• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zarah Puspitaningtyas

Dalam dokumen PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN FINANCIAL (1) (Halaman 42-48)

Program Studi Adminitrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jember

Jalan Letjen. Suprapto IA Nomor 41, Jember E-mail: zara_4yu@yahoo.com

investasi karena saham dapat memberikan penghasilan dalam bentuk deviden dan nilainya dapat diharapkan meningkat di masa depan. Tingkat pengembalian investasi pada saham dapat berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu (perubahan harga saham). Dividend yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi (Soliha dan Taswan, 2002; Sunarto dan Kartika, 2003).

Tingkat pengembalian investasi menjadi indikator untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para investor. Ekspektasi investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya dengan tingkat risiko tertentu dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor berkepentingan untuk mengetahui atau memprediksikan berapa besar tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden (dividend yield) di masa datang. Namun demikian, tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden tidak mudah untuk diprediksikan. Hal ini disebabkan, pembagian (pembayaran) deviden kepada para pemegang saham merupakan kebijakan manajemen atau intervensi manajemen (Sufiyati dan Na’im, 1998). Bahwa penetapan jumlah yang tepat untuk dibayarkan sebagai deviden merupakan suatu keputusan finansial yang sulit bagi manajemen perusahaan. Oleh karena itu, in- vestor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A L

JEB, Vol. 6, No. 1, Maret 2012: 41-46

tidak didasarkan pada kebijakan manajemen perusahaan, tetapi didasarkan pada hasil atau kinerja yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan (Sunarto dan Kartika, 2003).

Studi ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh rasio likuiditas dan financial leverage terhadap tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden bagi investor. Analisis dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002 sampai dengan 31 Desember 2004. Perusahaan industri manufaktur yang dimaksud adalah perusahaan yang pernah melakukan pembayaran deviden sepanjang periode penelitian. Rumusan masalah adalah apakah rasio likuiditas dan financial leverage berpengaruh terhadap tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden bagi investor. Hipotesis yang diajukan dalam studi ini adalah rasio likuiditas dan fi- nancial leverage berpengaruh terhadap tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden bagi investor.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Terdapat beberapa studi terdahulu mengenai faktor- faktor penentu tingkat pengembalian investasi berupa dividend yield yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang dapat bermanfaat untuk memprediksi pendapatan deviden bagi para investor, di antaranya Nasution (2004), Suhartono (2004), Miftah dan Destari (2005), Damayanti dan Achyani (2006), Juma’h & Pacheco (2008), Hadiwidjaja dan Triani (2009), serta Marlina dan Danica (2009). Deviden merupakan salah satu bentuk tingkat pengembalian investasi bagi investor dari kegiatan investasi yang dilakukannya. Pengertian deviden sebagai tingkat pengembalian investasi bagi investor termuat dalam PSAK No. 23 adalah sebagai distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai proporsi dari jenis modal tertentu (Suhari dan Oktarina, 2005). Studi ini mendefinisikan deviden sesuai dengan konsep laba bersih untuk investor dengan mengacu kepada PSAK No.23 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002). Deviden diartikan sebagai bagian dari laba yang dibagikan atau merupakan bentuk pembayaran kepada pemegang

saham (investor) oleh manajemen perusahaan atas keuntungan yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan perusahaan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu berupa bunga dan pajak, atau disebut juga sebagai keuntungan bersih sesudah pajak (Sudarsi, 2002).

Kebijakan deviden perusahaan berpengaruh langsung terhadap komposisi keuangan perusahaan (Keown, et al., 2005:176). Kebijakan deviden menyangkut keputusan untuk membagikan keuntungan kepada investor atau menahannya untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Apabila deviden yang dibayarkan secara tunai kepada investor semakin meningkat (sesuai dengan harapan investor), maka semakin kecil dana yang tersedia untuk investasi kembali (reinvestment).

Semakin besar kebijakan (pembayaran) deviden yang ditetapkan oleh perusahaan maka perusahaan harus mengeluarkan dana kas yang semakin besar, sehingga dana kas yang tersisa di perusahaan menjadi kecil (Arifin, 2005:66). Hal ini berakibat pada semakin rendahnya tingkat pertumbuhan perusahaan di masa depan, yang juga berdampak pada menurunnya harga saham. Sebaliknya, apabila keuntungan ditahan semua (mencerminkan retained earning yang tinggi) maka kepentingan atau kesejateraan investor akan terabaikan. Arifin (2005:67) menyarankan agar manajemen perusahaan mementingkan peningkatan pembayaran deviden, karena dengan meningkatnya pembayaran deviden diharapkan akan meningkatkan kemungkinan perusahaan dapat mengambil (menarik) dana dari luar (bukan dari dana internal) sehingga perusahaan akan semakin sering dimonitor oleh inves- tor baru. Namun, jika pembayaran deviden ditingkatkan, maka dana internal untuk membiayai investasi menjadi berkurang. Akibatnya, jika perusahaan perlu menambah modal ekuitas, perusahaan harus mengeluarkan saham baru (Keown, et al., 2005:176).

