontak ingin

menjatuhkan yang atas. Zaman ini disebut juga sengoku jidai, perang di seluruh

negeri. Masa ini berlangsung dari tahun 1573-1603 (Situmorang, 2006:83).

Perang Sekigahara pada tahun 1600 antara Tokugawa Ieyashu melawan

keluarga Toyotomi Hideyoshi, ketika itu Toyotomi Hideyoshi sendiri sudah wafat,

perang dimenangkan oleh Tokugawa Ieyashu. Toyotomi Hideyoshi sendiri wafat

dalam perang melawan Korea pada waktu itu. Kemenangan Tokugawa Ieyashu ini

melahirkan zaman baru di Jepang waktu itu yang disebut dengan zaman Edo

(Situmorang, 2006:83).

Pada tahun 1590 Toyotomi Hideyoshi telah menjadi pemimpin tertinggi

negara Jepang. Ia dinobatkan sebagai wakil kaisar oleh kaisar Go Yozei dan

menikmati kekuasaan bagaikan raja. Kaisar memberinya nama keluarga (nama

belakang) Toyotomi, yang berarti ‘menteri yang dermawan’ (Masao Kitami,

2005:xi)

b. Kerangka Teori

Sesuai dengan judul skripsi ini, teori atau pendekatan yang digunakan

untuk mengetahui Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang adalah

pendekatan sejarah Jepang.

Dalam sejarah Jepang masa kecil Toyotomi Hideyoshi dimulai dengan

gonta-ganti pekerjaan. Hidup sebagai pedagang keliling cukup berat, khususnya

bagi pemula yang berumur lima belas tahun. Toyotomi Hideyoshi tidur di jalanan

dan berhari-hari tidak makan. Kadang-kadang sampai mengemis.

Akhirnya Toyotomi Hideyoshi berhasil mendapatkan pekerjaan, betapa

pun remeh dan singkat, yaitu bekerja sebagai tukang kayu, pembuat tong, penjaja

ikan keliling, pengrajin logam, pemotong rumput, pembantu tukang tungku

batubara, pedagang minyak keliling, dan pengasah pisau. Toyotomi Hideyoshi

mahir dalam jual-beli, membaca watak pelanggan dan pemimpin, dan menebak

(24)

Di provinsi asal Toyotomi Hideyoshi (Owari), hidup seorang

panglima perang muda bernama Oda Nobunaga, yang ayahnya bernama Nobuhide,

yang pernah menjadi majikan ayah Toyotomi Hideyoshi. Dengan begitu

Toyotomi Hideyoshi memilih Oda Nobunaga sebagai majikan baru nya. Lalu

timbul masalah tentang bagaimana menarik perhatian Oda Nobunaga. Agar

rencana berjalan mulus, Toyotomi Hideyoshi membayar seorang kenalan yang

bekerja pada klan Oda seratus keping koin tembaga untuk memberitahu secara

persis kemana dan kapan Oda Nobunaga akan melakukan perjalanan.

Saat Oda Nobunaga berkuda perlahan mendekati gerbang, Toyotomi

Hideyoshi melompat maju dan merebahkan diri dihadapan Oda Nobunaga,

membungkuk begitu rendah sehingga alis mata Toyotomi Hideyoshi menyapu

tanah. Toyotomi Hideyoshi mengatakan bahwa Toyotomi Hideyoshi hendak

mengabdi atau melayani kepada Oda Nobunaga (Masao Kitami, 2005:21). Mulai

dari sinilah, awal karir perjalanan Toyotomi Hideyoshi bisa menjadi pemimpin di

Jepang.

Di zaman Azuchimomoyama kelihatan perlombaan kekuatan bushi atau

serdadu semakin meluas di seluruh Jepang, bukan hanya diantara keturunan

Heishi dan Minamoto saja. Pada akhir feodalisme pertengahan ini muncul shogun

yang berasal dari golongan bawah, yaitu Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi,

dan Tokugawa Ieyashu. Mereka masing-masing adalah tuan tanah di wilayah

yang disebut dengan Daimyo. Masing-masing menjadi shogun setelah berhasil

mengalahkan shogun yang sedang berkuasa di daerah tersebut (Situmorang,

2006:83).

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana perjuangan Toyotomi Hideyoshi dari orang

(25)

2. Untuk mengetahui bagaimana ciri khas kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi

sehingga bisa menjadi pemimpin di Jepang.

3. Untuk mengetahui kapan Toyotomi Hideyoshi bisa memegang tampuk

kepemimpinan dan menjalankan visi menyatukan seluruh wilayah Jepang.

4. Untuk mengetahui mengapa Toyotomi Hideyoshi mau mengabdi kepada Oda

Nobunaga.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh bila penelitian ini dilakukan adalah:

1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu sejarah jepang,

khususnya Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang.

2. Menambah informasi pengetahuan tentang ilmu sejarah jepang di Jurusan

Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.

3. Menumbuh kembangkan akan kesenangan membaca buku-buku tentang ilmu

sejarah Jepang di kalangan pelajar, khususnya Sejarah Kepemimpinan

Toyotomi Hideyoshi di Jepang.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif (descriptive research) yaitu suatu metode penelitian yang

bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis. Dan penulis juga akan

menggunakan metode kepustakaan (library research), yaitu metode yang

menggunakan pengumpulan data-data atau berbagai informasi dengan cara

pengumpulan data dari beberapa buku atau referensi yang berkaitan dengan

pembahasan (Isyandi, 2003:13).

Metode penelitian adalah keseluruhan proses berpikir dari mulai

menemukan permasalahan peneliti menjabarkannya dalam suatu kerangka teoritis

tertentu, serta pengumpulan data bagi pengujian empiris sampai dengan

penjelasan dan penarikan kesimpulan yang diteliti (Malo Manasse, 1995:35).

