• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yusuf Qanfisawi, Perempman dalam P arspebty Idam , tarjj flhmaB Mafari, Pustaka

KONSEP TENTANG PERAN SOSIAL WANITA MUSLIMAH DALAM PENDIDIKAN

B. Kedudukan Wanita dalam Islam

23 Yusuf Qanfisawi, Perempman dalam P arspebty Idam , tarjj flhmaB Mafari, Pustaka

Fahima, Yogyakarta, 2006, him. 92-93

24 Muhammad Jamil Zamu, Pengbonmatcm Islam TeHmmkp Kama Perampuan, terj. Muhammad Zaini, Pustaka Arafah, Solo, 2002, him. 86

dipiiihNya menjadi perempuan terbaik atas semua perempuan yang

25

ada di seluruh dunia, b. Wanita Sebagai Istri

Wanita diciptakan Allah berbeda dengan laki-laki secara kodrati dan alami, dengan fisik yang berbeda secara mencolok, dengan karakter yang berbeda secara jelas, bahkand engan perasaan yang berbeda secara menonjol perbedaan yang ada bukan untuk menonjolkan siapakah yang paling baik tetapi bertujuan untuk menarik kaum wanita dan laki-laki agar dapat bekerja sama, saling melengkapi dalam berbagai urusan hidup. Hal ini dijelaskan Allah dalam QS. Ar Rum : 21

Islam memposisikan istri sholihah sebagai harta yang paling berharga bagi seorang suami dalam kehidupannya, setelah iman kepada Allah dan menjalankan perintahNya. Wanita sholihah adalah kunci kebahagiaan. Islam mengangkat derajat wanita sebagai seorang istri dengan memperhitungkan tugas rumah tangganya sebagai jihad 25 26

25 Yusuf Qardhawi, op. cit., him. 91 26 Departemen Agama RI, op. cit., him. 324

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, ialah Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari jenism u sendirisupaya

kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang ... ” 6

49

(perjuangan untuk menggapai ridho Allah). Islam menetapkan hak-hak istri yang harus dipenuhi suaminya. Istri bukan sekedar boneka bagi suaminya. Sebaliknya, Islam menempatkan istri lebih dari seorang pelindung dan pengawas.27

Ketentraman, ketenangan, dan perlindungan, itulah kata-kata yang paling tepat untuk menggambarkan hubungan antara pria dan wanita. Seorang wanita, wahai akhi, berlindung kepada istrinya untuk memperoleh kecintaan dan kehidupan. Al Qurianul karim menegaskan hal ini dengan ungkapan yang paling tinggi nilainya, dan menegaskan bahwa hal ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah serta salah satu nikmat dan karuniaNya. 28

c. Wanita Sebagai Ibu

Al Qur'an menetapkan tanggung jawab wanita untuk memelihara anak, dengan tugas beratnya untuk mengandung dan melahirkan. Tugas pertama wanita memelihara dan mendidik anak, dan pada hakekatnya wanita mulai melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk memelihara anak sejak saat dia mengandung janin dalam rahimnya maupun pada saat melahirkan.29 Dalam Al Qur'an banyak disebutkan kedudukan wanita sebagai ibu, antara lain :

27 Yusuf Qardhowi, op. cif., him. 324

24 Has» Al Bana, Murf» TsnbMsa\ O n iil ceramah Hasan AI Bonn, taf Salafuririin, Era Intermedia, Solo, 2000, him. 53

29 Abdul Hafim A l» Syuqqoh, K ebebasan W an ita V ,leaj_ Cftoiral H abo, G en» Insani

1) Qur’an surat Al Luqman ayat 14

' o ^ i /

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu-”30

2) Qur’an surat An Nisa ’ ayat 36

' r ' ? . . ^ 9 ^ ' f ° z ' ° S / ' l ' y \ PJ>0 y

. . . t L o - l Lwi» a* Attl

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekulukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbual baiklah kepada dua orang ibu- bapa...”31

3) Qur’an surat A l Isra' ayat 23-24

' S ' ^ y' O Oy ' ° ^ ^ ^ y ' y ' y i i x x p Lil j j » © U

/

y y O s O y ' S C "-'p ' S ' ° _S y' y s' y ^

,

V’

' 'p y y y P . O * ' ° ~ S „ ‘ J J y y' y s 'J > '

• y O ' * ° y / ' ^ y y • ' / S - * ^ ' Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya k^ m jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah semang d i antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

Departemen Agama RI, op. cit., him. 329

51

pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengaiaKUh

kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan

rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu

k e c ir35

Dari ayat di atas Allah telah memerintahkan untuk selalu beribadah hanya kepadaNya, kemudian ibadahnya digandengkan dengan birrul walidain, ini semua menunjukkan atas pentingnya memuliakan kedua orang tua, dalam ayat di atas pula mengandung larangan, agar seorang tidak mengatakan sesuatu yang jelek kepada kedua orang tuanya, termasuk kalimat takfrf (mengucapkan uf7ah) yang merupakan serendah-rendah tingkatan perkataan jelek, dan begitu pula seorang anak tidak boleh membentuk mereka kedua, mengeluarkan perkataan-perkataan kotor, akan tetapi hendaklah seorang anak berlemah lembut ketika berbicara dengan kedua orang tuanya mengucapkan perkataan yang baik, lebih-lebih kepada seorang ibu.

Islam sangat menghargai seorang ibu dan memberikan hak-hak yang memiliki sebuah tugas untuk dilakukan. Ibu harus merawat anak- anaknya, membesarkannya dengan kebaikan, menanamkan kebaikan- kebaikan dan membuat mereka membenci kejahatan. Ibu harus mengajari anak-anaknya memenuhi Allah, mendorong mereka membela kebenaran dan mencintainya dengan kasih sayang.

