• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS EKONOMI TWA GUNUNG MEJA

6.3. Nilai Pengembangan Wisata Alam TWA Gunung Meja

6.3.1. WTP Wisatawan terhadap Pengembangan Wisata Alam

Untuk mengetahui besar nilai kesediaan membayar wisatawan terhadap pengembangan wisata alam berkelanjutan, maka tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Pasar (Skenario)

Langkah awal dalam menghitung besarnya WTP wisatawan terhadap pengembangan wisata alam melalui kesediaan membayar tiket masuk TWA Gunung Meja adalah membuat skenario pasar. Pembuatan skenario harus menggambarkan informasi yang lengkap tentang kondisi kawasan yaitu TWA Gunung Meja yang akan dikembangkan.

Berikut adalah skenario pasar yang dibangun :

TWA Gunung Meja memiliki nila estetika/keindahan yang terbentuk atas perpaduan antara :

1. Posisi kawasan yang melatarbelakangi Kota Manokwari, yang pada

beberapa sisinya terdapat tebing dan lereng curam yang menampakkan panorama alam yang indah (laut biru, pegunungan, Pulau Mansinam dan Pulau Lemon) dan Pemandangan Kota Manokwari;

2. Memiliki keanekaragaman dan keendemikan flora dan fauna; 3. Memiliki beberapa Goa yang menarik; dan

4. Memiliki Nilai Historis (berdirinya Tugu Jepang)

Berdasarkan 4 hal tersebut, Gunung Meja sangat potensial bagi pengembangan wisata alam, dimana jika kegiatan wisata alam telah berkembang di kawasan ini maka kawasan ini akan semakin menarik untuk dikunjungi. Sayangnya, saat ini keberadaan Gunung Meja sedang terancam karena adanya kegiatan-kegiatan yang berkontribusi terhadap kerusakan kawasan, bahkan beberapa spesies di dalam kawasan ini telah punah dan banyak lagi yang terancam punah, karena adanya aktivitas perburuan. Karena itu, dalam rangka pengembangan wisata alam berkelanjutan dan agar kawasan ini tetap terjaga, diperlukan dana, dan Anda sebagai wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Meja diminta keterlibatannya melalui kesediaan membayar sejumlah dana berupa pembayaran tiket masuk. Dana tiket masuk tersebut pada akhirnya akan digunakan untuk pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja ke depan.

104

Berapa dana yang bersedia Anda bayar untuk pengembangan wisata alam tersebut, dengan kisaran Rp. 1.000,- sampai Rp. 10.000,-.

b. Nilai Lelang (Bids), Nilai Rata-rata WTP dan total WTP

Kesediaan membayar wisatawan terhadap pengembangan wisata alam melalui kesediaan membayar tiket masuk ternyata berkisar antara Rp. 1.000,- sampai Rp. 5.000,-. Pengunjung tidak bersedia membayar lebih dari Rp. 5.000,- karena pembayaran tiket masuk ke tempat wisata di Manokwari belum lazim. Distribusi frekuensi kesediaan membayar responden, nilai rata-rata dan total WTP tersaji pada tabel berikut.

Tabel 23. Distribusi Frekuensi, Rata-rata WTP dan Total WTP Wisatawan

WTP Frekuensi (Responden) Frekuensi Relatif (Pfi) Total Wisatawan Rata-rata WTP Total WTP Rp. 1.000,- 20 0,43 649 Rp. 425,53,- Rp. 648.511,- Rp. 2.000,- 8 0,17 259 Rp. 340,43,- Rp. 518.809,- Rp. 3.000,- 6 0,13 195 Rp. 382,98,- Rp. 583.660,- Rp. 4.000,- 3 0,06 97 Rp. 255,32,- Rp. 389.106,- Rp 5.000,- 10 0,21 324 Rp. 1.063,83,- Rp. 1.621.277,- Total 47 1 1.524 Rp. 2.468,09,- Rp. 3.761.362,- Sumber : Data diolah (2011)

Berdasarkan tabel 23 sebagian besar responden yaitu 43 persen bersedia membayar Rp. 1.000,- untuk pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja. Berikutnya responden yang bersedia membayar Rp. 5.000,- 21 persen, diikuti dengan kesediaan membayar sebesar Rp. 2.000,- sebanyak 17 persen. Selanjutnya responden yang bersedia membayar sebesar Rp. 3.000,- sebanyak 13 persen dan diikuti dengan kesediaan membayar sebesar Rp. 4.000,- sebanyak 6 persen. Dengan demikian rata-rata WTP masyarakat terhadap pengembangan wisata alam adalah sebesar Rp. 2.468,09-.

Nilai WTP wisatawan terhadap pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja melalui kesediaan membayar tiket masuk dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden dikalikan dengan jumlah wisatawan dari tiap nilai WTP. Hasil perkalian tersebut kemudian ditotalkan hingga didapatkan total WTP wisatawan terhadap pengembangan wisata alam berkelanjutan di TWA Gunung Meja. Maka dari hasil perhitungan berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa total WTP atau besarnya nilai yang bersedia disumbangkan oleh wisatawan yang

105 berkunjung ke TWA Gunung Meja untuk pengembangan wisata alam di kawasan tersebut sebesar Rp. 3.733.800,-.

b. Kurva Lelang WTP

Kurva lelang WTP diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai variabel dependen, di mana untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar digunakan persamaan matematis OLS, di mana variabel yang didiuga akan menjelaskan variabel respon terdiri dari 7 (tujuh) variabel yaitu jarak, pendapatan, umur, pekerjaan, pendidikan, status dan Persepsi terhadap TWA Gunung Meja berupa kondisi fisik, keindahan alam dan keamanan. Berikut adalah hasil regresi dengan menggunakan software SPSS.