(26)

tersebut terkumpul, penulis berusaha menuturkan, menganalisa,

mengklasifikasikan, dan lain sebagainya. Kemudian dituangkan dalam bentuk

karya tulis. Tahap akhir berupa penarikan kesimpulan dari data-data yang telah

diteliti, kemudian dari kesimpulan yang diambil dapat diberikan saran-saran yang

(27)

BAB II

TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama

Pengertian zaman Azuchimomoyama adalah zaman masa-masa yang

recok karena semua tuan tanah berusaha ingin merebut kekuasaan keshogunan.

Dimana seluruh negeri terjadi keributan-keributan karena orang-orang dari kelas

bawah memberontak ingin menjatuhkan yang atas. Zaman ini disebut juga

sengoku jidai, perang di seluruh negeri. Masa ini berlangsung dari tahun 1573

sampai pada tahun 1603 (Situmorang, 2006:17).

Kekuasaan keshogunan mempunyai hak kekuasaan di dalam militer.

Tuan tanah memiliki petani nya masing-masing di setiap wilayah. Lalu hasil kerja

keras dari petani diserahkan kepada tuan tanah, selanjutnya tuan tanah harus

menyerahkan kembali kepada Shogun. Dengan berlatar belakang masalah seperti

ini sudah jelas orang-orang dari kelas bawah memberontak ingin menjatuhkan

yang atas. Kaum petanilah yang sangat dirugikan disini.

Zaman Azuchimomoyama merupakan masa feodalisme pertengahan.

Adapun pada masa feodalisme ini terdapat tiga zaman di dalamnya antara lain;

zaman Kamakura, Muromachi dan Azuchimomoyama. Masa berlansungnya

Zaman Azuchimomoyama dimulai dari tahun 1568 sampai 1600. Pada penulisan

skripsi ini, penulis lebih menjelaskan pada zaman Azuchimomoyama.

Pada zaman peperangan ini, ada banyak jenderal yang tidak dapat

dipercaya, dengan kata lain setan-setan bermulut manis. Zaman

Azuchimomoyama (安土桃山時代) adalah salah satu pembagian periode dalam

sejarah Jepang yang dimulai sejak Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi

menjadi penguasa Jepang dan berakhir ketika Tokugawa Ieyasu berhasil

mengalahkan pasukan pendukung Toyotomi Hideyori dalam pertempuran

Sekigahara tahun 1600. Perang Sekigahara pada tahun 1600 antara Tokugawa

(28)

sendiri sudah wafat, perang dimenangkan oleh Tokugawa Ieyashu. Toyotomi

Hideyoshi sendiri meninggal dalam perang melawan Korea pada waktu itu.

Kemenangan Tokugawa Ieyashu ini melahirkan zaman baru di Jepang waktu itu

yang disebut dengan zaman Edo (Situmorang, 2006:83).

Zaman Azuchimomoyama disebut juga zaman Shokuho (織豊時代 ,) yang

penamaannya diambil dari aksara kanji nama keluarga Oda Nobunaga (織 ) untuk

“Shoku” dan aksara kanji nama keluarga Toyotomi Hideyoshi ( 豊 ) untuk “Ho”.

Oda Nobunaga tinggal di istana Azuchi (sekarang prefektur Shiga ) sedangkan

Toyotomi Hideyoshi tinggal di istana Fushimi ( Kyoto ) yang disebut juga sebagai

istana Momoyama sehingga zaman ini disebut zaman Azuchimomoyama

(ensiklopedia bebas, internet).

Zaman Azuchimomoyama muncul shogun yang berasal dari golongan

bawah, yaitu Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa Ieyashu.

Mereka masing-masing adalah tuan tanah di wilayah yang disebut dengan Daimyo.

Masing-masing menjadi shogun yang sedang berkuasa di daerah tersebut

(Situmorang, 2006:83). Oda Nobunaga adalah seorang Daimyo di Owarinokuni

atau Prefecture Aichi sekarang.

Oda Nobunaga mendapat persenjataan dari bangsa Portugal yang masuk

dari Tanega shima, mengakibatkan dia dapat menyerang daimyo-daimyo kecil

lainnya dan mempersatukan seluruh wilayah Jepang (Situmorang, 2006:17).

Bangsa Portugal dan bangsa Spanyol adalah bangsa asing yang masuk

pada zaman Azuchimomoyama. Pada saat itu yang masih berkuasa adalah Oda

Nobunaga, belum tiba bagi Toyotomi Hideyoshi untuk memegang kekuasaan.

Oda Nobunaga memperbolehkan dengan bebas pelaksanaan usaha industri dan

perdagangan, memberikan perlindungan kepada agama Kristen, dan melakukan

perdagangan dengan orang Portugal dan orang Spanyol. Penyebaran agama

Kristen dimulai sejak 1549 pada saat orang Spanyol datang ke Kagoshima

misionaris katolik Fransiscus Xafier. Orang Portugal dan orang Spanyol datang

berdagang untuk menyebarkan agama Kristen, Oda Nobunaga melindungi agama

(29)

yang sudah maju dari eropa melalui perdagangan. Oda Nobunaga menjalankan

dengan cepat proyek penyatuan Jepang, tetapi dia meninggal di serang oleh

bawahannya Akechi Mitsuhide sedikit lagi sebelum penyatuan Jepang berhasil

( Siriizu Jijyou, 1988:26).

Setelah Oda Nobunaga wafat maka yang menggantikan tampuk

kekuasaan adalah Toyotomi Hideyoshi. Oleh karena Oda Nobunaga telah

mendapat persenjataan dari Portugal yang masuk dari Tanega Shima, jelaslah

akan beralih tangan ke tangan Toyotomi Hideyoshi. Dengan latar belakang ini,

Toyotomi Hideyoshi yang dulunya daimyo kini beralih menjadi shogun.

Tentu kesimpulannya adalah karena Toyotomi Hideyoshi memiliki

persenjataan, maka dengan mudah menjadi shogun. Sementara daimyo-daimyo

yang lain berperang dengan menggunakan samurai atau pedang, Toyotomi

Hideyoshi dengan memakai senjata. Sudah dapat kita bayangkan dengan pikiran

yang jernih, siapa yang akan menang dalam pertemuran seseorang yang memakai

samurai dengan memakai senjata?