Berdasarkan kedua pertimbangan yang saling bertentangan tersebut, sangat penting bagi investor untuk dapat memprediksi hal-hal yang berpengaruh terhadap pendapatan deviden dari kegiatan investasinya. Kebijakan deviden perusahaan tercermin dalam rasio pembayaran deviden atau dividend pay-

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE... (Zarah Puspitaningtyas)

out ratio (DPR) yang didefinisikan sebagai bagian laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden. Kebijakan deviden tersebut merupakan tingkat pengembalian investasi bagi investor.

Rasio likuiditas merupakan salah satu rasio akuntansi (keuangan) yang didefinisikan sebagai suatu pengukuran mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Syamsuddin, 2007:41). Perusahaan untuk membayar deviden memerlukan aliran kas keluar, sehingga harus tersedia likuiditas yang cukup. Karena pembagian deviden dibayar dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, untuk itu perusahaan harus memiliki dana kas tersedia untuk pembayaran deviden. Oleh karena itu, posisi likuiditas perusahaan menanggung langsung kemampuan perusahaan untuk membayar deviden kepada para investor pada saat jatuh tempo (Keown, et al., 2005:164). Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka perusahaan dinilai mampu untuk melakukan pembayaran deviden. Yuniningsih (2002) membuktikan bahwa likuiditas perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap devidend payout ratio. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Stepanyan (2006). Studi ini dengan menggunakan pengukuran current ratio (CR), yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar, memprediksi bahwa rasio likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan deviden. Artinya, semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin tinggi pula pendapatan deviden bagi investor. Interpretasi dari current ratio adalah untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia (Syamsuddin, 2007:68).

Rasio financial leverage merupakan salah satu rasio akuntansi (keuangan) yang didefinisikan sebagai suatu indikator yang menunjukkan seberapa besar kegiatan operasi perusahaan dibiayai dengan utang, berkaitan dengan penggunaan dana yang mempunyai beban tetap dengan harapan dapat memperbesar pendapatan (Syamsuddin, 2007:53). Financial lever- age yang tinggi mencerminkan perusahaan menanggung utang (kewajiban) yang tinggi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi investor. Artinya, semakin tinggi

kemampuan perusahaan dalam membayar deviden (Sudarsi, 2002).

Perusahaan dengan tingkat financial leverage yang tinggi, seharusnya membagikan pendapatan deviden lebih kecil. Karena keuntungan yang diperoleh perusahaan digunakan untuk melunasi kewajiban. In- vestor diharapkan dapat memprediksi tingkat pengembalian investasinya yang berupa pendapatan deviden di masa depan dengan mempelajari besarnya kewajiban yang harus ditanggung perusahaan (Suharli dan Oktarina, 2005). Studi ini dengan menggunakan pengukuran debt ratio (DR), yaitu rasio total utang terhadap total aktiva, memprediksi bahwa rasio finan- cial leverage memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan deviden. Artinya, semakin tinggi rasio fi- nancial leverage, maka semakin rendah pendapatan deviden bagi investor. Interpretasi dari debt ratio adalah suatu pengukuran jumlah keseluruhan aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur (Syamsuddin, 2007:71).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Kriteria tar- get populasi adalah i) perusahaan yang terdaftar di BEI dan mempunyai informasi ringkasan laporan keuangan yang tercantum dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) untuk periode tahun 2002 – 2004 dan ii) perusahaan yang terpilih pernah membagikan deviden sepanjang periode tahun 2002 – 2004. Berdasarkan kriteria tersebut, ditetapkan jumlah sampel sebanyak 68 perusahaan.

Analisis dilakukan menggunakan model regresi berganda menggunakan data time series cross section atau disebut sebagai pooling data. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR = b0 + b1CR + b2DR + e

Keterangan:

DPR : variabel dependen (rasio pembayaran deviden) CR, DR : variabel independen (rasio likuiditas dan fi- nancial leverage)

e : variabel lain (gangguan)

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian seperti yang disajikan pada Tabel 1 dapat diturunkan dalam model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut. Hasil uji secara simultan

JEB, Vol. 6, No. 1, Maret 2012: 41-46

dengan nilai signifikansi lebih besar dari á yang sebesar 5% (0,669 > 0,05). Hasil tersebut memberi arti bahwa semua variabel independen yang terdapat dalam model persamaan regresi, yaitu rasio CR dan DR, secara bersama-sama (simultan) bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap DPR.

