• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA GERAKAN PEREMPUAN DI INDONESIA

B. Zaman Jepang

Bangsa Indonesia menerima kedatangan Jepang yang mengaku sebagai “saudara tua” bangsa Asia. Dengan semboyan: “Kemakmuran Asia Timur Raya,” Asia untuk Asia,” dan Indonesia untuk bangsa Indonesia.33

Semboyan dan slogan anti barat yang diisukan oleh Jepang, dapat menarik hati rakyat Indonesia. Hal ini menumbuhkan simpati rakyat kepada pemerintah Jepang, sehingga rakyat memiliki harapan bahwa Jepang dapat memberikan kehidupan yang lebih baik.

Pada awal pemerintahannya, Jepang mulai membentuk pemerintahan militer didaerah-daerah pendudukan. Tujannya untuk memelihara ketertiban umum, mencari bantuan yang digunakan untuk pertahanan nasional, dan untuk kelancaran keswasembadaan militer. Jepang juga mengeluarkan aturan-aturan yang harus

33

Data hasil wawancara dengan Bp. Leo Salamun, wawancara tanggal 8 November 2008, di Pringwulung Yogyakarta.

dijalankan oleh rakyat, untuk menyakinkan rakyat bahwa pemerintah Jepang tidak tergoyahkan.34

Jepang juga mulai menghalangi bahkan mematikan gerakan politik dan gerakan sosial yang telah dijalankan oleh organisasi perempuan, karena Jepang mulai mendirikan organisasi dengan memasukan cara-cara yang sesuai dengan fasisme Jepang, dan semua organisasi yang berdiri di masa pemerintah Belanda dinonaktifkan dan dibubarkan termasuk organisasi perempuan. Pemerintah Jepang menghalangi bahkan mematikan gerakan sosial yang telah dijalankan oleh organisasi perempuan. Dihapusnya organisasi perempuan artinya berhenti juga kegiatan mereka dalam bidang pendidikan dan bidang sosial.

Di masa pemerintah Jepang, organisasi perempuan tidak dapat berkembang secara bebas karena diawasi secara ketat oleh tentara Jepang. selain “gerakan tiga A” Jepang juga mendirikan mendirikan “gerakan istri tiga A”. Organisasi tersebut didirikan untuk memudahkan pengawasan-pengawasan organisasi yang dibentuk Jepang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan pemberantasan buta huruf, memintal benang, dan mengerakan bermacam-macam pekerjaan tangan.

Di bulan Agustus 1943, Jepang mendirikan dan menggabungkan semua organisasi perempuan di bawah payung organisasi yang dibentuk oleh Jepang,

Fujinkai35, dengan tujuan dapat menampung segala kegiatan perempuan dan

34

G. A. Ohorella. loc.cit. hal. 23. 35

Fujinkai berarti perempuan yang berbakti. Istri-istri pejabat harus mengalang dana dan mempersiapkan logistik untuk berperang.

dipakai sebagai pengerahan tenaga perempuan Indonesia untuk membantu serta mendukung perang tentara Jepang.36

Fujikai dibentuk mulai dari tingkat pusat sampai tingkat bawah. Pemimpin dari organisasi tersebut adalah istri dari kenco (bupati), dan yang menjadi anggotanya adalah gadis-gadis yang telah berumur 15 tahun keatas. Keanggotaan

Fujinkai tidak terbatas pada kaum remaja perempuan saja tetapi kaum perempuan yang sudah keluarga. Kaum perempuan khususnya yang masih remaja dilatih untuk hidup sederhana seperti prajurit dan mempelajari tata karma dan dijadikan pelayan.37

Fujinkai memiliki tugas pokok seperti; membantu garis depan dan memperkuat garis belakang. Bantuan yang diberikan di garis depan berupa, latihan pekerjaan palang merah, penggunaan senjata, penyelenggaraan dapur umum, dan menyediakan keperluan serdadu seperti membuat kaus kaki, dan mencukupi keperluan yang berhubungan dengan perang. Sementara untuk memperkuat garis belakang, adalah melakukan peluasan penanaman dan pembiakan hewan untuk dijadikan bahan makanan.