2.2 Asal-usul Toyotomi Hideyoshi

Kisah Toyotomi Hideyoshi memiliki awal yang sederhana. Selain miskin,

tidak berpendidikan, bukan berasal dari silsilah keluarga masyhur yaitu anak dari

petani penggarap miskin, dan badan yang pendek. Tetapi Toyotomi Hideyoshi

tidak membiarkan segala kekurangan itu menentukan nasib nya, melainkan

memiliki semangat hidup yang jarang terlihat di dunia ini. Meski terlahir sebagai

anak petani penggarap, Toyotomi Hideyoshi ingin menjadi pemimpin di Jepang

sebagai wakil kaisar di Jeapng, dan bertekad bahwa ketidaksempurnaan tidak akan

menghalangi. Hal ini patut kita ambil sisi positif nya yaitu jangan langsung

menyerah dengan keadaan yang sudah ada untuk menggapai cita-cita di masa

depan. Jadi perlu semangat juang yang tinggi disertai juga mental yang kuat atau

kokoh.

Toyotomi Hideyoshi lahir pada tanggal 2 Februari 1536 dan meninggal

(30)

dari zaman Sengoku hingga zaman Azuchimomoyama. Bentuk peralihan naiknya

derajat Toyotomi Hideyoshi dari anak petani penggarap miskin menjadi daimyo

adalah disebabkan karena Toyotomi Hideyoshi bergabung dengan Oda Nobunaga,

yang memang pada saat itu Oda Nobunaga seorang tuan tanah atau daimyo.

Untuk menjadi tuan tanah Toyotomi Hideyoshi sangatlah berjuang dengan gigih.

Penulis akan menceritakan nya bagaimana bentuk perjuangan Toyotomi

Hideyoshi tersebut menjadi tuan tanah.

Sekilas tentang asal usul orangtua Toyotomi Hideyoshi, penulis ingin

menyampaikan nya. Ayah Toyotomi Hideyoshi mulanya seorang petani, lalu

menjadi prajurit rendahan di ketentaraan Oda Nobunaga, dan berakhir cacat di

medan perang. Ibu Toyotomi Hideyoshi harus membanting tulang sebagai

pembantu penggarap lahan. Setelah kematian ayah Toyotomi Hideyoshi, saat usia

nya tujuh tahun, Ibu nya menikah dengan seorang pria bernama Chikuami, yang

juga petani dan bekas prajurit Oda Nobunaga.

Di provinsi asal Toyotomi Hideyoshi, Owari, hidup seorang panglima

perang muda bernama Oda Nobunaga, yang ayahnya, Nobuhide, pernah menjadi

majikan ayah Toyotomi Hideyoshi. Para pengikut Oda Nobunaga menjulukinya

Halilintar Perang karena kebuasannya di medan pertempuran. Toyotomi

Hideyoshi memutuskan memilih Oda Nobunaga sebagai majikan baru. Akan

tetapi timbul masalah tentang bagaimana menarik perhatiannya. Toyotomi

Hideyoshi memiliki antusiasme yang begitu besar, tapi hampir semua kualifikasi

yang dibutuhkan tidak dimiliki nya, termasuk derajat, garis keturunan, dan

reputasi sebagai seorang kesatria. Perdagangan adalah satu-satunya bidang yang

paling disukai Toyotomi Hideyoshi. Kegiatan tawar-menawar yang rutin

dilakukannya setiap hari telah membantu nya mendapatkan pengetahuan yang

mendalam tentang nilai barang dan jasa, dan telah mengamati bahwa keluarga

samurai, yang menganggap diri mereka terlalu penting untuk mempelajari hal-hal

semacam ini, sering kali begitu payah saat berurusan dengan pedagang.

Agar rencana berjalan mulus, Toyotomi Hideyoshi membayar seorang

kenalan yang berkerja pada klan Oda Nobunaga seratus keping koin tembaga

(31)

Nobunaga akan melakukan perjalanan. Itu adalah investasi terbaik yang pernah

dilakukannya (Masao Kitami, 2005:19). Tersirat dalam pemikiran penulis tentang

suatu perbuatan yang dilakukan Toyotomi Hideysohi yakni: apapun akan

dilakukan seseorang, bila ingin melakukan pendekatan terhadap seorang

pemimpin atau atasan. Terutama menyangkut pangkat atau jabatan untuk menjadi

yang lebih bagus.

Bergabung dengan klan Oda Nobunaga adalah titik balik yang

menentukan dalam perkembangan Toyotomi Hideyoshi sebagai seorang

pemimpin. Oda Nobunaga membantu kesuksesan Toyotomi Hideyoshi karena

Oda Nobunaga melihat nilai kerja Toyotomi Hideyoshi yang patut dicontoh dalam

tugas – tugas nonmiliter. Toyotomi Hideyoshi menjadi orang “serbabisa”. Pada

tahun 1554 Toyotomi Hideyoshi mulai bekerja pada Oda Nobunaga. Di hari-hari

awal Toyotomi Hideyoshi bertugas, jarang tidur nyenyak semalaman. Seorang

pelayan mesti berada tidak jauh dari tuannya dan siap ditugaskan kapan saja.

Toyotomi Hideyoshi harus mengantisipasi saat-saat tidak biasa, siang atau malam,

ketika Oda Nobunaga mungkin mendadak memutuskan untuk berburu dengan

elang atau berkuda, dan menyiapkan segala sesuatunya lebih awal. Oda Nobunaga

tidak hanya punya satu kuda, tapi banyak. Toyotomi Hideyoshi harus

memperkirakan kuda mana yang ingin ditunggangi Oda Nobunaga di hari tertentu.

Tugas Toyotomi Hideyoshi cukup berat, tapi layak dilakukan. Sebagai

tambahan keuntungan saat bertugas melayani Oda Nobunaga, Toyotomi

Hideyoshi memiliki kesempatan untuk mengenali hampir semua anggota keluarga

Oda Nobunaga dan anggota senior dari klan lainnya. Yang paling penting, melalui

kerja keraslah Toyotomi Hideyoshi berjuang untuk membuktikan bahwa

Toyotomi Hideyoshi layak mendapatkan kepercayaan dari Oda Nobunaga (Masao

Kitami, 2005:24).

