• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 PERKEMBANGAN ZIRKON

3.1 Ketersediaan Sumber Daya Zirkon

3.1.2 Zirkon di Pulau Kalimantan

Zirkon di Pulau Kalimantan terdapat di sepanjang aliran sungai mengikuti penyebaran endapan alluvial emas dan rawa rawa. Endapan-endapan placer yang mengandung zirkon di Pulau Kalimantan teridentifikasi dari hasil pendulangan aluvium untuk mendapatkan emas dan intan (Rodiana, 2007 dalam Poernomo H., 2012), yang hingga saat ini masih terbatas di daerah-daerah tertentu dalam wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah (Gambar 3.2).

26

Sumber : Poernomo H. (2012)

Gambar 3.2 Peta lokasi sejumlah kabupaten di Pulau Kalimantan tempat terindentifikasinya endapan placer mengandung zirkon

1) Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Kapuas Hulu

Zirkon berasosiasi dengan emas ditemukan dalam endapan placer dari jenis

point bar yang teridentifikasi sebagai bagian dari aluvium purba, tersebar di

wilayah-wilayah pertambangan rakyat di desa Nanga Sangan, Riam Mengelai dan Nanga Betung, Kecamatan Boyan Tanjung. Aluvium purba dapat dikenali dengan mudah karena membentuk bentang alam dataran aluvial, sementara ketebalan endapan point

bar yang dapat teridentifikasi dari bukaan penambangan berkisar antara 6 hingga 10

meter.

Volume kandungan zirkon berdasarkan hasil analisis butir mineral dapat mencapai 10% dari volume total konsentrat hasil pendulangan (Tim Konservasi Kapuas Hulu-PMG, 2006 dalam Poernamo H., 2012), diduga merupakan hasil rombakan dari batuan sumber tonalit yang membentuk Tinggian Semitau.

27 Kabupaten Sekadau

Menurut berita dari Harian Rakyat Kalbar, Jumat 26 Agustus 2011, Kabupaten Sekadau cukup berpotensi menghasilkan pasir zirkon. Saat ini sudah ada empat perusahaan yang aktif menggali pasir zircon, yakni PT. Mulia Bravo Indonesia, PT. Sung Putra Persada, PT. Sekadau Membangun dan PT. Agung Persada.

Kabupaten Landak

Di daerah lingkungan Demuan, Sei Ruang Baam dan Sei Pantek, Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang, zirkon ditemukan di dalam aluvium yang diduga merupakan hasil rombakan batuan granitik dan tonalit berasal dari Blok Kalimantan Barat. Zirkon teridentifikasi berukuran butir sangat halus bersama mineral berat lain dengan volume kandungan berkisar 0,0001% hingga 0,14% di dalam endapan aluvial masa kini dan purba yang masing-masing mempunyai luas sebaran antara 165 hingga 360 ha, ketebalan rata-rata antara 2,75 hingga 8,5 m.

Kabupaten Sanggau

Daerah Malenggang, Balai Karangan, Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah penghasil emas di Provinsi Kalimantan Barat, daerah ini umumnya ditutupi oleh lapisan tanah penutup berwarna merah atau putih kekuningan dengan ketebalan sekitar 1,0 m sampai 5,0 m yang umumnya menutupi endapan aluvial mengandung emas dengan ketebalan bervariasi antara 0,5 m sampai 1,5 m terutama terdiri dari pasir kuarsa, fragmen batuan kuarsa, kwarsit dan mineral zirkon, magnetit, turmalin, mineral berat lainnya serta limonit. Batuan yang mendasari endapan emas aluvial terdiri dari batupasir kotor/grewacke dan batulempung.

Dengan ketebalan lapisan pembawa emas rata-rata 0,75 dapat diketahui volume potensi endapan emas aluvial sisa penambangan di daerah Takalong Miru sebanyak 31.483.125 m3, daerah Takalong Samaras volume potensi endapan aluvial tertingggal 562.500 m3 dan daerah lainnya seperti di daerah Taye dan Lubuk Pawon penyebaran endapan aluvial mengikuti lembah sungai dan sulit untuk diketahui luasnya.

Analisis butir beberapa contoh konsentrat dan tailing memperlihatkan mineral ilmenit dan zirkon merupakan mineral dengan kandungan terbanyak,

28 kandungan ilimenit umumnya > 75% dan zirkon bervariasi antara 6% - 55%.

