• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENINGKATAN NILAI TAMBAH ZIRKON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENINGKATAN NILAI TAMBAH ZIRKON"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENINGKATAN NILAI

TAMBAH ZIRKON

Disusun oleh :

Drs. Triswan Suseno

Drs. Ijang Suherman

Agus Prakosa SE

Prof. Dr. Siti Rochani, M.Sc

Ir. Darsa Permana

Ir. Nuryadi Saleh

Ir. Kusnawan

Drs. Jafril

Ir. Muchtar J. Aziz

Usep Sabur

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2013

(2)

i

PENGANTAR

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sumber daya pasir zirkon yang cukup potensial, komoditas ini banyak di ekspor ke berbagai negara dalam bentuk bahan mentah. Padahal, apabila komoditas ini bisa ditingkatkan melalui proses pengolahan dan pemurnian akan menjadi suatu produk yang banyak digunakan oleh beberapa industri sebagai bahan baku penting dalam kegiatan produksinya. Sebagian besar industri pengguna produk ini banyak membeli dari luar negeri. Padahal hanya dengan melalui beberapa tahapan proses pengolahan, komoditas ini akan dapat digunakan oleh industri pengguna zirkon dan produknya akan memberikan nilai tambah yang berlipat dibandingkan hanya menjual dalam bentuk bahan mentah.

Prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah zirkon merupakan salah satu kegiatan penelitian pada tahun 2013 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pasir zirkon di sektor hilir yaitu dengan menelusuri spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri, penguasaan teknologi pengolahan pasir zirkon saat ini di alam negeri, potensi atau permintaan pasar dan perumusan solusi arah kebijakan pengusahaannya. Sasaran dari kegiatan penelitian ini adalah tersusunnya kebijakan strategis pengolahan pasir zirkon dalam rangka peningkatan nilai tambah.

Hasil penelitian tentang peran pasir zirkon ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan pasir zirkon menjadi suatu produk yang bernilai tambah tinggi melalui pengolahan lanjut yang dapat memberikan manfaat bagi investor, memberikan kontribusi terhadap penerimaan daerah, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Data dan informasi yang digunakan dalam mendukung kegiatan penelitian ini diperoleh dari berbagai instansi yang terkait.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan penelitian dan penyusunan kajian ini, mulai dari persiapan, kegiatan lapangan hingga penulisan laporan. Semoga hasil kajian ini memberikan manfaat dan kontribusi bagi terwujudnya tujuan UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara dan Permen ESDM No. 20 tahun 2013 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral.

Laporan hasil kegiatan penelitian ini masih memerlukan banyak penyempurnaan dan masukan dari berbagai fihak, terutama dari para evaluator, para pemerhati tekno-ekonomi dan kebijakan peningkatan nilai tambah mineral, khususnya pasir zirkon.

Bandung, November 2013

(3)

ii S A R I

Indonesia memiliki sumber daya pasir zirkon cukup besar, keberadaannya terdapat di beberapa wilayah, seperti Provinsi Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Papua. Jumlah sumber daya hipotetik pasir zirkon di Provinsi Bangka Belitung diperkirakan sekitar 445.848 ton, Kalimantan Barat sekitar 167.141.100 ton dan Kalimantan Tengah sekitar 2.615.509 ton.

Pasir zirkon banyak dimanfaatkan oleh industri keramik, bata tahan api, pasir cetak pada industri pengecoran logam, abrasif, kimia zirkonium, zirkonia, bahan batu mulia, logam zirkonium dan logam paduan. Produksi pasir zirkon Indonesia tahun 2011 sebesar 45.000 ton, naik sebesar 240,29% dibandingkan dengan tahun 2010. Namun sejak terbitnya Permen ESDM No. 20 tahun 2013 produksinya turun menjadi 6.489 ton. Jenis zirkon yang banyak digunakan dalam bidang adalah zirkonium silikat dengan kadar minimum ZrO2 ≥ 64%. Konsumsi zirkonium silikat Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 57.187 ton. Industri yang paling banyak menggunakan zirkonium silikat adalah industri keramik (44,79%), industri frit/glasir (31,78%), pasir cetak dalam industri pengecoran logam (21,33%) dan bata tahan api (2,10%). Sekitar 54,21% kebutuhannya dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sisanya didatangkan dari Australia, Spanyol, Italia dan Afrika Selatan. Saat ini, Indonesia baru memiliki 3 perusahaan pabrik pengolahan zirkonium silikat dengan kapasitas 35.200 ton per tahun.

Tahun 2012 produksi zirkon dunia tercatat sebesar 1.620.000 ton, 50% di antaranya berasal dari Australia, Afrika Selatan (26%), Cina (8%), Indonesia (4%), Mozambik (3%), India (2%) dan negara lainnya (2%). Konsumsi zirkon dunia tahun 2012 tercatat sebesar 1.462.000 ton, 55% digunakan oleh industri keramik, industri bahan kimia (18%), bata tahan api (14%), pasir cetak dalam industri pengecoran logam (10%) dan industri lainnya 3%. Ke depan, pasar zirkonium silikat di dalam negeri akan mengalami prospek yang cukup cerah karena kebutuhan zirkonium silikat oleh industri keramik akan naik sebesar 15%, industri frit (17,50%), pengecoran logam (8,57%) dan bata tahan api (4,19%). Sedangkan di pasar dunia, Laju pertumbuhan kebutuhan keramik akan naik sebesar 14,94% per tahun, kimia (25,50%, glass TV (8,96%), namun bata tahan api dan pengecoran logam akan mengalami penurunan masing-masing sebesar 6,20% dan 13,87%.

Investasi pengolahan zirkonium silikat sebesar Rp.74.017.168.000 layak diusahakan dengan jangka waktu pengembalian 4 tahun 11 bulan sejak masa operasional yang telah ditetapkan yaitu 3 tahun dan 10bulan. Satu pabrik pengolahan zirkonium silikat mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 107 orang dengan total penerimaan gaji/upah sebesar Rp5.640.000.000 per tahun. Keuntungan pengusaha dari investasi yang ditanamkannya sebesar Rp.36.558.200.000. Besarnya pajak yang diterima pemerintah sebesar Rp.15.667.800.000. Berdirinya satu perusahaan pengolahan zirkonium silikat akan mampu memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar Rp.52.226.000.000.

(4)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

S A R I ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR TABEL ... v LAMPIRAN ... vi 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Ruang Lingkup ... 3 1.3 Tujuan ... 3 1.4 Sasaran ... 4 1.4 Lokasi Kegiatan ... 4 1.5 Sistematika Penulisan ... 4