Mendapatkan sesuatu kepercayaan dari seorang atasan atau

pimpinan sudah merupakan hal yang harus dipegang teguh dan dijalankan dengan

penuh tanggung-jawab bagi seorang bawahan. Karena dengan menjalankan

(32)

mencapai pangkat atau kedudukan yang lebih baik disertai dengan nilai materi

yang akan menyusul.

2.3 Wilayah Kekuasaan Toyotomi Hideyoshi

Bisa dikatakan Toyotomi Hideyoshi memulai karier sebagai pedagang

yang hidup pas-pasan, bekerja sebagai pedagang keliling dan menyambar

pekerjaan apa saja begitu ada kesempatan. Pada tahun 1574, Toyotomi Hideyoshi

mencapai tonggak kepemimpinan: Oda Nobunaga memberi hadiah tanah yang

kemudian akan jadi tempat berdirinya benteng Nagahama, daerah kekuasaan

pertama yang menjadi tanggung jawab. Toyotomi Hideyoshi adalah penguasa

daerahnya sendiri (Masao Kitami, 2005:214). Mengelola wilayah besar

membutuhkan perhitungan dan membuat berbagai keputusan sulit sendirian.

Dengan diangkatnya Toyotomi Hideyoshi menjadi tuan tanah, maka

sudah jelaslah dikatakan Toyotomi Hideyoshi berhasil. Dari anak petani

penggarap miskin yang dulunya tidak memiliki wilayah kekuasaan, sekarang

dengan diangkatnya Toyotomi Hideyoshi sebagai tuan tanah, tentu memiliki

wilayah kekuasaan yang diberikan oleh Oda Nobunaga. Wujud nyatanya adalah

yang sudah disebutkan di atas, Oda Nobunaga memberi hadiah tanah untuk

tempat berdirinya benteng Nagahama. Hadiah yang diberikan Oda Nobunaga

tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Toyotomi Hideyoshi. Penulis

menjelaskan tindakan Toyotomi Hideyoshi sebagai bentuk tanggung jawab nya.

Karena setiap daimyo, atau penguasa wilayah, mengatur kota di

sekelilingnya selain kastilnya, tanggung jawab baru Toyotomi Hideyoshi bukan

lagi hanya urusan ketentaraan tapi juga perniagaan dan administrasi sipil.

Sekarang bukan hanya samurai yang dibutuhkan Toyotomi Hideyoshi, tapi juga

pekerja-pekerja andal yang sanggup menangani seratus jenis pekerjaan berbeda.

Saat itulah Toyotomi Hideyoshi merasa kekurangan tenaga kompeten, dan untuk

pertama kalinya benar-benar menyadari pentingnya sumber daya manusia (Masao

Kitami, 2005:15).

Beberapa hari setelah meraih tanggung jawab berat ini, memikirkan cara

(33)

sedikit staf yang berpengalaman,” Toyotomi Hideyoshi memasang pengumuman

untuk mencari tenaga kerja baru, tetapi bagaimana hal untuk bisa melatih mereka

secepat mungkin untuk menangani masalah yang sedang berlansung?”

Hanbei yang menjadi penasehat militer Toyotomi Hideyoshi,

mengatakan “Amati dengan seksama orang-orang yang sedang bekerja.” Artinya

adalah “Jika mereka menyelesaikan tugas dengan benar, beri mereka hadiah.

Kalau mereka gagal tanpa disengaja, beri mereka tugas yang lain. Potong gaji

mereka yang bekerja ceroboh (Masao Kitami,2005:217). Pecat mereka yang

bekerja curang. Dengan pernyataan Hanbei tersebut maka Toyotomi Hideyoshi

menurutinya. Toyotomi Hideyoshi berkelana menelusuri seluruh Propinsi Omi,

bertemu dan bicara dengan ratusan penduduk, dan menemukan kembali

pentingnya mempekerjakan orang-orang yang juga bisa memimpin selain

mengikuti.

Sekarang Toyotomi Hideyoshi adalah penguasa tertinggi Jepang, dan

panglima-panglima perang terhebat sekalipun harus masuk daftar tunggu

bermingu-minggu sebelumnya, hanya untuk bertemu dengannya selama beberapa

menit (Masao Kitami, 2005:185). Wilayah kekuasaan Toyotomi Hideyoshi

selanjutnya adalah Provinsi Mino. Untuk menginvansi Provinsi Mino, yakni

rumah bagi Klan Saito, koroku membantu Toyotomi Hideyoshi membuka jalan

dengan cara menimbulkan kerusuhan di dalam barisan musuh.

Koroku adalah menjadi penasehat Toyotomi Hideyoshi seumur hidup.

Kemana pun dia pergi, koroku tetap mengikutinya. Saat Toyotomi Hideyoshi dan

Koroku berhadapan dengan banyak lawan tangguh dalam Klan Saito, tapi di

antara mereka ada 3 pria yang lebih berbahaya dibandingkan yang lain. Mereka

adalah: Bokuzen, Ittetsu, dan Morinari dikenal sebagai Triumvirat Mino (Masao

Kitami, 2005:188). Tiga samurai yang memiliki keahlian, keberanian, dan

kesetiaan legendaris serta mengabdi pada pemimpin mereka. Toyotomi Hideyoshi

dan Koruku ingin mereka berpihak kepada Toyotomi Hideyoshi dan Koroku, tapi

pendekatan secara langsung tidak akan membuat mereka mengkhianati klan

(34)

Korokulah yang mengusulkan kami melakukannya kebalikannya:

yakinkan klan mereka untuk berbalik melawan mereka. Bersama-sama Toyotomi

Hideyoshi dan Koroku menggodok rencana dan menyebarkan isu bahwa prajurit

triumvirat sudah bergabung dengan kami.

