hasil kultur dan hasil seleksi in vitro yang teridentifikasi
toleran terhadap cekaman PEG dan cekaman
xix
Halaman
1 Diagram alir strategi penelitian dan keterkaitan antar
percobaan dari seluruh kegiatan penelitian ... 8
2 Media selektif berupa media cair MS (Murashige-Skoog
1962) tanpa zat pengatur tumbuh (MS-0) dengan penam-
bahan berbagai konsentrasi PEG 6000 ... 25
3 Kriteria penentuan skor kerusakan eksplan tunas kacang
tanah setelah ditanam dalam media selektif selama enam
minggu ... 26
4 Pengaruh konsentrasi PEG terhadap kadar prolina total
jaringan pada eksplan tunas yang berasal dari benih dengan kotiledon (TDK) kacang tanah kultivar Singa, Komodo, Kelinci, Gajah, Simpai dan Badak, setelah
ditanam selama enam minggu dalam media selektif .... 34
5 Morfologi kecambah yang tumbuh pada media selektif
yang mengandung PEG (dari kiri ke kanan) konsentrasi 0, 5, 10, 15 dan 20% pada kacang tanah kultivar Sng (Singa), Kmd (Komodo), Jrp (Jerapah), Klc (Kelinci), Gjh (Gajah), Trg (Trenggiling), Bdk (Badak), Mcn (Macan),
Smp (Simpai)... 35
6 Pertumbuhan ES kacang tanah kultivar Badak (B), Kelinci
(K), Singa (S), dan Zebra (Z), setelah tiga kali sub-kultur masing-masing satu bulan dalam media selektif PEG
dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% ... 49
7 Regenerasi ES kacang tanah hasil seleksi in vitro dalam
media selektif dengan penambahan PEG 15% ……… 50
8 Pola percabangan pada tanaman kacang tanah yang
diregenerasikan dari ES hasil kultur dan seleksi in vitro .... 59
9 Varian kualitatif pada tanaman kacang tanah hasil kultur
dan seleksi in vitro ... 62 10 Distribusi frekuensi tinggi tanaman dan bobot kering tajuk
kacang tanah populasi tanaman standar, tanaman hasil
kultur dan seleksi in vitro ... 65
11 Distribusi frekuensi jumlah akar cabang primer dan bobot
kering akar tanaman standar serta tanaman hasil kultur
xx
13 Skor kerusakan daun kacang tanah kultivar Kelinci akibat
penyiraman larutan PEG 15% pada media arang sekam di
rumah kaca ... 79
14 Distribusi frekuensi jumlah daun per tanaman pada
populasi tanaman standar, tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro dalam kondisi optimum dan cekaman PEG
15% ... 82
15 Distribusi frekuensi bobot tajuk kering pada populasi
tanaman standar, tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro
dalam kondisi optimum dan cekaman PEG 15% ... 83
16 Distribusi frekuensi bobot akar kering pada populasi
tanaman standar, tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro
dalam kondisi optimum dan cekaman PEG 15% ... 84
17 Distribusi frekuensi panjang akar pada populasi tanaman standar, tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro dalam
kondisi optimum dan cekaman PEG 15% ... 84
18 Keragaan tanaman kacang tanah kultivar Kelinci yang
tumbuh dalam kondisi optimum dan dalam kondisi cekaman akibat penyiraman PEG 15% ...