2 TINJAUAN PUSTAKA DAN PROGRAM KEGIATAN ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Dasar Hukum ... 8

2.1.2 Manfaat dan Spesifikasi Zirkon ... 9

2.1.2.1 Manfaat Zirkon ... 9

2.1.2.2 Spesifikasi ... 14

2.1.3 Teknologi Pengolahan Pasir Zirkon ... 16

2.2 Program Kegiatan ... 16

3 PERKEMBANGAN ZIRKON ... 22

3.1 Ketersediaan Sumber Daya Zirkon ... 22

3.1.1 Zirkon di Provinsi Bangka-Belitung ... 22

3.1.2 Zirkon di Pulau Kalimantan ... 25

3.2 Perkembangan Perdagangan Zirkon Dalam Negeri ... 37

3.2.1 Produksi ... 37

3.2.2 Industri Pengguna Zirkon dalam Negeri ... 38

3.2.3 Ekspor, Impor dan Harga ... 45

3.3 Perkembangan Zirkon Dunia ... 48

4 KAJIAN TEKNOLOGI DAN INVESTASI PENGOLAHAN ZIRKONIUM SILIKAT 55

4.1 Pengolahan konsentrat zirkon mengjadi zirkonium silikat ... 55

4.2 Perkiraan besar investasi pengolahan pasir zirkon menjadi zirkonium silikat ... 60

4.3 Aspek manfaat dari aliran kas (cash flow) ... 67

(5)

iv

5 PEMBAHASAN ... 78

5.1 Prospek Penggunaan zirkon pada industri keramik ... 78

5.2 Prospek penggunaan zirkon pada industri frit ... 80

5.3 Prospek penggunaan zirkon pada pasir cetak ... 81

5.4 Prospek penggunaan zirkon pada industri bata tahan api ... 81

5.5 Simulasi penambahan pabrik, produksi dan umur tambang ... 83

5.6 Kajian pembangunan pabrik zirkonium silikat ... 83

5.7 Kajian terhadap kondisi saat ini dan kemungkinan yang akan terjadi ... 85

5.9 Analisis SWOT ... 88

6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

6.1 Kesimpulan ... 94

6.2 Saran ... 95

(6)

v DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3. Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 5.1 Gambar 5.2

Alur pikir prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah zirkon ... 6 Lokasi kegiatan penelitian prospek pengembangan usaha peningkatan

nilai tambah zirkon ... 7 Diagram alir tahap pengolahan pasir zirkon untuk berbagai produk

industri ... 20 Wilayah usaha pertambangan timah yang mengandung zirkon di Provinsi

Bangka-Belitung ... 22 Peta lokasi sejumlah kabupaten di Pulau Kalimantan tempat

teridentifikasinya ... endapan placer mengandung zirkon 23 Produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Barat ... 27

Perkembangan produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah, tahun

2007-2010 (ton) ... 48 Komposisi negara-negara penghasil zirkon ... Konsumsi zircon dunia , 2005-2012 (ribu ton) ... Volume imporpasir zirkon Cina, 2005-2012 (ribu ton) ... Perkembangan produksi keramik dunia, 2006-2012(juta m3) ... Perkembangan penggunaan pasir zirkon dunia, 1970-2012 (%) ... Komposisi pemanfaatan pasir zirkon oleh industry dunia, 2012 ... Perkembangan harga pasir zirkon dunia, 2008 - 2012 (US$/ton) ... Bagan alir pengolahan pasir zirkon – konsentrat - zirkonium silikat ... 57 Perangkat proses pengolahan pasir zircon menjadi zirconium silikat ... Proses pengepakan dan tumpukan kemasan zirkonium silikat siap

dipasarkan ………. Penambahan satu perangkat proses pengolahan pasirzirkon menjadi zirkoniumsilikat di PT. DLS kapasitas 7000ton ………... Beberapa jenis produklanjut dari pasir zircon yang diproduksi oleh PT. DLS

Proyeksi konsumsi zirkonium silikat oleh industry, tahun 2013-2019 (ton) ... 55 Perkembangan produksi pasir zircon Provinsi Kalimantan Tengah tahun

2007-2010 (ton) ………. 6 7 20 21 23 26 30 36 49 50 50 51 53 53 54 57 58 59 59 60 82 84 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3

Spesifikasi zirkon dan pemanfaatannya ... 14 Spesifikasi Baddeleyit Foskar dan PMC ... 14 Spesifikasi ZR-Sulfat ... 15 Sumber daya dan cadangan timah di Provinsi Bangka-Belitung (ton) ... Komposisi kimia yang terkandung dalam setiap 5,6 kg/m3 konsentrat

mineral berat ... 14 15 15 24 34

(7)

vi Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3

Daftar persahaan tambang zircon diKalimantan Tengah tahun 2013 ... 31

Daftar industri pengguna zirkonium silikat (buah) ... 33

Jumlah perusahaan keramik Indonesia, tahun 2012 (buah) ... 34

Produksi keramik nasional, tahun 2008-2012 (ton) ... 34

Penjualan keramik Indonesia menurut jenisnya, tahun 2006-2012 (ton) ... 37

Realisasi volume ekspor-impor frit Indonesia, tahun 2007-2012 ... 38

Neraca perdagangan pasir dan konsentrat zirkon Indonesia, tahun 2007-2012 (ton) ... 41

Biaya investasi pendahuluan dan peralatan pengolahan pasir zirkon kadar kurang dari 40% menjadi konsentrat 65,5% (Rp.) ... 42

Biaya bahan yang diperlukan dalam 1 tahun (Rp.) ... 43

Kebutuhan tenaga operator dan upah (Rp.) ... 59

Kebutuhan tenaga tetap dan upah (Rp.) ... 60

Jumlah investasi usaha pengolahan zirkon (Rp.) ... Perkiraan besarnya nilai sisa, depresiasi/amortisasi, penggantian alat baru pengolahan pasir zirkon 40% menjadi konsentrat 65,5% ... 60

Perkiraan penerimaan perusahaan pengolahan pasir zirkon 40% menjadi konsentrat 65,5% ... 61

Skenario pinjaman bank (juta Rp.) ... 62

Nilai manfaat usaha pengolahan pasir zirkon 40% menjadi konsentrat 65,5% ... 63

Kemungkinan terjadi penurunaan harga dan biaya operassional naik 10% ... 63

Biaya investasi pendahuluan dan peralatan pengolahan pasir zirkon kadar kurang dari 40% menjadi zirkonium silikat (Rp.) ... 64 Biaya yang diperlukan untuk bahan-bahan per tahun (Rp.) ... Kebutuhan tenaga operator danupah (Rp./tahun) ... Kebutuhan tenaga tetap dan upah ... Perkiraan penerimaan perusahaan pengolahan pasir zirkon 40% menjadi

zirkonium silikat ... Jumlah investasi usaha pengolahan pasir zirkon kadar 40% menjadi

zirkonium silikat ... Skenario pinjaman bank (juta Rp.) ... Nilai manfaat usaha pengolahan pasir zirkon 40% menjadi zirkonium

silikat……….. Kemungkinan terjadi penurunaan harga dan biaya operasional naik 10%……….

Pemakaian zircon dan frit pada industry keramik ... Perkiraan kebutuhan zirkoniumsilikat oleh industry keramik Indonesia ... Skenario pinjaman bank (juta Rp.) ...

37 39 40 41 42 45 48 61 62 60 63 63 64 65 66 66 67 66 70 71 72 72 73 74 75 75 76 79 80

(8)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan pasir zirkon (ZrSiO

4

) di Indonesia telah dikenal sejak lama di

perairan Bangka-Belitung sebagai endapan alluvial bersama pasir timah dan

mineral ikutan lainnya. Pasir zirkon juga banyak dijumpai di Pulau Kalimantan,

terutama di sepanjang aliran sungai mengikuti penyebaran endapan alluvial

emas dan rawa-rawa.

Endapan-endapan placer yang mengandung zirkon di Pulau Kalimantan teridentifikasi dari hasil pendulangan aluvium untuk mendapatkan emas dan intan, yang hingga saat ini masih terbatas di daerah-daerah tertentu dalam wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Pasir zirkon yang sebelumnya hanya diproduksi sebagai mineral ikutan sisa pengolahan bijih timah dan emas yang tercampur dalam tailing dan dianggap limbah karena saat itu belum memiliki nilai manfaat ekonomi. Namun seiring perkembangan teknologi, ternyata mineral tersebut saat ini banyak digunakan oleh berbagai industri hilir sehingga menjadi komoditas tambang yang bernilai ekonomi.