Pemimpin Saito yang terkenal bejat bernama Tatsuoki. Tatsuoki yang

kesenangannya akan hiburan cabul membuat akal sehatnya terganggu,

mempercayai isu ini dan mulai meragukan kesetiaan ketiga samurainya, yang

sebenarnya adalah pelindung Tatsuoki yang paling setia (Masao Kitami,

2005:189). Ketiga prajurit, terkejut karena di curigai tanpa alasan, mengadakan

pertemuan diam-diam untuk memutuskan apa tindakan terbaik yang akan mereka

lakukan. Perundingan mereka menghasilkan keputusan untuk bergabung dengan

Klan Oda.

Setelah para triumvirat bergabung dengan Toyotomi Hideyoshi dan

Koroku, tidak ada lagi yang menghalangi untuk menaklukkan Provinsi Mino. Di

Provinsi Mino terdapat benteng Inabayama, berdiri diatas tebing yang

menakjubkan tampak gagah dan menakutkan, sebuah kastil hebat yang dibangun

oleh seorang bekas pedagang minyak andal yang kemudian menjadi panglima

perang Saito yakni bernama Dosan, dijuluki Ular Beludak Mino karena

kekejamannya. Gerbang belakang Inabayama yang superbesar tampak mustahil

ditembus, tapi justru alasan itulah Toyotomi Hideyoshi dan Koroku menduga

memimiliki kelemahan yang tersembunyi. Karena tidak ada pasukan berakal sehat

yang akan berusaha meruntuhkan pertahanan sebesar itu, klan Saito tidak akan

repot-repot menempatkan banyak prajurit untuk menjaganya.

Bersama-sama Koroku dan beberapa anak buahnya yang paling

dipercaya, mengendap-endap di sepanjang jalan setapak menembus hutan

pegunungan menuju bagian belakang benteng, dimana Toyotomi Hideyoshi dan

Koroku berjanji untuk bertemu seorang informan yang setuju untuk menunjukkan

jalan masuk rahasia menembus gerbang belakang. Begitu berada di dalam benteng,

Toyotomi Hideyoshi dan Koroku berhadapan dengan kira-kira selusin prajurit

musuh, yang langsung ditangani dengan senjata sebelum mereka sempat

(35)

masuk gerombolan pasukan, akhirnya benteng Inabayama jatuh ke tangan

Toyotomi Hideyoshi pada tahun 1567.

Toyotomi Hideyoshi memberi hadiah kepada Koroku wilayah kekuasaan

dan menjadikannya tuan dalam kastilnya sendiri, dengan kekayaan yang akan

memberinya kehidupan nyaman selamanya. Tapi Koroku ingin terus mengabdi di

samping Toyotomi Hideyoshi dan menyerahkan kastilnya kepada putra Toyotomi

Hideyoshi. Koroku tetap menjadi pengikut Toyotomi Hideyoshi yang setia sampai

takdir yang harus diterima setiap manusia memisahkan. Koroku selalu berkata

akan mengikuti Toyotomi Hideyoshi sampai ke liang kubur, tapi pada akhirnya, di

usia 60 tahun, Koroku meninggal duluan (Masao Kitami, 2005:191).

Dalam 3 tahun setelah kematian Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi

menguasai setengah wilayah Jepang yang merupakan daerah terpadat dan juga

terkaya, termasuk wilayah seluas 38.600 kilometer persegi yang belum pernah

terjamah pengaruh Oda Nobunaga (Masao Kitami, 2005:126).

2.4 Pembalas Dendaman Toyotomi Hideyoshi Atas Kematian Oda Nobunaga

Pembunuh Oda Nobunaga adalah Akechi Mitshuhide tahun 1582 yang

merupakan bawahan Oda Nobunaga sendiri. Adapun alasan Akechi Mitshudide

membunuh Oda Nobunaga adalah tentu untuk merebut kekuasaan Oda Nobunaga.

Pada tahun 1570, Oda Nobunaga sudah mendapat gelar wakil shogun dan

menetapkan Kyoto, sebagai ibukota Jepang, sebagai basisnya. (Masao Kitami,

2005:77). Dengan luas wilayah kekuasaan Oda Nobunaga tersebut maka Akechi

Mitshuhide tergiur untuk membunuh Oda Nobunaga. Peristiwa pembunuhan itu

dinamakan kuil Honnoji karena Oda Nobunaga dibunuh di kuil tersebut (Masao

Kitami, 2005:209).

Dalam ilmu pengetahuan sejarah hal tentang untuk mendapatkan suatu

pangkat yang lebih tinggi, akan pasti terlintas bagaimana usaha yang cepat untuk

mendapatkannya. Termasuk salah-satunya adalah dengan bentuk

kejahatan-kejahatan maupun ada juga bentuk-bentuk kecurangan lainnya. Intinya adalah hal

(36)

atas perbuatan tersebut. Penulis akan menjelaskan bagaimana bentuk tindakan

membalas dendam Toyotomi Hideyoshi karena Oda Nobunaga dibunuh oleh

bawahannya sendiri.

Cara Toyotomi Hideyoshi membalas dendam atas kematian Oda

Nobunaga adalah dengan gencatan senjata (Masao Kitami, 2005:87). Pasukan

Toyotomi Hideyoshi tiba di kota Himeji, sebelah barat Kyoto. Sementara itu

Akechi Mitshuhide sudah mencaplok Benteng Azuchi, bekas markas besar dan

rumah penyimpanan Oda Nobunaga. Akan tetapi Akechi Mitshuhide melakukan

kesalahan yang sangat fatal. Akechi Mitsuhide bertaruh banyak pada dukungan

klan-klan seperti Klan Hosokawa, yang punya hubungan perkawinan dengan

keluarga Akechi Mitshuhide. Sayangnya keluarga Hosokawa bersimpati dengan

keinginan Oda Nobunaga untuk menyatakan kembali Jepang.

Saat dukungan yang diharapkan gagal untuk diwujudkan, Akechi

Mitshuhide langsung kehilangan pegangan tentang apa yang mesti dilakukannya,

dan setiap menit dalam keragu-raguan membawanya lebih dekat pada kehancuran.