Tabel 1

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel B Std. Beta t Sig.

Error CR -1.194 1.516 -0.085 -0.788 0.432 DR -12.143 14.672 -0.089 -0.828 0.409 (Constant) 11.042 9.616 1.148 0.253 Multiple R 0.076 R Square 0.006 F Value 0.403 Sig. F 0.669

Nilai koefisien determinasi (R2) sangat kecil, yaitu

sebesar 0,006 memiliki arti bahwa model persamaan regresi yang dihasilkan menunjukkan bahwa kemampuan semua variabel independen, yaitu rasio CR dan DR dalam menjelaskan variasi variabel dependen (DPR) sangat terbatas, hanya sebesar 0,6% sedangkan sisanya sebesar 99,4% dijelaskan oleh faktor lain di luar kedua rasio akuntansi yang diteliti tersebut di atas.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji pengaruh secara parsial (uji t) yang secara garis besar dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi t dengan nilai á yang sebesar 5%, menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari rasio likuiditas lebih besar dari nilai α yang sebesar 5% (0,432 > 0,05). Nilai koefisien regresi sebesar -1,194 memiliki arti bahwa rasio likuiditas memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi berupa dividend yield. Pengaruh negatif rasio likuiditas terhadap tingkat pengembalian investasi berupa dividend yield menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan prediksi penelitian ini. Hasil ini juga tidak konsisten dengan hasil penelitian oleh Yuniningsih (2002),

Sunarto dan Kartika (2003), serta Suharli dan Oktarina (2005) yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif rasio likuiditas terhadap tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden. Namun demikian, hasil penelitian Yuniningsih (2002) membuktikan bahwa pengaruh rasio likuiditas terhadap pendapatan deviden bagi investor adalah tidak signifikan.

Rasio likuiditas merupakan suatu pengukuran mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Jadi, secara rasional diketahui bahwa semakin likuid suatu perusahaan, semakin tersedia kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, termasuk juga untuk melakukan pembayaran deviden bagi para investornya karena pembagian deviden selayaknya dibayar dengan kas dan tidak dengan laba ditahan. Ketidakkonsistenan hasil studi ini dengan teori dan prediksi penelitian, mungkin disebabkan kondisi finansial perusahaan yang memiliki beban atau kewajiban jangka pendek yang besar, sehingga ketersediaan kas yang besar tidak mencukupi untuk dilakukannya pembayaran deviden bagi para investornya. Alasan yang diungkapkan ini perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, selain juga untuk mengetahui faktor lain yang menyebabkan ketidakkonsistenan hasil penelitian.

Berdasarkan hasil uji pengaruh secara parsial (uji t) yang secara garis besar dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi t dengan nilai α yang sebesar 5% menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari rasio financial leverage lebih besar dari nilai α yang sebesar 5% (0,409 > 0,05). Nilai koefisien regresi sebesar -12,143, berarti bahwa rasio financial leverage memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden bagi investor. Pengaruh negatif rasio financial lever- age terhadap tingkat pengembalian investasi berupa dividend yield menunjukkan hasil yang konsisten dengan prediksi penelitian ini.

Rasio financial leverage merupakan indikator yang menunjukkan seberapa besar kegiatan operasi perusahaan dibiayai dengan utang, berkaitan dengan penggunaan dana yang mempunyai beban tetap dengan harapan dapat memperbesar pendapatan. Fi- nancial leverage yang tinggi mencerminkan

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE... (Zarah Puspitaningtyas)

perusahaan menanggung utang/kewajiban/ beban tetap yang tinggi. Kondisi ini, tentu saja, akan mempengaruhi tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi inves- tor. Artinya, semakin tinggi kewajiban tetap perusahaan, semakin rendah kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran deviden bagi para investornya. Jadi, perusahaan dengan tingkat finan- cial leverage yang tinggi, seharusnya memiliki kemampuan yang rendah untuk membagikan pendapatan deviden karena keuntungan yang diperoleh perusahaan digunakan untuk melunasi kewajiban tetapnya.