Sebelum terbitnya Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 20 Tahun 2013 tentang peningkatan nilai tambah mineral, pasir zikon banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah padahal di dalamnya terkandung mineral ikutan seperti ilmenit, kuarsa dan unsur-unsur mineral jarang lainnya yang juga bernilai ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari neraca perdagangan pada tahun 2012 yang menunjukan bahwa ekspor komoditas ini tercatat 119,50 juta ton dengan nilai US$85,80 juta, sedangkan volume impor sebesar 9,29 juta ton dengan nilai US$23,38 juta. Neraca perdagangan pasir zirkon Indonesia menunjukan neraca perdagangan positif atau surplus, namun harga pasir zirkon Indonesia (US$0,72/ton) lebih rendah dari harga impor (US$2,50/ton). Hal ini menunjukan bahwa pasir zirkon yang diimpor kualitasnya jauh lebih baik dari pada yang diekspor. Di pasar dunia, harga ini adalah harga untuk tepung zirkon (micronized zirconium) yang banyak digunakan pada industri keramik

(9)

2 (Aryanda. D., 2012 dan Poernomo H., 2012). Artinya, bahwa pasir zirkon yang diimpor Indonesia telah melalui pemrosesan lanjut di negara pengekspor sehingga negara tersebut yang mendapatkan nilai tambahnya padahal bahan bakunya diperoleh dari Indonesia.

Pada tanggal 6 Agustus 2013 pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri ESDM No. 20 tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri ESDM no. 7 tahun 2012 tentang peningkatan nilai tambah (PNT) mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral dan telah dipublikasikan tanggal 20 Agustus 2013. Melalui Permen ini pemerintah menetapkan batas akhir ekspor bahan mentah mineral pada tanggal 12 Januari 2014 yang tertuang dalam Pasal 21A ayat 1 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 20 Tahun 2012, tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 tahun 2012, tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Salah satunya adalah pasir zirkon(ZrSiO4), komoditas ini boleh diekspor apabila kadar minimum ZrO2≥65,5% lolos saring 60 mesh ≥95%

. Menurut Djamaluddin (2012), pengertian

nilai tambah tidak sekedar perbedaan antara nilai output dan nilai input atau

peningkatan harga barang yang dihasilkan dari proses pengolahan mineral

persatuan berat mineral. Lebih luas, pengertian nilai tambah adalah

peningkatan produk domestik bruto, lapangan kerja baru, pengaruh

pengganda (

multiplier effect

)

sektor lain, penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, kemudahan dan kecepatan proses serta peningkatan ketahanan

nasional.

Untuk mengetahui sejauhmana peraturan tersebut berdampak terhadap kegiatan usaha pertambangan pasir zirkon, maka perlu dilakukan kajian mengenai prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah pasir zirkon. Nilai tambah tidak sekedar perbedaan antara nilai output dan nilai input atau peningkatan harga barang yang dihasilkan dari proses pengolahan mineral persatuan berat mineral. Lebih luas, peningkatan nilai tambah diharapkan mampu meningkatkan produk domestik bruto, lapangan kerja baru, pengaruh pengganda (multiplier effect) sektor

(10)

3 lain, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudahan dan kecepatan proses serta peningkatan ketahanan nasional (Djamaluddin, 2012) agar tujuan Permen ESDM No. 20 tahun 2013 tercapai.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan penelitian antara lain :  Studi literatur.

 Mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi sumber daya pasir zirkon.

 Menginventarisasi perusahaan penambangan pasir zirkon dan pengolah pasir zirkon.

 Menginventarisasi industri yang menggunakan pasir zirkon, konsentrat zirkon dan tepung zirkon dan mengkaji peran zirkonium silikat dalam industri keramik.

 Mengumpulkan dan mengolah data produksi, konsumsi, ekspor, impor dan harga pasir, konsentrat dan tepung zirkon atau zirkonium silikat.

 Merekam dan mengadopsi teknologi pengolahan pasir zirkon menjadi tepung zirkon atau zirkonium silikat.

 Mengkaji profil investasi atau analisis finansial pengolahan tepung zirkonium silikat dan perannya dalam industri keramik.

 Analisis kendala dan peluang pengusahaan pengolahan zirkonium silikat untuk industri keramik.

a) Merumuskan pemecahan masalah untuk masukan kebijakan. b) Pembuatan laporan akhir.

1.3 Tujuan

Tujuan kegiatan penelitian ini adalah untuk,

- mengetahui potensi sumber daya pasir zirkon dan prospek pemanfaatannya di sektor industri;

- menghitung produksi, konsumsi, ekspor, impor, harga dan spesifikasi kebutuhan zirkon di dalam negeri dan jenis jenis industri pemakainya;

- menghitung nilai keekonomian pengolahan pasir zirkon menjadi tepung zirkon dan perannya dalam dalam industri keramik;

(11)

4 - memberi masukan kebijakan yang perlu diambil terkait dengan batasan ekspor

zirkon di dalam lampiran Permen ESDM No. 20 Tahun 2013.

1.4

Sasaran

Diketahuinya spesifikasi zirkon melalui pengolahan dan pemurnian untuk

memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri dalam rangka pengingkatan nilai

tambah pasir zirkon dan terimplementasinya lampiran tentang batasan kualitas

zirkon yang boleh diekspor di dalam Permen No. 20 Tahun 2013 sesuai dengan

tujuan yang tercantum di dalamnya.

Latar belakang, tujuan dan sasaran kegiatan penelitian ini disajikan

dalam bentuk alur pikir sebagaiman di dalam Gambar 1.1.

1.5 Lokasi Kegiatan

Lokasi yang menjadi objek kegiatan penelitian adalah Provinsi Bangka-Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur (Gambar 1.2).

1.6 Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan, berisi penjesalan tentang latar belakang penyusunan laporan kegiatan penelitian, tujuan dan sasaran, lingkup data dan informasi, dan sistematika penyajian laporan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka dan Metodologi, berisi penjelasan tentang manfaat pasir zirkon dalam industri hilir yang mencakup cara pengumpulan, pengolahan, pengkajian data dan rumus-rumus yang digunakan.

Bab 3 Perkembangan Pasir Zirkon, menyajikan berbagai informasi tentang penyebaran, potensi dan pemanfaatan sumber daya pasir zirkon di Indonesia.

Bab 4 Kajian Teknologi dan Investasi Pengolahan Zikonium Silikat, meliputi kajian mengenai kelayakan investasi usaha pengolahan tepung zirkon dalam rangka meningkatkan nilai tambah pasir zirkon.

Bab 5 Pembahasan, meliputi kajian mengenai prospek pemanfaatan usaha pengolahan, peluang pasar tepung zirkon di industri hilir dan kajian kebijakannya.

(12)

5 Bab 6 Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran terkait dengan rencana pengembangan usaha pengolahan tepung zirkon atau zirkonium silikat di dalam negeri.

(13)

6 .