85
19 Distribusi frekuensi respon tanaman yang ditumbuhkan
dari benih, ES hasil kultur in vitro (R1-K0, R2-K0) dan ES hasil seleksi in vitro (R2-K15) terhadap cekaman PEG
15% berdasarkan nilai indeks kerusakan daun ... 86
20 Distribusi frekuensi respon tanaman yang ditumbuhkan
dari benih, ES hasil kultur in vitro (R1-K0, R2-K0), dan ES hasil seleksi in vitro (R2-K15) terhadap cekaman PEG 15% berdasarkan indeks sensitivitas terhadap kekeringan
yang dihitung menggunakan nilai biomassa ... 86
21 Regresi antara nilai indeks kerusakan daun (IKD) dengan
dengan nisbah akar/tajuk dan panjang akar primer pada populasi tanaman standar (x) dan R1-K0, R2-K0 dan R2- K15 yang teridentifikasi agak toleran (¦ ), agak peka (? )
dan peka (? ) ... 87
22 Regresi antara nilai ISK yang dihitung menggunakan
biomassa tanaman dengan nisbah akar/tajuk dan dengan panjang akar primer pada populasi tanaman standar (x) dan R1-K0, R2-K0 dan R2-K15 yang teridentifikasi toleran
xxi
24 Distribusi frekuensi bobot kering tajuk pada populasi
tanaman standar, tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro
dalam kondisi optimum dan cekaman kekeringan ... 103
25 Distribusi frekuensi bobot kering akar pada populasi
tanaman standar, tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro
dalam kondisi optimum dan cekaman kekeringan ... 105
26 Distribusi frekuensi jumlah polong bernas pada populasi
tanaman standar, tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro
dalam kondisi optimum dan cekaman kekeringan ... 106
27 Distribusi frekuensi kandungan prolina (µg/g) dalam
kondisi optimum dan cekaman kekeringan pada tanaman
kacang tanah populasi standar, R0-K0, R1-K0 dan R2-K15 107
28 Distribusi frekuensi respon tananan standar, R1-K0, R2-
K0, R2-K15 terhadap cekaman kekeringan berdasarkan indeks sensitivitas terhadap cekaman kekeringan yang
dihitung menggunakan jumlah polong bernas... 108
29 Hubungan antara indeks sensitivitas kekeringan(ISK) yang
dihitung berdasarkan jumlah polong bernas dengan peningkatan kadar prolina dan densitas stomata pada tanaman kacang tanah populasi tanaman standar (x) dan populasi R1-K0, R2-K0 dan R2-K15 yang teridentifikasi
toleran (¦ ), medium toleran (? ) dan peka (? ) ... 109 30 Distribusi frekuensi densitas stomata pada tanaman
kacang tanah populasi standar, R1-K0, R2-K0 dan R2-K15 109
31 Hubungan antara ISK dengan panjang akar dan nisbah
akar/tajuk pada tanaman kacang tanah pada populasi tanaman standar (x) dan R1-K0, R2-K0 dan R2-K15 yang
xxii
Bahan penyeleksi (selective agent)
bahan kimia yang dapat menapis sel/jaringan dengan sifat yang diinginkan (dalam hal ini yang toleran terhadap cekaman kekeringan) di antara sel/jaringan lain dengan sifat yang tidak diinginkan
Cekaman kekeringan
kondisi ketersediaan air media tanam yang tidak memadai baik jumlah maupun distribusinya, yang terjadi pada sebagian atau sepanjang siklus hidup tanaman sehingga tanaman tidak dapat mengekspresikan potensi genetiknya
Densitas stomata
(dalam penelitian ini) jumlah stomata per satuan luas (cm2) pada jaringan epidermis bawah daun, dihitung menggunakan mi krometer
Embrio somatik
embrio yang terbentuk dari sel vegetatif, dalam penelitian ini dari leaflet (calon daun) embrio zigotik
Generasi R0
tanaman yang merupakan hasil regenerasi jaringan dari kultur in vitro
Generasi R1
tanaman yang merupakan zuriat dari tanaman generasi R0
Generasi R2
tanaman yang merupakan zuriat dari tanaman generasi R1
Kalus embriogen
kalus yang mengandung sel-sel yang berpotensi untuk berkembang menjadi embrio
Karakter kualitatif
karakter yang nilainya tidak berdasarkan pengukuran, menghasilkan variasi berupa kelompok-kelompok yang diskret
Karakter kuantitatif
karakter yang nilainya diperoleh dari pengukuran, menghasilkan variasi yang bersifat kontinyu
Kultur in vitro
(dalam penelitian ini) pembudidayaan embrio somatik pada media MS padat dengan penambahan pikloram 16 µM menjadi plantlet
Medium toleran
tingkat karakter toleransi terhadap cekaman, yang berada di antara karakter peka dan karakter toleran