Hasil studi ini juga konsisten dengan hasil penelitian Sunarto dan Kartika (2003) serta Suharli dan Oktarina (2005). Namun, hasil penelitian Suharli dan Oktarina (2005) membuktikan bahwa pengaruh negatif rasio financial leverage terhadap pendapatan deviden bagi investor adalah signifikan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan rasio financial leverage terhadap pendapatan deviden. Hasil penelitian Yuniningsih (2002) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan rasio financial leverage terhadap pendapatan deviden.

Berdasarkan pembahasan dalam studi ini dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten (berbeda) dengan prediksi penelitian dan penelitian sebelumnya adalah adanya perbedaan segmentasi ataupun dominasi sektor industri berkaitan dengan penggunaan sampel penelitian yang berbeda sehingga menyebabkan perbedaan sumber data yang diobservasi. Perbedaan ini mengindikasikan adanya kondisi finansial perusahaan yang berbeda sehingga indikator financial dan ekonomi yang diberikan juga berbeda.

.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil studi membuktikan bahwa baik secara parsial maupun simultan, current ratio dan financial lever- age berpengaruh tidak signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Hasil ini memberi arti bahwa cur- rent ratio dan financial leverage bukan merupakan

investasi berupa pendapatan deviden bagi investor. Periode pelaksanaan penelitian yang berbeda juga mengindikasikan situasi dan kondisi finansial yang berbeda. Bahwa seiring perjalanan waktu telah terjadi perubahan situasi dan kondisi finansial, seperti terjadinya perubahan dominasi sektor industri yang diobservasi dan terjadinya inflasi yang dapat mempengaruhi kondisi financial dan ekonomi suatu negara. Perekonomian Indonesia setelah terjadi krisis moneter tahun 1997 mengalami kecenderungan terjadi ketidakstabilan perubahan situasi dan kondisi finansial.

Saran

Adanya perbedaan rasio sebagai pengukuran rasio akuntansi, mungkin juga menjadi penyebab terjadinya perbedaan hasil penelitian menjadi tidak konsisten. Oleh karena itu, untuk penelitian berikutnya disarankan menggunakan rasio dalam pengukuran rasio akuntansi yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Z, 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit Ekonosia.

Belkaoui A, 1978. “Accounting Determinants of Sys- tematic Risk in Canadian Common Stocks: a Multivariate Approach”. Accounting and Busi- ness Research: 3-10.

Damayanti S, F Achyani, 2006. “Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(1).

Elgers PT, 1980. “Accounting Based Risk Predictions: A Re-examination”. The Accounting Review: 389-408.

JEB, Vol. 6, No. 1, Maret 2012: 41-46

pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 5(2): 49- 54.

Hamzah, 2005. Analisis Ekonomi Makro, Industri dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Beta Saham Syariah. Simposium Nasional Akuntansi 8 – Solo: 367-378.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Per 1 April 2002. Jakarta: Salemba Empat.

Juma’h AH, CJO Pacheco, 2008. “The Financial Fac- tors Influencing Cash Dividend Policy: A Sample of U.S. Manufacturing Companies”. Revista Empresarial Inter Metro/ Inter Metro Business Journal, 4(2): 23.

Keown, Martin, Petty, Scott Jr, 2005. Manajemen Keuangan; Prinsip-Prinsip dan Aplikasi, Jilid 2, Edisi 9. Jakarta: PT. Indeks.

Marlina L, C Danica, 2009. “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal Manajemen Bisnis, 2(1): 1-6.

Miftah M, Destari R, 2005. “Pengaruh Dividen dan Fi- nancial Leverage Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada PT. Bank NISP di BEJ)”. EQUITY. Vol. 2, No. 1: 24-33.

Nasution HA, 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Publik di Indonesia. USU Repository.

Soliha E, Taswan, 2002. “Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, STIE Stikubank, Semarang. Stepanyan G, 2006. “Corporate Liquidity and Dividend

Policy”. The Financial Review.

Sudarsi S, 2002. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada

Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi:17- 26.

Sufiyati, Na’im A, 1998. “Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Financial Terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis In- donesia, Vol. 13, No. 3: 57-69.

Suharli, Oktarina, 2005. Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Utang pada Perusahaan Publik di Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 8 Solo: 288-296.

Suhartono, 2004. “Pengujian Terhadap Keterkaitan Antara Kebijakan Dividend dan Kebijakan Utang secara Simultan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indo- nesia. Ventura, Volume 7, Nomor 1, April: 25-35. Sunarto, Kartika A, 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.8, No.1: 44-55.

Syamsuddin L, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Yuniningsih, 2002. Interdependensi antara Kebijakan Dividend Payout Ratio, Financial Leverage, dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi: 33-46.

Dalam dokumen PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN FINANCIAL (1) (Halaman 42-48)

Dokumen terkait