Gambar 1.1 Alur pikir prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah zirkon

TEKNOLOGI

INVESTASI

PASAR

KEBIJAKAN

SUMBER DAYA ZIRKON

(Penambang dan Penampung)

PROSES PENGOLAHAN

ZIRKON

PASAR

DALAM NEGERI

TIDAK

s

s

e

e

s

s

u

u

d

d

a

a

h

h

P PEERRMMEENNEESSDDMM N NOO..11TTAAHHUUNN22001144 sebelum

PERMEN ESDM

NO. 1 TAHUN 2014

YA

KAJIAN

TEKNO-EKONOMI DAN

KEBIJAKAN

<< IMPOR >> EKSPOR

PNT

EKSPOR

(14)

7 Gambar 1.2 Lokasi kegiatan penelitian prospek pengembangan usaha peningkatan nilai

(15)

8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Dasar Hukum

Pasir zirkon merupakan salah satu komoditas mineral tanah jarang yang keberadaannya cukup banyak di Indonesia dan telah banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah. Padahal apabila telah diolah, akan menjadi komoditas yang sangat penting dalam mendukung kebutuhan industri hilir. Sedemikian pentingnya, sehingga komoditas ini perlu diatur agar keberadaanya dapat termanfaatkan secara optimal di dalam negeri. Dasar hukum yang melatarbelakangi kegiatan penelitian ini adalah : 1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara,

a) Pasal 95 huruf c: pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah; b) Pasal 102: pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah dalam

pelaksanaan penambangan, pengolahan/pemurnian, dan pemanfaatan minerba;

c) Pasal 103: pemegang IUP dan IUPK wajib melakukan pengolahan/ pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

a. Pasal 93: pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi mineral wajib melakukan pengolahan/pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah, langsung atau kerja sama dengan perusahaan pemegang IUP dan IUPK lainnya;

b. Pasal 94: pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi batubara wajib melakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, langsung atau kerja sama dengan perusahaan pemegang IUP dan IUPK lainnya;

(16)

9 c. Pasal 95: komoditas tambang yang ditingkatkan nilai tambahnya adalah

mineral logam, bukan logam, batuan, atau batubara;

d. Pasal 96 : ketentuan tentang tata cara peningkatan nilai tambah mineral dan batubara diatur dengan Peraturan Menteri.

3) Peraturan Menteri ESDM No. 20 Tahun 2013 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral, khususnya pada Pasal 3 ayat (5) : Jenis komoditas tambang mineral bukan logam tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, salah satu di antaranya adalah pasir zirkon.

2.1.2 Manfaat dan Spesifikasi Zirkon 2.1.2.1 Manfaat zirkon

Di dalam dunia industri, zirkon sangat banyak manfaatnya, komoditas ini dapat berperan sebagai mineral industri ataupun sebagai mineral logam (Aryanda D., 2012). Sebagai mineral industri, zirkon banyak digunakan oleh industri keramik, gelas, untuk pasir cetak (foundry) dalam industri pengecoran logam, industri bahan tahan api (refractory), kimia zirconium, dan lain-lain. Sebagai mineral logam, zirkon banyak digunakan pada industri ruang angkasa dan pesawat terbang, industri baja zirkonium atau industri pembangkit listrik tenaga nuklir. Berikut ini mengenai kegunaan zirkon dalam berbagai industri manufaktur yang diuraikan oleh Aryanda D. (2012) dan Raja M, Yusuf A.F., Sayekti B, Mulyana (2007).

a. Industri keramik Tepung Zirkon

Zirkon paling banyak digunakan pada industri keramik, seperti ubin lantai dan dinding (tile ceramic), peralatan sanitari (sanitary) dan peralatan makan (table ware). Zirkon pada industri keramik berfungsi sebagai glasir opak (opacifier glazes). Glasir biasanya berbasis silika gelas sebagai pelapis yang menutupi bodi keramik supaya tahan abrasi, tahan air dan tahan bahan kimia. Zirkon opacifier ditambahkan pada glasir untuk menutupi warna dasar tubuh tanah liat keramik, zirkon yang digunakan

(17)

10 biasanya tepung zirkon (micronized zircon). Persentase pemakaian zircon sebagai glasir opak adalah sekitar 13% dari total bahan glasir yang digunakan. Bahan-bahan glasir lainnya adalah pasir silika (28%), feldspar (27%), kaolin (9%), witherit (5%), dan Zn-oksida (4%). Sebagai frit-enamel, tepung zirkon digunakan untuk melapisi logam (baja dan besi tuang).

Zirkonia

Dalam industri gelas, zirkonia (fused zircon) digunakan untuk menghasilkan gelas-gelas yang berkomposisi khusus, seperti gelas optik, gelas fiber, gelas TV berwarna, dan lain-lain.

Partially Stabilized Zirconia (PSZ)

Untuk menghasilkan keramik rekayasa dan listrik, saat ini telah dibuat bahan dasar keramik yang berasal dari zirkon yaitu PSZ. Produk PSZ yang telah dikembangkan ada dua macam, yaitu:

1) PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan CaO dan MgO

Keramik yang dihasilkan mempunyai kekuatan dan ketahanan yang lebih baik, jika dibandingkan dengan keramik konvensional (Raja, 2007). Produk keramik ini telah digunakan untuk komponen mesin/ motor, pompa kimia, dan nozel (mulut pipa). 2) PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan Yttrium Oksida (Y2O3)

Keramik yang dihasilkan lebih stabil dan mempunyai konduktivitas panas rendah, selain mempunyai ketahanan dan tahan lama. Keramik jenis ini sangat sesuai untuk pembuatan komponen adiabatic mesin diesel, seperti pelapis silinder, kepala piston, dan katup.

Kegunaan PSZ lainnya adalah untuk pembuatan elektroda yang dapat berfungsi untuk mengontrol ratio antara bahan bakar dan oksida di dalam mesin. Keadaan ini tidak saja menyangkut masalah lingkungan, tetapi juga masalah efisiensi mesin mobil dan penghematan pemakaian bahan bakar. Produk keramik untuk elektroda tersebut telah dikembangkan oleh perusahaan NGK-insulator (Jepang).

(18)

11 b. Industri bahan tahan api (refraktori)

Zirkon dapat dibuat menjadi bahan tahan api yang digunakan untuk melapisi tungku peleburan baja dan gelas. Zirkon yang digunakan ada dua jenis, yaitu AZS refraktori dan zirkonia-mullit. Pemakaian kedua bahan ini sebagai refraktori karena secara kimia mempunyai sifat netral serta ketahanan terhadap panas mendadak yang sangat baik. Zirkonia-mullit digunakan dalam bentuk batangan dan nodul yang disusun secara beraturan.

Pemakaian zirkon secara langsung untuk refraktori pada umumnya digunakan sebagai ladle brick. Refraktori ini dapat digunakan pada suhu hingga 3600oF atau setara 1982,22oC.

c. Industri pasir cetak (foundry)

Didalam industri pengecoran logam, zircon sangat sesuai digunakan sebagai pasir cetak karena memiliki sifat :

- Pengantar panas yang sangat tinggi, sehingga proses pendinginan berlangsung empat kali lebih cepat bila dibandingakan dengan pasir kuarsa, - Tidak reaktif terhadap logam lain,

- Butiran zirkon berbentuk bulat dengan permukaan bersih serta sesuai dengan semua jenis binder,

- Membutuhkan binder lebih sedikit dibandingkan dengan pasir cetak lainnya, - Ukuran tetap stabil walaupun terjadi peningkatan panas, pH zircon netral atau

sedikit asam.

Sebagai pasir cetak, zirkon umumnya digunakan untuk menghasilkan produk cetakan yang mempunyai permukaan halus. Selain zirkon, fused zirkonia juga digunakan sebagai pasir cetak, khususnya pencetakan gelas secara kontinu.

d. Abrasif

Produk zirkon yang umumnya digunakan sebagai abrasif adalah alumina-zirkonia. Abrasif jenis ini ada dua kelompok, tergantung prosentase zirkonia yang digunakan, yaitu AZ-abrasif (25% zirkonia) dan NZ-abrasif (40% zirkonia).