Tabel 24. Hasil Regresi Linear dari Kesediaan Membayar Wisatawan Terhadap Pengembangan Wisata Alam di TWA Gunung Meja

Variabel Koefisien Sig VIF Tingkat Pengaruh

Constant 8,887 0,023

Jarak -0,091 0,656 1,261 Tidak nyata

Pendapatan 1,029 0,000 2,048 Nyata*

Umur 0,320 0,054 1,644 Nyata**

Pekerjaan 0,173 0,484 1,193 Tidak nyata Pendidikan 0,121 0,652 1,506 Tidak nyata Status 0,402 0,160 1,534 Tidak nyata Persepsi Kondisi Fisik 0,055 0,853 1,751 Tidak nyata Persepsi Keindahan

Alam 0,213 0,381 1,319

Tidak nyata

Persepsi Keamanan 0,142 0,300 1,439 Tidak nyata

R2 dan Adj R2 52,9% dan 41,4%

Fhitung 4,610 (sig 0,000)

Durbin Watson 2,307 : du (n=47, k=2) : 1,6204

Sumber : Data Olahan (2011)

Keterangan : * Tingkat Kepercayaan 99%; **Tingkat Kepercayaan 90%

Berdasarkan hasil analisis regresi linear (lampiran 2) dengan melakukan pengujian melalui metode enter diketahui bahwa nilai R Square (R2) sebesar 0,529 dan adjusted R2 sebesar 0,414 yang berarti bahwa 52,9 persen keragaman dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 47,1 persen dijelaskan oleh variabel di luar model. Nilai Fhitung sebesar 4,610 dengan nilai sig sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar (WTP) untuk pengembangan wisata alam. Dengan pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson diperoleh sebesar 2,301 atau selang nilai statistik DW adalah du<

106

DW < 4-dudi mana nilai du (n=120, k =3) adalah 1,6204, yang berarti tidak ada autokorelasi atau korelasi serial antara sisaan. Dengan pengujian multikolinear terlihat bahwa tidak ada korelasi antara variabel-variabel bebas, hal ini dapat dilihat dari besaran VIF masing-masing variabel yang lebih kecil dari 10. Dari hasil analisis regresi linear, maka model yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

WTP = 8,887 – 0,091J + 1,029M + 0,320A + 0,173P + 0,121E + 0,402S + 0,055P1 + 0,213P2 + 0,142P3

Berdasarkan model yang dihasilkan dengan analisis regresi diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar adalah pendapatan pada tingkat kepercayaan 99 persen serta umur pada tingkat kepercayaan 90 persen.

Variabel pendapatan memiliki nilai sig sebesar 0,000 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar masyarakat terhadap pengembangan wisata alam pada taraf (α) 1 persen. Sedangkan nilai koefisien variabel ini adalah 1,029 yang berarti bahwa jika terjadi perubahan pendapatan sebesar 1 persen maka WTP akan berubah sebesar 1,029 persen. Tanda positif dari nilai elasitisitas tersebut menunjukkan hubungan positif antara tingkat pendapatan dengan WTP, di mana jika terjadi kenaikan pendapatan maka akan menyebabkan meningkatnya WTP begitu pula sebaliknya.

Variabel umur memiliki nilai sig sebesar 0,054 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar masyarakat terhadap pengembangan wisata alam pada taraf (α) 10 persen. Sedangkan nilai koefisien variabel ini yang bertanda positif (+) sebesar 0,320 yang berarti bahwa semakin tua umur seseorang maka kesediaannya membayar meningkat sebesar 0,320 persen. Ini menunjukkan tingkat kematangan umur seseorang dalam hal ini adalah wisatawan mempengaruhi kepedulian terhadap pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja.

Variabel penjelas lainnya yang memiliki pengaruh terhadap kesediaan membayar wisatawan untuk pengembangan wisata alam melalui kesediaan membayar tiket masuk adalah variabel jarak, pekerjaan, pendidikan, status dan persepsi wisatawan terhadap TWA Gunung Meja yang memiliki nilai sig lebih besar dari taraf kepercayaan (α) 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa

107 variabel-variabel tersebut berpengaruh tidak nyata terhadap kesediaan membayar untuk pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja.

Berdasarkan nilai WTP responden wisatawan terhadap pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja, didapatkan kurva seperti berikut.

Responden (orang)

Gambar 15. Kurva WTP Responden Wisatawan terhadap Pengembangan Wisata Alam TWA Gunung Meja

Dari kurva di atas terlihat bahwa jumlah responden wisatawan yang bersedia membayar untuk pengembangan wisata alam cenderung semakin sedikit seiring dengan peningkatan nilai WTP.