Sementara itu, lebih banyak jenderal Oda yang bergabung dengan pasukan balas

dendam Toyotomi Hideyoshi, termasuk putra ketiga Oda Nobunaga yang bernama

Nobutaka. Saat itu sudah berjumlah 40 ribu orang, jauh melampaui jumlah tentara

musuh (Masao Kitami, 2005:88).

Akechi Mitshuhide akhirnya memutuskan bahwa satu-satunya pilihan

adalah mengonsolidasikan pasukannya dekat Yamazaki, sebuah kota kecil di

pinggiran Kyoto. Menempatkan pasukannya di belakang sebuah sungai, Akechi

Mitshuhide menunggu serangan Toyotomi Hideyoshi di bawah derasnya hujan.

Akechi Mitshuhide telah mencoba untuk menempatkan anak buahnya di dalam

hutan yang tidak jauh dari tempat itu, tetapi salah satu sekutu Toyotomi Hideyoshi

sudah mengambil keuntungan geografis dengan tiba di sana lebih dulu. Begitu

jenderal-jenderal Toyotomi Hideyoshi menaklukan sayap utama dari pasukan

Akechi Mitshuhide, Toyotomi Hideyoshi segera memerintahkan serangan terbuka

dan menghancurkan sisanya. Dengan akhir memilukan, gelandang-gelandangan

yang sedang memulung kemudian menghabisi Akechi Mitshuhide di dalam

(37)

Segera saja Toyotomi Hideyoshi mengirim pesan kepada para panglima

perang di segala penjuru bahwa Toyotomi Hideyoshi sudah membalas dendam

pelaku pembunuh Oda Nobunaga. Pada tahun 1582 juga Toyotomi Hideyoshi

mengalahkan Akechi Mitsuhide di Yamazaki. Menyebarkan berita tersebut

dengan cepat sangat penting artinya untuk membuat setiap orang paham bahwa

klan Oda Nobunaga tetaplah perkasa sebagaimana biasanya. Seandainya saja

Toyotomi Hideyoshi ragu-ragu atau setengah-setengah pada hari-hari kritis

tersebut, lawan-lawan Toyotomi Hideyoshi sudah pasti melangkahinya. Karena

Toyotomi Hideyoshi bertindak cepat, keunggulan itu ada di pihaknya. Baik dalam

perdagangan, administrasi, atau di medan perang, pemimpin yang menang akan

memahami Rahasia Kemenangan. Bertindaklah lebih awal untuk selesai lebih

awal.

2.5 Pernikahan Toyotomi Hideyoshi

Dari semua orang yang mengelilingi seorang pemimpin, tidak ada yang

lebih dekat daripada pasangan hidup. Maka manfaatkan bimbingan yang hanya

bisa diberikan oleh pasangan hidup. One, adalah wanita yang kemudian menjadi

istri Toyotomi Hideyoshi, menikah pada tahun 1561 lalu tinggal di benteng

Kiyosu ketika Toyotomi Hideyoshi pertama kali bertemu dengannya. Toyotomi

Hideyoshi saat itu masih anggota junior dalam organisasi Oda Nobunaga tanpa

banyak yang bisa Toyotomi Hideyoshi banggakan, dan One jauh lebih muda dari

Toyotomi Hideyoshi. Tapi Toyotomi Hideyoshi terpikat pada One dan mulai

mengirimnya surat cinta. Ia merespons dan tidak lama kemudian mereka menjadi

sepasang kekasih.

Toyotomi Hideyoshi menikah pada saat dia belum memiliki wilayah

kekuasaan yang cukup. Tetapi Toyotomi Hideyoshi berani mengambil keputusan

ini karena dilatarbelakangi Oda Nobunaga sudah cukup banyak musuh-musuh

yang dikalahkan Oda Nobunaga. Jadi Toyotomi Hideyoshi tidak terlalu khwatir

memikirkan hal ini.

Orang tua One murka saat mengetahui hubungan mereka. Orang tua One

(38)

Hideyoshi dibesarkan dengan didikan kampung (Masao Kitami, 2005:206). Meski

tidak bisa menyembunyikan asal-usul pedesaan Toyotomi Hideyoshi, namun

dengan sudah belajar untuk menjaga sikap di depan orang-orang terhormat.

Akhirnya Toyotomi Hideyoshi bisa mengambil hati orang tua One.

Zaman sekarang ini jangan lagi bertolak ukur menilai pandangan yang

lebih sempit. Temukan atau carilah hal-hal yang lebih banyak positif atau yang

baik nya dibandingkan dengan kekurangan dalam hal hubungan asmara. Penulis

tidak setuju dengan sikap orang tua One tersebut.

Upacara pernikahan Toyotomi Hideyoshi dan One berlangsung

sederhana. Mereka menuang sake ke cangkir keramik merah yang buatannya

kasar untuk bersulang dan mengucapkan janji mereka di atas tatami jerami, yang

menutupi lantai rumah petak yang dipinjamkan seorang teman kepada mereka.

Hanya ada dua kamar di rumah sempit itu, tapi setidaknya mereka punya rumah

(Masao Kitami, 2005:207).

Menikahi One adalah berkah keberuntungan. One mengelola rumah

tangga dan membantunya menata hidup. Jabatan Toyotomi Hideyoshi yang

meningkat dalam organisasi Oda, dan akhirnya mereka pindah ke rumah yang

jauh lebih besar. Kemudian Toyotomi Hideyoshi bisa membawa ibunya tinggal

bersama mereka. Itu adalah satu hari yang paling membahagiakan dalam hidup

Toyotomi Hideyoshi.

Bantuan yang diberikan One lebih dari sekedar urusan rumah tangga.

Setelah Toyotomi Hideyoshi menjadi penguasa Benteng Nagahama, Toyotomi

Hideyoshi merancang infrastruktur untuk daerah perkotaan yang akan dibangun

dekat kastil Toyotomi Hideyoshi. Untuk menarik minat para pendatang, Toyotomi

Hideyoshi membebaskan mereka dari kewajiban membayar pajak. Ini adalah

insentif yang luar biasa, dan penduduk desa berbondong-bondong pindah ke sana.