AZ-abrasif terutama digunakan dalam hubungannya dengan pengerjaan bahan-bahan yang berasal dari logam, seperti steel billet, automotif, dan lain-lain. Di

(19)

12 pasar, terdapat dua jenis NZ-abrasif, yaitu E347 (bonden abrasif) dan E349 (coated abrasive). NZ-abrasif terutama digunakan sebagai mata (bit) pada mesin pemotong untuk batu hias (marmer dan granit) dan sebagai bola penggerus (grinding wheel).

Sebagai abrasif, pasir zirkon dapat juga digunakan secara langsung, yaitu sebagai sandblast menggantikan fungsi pasir kuarsa.

e. Kimia Zirkonium

Dalam industri kimia, zirkonia digunakan untuk pembuatan zirkonium sulfat, H2ZrO2(SO4)2.3H3O, bahan kimia ini sangat penting karena merupakan bahan dasar dalam pembuatan kimia zirkonium lainnya. Zirkonium sulfat digunakan sebagai bahan untuk penyamakan kulit (tanning leather) dan bahan tambahan pada pigmen titania ( berfungsi sebagai penstabil pigmen). Produk kimia zirkonium lainnya beserta tujuan penggunaan adalah :

- Zirkonium oksiklorida, sebagai bahan pelapis (coating) pada tekstil; - Zirkonium tetrachlorida, sebagai bahan pemurnian Al dan Mg;

- Zirkonium karbonat sebagai obat ( berbentuk salep) utntuk melawan racun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan;

- Zirkonium hidrat sebagai moderator neutron. f. Zirkonia

Zirkonia merupakan produk zirkon yang sangat penting karena penggunaanya yang sangat luas, baik sebagai penggatnti zirkon itu sendiri maupun bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk berteknologi tinggi.

Zirkonia (termasuk fused zirkonia), selain digunakan pada industri yang telah diurai di atas, juga digunakan sebagai bahan :

- Piezo – electric dan keramik titanat dan

- Pelapis penahan panas pada baling-baling pesawat terbang, seperti yang telah diproduksi perusahaan Pratt Whitney, General Electric, dan Rolls Royce.

g. Zirkon sebagai Batu Mulia (Gemstone)

Zirkon yang mempunyai variasi warna dapat digunakan sebagai batu mulia, seperti :

(20)

13 - Jacinth atau hyacinth yang berwarna orange, merah, atau coklat;

- Jargon atau jaargon (kuning ataupun hijau);

- Starlite (berwarna biru sebagai hasil dari pemanasan zirkon yang berwarna merah kecoklatan).

h. Logam Zirkonium dan Logam Paduan

Logam zirkonium dengan kemurnian mendekati 100% diperoleh dengan cara mereduksi zirkonium tetraklorida dengan kalium. Logam yang dihasilkan berwarna abu-abu dan bersifat lunak (mudah dibentuk dan dipotong).

Sifat terpenting logam ini adalah anti korosif. Berdasarkan sifatnya ini, logam zirkon terutama digunakan untuk :

- crucible yang digunakan pada laboratorium analitis; - pipa keluaran gas;

- bahan peledak primer (detonator);

- foil pada lampu sorot dan bola lampu kilat kamera; - tabung penukar panas.

Dalam jumlah kecil, logam zirkonium digunakan untuk konstruksi pabrik petrokimia, pupuk urea, asam sulfat, dan pabrik asam hidroklorida. Khusus logam zirkon dengan kemurnian 100% ( unsur hafnium telah dihilangkan) digunakan sebagai tabung bahan bakar radio-aktif pada reaktor nuklir.

Logam paduan zirkon yang banyak terdapat di pasaran, antar lain :

- Baja zirkonium yang digunakan untuk ganda as roda, poros, batang bor, konstruksi katup – tekan.

- Niobium – zirkonium sebagai superkonduktor.

- Magnesium-logam tanah jarang-zirkonium yang digunakan pada industri ruang angkasa dan pesawat terbang.

- Zircaloy, terutama berbentuk tabung digunakan pada pembangkit listrik tenaga nuklir

Logam zirkonium terpenting lainnya, terutama dalam bentuk senyawa dengan unsur lain (metal-like compound) adalah zirkonium karbida. Logam ini digunakan

(21)

14 sebagai konduktor elektronik, komponen alat pemotong, dan material struktur pada reaktor nuklir.

2.1.2.2 Spesifikasi

a. Zirkon sebagai mineral industri

Kualitas zirkon yang beredar di pasar dibagi menjadi tiga kelompok penggunaan, yaitu premium grade (ceramic grade), standard grade (foundry grade), dan intermediate grade. Komposisi kimia utama dan tujuan penggunaan masing-masing kualitas zirkon dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Ukuran butir zirkon yang pada umumnya digunakan terdiri atas milled zircon (+200 mesh atau +300 mesh) dan micronized zircon (1,5 mikron atau 10 mikron), tetapi dalam dunia pasar, ukuran ini tidak begitu penting.

Berbeda dengan zirkon, baddeleyit yang dipasarkan mempunyai kandungan ZrO2 lebih tinggi, karena unsur utama mineral ini sudah dalam bentuk ZrO2, namun di pasaran, baddeleyit ini sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena cadangannya sangat jarang dijumpai di alam.

Tabel 2.1 Spesifikasi zikon dan pemanfaatannya

Parameter Premium Intermediate Standard

ZrO2 + (HfO2), %min 66,00 65,50 65,00

TiO2, %maks. 0,10 0,3 0,25 FeO2, %maks 0,05 0,07 0,15 Kegunaan - Refraktori gelas - Zirkonium silikat - Keramik mutu tinggi - Refraktori baja - Keramik - Foundri - Refraktori baja - Foundri

Sumber : Aryanda, Dadang (2012)

Produsen baddeleyit terbesar adalah PMC (Palabora Mining Co.) dan Foskor (Phospate Development Corp.) yang berkedudukan di Afrika selatan. Kualitas produk baddeleyit yang dipasarkan oleh kedua perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(22)

15 Tabel 2.2 Spesifikasi Baddeleyit Foskar dan PMC

Unsur Kimia Foska PMC

BC96 BC99SEF N SQ

ZrO2 + HfO21 96,00 Maks. 99,00 98,00 99,00

TiO2 1,00 Maks. 0,30 0,40 0,20

Fe2O3 1,00 Maks. 0,05 0,50 0,20

SiO2 1,50 Maks. 0,50 0,30 0,20

CuO 0,60 Maks. 0,02 0,10 0,10

P2O5 0,20 Maks. 0,01 0,10 Maks. 0,10

ThO2 0,03 Maks. 0,03 0,05 0,05

U2O8 Maks 0,07 Maks.0,07 0,10 0,10

Sumber :

- Aryanda, Dadang (2012) - Industrial Minerals (october 1981)

1) Unsur hafnium yang terkandung adalah 1,5-1,9% HfO2

Selain itu pula, PMC memproduksi zirkonium sulfat dengan spesifikasi seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Spesifikasi ZR-sulfat

Unsur Kimia Spesifikasi

ZrO2 + HfO2 Min. 33,00%

SO4 52,40

H2SO4 bebas nihil

H2O bebas Maks. 5,00%

Asam tidak larut 0,30%

Fe2O3 0,05% TiO2 0,30% SiO2 0,50% P2O2 0,05% Na2O Maks. 0,01% LOI pada 10000 C 66,40% Sumber : Aryanda (2012)

b. Zirkon sebagai mineral logam

Logam zirkonium murni yang terdapat di pasaran mempunyai kadar 98% dan 100%. Logam zirkon yang mempunyai kadar kurang dari 100% menunjukkan bahwa logam ini masih terdapat unsur hafnium di dalamnya (1,5-2,5% berat). Bentuk logam tersebut yang ada di pasaran adalah sponge, plate, cold rolled, dan powder.