Potensi sumber daya zircon di Kabupaten Kabupaten Sanggau lainnya terdapat di daerah Empado, Maengkok Sei Menduk, Desa Sejotang, Kecamatan Tayan Hilir. Placer merupakan bagian dari aluvium masa kini dan purba, hasil rombakan batuan granitik dan tonalit berasal dari Pegunungan Schwaner yang dibawa oleh aliran Sungai Kapuas dan Sungai Tayan. Luas sebaran mencapai lebih dari 300 ha, ketebalan rata-rata berkisar antara 3,25 hingga 4,5 m dan mengandung 0,0001 – 0,00015% zirkon, berasosiasi dengan emas yang hingga saat ini masih ditambang dengan cara pendulangan.

Kabupaten Melawi

Zirkon di dalam placer berasosiasi dengan emas di daerah-daerah bekas penambangan emas aluvial, ditemukan di 12 lokasi yang tersebar di lima wilayah kecamatan: Nanga Pinoh, Nanga Ella Hilir, Menukung, Nanga Sayan, dan Nanga Sokan. Mineral terdiri atas butiran berukuran halus s/d sedang, warna bervariasi, bentuk butir menyudut tanggung dengan volume kandungan zirkon umumnya <7% dan dapat mencapai hingga 34,48% dari volume total konsentrat. Sama halnya dengan yang terjadi di Kabupaten Sanggau, bahwa zirkon dalam placer di wilayah ini diduga merupakan hasil rombakan batuan sumber granit dan tonalit berasal dari Pegunungan Schwaner.

Kabupaten Bengkayang

Wilayah bekas tambang Monterado di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, dengan luas wilayah bekas tambang sekitar 3.084 Ha. Sumber daya emas pada tailing sebesar 83.268.000 m3 @ 51 mg/m3, atau 42,4 ton logam emas. Sumber daya emas aluvial insitu di hulu Sungai Raya yang belum ditambang sebesar 4.626.000 m3 @ 136 mg/m3 atau 0,629 ton logam emas.

Potensi bahan galian lain yang terdapat bersamaan dengan emas aluvial

adalah zirkon, pasir kuarsa dan tanah urug dengan jumlah yang cukup besar.

Zirkon berupa bahan galian lain atau mineral ikutan pada proses pengolahan

emas aluvial. Hasil analisis butir dari beberapa conto endapan aluvial (raw

29

material) menunjukan persentase berat zirkon antara 0,008 - 0,16 % dan

presentase zirkon pada konsentrat (setelah pendulangan) antara 3,87-100%.

Kabupaten Ketapang

Endapan zirkon di Kabupaten Ketapang diperkirakan terdapat di beberapa lokasi di daerah Kecamatan Kendawangan, terutama pada daerah penyebaran Endapan Rawa (Qs) yang tersebar cukup luas di bagian barat dan selatan wilayah Kecamatan Kendawangan. Endapan zirkon tersebut diperkirakan berasal dari hasil rombakan batuan Granit Sukadana yang terdapat di bagian hulu sungai Kendawangan yang kemudian mengalami transportasi dan pengendapan kembali bersama-sama dengan pasir kuarsa.

Volume endapan pasir mengandung zirkon mencapai sekitar 240.000.000 m3. Dari hasil pendulangan sekitar 20 kilogram pasir conto asal diperoleh konsentrat dulang rata-rata seberat 68 gram yang rata-rata mengandung butiran mineral zirkon sekitar 20% volume. Kandungan zirkonnya setara dengan 20% x 68 gr / 20.000 gr atau sekitar 0,068 persen dari contoh asal (pasir). Dengan demikian potensi sumber daya tertunjuk zirkon mencapai sebesar 0,068% x 240.000.000 m3 atau sekitar 163.000 m3

atau sekitar 750.000 ton.

Sumber daya dan produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Barat

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (2012), menyebutkan bahwa sumber daya (hipotik) pasir zirkon yang tersebar di Provinsi Kalimantan Barat sekitar 167.141.100 ton (bijih), cadangannya sekitar 44.700 ton (bijih).

Hingga tahun 2013, sudah ada 8 perusahaan yang telah memiliki IUP di Provinsi Kalimantan Barat yang berencana untuk membangun pengolahan pasir zirkon. Satu perusahaan diantaranya IUP dengan status operasi khusus (OPK), 5 berstatus operasi produksi (Distamben Kalimantan Barat, 2013).

Produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2011 sebanyak 45.000 ton, meningkat sangat tajam (yaitu 542,86%) dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya 7.000 ton (Gambar 3.3). Besarnya kenaikan ini dipicu oleh tinggi

30 permintaan pasir zirkon dunia, khususnya Cina. Namun sejak terbitnya Permen ESDM No. 20 Tahun 2013, produksi pasir zirkon mengalami penurunan hingga 85,58% pada tahun 2012 dan untuk sementara banyak pemilik IUP menghentikan usaha penambangan. Bersamaan dengan itu pula, beberapa perusahaan berencana membangun pabrik pengolahan zirkonium silikat dan bahkan diantaranya ada yang telah berproduksi, yaitu PT. Monokem Surya. Perusahaan lain yang saat ini tengah membangun adalah PT. Mulia Bravo, sedangkan yang berencana akan membangun adalah PT. Jaklindo, lokasi kedua pabrik tersebut berada di Kabupaten Pontianak.

Sumber :

Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Barat (2013).

Gambar 3.3 Produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Barat tahun 2008 – 2012 (ton)

2) Provinsi Kalimantan Tengah

Pasir zirkon di Kalimantan Tengah dijumpai di Kabupaten Sukamara, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Kota Palangka Raya, Gunung Mas, Kapuas dan Pulang Pisau.

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 2008 2009 2010 2011 2012 4482 3000 7000 45000 6489 Pr o d u ksi ( to n ) tahun

31 Kabupaten Katingan

Endapan zirkon di daerah Katingan dijumpai sebagai hasil rombakan dari batuan asal pembawanya, seperti granit, di endapkan dalam endapan alluvial maupun sedimenter. Pada endapan alluvial zirkon terendapkan bersama sama pasir kuarsa, hematit, ilmenit, rutil dan magnetit. Konsentrasi zirkon dalam batuan endapan alluvial sangat bervariasi, sulit menentukan pengontrolnya, berat jenis zirkon (4,6 – 4,7) hampir dua kali lipat berat jenis kuarsa (2,65) sehingga dalam pengendapannya akan terbentuk bersama pasir kuarsa yang lebih kasar.

Zirkon dalam bentuk sedimenter umumnya mengendap mengikuti lapisan mineral berat yang berbutir halus, membentuk lapisan tipis yang berwarna kehitaman pada lapisan satuan batuan sedimen, walaupun tidak selalu begitu. Zirkon dalam satuan batuan sedimen di daerah Katingan terdapat pada satuan batuan Formasi Mentemoi. Formasi ini di daerah Katingan merupakan pembawa bahan galian atau mineral detritus (rombakan). Untuk menentukan distribusi kandungan zirkon dalam batuan ini perlu dilakukan eksplorasi (penyelidikan) yang lebih rinci.

Zirkon di daerah Pendahara, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing merupakan zirkon yang berasosiasi dengan mineral hitam, warna konsentrat hitam, diendapkan bersama endapan aluvial dan sedimen Formasi Mentemoi, sebagian telah ditambang oleh penduduk setempat. Luas sebaran 939 ha. kandungan konsentrat per m3 sekitar 374 Kg, kandungan zirkonnya 313 kg/m3. Tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 28.170.000 m3, rata-rata kandungan zirkon 11%, sumberdaya pasir zirkon 8.800.000 ton.

Zirkon di daerah Petak Puti, Kecamatan Katingan Tengah, berbutir halus, warna konsentrat kehitaman, terdapat dalam satauan aluvial dan sedimen, sebagian area merupakan wilayah tambang emas penduduk setempat. Luas sebaran sekitar 212 ha, kandungan konsentrat per m3 sekitar 212,64 Kg, kandungan zirkonnya 8,02 kg/m3. Ketebalannya rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 6.630.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 2.691 ppm, sumberdaya pasir zirkon 50.000 ton.

32 Zirkon di daerah Tewang Panjang, Kecamatan Katingan Tengah, berbutir halus, warna konsentrat kehitaman, terdapat dalam satuan batupasir kuarsa Formasi Mentemoi. Luas sebaran 125 ha Kandungan konsentrat per m3 sekitar 3,65 Kg, kandungan zirkonnya 14 gr/m3. Tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 3.750.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 6 ppm, sumberdaya pasir zirkon 54 ton.