Tapi karena Toyotomi Hideyoshi adalah pemula dalam perencanaan tata kota,

Toyotomi Hideyoshi terkejut karena mendapati kemungkinan daerah tersebut

menjadi terlalu padat dan dengan tergesa-gesa Toyotomi Hideyoshi menarik

kembali kebijakan bebas pajak. Setelah mendengar keluhan dari penduduk kota,

(39)

bebas pajak sesegera mungkin (Masao Kitami, 2005:208). Tentu Toyotomi

Hideyoshi kembali memberlakukan kebijakan bebas pajak.

Toyotomi Hideyoshi bekerja tanpa henti: memimpin pasukannya ke

medan perang; melakukan perjalanan melintasi perbatasan provinsi untuk

mendapatkan persediaan bedil dan mesiu; pergi ke Kyoto untuk kunjungan resmi;

dan melakukan lusinan tugas lain. Toyotomi Hideyoshi jarang berada di Benteng

Nagahama dan memercayakan pengelolaan rumah tangga nya seluruhnya kepada

One. Tentu Toyotomi Hideyoshi bangga sekali kepada istrinya dan berterima

kasih atas dukungan yang penuh cinta selama bertahun-tahun. Dengarkan

pendapat pasangan hidupmu (Masao Kitami, 2005:209). Tidak ada pemimpin

yang bisa mencapai keberhasilan sendirian. Semua membutuhkan saran ahli.

(40)

BAB III

SEJARAH KEPEMIMPINAN TOYOTOMI HIDEYOSHI DI JEPANG 3.1 Munculnya Toyotomi Hideyosi Menjadi Penguasa

3.1.1 Pengabdian Toyotomi Hideyoshi sebagai bawahan Oda Nobunaga Oda Nobunaga memiliki impian dahsyat untuk menyatukan Jepang di bawah satu pemerintahan dan mengakhiri zaman peperangan. Inilah yang

dibutuhkan oleh bangsa Jepang dan diinginkan masyarakat. Pemimpin adalah

seseorang yang memiliki visi jelas tentang masa depan yang lebih baik, yang

dapat menyatukan visinya dan membangkitkan rasa percaya diri pada orang lain.

Oda Nobunaga adalah orang seperti itu (Masao Kitami, 2005:33).

Setiap manusia tentu sejak masih kecil sudah memiliki impian-impian

yang disukai. Tidak perlu memikirkan apakah akan terwujud atau tidak di

kemudian hari. Dengan disertai dengan rasa percaya diri akan membawa peluang

yang cukup kuat bisa terwujud akan impian yang diinginkan.

Oda Nobunaga adalah atasan baru Toyotomi Hideyoshi yang juga

membuat Toyotomi Hideyoshi tertarik. Toyotomi Hideyoshi berusia 18 tahun

ketika bekerja kepada Oda Nobunaga, dan Oda Nobunaga baru berusia 21 tahun,

maka Toyotomi Hideyoshi tahu bahwa Oda Nobunaga memiliki masa depan

panjang. Usia muda dan visi yang jelas adalah kombinasi yang tidak terkalahkan.

Pada saat Toyotomi Hideyoshi memutuskan untuk bergabung dengan

Oda Nobunaga, perilaku Oda Nobunaga yang liar dan eksentrik telah

menimbulkan kesan bagi banyak orang Jepang, termasuk beberapa dalam

organisasinya sendiri bahwa mentalnya tidak stabil. Diam-diam mereka

mengkritiknya dengan sebutan Tuan Tolol, tapi Toyotomi Hideyoshi tahu Oda

Nobunaga sama sekali tidak bodoh. Oda Nobunaga hanya mencemooh adat

istiadat kebiasaan dan pola pikirnya melampaui zamannya. Dengan perilaku Oda

(41)

sepengetahuan penulis, seorang pemimpin akan lebih tegas dan disiplin sehingga

secara sepintas pemikiran masyarakat Jepang pada saat itu mengkritiknya dengan

tuan tolol. Bisa jadi pada saat itu, Oda Nobunaga sudah menjadi seorang shogun

atau jenderal. Karena tidak ada catatan sejarah tertulis kapan Oda Nobunaga

diangkat menjadi seorang Jenderal.

Pada sebelumnya penulis sudah menyebutkan Oda Nobunaga adalah

seorang tuan tanah atau daimyo. Oda Nobunaga naik derajat menjadi seorang

shogun karena Oda Nobunaga sudah banyak mengalahkan musuh-musuh yang

menjabat sebagai tuan tanah atau seorang jenderal.

Sebagai contoh, Oda Nobunaga adalah orang pertama di Jepang yang menggagas

terciptanya prajurit professional. Pada masa itu, para panglima perang biasanya

membangun markas permanen di tengah masyarakat petani yang mereka jadikan

tentara saat dibutuhkan. Pada zaman peperangan, 80% dari seluruh tentara adalah

petani. Begitu pentingnya peranan tentara petani ini sehingga ada semacam

kesepakatan tahu sama tahu di antara para panglima untuk menghindari

pertempuran pada saat musim tanam dan panen tiba. Oda Nobunaga mengabaikan

kebiasaan ini dan membalik persentase petani dan prajurit professional tersebut:

prajurit profesional berjumlah sekitar 80% dari keseluruhan tentara (Masao

Kitami, 2005:34).