(23)

16 Logam paduan (alloy) zirkon terpenting adalah zircolay-2 dan zircolay-4. Unsur logam lain yang terkandung dalam zircolay-2 adalah timah (1,5%), besi(0,12%), chromium (0,10%), dan nikel (0,05%). Sedangkan pada zircolay-4 unsur-unsur logam tersebut sama, kecuali nikel. Dalam logam paduan niobium-zirkonium mengandung sekitar 20-40% zirkonium.

c. Mineral Substitusi

Terdapat beberapa mineral ataupun produk kimia yang digunakan sebagai bahan substitusi zirkon dalam penggunaanya, seperti :

- Refraktori : kromit, alumina-magnesia spinel, dan pasir kuarsa;; - Foundry : pasir kuarsa, kromit, dan olivine;

- Keramik : TiO2 dan Sn-oksida; - Abrasif : pasir kuarsa dan ilmenit.

2.1.3 Teknologi pengolahan pasir zirkon

Beberapa metode pengolahan pasir zirkon (ZrSiO4) menjadi beberapa produk zirkonium yang digunakan oleh berbagai industri hilir (Poernomo H., 2012) disajikan dalam bentuk diagram alir dapat dilihat dalam Gambar 2.1.

2.2 Metodologi Penelitian

Program kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan, pengolahan dan analisis data. Ruang lingkup kajian ini meliputi pengumpulan data sumber daya zirkon, manfaat, industri pengguna (pasar), proses pengolahan, kajian investasi pabrik pengolahan zirkonium silikat dan kajian kebijakannya.

a) Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari wawancara, pengamatan dan pencatatan secara langsung di beberapa lokasi penelitian yang memiliki potensi sumber daya, pemilihan lokasi industri pengguna ditentukan dengan sengaja (purposive).

Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, antara lain Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pusat

(24)

17 Statistik, Kementerian Perindustrian, Dinas Pertambangan dan Energi, hasil-hasil penelitian sebelumnya dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ini.

b) Teknik pengambilan contoh (sampling technique)

Teknik pengambilan contoh yang dipilih adalah pengambilan contoh tertentu (purposive sampling) artinya bahwa lokasi penelitian ditentukan dengan pertimbangan memiliki sumber daya yang besar dan memiliki potensi pasar yang besar pula. Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa lokasi ini adalah lokasi yang representatif untuk dijadikan sebagai objek kajian.

c) Pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan dua cara, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar setelah melalui proses tabulasi data. Data serta informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer, yakni program Microsoft Excel 2007.

d) Metode kajian

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa kajian ini adalah untuk mengkaji secara finansial keberadaan usaha pabrik pengolahan zirkonium silikat agar unggul secara ekonomi sehingga mampu meningkatkan nilai tambah pasir zirkon.

1) Kajian kelayakan investasi

Analisis kelayakan keuangan (financial) dilakukan dengan melakukan perhitungan secara finansial untuk mengetahui kelayakan usaha secara privat, dalam hal ini kelayakan yang dilihat dari sudut pandang individu atau pelaku usaha penambangan komoditas bahan galian. Perhitungan secara finansial ini menggunakan komponen biaya dan manfaat untuk memudahkan pengelompokkan kedua bagian tersebut dan juga menggunakan kriteria investasi untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha secara kuantitatif.

Metode yang dapat dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi atau yang biasa disebut dengan kriteria investasi (Suparmoko, 1989 dan Gaspersz, 1992), yaitu :

(25)

18 - Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Secara matematis, perhitungan NPV dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑁𝑃𝑉(𝑖) = ∑ 𝐵𝑡 𝑛 𝑡=1 (1 + i)−t− ∑ 𝐶𝑡 𝑛 𝑡=0 (1 + i)−t Dalam hal ini,

NPV = Net Present Value = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang pada interest rate-i per satuan waktu.

Bt = total penerimaan (benefit ) atau manfaat untuk kegiatan usaha (proyek) pada pada periode waktu ke-t.

Ct = total biaya yang dikeluarkan (cost)untuk kegiatan usaha pada pada periode waktu ke-t.

(1+i)-1 = faktor nilai sekarang (present worth factor) atau discount factor yang merupakan faktor koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang pada periode t dengan interest rate-i waktu t.

i = Suku bunga yang digunakan t = priode waktu ke-t

Kriteria suatu usaha memenuhi kelayakan ekonomi apabila NPV (i) lebih besar dari pada nol, yang tidak lain identik dengan tingkat keuntungan proyek (dalam nilai sekarang) lebih besar dari pada nol.

- Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu indeks keuntungan (probability index) yang telah dipergunakan secara luas dalam analisis usaha. Secara definisi IRR adalah interest rate (i) yang membuat sehingga nilai sekarang dari arus penerimaan dan pengeluaran usaha menuju nol. Tingkat bunga maksimum yang dapat dibayar oleh suatu usaha untuk sumberdaya yang digunakan, karena usaha tersebut memerlukan dana untuk pemenuhan biaya-biaya operasi dan investasi dari usaha baru sampai

(26)

19 tingkat pengembalian modal. Secara matematis, perhitungan IRR dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1+

𝑁𝑃𝑉1

𝑁𝑃𝑉1− 𝑁𝑃𝑉2

(𝑖1− 𝑖2) Dalam hal ini,

IRR = internal rate of return.

i1 = Suku Bunga yang menghasilkan NPV positif. i2 = Suku Bunga yang menghasilkan NPV negatif. NPV1 = NPV positif.

NPV2 = NPV negatif. - Payback Period (PP)

Perhitungan payback period pada usaha ini bertujuan untuk mengetahui waktu atau periode pengembalian dari nilai total investasi yang dikeluarkan pada umur usaha. Usaha ini dikatakan layak jika nilai PP kurang dari umur usaha pembuatan batako, paving blok ata bata merah (PP < umur usaha). Perhitungan Payback Period secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐷𝑖𝑠𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 𝐼

𝐴𝑏 𝑥 1 ℎℎ𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 Dalam hal ini,

I = Nilai Investasi

Ab = Kas Masuk Bersih yang telah di diskonto.

2) Pengertian tentang produk domestik regional bruto dan nilai tambah

Data produk domestik regional bruto (PDRB) adalah salah satu indikator ekonomi makro yang dapat menunjukan kondisi perekonomian suatu daerah setiap tahun. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2012).

Berdasarkan teori ekonomi, pengertian nilai tambah adalah nilai produksi dikurangi biaya antara (intermediate cost), yaitu biaya pembelian/biaya yang diperoleh

(27)

20 dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di sektor lain atau berasal dari impor (dihitung sebagai nilai produksi di negara pengekpor).

Pada umumnya yang termasuk dalam nilai tambah suatu kegiatan produksi/jasa adalah berupa upah/gaji, laba, bunga uang yang dibayarkan (berupa bagian dari biaya), dan pajak, serta sumbangan untuk pemberdayaan/ pengembangan masyarakat lokal.