Zirkon di daerah Cempaga Buang, atau Seluang, Kecamatan Katingan Hilir berbutir halus, warna konsentrat kemerahan, terdapat dalam satuan aluvial dan sedimen. Luas sebaran 107 ha, tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 3.210.000 m3. Kadar rata – rata zirkon 0,0582%, sumberdaya pasir zirkon 4.800 ton.

Zirkon di daerah Pegatan, Kecamatan Katingan Kuala merupakan endapan aluvial pantai dan aluvial sungai, sebaran memanjang sepanjang pantai Pegatan bagian barat, berbutir halus, warna konsentrat kemerahan. Sebaran memanjang sepanjang pantai barat seluas 441 ha. Kandungan konsentrat per m3 sekitar 11,5 Kg, kandungan zirkonnya 31 gr/m3. Rata-rata ketebalan 2 m, volume pasir pembawa zirkon 8.820.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 12 ppm (part per million), sumberdaya pasir zirkon 270 ton.

Hasil Eksplorasi Umum Endapan Zirkon oleh Martua Raja .P., dkk. (2007) di sebagian daerah Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kecamatan Katingan Hilir dan Kecamatan Tasik Payawan. Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, sebaran satuan batuan yang mengandung pasir zirkon di daerah tersebut terdapat di 4 (empat) wilayah :

a. Katingan Barat : meliputi wilayah sebagian wilayah yang termasuk dalam Kecamatan Pulau Malan, Tewang Sanggalang Garing, Katingan Hilir dan Tasik Payawan, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Lempungan (Psl), satuan batuan Batu Pasir (Ps) dan Aluvium (Qa). Luas sebaran 37.750 ha. Prosentase konsentrat rata-rata 10%, volume konsentrat sekitar 151 juta meter kubik.

b. Katingan Tengah : meliputi wilayah Desa Pendahara, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir (Ps). Luas sebaran 1.900 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6 juta meter kubik.

33 c. Katingan Utara : meliputi wilayah Desa Tewang Menyangen, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Konglomeratan (PsK). Luas sebaran 2.028 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6,5 juta meter kubik.

d. Katingan Timur : meliputi wilayah Desa Kereng Humbang, Kecamatan Katingan Hilir, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Konglomeratan (PsK) dan satuan batuan Aluvium. Luas sebaran 1.890 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6 juta meter kubik.

Kabupaten Seruyan

Mineral zirkon di wilayah ini ditemukan dalam aluvium dan merupakan hasil rombakan dari batuan granitik berasal dari Pegunungan Schwaner, berukuran butir halus berasosiasi dengan kuarsa dan kasiterit. Sebaran aluvium mengandung mineral ini ditemukan di desa-desa Pematang Tambat, Sungai Bakau Pal 7 dan Sungai Pucuk, Kecamatan Seruyan Hilir; Desa Sembuluh I, Kecamatan Danau Sembuluh dan Desa Asam Baru (Air Kuning), Kecamatan Hanau.

Kabupaten Waringin Timur

Salah satu jenis zirkon di wilayah ini teridentifikasi mempunyai titik lebur sekitar 2.430oC dan dimanfaatkan untuk bahan refraktori tinggi, sementara zirkon lainnya digunakan untuk pelapis dan perhiasan. Sebaran zirkon ditemukan di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Kecamatan Mentaya Hulu, teridentifikasi berada di dalam aluvium hasil rombakan terutama batuan sumber granit yang berasal dari bagian tepi Pegunungan Schwaner. Kedua jenis endapan placer yang disebut terakhir ini diperkirakan dapat ditemukan di bagian-bagian garis pantai dan laut dalam wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Secara geologi endapan pasir zircon dijumpai di Formasi Dahor dan aluvium. Lokasi-lokasi yang biasanya mengandung endapan pasir zircon tinggi adalah yang berada di dasar atau kanan/kiri sungai atau anak-anak sungai berupa endapan channel atau teras sungai. Sebelum pasir zirkon laku dijual, beberapa perusahaan tambang yang melakukan ekplorasi emas aluvial melaporkan bahwa pada saat mereka melakukan pendulangan dalam rangka mencari emas diperoleh konsentrat mineral berat rata-rata 5,6 kg/m3 yang komposisinya

34 seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Komposisi kimia yang terkandung dalam setiap 5,6 kg/m3 konsentrat mineral berat.