Oda Nobunaga juga inovatif dalam berbagai bidang lain. Tidak seperti

penguasa lain sezamannya, mencari anak buah dari latar belakang dan daerah

berbeda-beda. Oda Nobunaga mempekerjakan orang berdasarkan kemampuan

bukan karena garis keturunan, dan memberikan penghargaan atas dasar kinerja

bukan senioritas. Berita tentang metode perekrutan yang tidak biasa ini menarik

perhatian tenaga-tenaga kompeten dari seluruh penjuruh negeri. Oda Nobunaga

juga menerapkan pendekatan yang tidak ortodoks dalam pertempuran, tanggap

melihat keunggulan teknologi baru dan memaksimalkan senjata api dalam strategi

militer. Oda Nobunaga mengerahkan tiga ribu tentara bersenapan dalam

(42)

Karena Toyotomi Hideyoshi tidak berpendidikan dan dari kalangan jelata,

beberapa organisasi besar dan tangguh yang dipimpin oleh para penguasa tersohor

hampir mustahil mau mempekerjakan Toyotomi Hideyoshi. Tapi Toyotomi

Hideyoshi mengambil sisi positif dari situasi demikian dengan pemikiran bahwa

klan yang lebih kecil akan memberi kemungkinan pekerja baru bertemu langsung

dengan pemimpin. Semakin dalam Toyotomi Hideyoshi memahami Oda

Nobunaga, semakin Toyotomi Hideyoshi yakin bahwa ia adalah pemimpin yang

paling tepat untuk Toyotomi Hideyoshi mengabdi. Pilihlah pemimpin yang

memiliki visi.

Toyotomi Hideyoshi memulai pekerjaan dengan bekerja kepada Oda

Nobunaga sebagai pembawa sandal. Orang-orang di dekat Toyotomi Hideyoshi

menganggap remeh pekerjaan nya, tapi Toyotomi Hideyoshi sangat mensyukuri

posisi awal nya dan mengerjakannya dengan sepenuh hati dan jiwa. Kebijakan

Toyotomi Hideyoshi adalah selalu melakukan tugas sebaik-baiknya. Apa pun

pekerjaan yang ditugaskan oleh atasan, tidak peduli seberapa remeh.

Pekerjaan Toyotomi Hideyoshi selanjutnya adalah seorang pelayan, yang

sebagian besar tugasnya adalah mengurus kebutuhan pribadi Oda Nobunaga, dan

Toyotomi Hideyoshi berjuang untuk mengambil perhatian dari kinerja yang

diberikannya.

Sebagai contoh, terjadi kebakaran di kastil. Toyotomi Hideyoshi terbangun jauh

sebelum tanda bahaya diserukan dan secepat mungkin menuju kandang kuda.

Toyotomi Hideyoshi bisa mendengar ringkikan kuda-kuda yang ketakutan dan

orang-orang yang berlarian karena panik, sosok-sosok gelap berlatar belakang api.

Sementara itu, Oda Nobunaga dengan cepat berpakaian dan bergegas. Tepat pada

saat Oda Nobunaga ke luar dari kepulan asap, Toyotomi Hideyoshi muncul

dengan kuda Oda Nobunaga yang sudah berpelana, sehingga Oda Nobunaga bisa

segera menunggangi dan memimpin semua orang ke tempat aman (Masao Kitami,

(43)

Sikap Toyotomi Hideyoshi mencerminkan loyalitas yang cukup

menyenangkan bagi Oda Nobunaga. Disamping dengan loyalitas, tentu memiliki

sikap yang cekatan dan juga terampil. Inilah merupakan fondasi yang diterapkan

Toyotomi Hideyoshi dalam wujud keseriusannya kepada Oda Nobunaga.

Begitu Toyotomi Hideyoshi bekerja pada Oda Nobunaga, Toyotomi

Hideyoshi mempelajari karakteristik Oda Nobunaga dengan saksama. Setiap

tindakan Oda Nobunaga menjadi contoh yang dipelajari Toyotomi Hideyoshi

sungguh-sungguh. Usaha teramat keras yang Toyotomi Hideyoshi lakukan untuk

memahami junjungannya menghasilkan pengetahuan mendalam tentang sifat Oda

Nobunaga dan apa yang Oda Nobunaga suka dan tidak suka lakukan. Semakin

banyak yang Toyotomi Hideyoshi pelajari, semakin besar bakti Toyotomi

Hideyoshi pada Oda Nobunaga.

Bukti dari pengabdian Toyotomi Hideyoshi yang mendalam kepada Oda

Nobunaga adalah ‘Serangan Air’ yang terkenal terhadap Benteng Takamatsu pada

tahun 1582. Saat mengepung benteng itu, sebuah gagasan melintas untuk

menghalangi akses persediaan dan bantuan musuh dengan cara membelokkan

sungai agar membanjiri kastil dan daerah sekitarnya. Strategi ini menjamin

kejatuhan Takamatsu, tapi ketimbang menghantamnya dengan pasukan Toyotomi

Hideyoshi sendiri, Toyotomi Hideyoshi mengirimkan berita kepada Oda

Nobunaga untuk pergi ke Takamatsu untuk mengambil alih komando dan

mendapatkan penghargaan atas kemenangan tersebut. Toyotomi Hideyoshi telah

mempelajari kunci keberhasilan untuk maju selangkah ke depan (Masao Kitami,

2005:45).

Jangan juga lupa dengan ide-ide atau akal pikiran yang jitu. Terutama

dalam menghadapi musuh-musuh di dalam pertempuran. Tidak bisa dengan cepat

menerapkan ide-ide dalam bertempur, maka hasil yang ditemukan adalah

kekalahan dalam medan perang. Disamping juga ide-ide yang sudah tepat, maka

harus ada juga persiapan-persiapan. Intinya adalah terdapat ide-ide yang cepat dan

Referensi

Dokumen terkait

Mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman

Carilah nilai yang berikut ini dengan sudut istimewa ( tidak dengan kalkulator

[r]

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemahaman bidan tentang Audit Maternal Perinatal dengan kepatuhan bidan dalam pertolongan

diadaptasiolehWahyu (2015) danRyff Psychological Well Being Scale yang diadaptasiolehAbdillah (2016).Data yang diperolehdianalisisdenganteknikkorelasi

[r]

Game ini merupakan salah satu sarana hiburan dari sekian banyak game yang telah dibuat. Setelah game ini diuji coba kepada responden, lebih dari 50%

dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800 , yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit , daun pandan , angkak , daun suji, coklat , wortel , dan