(28)

21 Frit s Milling Fusion with carbon Fused Zirconia Glassmaking Ceramic tiles sanitary ware

Foundry sand, mould washes, investment casting shells Firing Zirconia in glass screens, display panels Sintering, firing or fusion Sintering, Firing or fusion Reaction with NaOH Reaction with acid Insoluble zirconia filtrate Soluble zirconia salt Impure zirconia and silica

Thermal dissocation Reaction with NaOH Zirconium hydroxide precipitate Acid Dissolution Zirconium oxychloride Sodium zirconate Caustic fusion Calcination Zirconium chemicals Chemically produced zirconia High temperature chorination Zirconium tetrachloride Reduction with magnesium (Kroll process ) Antiperspirants, paint dries, paper

coating etc Zirconium metal Zircon sand Zircon Flour Ceramic pigments Abrasives Engineering Ceramics Refractories Catalysi s Electronic component s Sold electrolyte devices Gemstones, glasses, lasers, cosmetics Reaction with NH2OH or NaOH Micronised Zircon

Gambar 2.1 Diagram alir tahap pengolahan pasir zirkon untuk berbagai produk industri hilir Sumber : Poernomo H. (2012)

(29)

22 BAB 3 PERKEMBANGAN ZIRKON

3.1 Ketersediaan Sumber Daya Zirkon

Zirkon merupakan mineral ikutan (mineral asesori) pada batuan beku, terutama pada batuan beku dalam (plutonik) yang kaya akan sodium seperti granit dan syenit.

Zirkon di Indonesia umumnya berupa endapan letakan bersama sama pasir kuarsa pantai atau pasir kuarsa sungai. Dengan demikian zirkon akan banyak terdapat bersama sama dengan dengan endapan endapan sekunder yang batuan induknya berupa batuan beku dalam diantaranya granit dan syenit, seperti endapan timah sekunder di Provinsi Bangka Belitung, endapan sekunder emas di Pulau Kalimantan dan di tempat lainnya.

Di dalam mineral pasir zirkon (ZrSiO4) terkandung juga beberapa senyawa berharga lain seperti titanium dalam mineral rutile (TiO2) dan ilmenite (FeTiO2), logam tanah jarang (LTJ) seperti (Y, Dy, Tb, Gd, La, Ce, Nd, Pr, Sm), dan naturally occurring radioactive materials (NORM) seperti U3O8 dan ThO2 (Poenomo, H., 2012), contohnya beberapa senyawa berharga tersebut terkandung di dalam pasir zirkon dari Tumbang Titi Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.

Walaupun belum terdapat angka pasti yang menunjukan besarnya potensi pasir zirkon Indonesia, namun penyebaran mineral ini telah diketahui terdapat di beberapa wilayah, seperti di daerah Hatapang (Provinsi Sumatera Utara), Pulau Karimun Kundur dan Pulau Bintan (Provinsi Kepulauan Riau), Pulau Bangka dan Belitung (Sumatera bagian selatan), daerah Tumbang Titi Kabupaten Ketapang (Provinsi Kalimantan Barat), daerah Kasongan (Provinsi Kalimantan Tengah), Semboja (Provinsi Kalimantan Timur serta daerah Papua.

3.1.1 Zirkon di Provinsi Bangka-Belitung

Keberadaan zirkon di perairan Bangka - Belitung sebagai endapan alluvial bersama pasir timah dan mineral ikutan lainnya telah dikenal sejak lama.

(30)

23 menyisakan potensi bijih timah, dimana pada beberapa wilayah bekas tambang milik PT. Timah Tbk. terdapat kegiatan Tambang Inkonvensional (TI) yang menurut para penambang timah masih ekonomis untuk dimanfaatkan dengan menggunakan metode penambangan yang sederhana.

Saat ini, Tambang Inkonvensional (TI) hanya menambang bijih timah tanpa memanfaatkan mineral ikutan yang lainnya, seperti zirkon, xenotim, monazite, ilmenit, dan hematit. Di beberapa tempat di daerah Pulau Belitung dari pengamatan mineralogi butir menghasilkan prosentase zirkon sebesar 23,15 % dan 26,14 % dari berat konsentrat yang dihasilkan oleh Tambang Inkonvensional (TI).

Peta wilayah kuasa pertambangan timah (WKPT) di pesisir pantai dan daratan yang tengah dikerjakan di Bangka Belitung dapat ditunjukan pada Gambar 3.1.

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi bangka Belitung, 2013.

Gambar 3.1 Wilayah usaha pertambangan timah yang mengandung zirkon di Provinsi Bangka-Belitung

Zirkon di Kabupaten Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan terdapat bersamaan dengan endapan timah sekunder, baik berupa endapan sungai maupun

(31)

24 endapan pantai. Butirannya yang halus dan warna yang bening agak sulit dibedakan dari butiran kuarsa yang banyak dijumpai di seluruh wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagaimana endapan timah, untuk mengetahui potensi zirkon ini perlu dilakukan penelitian dan eksplorasi lebih lanjut. Berdasarkan data geologi hampir di semua wilayah baik didarat maupun di laut mempunyai cadangan timah yang dikenal dengan istilah world’s tin belt (sabuk timah dunia). Jumlah sumber daya timah di Bangka-Belitung diperkirakan sekitar 714.208 ton tersebar di Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung dan Belitung Timur. Jumlah cadangan diperkirakan sekitar 445.848 ton, masing-masing terdapat di Kabupaten Bangka Barat sekitar 314.233 ton, Bangka Tengah (87.531 ton) dan Belitung Timur (44.084 ton), lihat Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Sumber daya dan cadangan timah di Provinsi Bangka-Belitung (ton)

Lokasi Sumber daya (ton) Jumlah Cadangan (ton) Jumlah

Tereka Terunjuk Terukur Terkira Terbukti

Bangka Barat 113.026 360.017 473.043 231.594 82.639 314.233

Bangka Tengah 78.321 21.306 1.435 101.062 4.349 83.182 87.531

Belitung - 92.793 - 92.793 - - -

Belitung Timur - 3.226 44.084 47.310 34.296 9.788 44.084

Jumlah 78.321 230.351 405.536 714.208 270.239 175.609 445.848

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi bangka Belitung, 2013.

Pasir zirkon yang berasal dari tailing pencucian timah, masih banyak

mengandung mineral ikutan salah satunya adalah pasir zirkon dengan

kandungan sekitar 18,30% (Akbar, 2010). Berdasarkann besarnya

kandungantersebut, diperkirakan sumber daya pasir zirkon di Bangka-Belitung

sekitar 212.290 ton.

Menurut Akbar, M.A (2010) dalam tulisannya yang berjudul Studi Ekstraksi Zirkon-Hafnium Dari Tailing Pencucian Timah Bangka Dengan Metoda Analisis Magnetik berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa :

(32)

25 - Pasir zirkon yang berasal dari tailing pencucian timah, Bangka masih banyak mengandung mineral ikutan yang perlu dipisahkan dengan cara fisik (magnetic separator).

- Mineral ikutan tersebut antara lain, ilmenit, monasit/xenotim dan kuarsa bebas, perlu penanganan yang lebih tepat guna mendapatkan kadar zirkon yang lebih tinggi.

- Peleburan dengan menggunakan Na-peroksida dapat menghasilkan zirkon yang lebih bersih dibandingkan dengan menggunakan NaOH granular, seperti yang pernah dilakukan penelitian sebelumnya.

- Kadar zirkon yang dapat dicapai dari proses peleburan menggunakan Na peroksida adalah 94,76%. Peningkatan kadar ini signifikan mengingat bahan bakunya hanya mengandung zirkon 18,30%.

3.1.2 Zirkon di Pulau Kalimantan

Zirkon di Pulau Kalimantan terdapat di sepanjang aliran sungai mengikuti penyebaran endapan alluvial emas dan rawa rawa. Endapan-endapan placer yang mengandung zirkon di Pulau Kalimantan teridentifikasi dari hasil pendulangan aluvium untuk mendapatkan emas dan intan (Rodiana, 2007 dalam Poernomo H., 2012), yang hingga saat ini masih terbatas di daerah-daerah tertentu dalam wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah (Gambar 3.2).