C. Pandangan Islam tentang Peran Sosial W anita Muslimah dalam Pendidikan

Tugas utama dan terbesar seorang wanita, yang tidak akan tertandingi oleh siapapun adalah untuk membesarkan generasi yang baru. Dia telah dipersiapkan oleh Allah untuk hal itu secara fisik dan psikologis, yang mana masa depan negara dan kesejahteraannya bergantung padanya. Islam tidak membatasi peran wanita hanya di rumah saja, tetapi membolehkan wanita untuk beraktivitas di luar rumah.

Islam memberikan hak-hak sosial kepada kaum perempuan untuk melaksanakan berbagai aktivitas, pekeijaan, dan profesi yang bermanfaat bagi masyarakatnya, baik dalam aspek duniawi maupun ukhrawi. Wanita muslimah bisa memainkan perannya untuk membimbing masyarakat ke arah yang benar, berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, untuk menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif.

Dalam menjalankan aktivitasnya, mendidik masyarakat, tidak bisa dihindari pertemuan antara wanita dan laki-laki. Di sinilah Islam memberikan pengarahan, bagaimana etika pergaulan antara wanita dan laki-laki. Diantaranya:

1. Menutup aurat

Hendaknya kaum perempuan ketika keluar rumah menunaikan tugasnya senantiasa menggunakan pakaian yang menutup aurat, tidak transparan, tidak ketat, tidak menampakkan bagian-bagian tubuh yang dilarang untuk dilihat laki-laki non mahram (QS. A n N u r: 31)

53

2. Menutup pandangan

Kendatipun telah menutup aurat, Islam menuntunkan kepada laki- laki dan perempuan beriman agar mereka bisa menjaga pandangan mereka (QS. 24 : 31). Yang dimaksud dengan manahan pandangan bukanlah sama sekali tidak boleh saling melihat, sebab hal itu tidak mugnkin bisa terjadi. Yang tidak boleh adalah memandang aurat, atau memandang yang menimbulkan fitnah berupa rangsangan syahwat dan sebagainya.

3. Tidak mendayu-dayukan suara

Teramat banyak hai yang menarik dari perempuan bagi laki-laki, diantaranya adalah suara perempuan. Al Qur'an maupun hadits Nabi tidak pernah melarang perempuan berbicara, termasuk kepada kaum laki-laki, akan tetapi memberikan batasan agar berbicara dengan suara apa adanya tanpa dibuat-buat menjadi merdu atau syahdu dan mesra sehingga menimbulkan penyakit di hati orang-orang yang tidak kuat imannya (QS. 33 : 32)

Akan tetapi apabila suara seorang perempuan tersebut dasarnya memang lembut dan merdu, maka juga tidak perlu dibuat kasar atau dikeraskan supaya laki-laki menjadi tak u t Yang dikehendaki hanyalah sikap yang wajar dalam berbicara, tidak menyengaja menimbulkan gangguan atau fitnah kepada lawan jenisnya dengan suara.

4. Serius agenda interaksi

Islam tidak menghendaki adanya interaksi yang hanya sekadar iseng atau berada dalam kesia-siaan, tanpa kejelasan. Hendaknya ada suatu

agenda yang serius sehingga kaum laki-laki berinteraksi dan berbincang dengan kaum perempuan. Jika tidak ada suatu agenda yang berarti, dikhawatirkan interaksi akan menjadi sebuah pintu munculnya fitnah lawan jenis. (QS. 33 : 32)

5. Menghindari jabat tangan pada situasi umum

Jabat tangan antara laki-laki dan perempuan tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabat. Akan tetapi dalam kondisi yang khusus atau sulit dihindari, maka jabat tangan dilakukan seperlunya dengan menjaga agar tidak sampai menimbulkan kesenangan syahwat akibat sentuhan kulit tersebut.

6. Memisahkan laki-laki dari perempuan dan tidak berdesakan

Sebagaimana dalam sholat, kaum laki-laki terpisahkan dari kaum perempuan. Kaum perempuan ditempatkan pada satu bagian tertentu agar tidak berdesak-desakan dengan kaum laki-laki. Etika ini dimaksudkan agar tidak memunculkan peluang fitnah yang teijadi dari ikhtilaf atau berdesak- desakannya laki-laki dan perempuan dalam sebuah majlis atau suasana. 7. Menghindari khalwat

Yang dimaksud dengan khalwat adalah berdua-duaan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki di tempat yang sepi. Kegiatan khalwat seperti itu bisa mendatangkan kemadharatan walaupun tujuannya adalah untuk melakukan kebaikan.

55

8. Meminta izin suami jika menemui perempuan yang suaminya tidak

bepergian

Jika seorang laki-laki hendak bertemu atau berbicara dengan seorang perempuan hendaknya meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya apabila suaminya tidak bepergian. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan diri dari rasa kecemburuan suami yang mengetahui istrinya berbincang dengan laki-laki lain, dan upaya untuk menutup pintu- pintu fitnah yang mungkin muncul dalam berinteraksi dengan perempuan yang telah bersuami.

9. Menjauhi perbuatan dosa

Hendaklah kaum laki-laki dan perempuan beriman senantiasa menjauhi perbuatan dosa dalam berinteraksi. Perbuatan dosa ini bisa terjadi dalam tujuan pembicaraan, materi pembicaraan, cara dan gaya berbicara dan lain sebagainya. (QS. 6 : 120)

D. Konsep Hasan Al Banna Tentang Peran Sosial Wanita Muslimah dalam

Dokumen terkait