No MINERAL DAS KATINGAN DAS KAHAYAN DAS SEKONYER

1 Zirkon (ZrSiO4) 59,50% 17,10% 75,50% 2 Ilmenite (FeTiO2) 1,00% 55,50% 6,60% 3 Leucoxene 32,50% - - 4 Magnetite - 12,1 %- 2,60% 5 Garnet - 5,30% - 6 Rutile (TiO2) 4,70% 1,30% 6,50% 7 Epidot - 2,60% - 8 Sphene - 2,60% - 9 Hornblende 0,90% 2,40% - 10 Spinel - 1,10% - 11 Maghemite 0,7 %- - - 12 Tourmaline 0,50% - - 13 Pyrite (FeS2) 0,20% - - 14 Kuarsa (SiO4) - - 8,80% Keterangan :

DAS = Daerah aliran sungai Sumber :

- Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2013

- http://kaltengmining.com/, 2013, Potensi / Sumberdaya (Resources) Zirkon Kalimantan Tengah.

Sumber daya dan produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan data tersebut serta data luasan wilayah eks pertambangan emas tanpa izin serta hasil-hasil perhitungan jumlah endapan pasir yang dilakukan oleh perusahaan yang melaksanakan kegiatan eksplorasi emas aluvial Tim Kalteng Mining mencoba menghitung sumberdaya pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah. yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Sejak diterbitkannya UU no 4 Tahun 2009 tentang pertambangan Mineral dan Batubara, khususnya terkait dengan kewajiban pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri paling lambat tanggal 12 Januari 2014 dan menyusul terbitnya Permen ESDM No. 20 Tahun 2013, produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat di dalam

35 Gambar 3.4, dari tahun 2007 dengan produksi 78.890 ton turun menjadi 6.224 ton pada tahun 2010 sehingga rata-rata turun sebesar 42,21%.

Tabel 3.3 Sumber daya (resources) hipotetik zirkon Kalimantan Tengah

1)

No. Lokasi DAS

Volume endapan pasir (m3) Jumlah konsentrat/mineral berat (ton) Sumber daya ZrSiO4 (ton) 1 Sungai Sekonyer 88.500.000 635.940 384.975 2 Sungai Seruyan 11.820.000 68.556 44.561 3 Sungai Mentaya 102.140.000 592.412 385.068 4 Sungai Katingan 235.400.000 1.318.240 777.762 5 Sungai Rungan 21.900.000 122..640 74.810 6 Sungai Kahayan 553.251.000 3.098.206 526.695 7 Sungai Muroi 22.560.000 126.336 63.168 8 Sungai Kapuas 35.800.000 200.480 100.240 9 Lokasi lainnya 103.292.000 516.460 258.230 Total 1.174.663.000 6.556.630 2.615.509

Keterangan : 1) Data hipotetik

Sumber : http://kaltengmining.com ( 2013).

Penyebab lain dari turunnya produksi adalah ada kebijakan pemerintah Provinsi yang tidak memberikan izin pengangkutan dan pengelolaan bahan galian (IP2BG) terhadap zirkon yang dihasilkan dari kawasan hutan yang belum di pinjam pakai sehingga produksi pasir zirkon mengalami penurunan. Produksi pasir zirkon yang legal diperkirakan akan mulai kembali setelah draft revisirencana tata ruang wilayah pertambangan (RTRWP) Kalimantan Tengah disetujui oleh Pemerintah Pusat. Diperkirakan tingkat produksi zirkon untuk tahun 2011 tidak sebanyak tahun 2008 karena kawasan areal pengguna lainnya (APL) di draft Revisi RTRWP yang disetujui Menteri Kehutanan lebih sedikit dibanding dengan RTRWP Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2003.

36 Sumber : www.kaltimmining.com

Gambar 3.4 Produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2008 – 2010 (ton)

Jumlah pemegang IUP pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah yang tercatat hingga tahun 2013 sebanyak 121 perusahaan dengan luas keseluruhan mencapai 326.701 Ha (Tabel 3.4), jumlah tersebut menyebar hampir di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa potensi sumber daya pasir zirkon di wilayah ini cukup besar dan 26,45% diantaranya sudah berproduksi.

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 2007 2008 2009 2010 78.890 59.575 51.020 6.224 Pr o d u ksi ( to n ) Tahun

Dokumen terkait