• Tidak ada hasil yang ditemukan

XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN

Dalam dokumen N F U S P E B U DAFTAR ISI (Halaman 176-200)

Jumlah seluruhnya sebanyak 2.041.925.923 (dua miliar empat puluh satu juta sembilan ratus dua puluh lima ribu sembilan ratus dua puluh tiga) saham atau sebesar Rp102.096.296.150,00 (seratus dua miliar semblan puluh enam juta dua ratus semblan puluh enam rbu seratus lma puluh Rupah).

1. 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas atau seluruhnya berjumlah Rp102.096.296.150,00 (seratus dua miliar sembilan puluh enam juta dua ratus semblan puluh enam rbu seratus lma puluh Rupah) telah dsetor penuh dengan uang tuna kepada Perseroan oleh masing-masing pemegang saham.

2. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan harga tersebut tidak di bawah harga pari, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

3. a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh Saham antara lain Obligasi Konversi atau Waran) yang dilakukan dengan pemesanan, maka hal tersebut wajb dlakukan dengan memberkan hak memesan efek terlebh dahulu kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah Saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut.

b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal nomor: IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

c. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan tersebut di atas harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syarat-syarat dan jangka waktu sesua dengan ketentuan dalam anggaran dasar n dan peraturan perundangang di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dcatatkan.

d. Sehubungan dengan keputusan mengena pengeluaran Efek Bersfat Ekutas tersebut Dreks dwajbkan untuk mengumumkan dalam  (dua) surat kabar haran berbahasa Indonesa, satu diantaranya terbit atau beredar di tempat kedudukan Perseroan dan yang lain berperedaran nasonal.

e. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang hak memsan Efek terlebih dahulu harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tdak dambl tersebut wajb dalokaskan sebandng dengan jumlah hak memesan Efek terlebh dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, satu dan lain dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan perundangan d bdang Pasar Modal.

f. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagamana dmaksud huruf e d atas, maka Efek Bersfat Ekutas tersebut wajb dalokaskan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama, kecual dtentukan lan oleh peraturan perundangan d bdang Pasar Modal.

g. Perseroan dapat menambah modal tanpa memberkan hak memesan efek terlebh dahulu kepada pemegang saham, sebagamana datur dalam peraturan perundangan d bdang Pasar Modal. h. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari

ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 4 ayat 5 huruf a sampai dengan huruf g trsebut di atas, apabla ketentuan peraturan perundangan d bdang Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek d tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan mengizinkannya.

4. Pelaksanaan pengeluaran saham yang masih dalam simpanan untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang semula telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam anggaran dasar n dan peraturan perundangan d bdang Pasar Modal serta Peraturan Bursa Efek d tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

5. Dalam hal modal dasar ditingkatkan, maka setiap penempatan saham-asham lebih lanjut harus disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dengan mengndahkan ketentuan dalam anggaran dasar n dan dengan tidak mengurangi peraturan perundangan yang berlaku.

S a h a m Pasal 5

1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama yang dikeluarkan atas nama pemiliknya sebagaimana terdaftar dalam Daftar pemegang Saham Perseroan, tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik dari satu saham, yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham, tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. 3. Jika saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki

bersama-sama tu dwajbkan untuk menunjuk secara tertuls seorang d antara mereka atau seorang lan sebagai kuasa mereka bersama dan hanya nama dari yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja yang dicatatkan dalam Daftar Pemegang Saham dan harus dianggap sebagai pemegang saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.

4. Selama ketentuan dalam ayat 3 di atas belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dvden untuk saham tu dtangguhkan.

5. Pemilik satu saham atau lebih dengan sendirinya menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa Efek di tempat dmana saham tersebut dcatatkan.

Surat Saham Pasal 6

. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham.

. Apabla dkeluarkan surat saham, maka untuk setap saham dber sehela surat saham.

3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilik 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.

4. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham;

b. Nomor surat saham;

c. Tanggal pengeluaran surat saham; d. Nla nomnal saham;

e. Tanda pengenal sebagamana akan dtentukan oleh Dreks. 5. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan :

a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektf saham;

c. Tanggal pengeluaran surat kolektf saham; d. Nla nomnal saham;

e. Jumlah saham;

f. Tanda pengenal sebagamana akandtentukan oleh Dreks.

1. Surat saham dan surat kolektif saham harus dicetak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dbdang Pasar Modal dan dtandatangan oleh Presden Drektur dan Presden Komsars atau dengan persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal oleh 2 (dua) orang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Rapat Dreks.

Tanda tangan tersebut juga dapat dicetak langsung pada surat saham dan surat kolektif saham yang bersangkutan.

2. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodan (khusus dalam rangka kontrak nvestas kolektf), Perseroan wajb menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif) yang harus ditandatangani atas nama Dreks.

3. Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif sekurangnya harus mencantumkan:

a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian yang melaksanakan Penitipan Kolektif yang bersangkutan.

b. Tanggal pengeluaran konfirmasi tertulis.

c. Jumlah saham yang tercakup dalam konfirmasi tertulis.

d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam konfirmasi tertulis.

e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama, adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.

f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan konfirmasi tertulis.

Pengganti Surat Saham Pasal 7

1. Surat saham yang rusak atau tidak dapat dipakai lagi dapat ditukarkan dengan penggantinya atas permintaan tertulis dari pihak yang berkepentingan kepada Direksi Perseroan dengan menyerahkan bukti surat saham yang tidak dapat dipakai lagi itu; Direksi dapat menukarkannya dengan surat saham pengganti yang nomornya sama dengan nomor aslinya.

2. Asli surat saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 kemudian harus dimusnahkan oleh Direksi dan tentang pemusnahan tu harus dbuat rsalah rapat, dan harus dlaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.

3. Jika surat saham hilang atau rusak sama sekali, maka atas permintaan tertulis dari pihak yang berkepentngan, Dreks akan mengeluarkan surat saham penggant setelah kehlangan tu cukup dibuktikan menurut pendapat Direksi dan dengan jaminan yang dipandang perlu oleh Direksi untuk tiap perstwa tertentu.

4. Pengeluaran pengganti surat saham karena kehilangan harus diumumkan dalam sedikitnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang menurut pertimbangan Direksi berperedaran luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan di Bursa Efek di mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran pengganti itu.

5. Untuk pengeluaran pengganti surat saham dari saham yang terdaftar pada Bursa Efek berlaku peraturan Bursa Efek d tempat d mana saham tersebut dcatatkan, dengan tdak mengurang peraturan perundang-undangan yang berlaku.

. Setelah penggant surat saham tersebut dkeluarkan, maka asl surat saham tdak berlaku lag terhadap Perseroan.

7. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu harus ditanggung oleh pemegang saham yang berkepentingan.

8. Ketentuan dalam Pasal 7 ini, secara mutatis-mutandis berlaku bagi pengeluaran pengganti Surat kolektif Saham atau pengganti konfirmasi tertulis, sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 7 di atas.

Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus Pasal 8

1. Direksi wajib mengadakan dan menyimpan dengan sebaik-baiknya Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus d tempat kedudukan Perseroan.

2. Dalam Daftar Pemegang Saham itu harus dicatat: g. nama dan alamat para pemegang saham;

h. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para pemegang saham;

i. jumlah yang disetor atas setiap saham;

j. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham dan tanggal perolehan hak gada tersebut;

k. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan

l. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan/atau diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

. Dalam daftar Khusus dcatat keterangan mengena kepemlkan saham anggota Dreks dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu dperoleh.

. Pemegang saham harus membertahukan setap perubahan alamat dengan surat kepada Dreks Perseroan.

Selama pembertahuan tu belum dterma oleh Dreks, maka semua pangglan dan pembertahuan kepada pemegang saham maupun surat-menyurat lain, dividen yang dikirimkan kepada pemegang saham, serta mengenai hak-hak lain yang dapat dilakukan oleh pemegang saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir tercatat dalam Daftar Pemegang Saham.

3. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.

4. Dreks dapat menunjuk dan member kewenangan kepada Bro Admnstras Efek untuk melaksanakan pencatatan dan tata-usaha Perseroan dalam Daftar Pemegang Saham.

5. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham di kantor Perseroan.

Setiap pemegang saham atau wakilnya yang sah berhak melihat Daftar pemegang Saham dan Daftar Khusus, yang berkaitan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan pada waktu jam kerja kantor Perseroan.

6. Pencatatan dan/atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus harus disetujui Dreks dan pencatatan atas perubahan tersebut harus dtandatangan oleh Presden Drektur dan Presden Komsars.

7. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindah-tanganan, atau cessie yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham yang harus dilakukan sesuai ketentuan Anggaran Dasar; untuk saham yang terdaftar pada Bursa Efek berlaku peraturan dar Bursa Efek d tempat d mana saham dcatatkan dengan tidakmengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Suatu gadai saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dan dalam Daftar Khusus yang dimaksud dalam Pasal 43 Undang-undang nomor 1 tahun berdasarkan bukti yang dapat diterima baik oleh Direksi mengenai gadai saham yang bersangkutan.

Bukti mengenai telah dilakukannya pemberitahuan gadai saham kepada Perseroan hanya dapat dibuktikan dengan adanya pencatatan mengenai gadai itu dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan yang ditandatangani sesuai Anggaran Dasar ini.

Penitipan Kolektif Pasal 9

1. Saham Perseroan dalam penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan Penyelesaian dicatat dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang bersangkutan.

2. Saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan efek yang dicatat atas nama Bank Kustodan atau Perusahaan efek dmaksud untuk kepentngan pemegang rekenng pada Bank Kustodian atau Perusahaan efek yang bersangkutan.

3. Jika saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio efek dari suatu kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada lembaga Penyimpanan dan penyelesaian, maka Perseroan wajib mencatatkan saham tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari kontrak investasi kolektif yang bersangkutan.

4. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian sebagai tanda bukti pencatatan mereka dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

5. Perseroan wajib memutasikan saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif) dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.

Permohonan mutasi tersebut harus disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi efek yang ditunjuk Perseroan.

6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan efek jika diminta secara tertulis oleh pemegang saham Perseroan yang bersangkutan wajib menerbitkan nota pencatatan sebagai konfirmasi pemegang saham yang menjadi pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan adanya pemilikan suatu jumlah saham dari pemegang saham yang bersangkutan sebagaimana tercatat dalam rekeningnya dalam Penitipan Kolektif tersebut, dengan ketentuan bahwa nota pencatatan kolektif sebagai konfirmasi tersebut harus ditandatangani atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, atau Bank Kustodian atau Perusahaan efek yang menyelenggarakan Penitipan Kolektif tersebut sebaga bukt pencatatan dalam rekenng efek.

7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham Perseroan dengan klasifikasi yang sama adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.

8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham Perseroan jika saham tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud memberikan bukti dan jaminan yang cukup dan dapat dterma bak oleh Perseroan.

9. Perseroan wajib menolak mencatat mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif jika saham tersebut djamnkan, berada dalam staan berdasarkan penetapan pengadlan atau dsta untuk pemerksaan perkara pdana.

10. Pemegang rekening efek yang sahamnya tercatat dalam Penitipan Kolektif pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan efek berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

Pemegang rekening efek yang berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan adalah pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau bank Kustodian selambatnya 14 (empat belas) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham.

Bank Kustodian dan Perusahaan efek wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening efek besarta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan, untuk didaftarkan dalam Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan untuk penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan. Daftar Pemegang Saham yang khusus itu harus ditandatangani oleh Presiden Direktur dan Presiden Komsars.

. Manajer Investas berhak hadr dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagan dar Portofolo Efek Reksadana berbentuk kontrak nvestas kolektf dan tdak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut selambat-lambatnya 1 (satu) har kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham.

12. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang bersangkutan dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan atau Perusahaan efek yang tercatat sebagai pemegang rekening pada Lembaga Peyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada pemegang rekenng pada Bank Kustodan dan atau Perusahaan efek tersebut.

13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham Perseroan kepada Bank Kustodan atas saham Perseroan dalam Penttpan Kolektf pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek dari suatu kontrak investasi kolektif, yang tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

14. Untuk penentuan pemegang rekening yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif sebagaimana dimaksud dalam ayat 12 di atas ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dengan mewajibkan Bank Kustodian dan Perusahaan efek untuk menyampaikan daftar nama pemegang rekening beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh mereka masing-masing kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang telah dkonsoldas dengan daftar nama pemegang rekenng pada Bank Kustodan atau Perusahaan efek selambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang telah ditetapkan oleh atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang menjadi dasar penentuan daftar nama pemegang rekening untuk selanjutnya akan dipergunakan oleh Direksi Perseroan untuk menyusun daftar Pemegang Saham Perseroan yang berhak atas pembagian Dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif tersebut.

Pemindahan Hak Atas Saham Pasal 10

1. Jika terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham dalam Perseroan; pemilik semula yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan harus tetap danggap sebaga pemegang saham Perseroan sampai nama dari pemegang saham yang baru telah dicatatkan dengan betul dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan tidak mengurangi izin dari pihak berwenang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan Direksi Perseroan serta ketentuan Bursa Efek di Indonesia dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.

2. Pemindahan hak atas saham harus berdasarkan suatu dokumen pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah.

3. Dokumen pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Perseroan, dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia harus memenuhi peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di tempat dimana saham tersebut dcatatkan.

4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutas antar rekenng, ataupun sebaga mutas pada suatu rekenng dalam Pentpan Kolektf ke atas nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan cara pencatatan tentang pemindahan hak itu oleh Direksi Perseroan sebagai yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat 6 di atas.

5. Pemindahan atas saham hanya diperbolehkan jika semua ketentuan dalam Anggaran Dasar setelah dpenuh.

6. Pemindahan hak itu dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham yang bersangkutan maupun pada surat sahamnya, catatan itu harus ditandatangani sesuai Pasal 8 ayat 8 Anggaran Dasar.

Dalam dokumen N F U S P E B U DAFTAR ISI (Halaman 176-200)