Dilarangnya organisasi perempuan oleh Jepang tidak mematahkan semangat juang kaum perempuan. Dalam situasi tersebut organisasi perempuan memanfaatkan organisasi yang dibentuk oleh Jepang untuk dapat melebur

36

Sihombing, O.D.P. 1962. Pemuda Indonesia Menantang Fasisme Jepang. Sinar Jaya. Jakarta. hal. 127.

37

Sagimun M.D. 1989. Mas Trip dari Brigade Pertempuran ke Brigade Pembangunan. Bina Aksara. Jakarta. hal. 57. Baca juga Sumbangsihku Bagi Ibu Pertiwi. op.cit. hal. 167.

keseluruh pelosok-pelosok untuk mengajar rakyat membaca dan menulis.38 Keterlibatan kaum perempuan tentu bukan untuk kepentingan Jepang tetapi juga untuk kepentingan kemerdekaan Indonesia. Namun, gerakan perempuan pada masa ini lebih bersifat ke dalam (internal) untuk memperbaiki diri dan melahirkan sejumlah konsep agar gerakan perempuan yang bersifat egaliter.39

Ditengah situasi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, kaum perempuan juga harus berjuang untuk menghapus poligami. Bagi perempuan poligami sebagai penghinaan terhadap kaum perempuan. Oleh karena itu, banyak kaum perempuan ikut ambil bagian untuk terjun kepelosok mengajar rakyat membaca dan menulis serta aktif berjuang melawan penjajah.40

Fujinkai melakukan kegiatan domestik41 untuk membantu kegiatan kaum laki-laki dalam konteks perang.42 Anggota Fujinkai harus mempropangandakan cita-cita Jepang yaitu “Asia Raya” di bawah pimpinan Dai Nippon dan ruang gerak perempuan dalam hal ini sangat dibatasi. Fujinkai adalah salah satu di

38

Keterlibatan kaum perempuan terkait program yang dicanangkan oleh Jepang yaitu melancarkan pemberantasan buta huruf bagi rakyat Indonesia.

39

Fauzie Ridjal. op.cit.hal. 103. 40

Sepuluh Windu perjuangan Wanita Indonesia setelah Kartini: keterlibatan perempuan dalam mengajari rakyat membaca dengan maksud agar dengan bisa membaca dan menulis, kaum perempuan sadar bahwa poligami merugikan kaum perempuan, sehingga bisa diharapkan kaum perempuan melawan poligami yang merugikan tersebut. Bentuk perlawanan perempuan terhadap poligami dengan diajarkannya kaum perempuan baca dan tulis.

41

Domestik, dari kata Domus yang artinya rumah. Domestik berarti kegiatan yang dilakukan diseputar rumah misalnya mendidik dan merawat.

42

antara organisasi yang digunakan Jepang untuk mengerahkan rakyat Indonesia untuk bekerja secara “suka-rela” demi kemenangan Jepang.

Pada zaman Jepang, hak politik perempuan dirampas, keadaan ekonomi sangat parah, penyakit merajalela. Namun, kaum perempuan yang masuk Fujinkai

masih berpengharapan, bahwa melalui wadah tersebut, mereka dapat bergaul satu sama lain, sehingga jiwa pejuang dan semangat nasionalisme masih bisa dipertahankan, mereka tetap membangun komunikasi. Pelaksanaan perjuangan zaman Jepang begitu susah, karena sistem fasisme, kediktatoran dan kekerasan Jepang yang harus mereka alami.

Suatu penghiburan bagi organisasi perempuan di mana, Jepang menghapus stratifikasi rasial dan sosial dalam penyelenggaraan pendidikan. Adanya demokrasi pendidikan dalam arti semua warga negara mendapat kesempatan dan mempunyai hak yang sama untuk sekolah.43

Dokumen terkait