(33)

26

Sumber : Poernomo H. (2012)

Gambar 3.2 Peta lokasi sejumlah kabupaten di Pulau Kalimantan tempat terindentifikasinya endapan placer mengandung zirkon

1) Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Kapuas Hulu

Zirkon berasosiasi dengan emas ditemukan dalam endapan placer dari jenis point bar yang teridentifikasi sebagai bagian dari aluvium purba, tersebar di wilayah-wilayah pertambangan rakyat di desa Nanga Sangan, Riam Mengelai dan Nanga Betung, Kecamatan Boyan Tanjung. Aluvium purba dapat dikenali dengan mudah karena membentuk bentang alam dataran aluvial, sementara ketebalan endapan point bar yang dapat teridentifikasi dari bukaan penambangan berkisar antara 6 hingga 10 meter.

Volume kandungan zirkon berdasarkan hasil analisis butir mineral dapat mencapai 10% dari volume total konsentrat hasil pendulangan (Tim Konservasi Kapuas Hulu-PMG, 2006 dalam Poernamo H., 2012), diduga merupakan hasil rombakan dari batuan sumber tonalit yang membentuk Tinggian Semitau.

(34)

27 Kabupaten Sekadau

Menurut berita dari Harian Rakyat Kalbar, Jumat 26 Agustus 2011, Kabupaten Sekadau cukup berpotensi menghasilkan pasir zirkon. Saat ini sudah ada empat perusahaan yang aktif menggali pasir zircon, yakni PT. Mulia Bravo Indonesia, PT. Sung Putra Persada, PT. Sekadau Membangun dan PT. Agung Persada.

Kabupaten Landak

Di daerah lingkungan Demuan, Sei Ruang Baam dan Sei Pantek, Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang, zirkon ditemukan di dalam aluvium yang diduga merupakan hasil rombakan batuan granitik dan tonalit berasal dari Blok Kalimantan Barat. Zirkon teridentifikasi berukuran butir sangat halus bersama mineral berat lain dengan volume kandungan berkisar 0,0001% hingga 0,14% di dalam endapan aluvial masa kini dan purba yang masing-masing mempunyai luas sebaran antara 165 hingga 360 ha, ketebalan rata-rata antara 2,75 hingga 8,5 m.

Kabupaten Sanggau

Daerah Malenggang, Balai Karangan, Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah penghasil emas di Provinsi Kalimantan Barat, daerah ini umumnya ditutupi oleh lapisan tanah penutup berwarna merah atau putih kekuningan dengan ketebalan sekitar 1,0 m sampai 5,0 m yang umumnya menutupi endapan aluvial mengandung emas dengan ketebalan bervariasi antara 0,5 m sampai 1,5 m terutama terdiri dari pasir kuarsa, fragmen batuan kuarsa, kwarsit dan mineral zirkon, magnetit, turmalin, mineral berat lainnya serta limonit. Batuan yang mendasari endapan emas aluvial terdiri dari batupasir kotor/grewacke dan batulempung.

Dengan ketebalan lapisan pembawa emas rata-rata 0,75 dapat diketahui volume potensi endapan emas aluvial sisa penambangan di daerah Takalong Miru sebanyak 31.483.125 m3, daerah Takalong Samaras volume potensi endapan aluvial tertingggal 562.500 m3 dan daerah lainnya seperti di daerah Taye dan Lubuk Pawon penyebaran endapan aluvial mengikuti lembah sungai dan sulit untuk diketahui luasnya.

Analisis butir beberapa contoh konsentrat dan tailing memperlihatkan mineral ilmenit dan zirkon merupakan mineral dengan kandungan terbanyak,

(35)

28 kandungan ilimenit umumnya > 75% dan zirkon bervariasi antara 6% - 55%.

Potensi sumber daya zircon di Kabupaten Kabupaten Sanggau lainnya terdapat di daerah Empado, Maengkok Sei Menduk, Desa Sejotang, Kecamatan Tayan Hilir. Placer merupakan bagian dari aluvium masa kini dan purba, hasil rombakan batuan granitik dan tonalit berasal dari Pegunungan Schwaner yang dibawa oleh aliran Sungai Kapuas dan Sungai Tayan. Luas sebaran mencapai lebih dari 300 ha, ketebalan rata-rata berkisar antara 3,25 hingga 4,5 m dan mengandung 0,0001 – 0,00015% zirkon, berasosiasi dengan emas yang hingga saat ini masih ditambang dengan cara pendulangan.

Kabupaten Melawi

Zirkon di dalam placer berasosiasi dengan emas di daerah-daerah bekas penambangan emas aluvial, ditemukan di 12 lokasi yang tersebar di lima wilayah kecamatan: Nanga Pinoh, Nanga Ella Hilir, Menukung, Nanga Sayan, dan Nanga Sokan. Mineral terdiri atas butiran berukuran halus s/d sedang, warna bervariasi, bentuk butir menyudut tanggung dengan volume kandungan zirkon umumnya <7% dan dapat mencapai hingga 34,48% dari volume total konsentrat. Sama halnya dengan yang terjadi di Kabupaten Sanggau, bahwa zirkon dalam placer di wilayah ini diduga merupakan hasil rombakan batuan sumber granit dan tonalit berasal dari Pegunungan Schwaner.

Kabupaten Bengkayang

Wilayah bekas tambang Monterado di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, dengan luas wilayah bekas tambang sekitar 3.084 Ha. Sumber daya emas pada tailing sebesar 83.268.000 m3 @ 51 mg/m3, atau 42,4 ton logam emas. Sumber daya emas aluvial insitu di hulu Sungai Raya yang belum ditambang sebesar 4.626.000 m3 @ 136 mg/m3 atau 0,629 ton logam emas.

Potensi bahan galian lain yang terdapat bersamaan dengan emas aluvial

adalah zirkon, pasir kuarsa dan tanah urug dengan jumlah yang cukup besar.

Zirkon berupa bahan galian lain atau mineral ikutan pada proses pengolahan

emas aluvial. Hasil analisis butir dari beberapa conto endapan aluvial

(raw

(36)

29

material)

menunjukan persentase berat zirkon antara 0,008 - 0,16 % dan

presentase zirkon pada konsentrat (setelah pendulangan) antara 3,87-100%.

Kabupaten Ketapang

Endapan zirkon di Kabupaten Ketapang diperkirakan terdapat di beberapa lokasi di daerah Kecamatan Kendawangan, terutama pada daerah penyebaran Endapan Rawa (Qs) yang tersebar cukup luas di bagian barat dan selatan wilayah Kecamatan Kendawangan. Endapan zirkon tersebut diperkirakan berasal dari hasil rombakan batuan Granit Sukadana yang terdapat di bagian hulu sungai Kendawangan yang kemudian mengalami transportasi dan pengendapan kembali bersama-sama dengan pasir kuarsa.

Volume endapan pasir mengandung zirkon mencapai sekitar 240.000.000 m3. Dari hasil pendulangan sekitar 20 kilogram pasir conto asal diperoleh konsentrat dulang rata-rata seberat 68 gram yang rata-rata mengandung butiran mineral zirkon sekitar 20% volume. Kandungan zirkonnya setara dengan 20% x 68 gr / 20.000 gr atau sekitar 0,068 persen dari contoh asal (pasir). Dengan demikian potensi sumber daya tertunjuk zirkon mencapai sebesar 0,068% x 240.000.000 m3 atau sekitar 163.000 m3 atau sekitar 750.000 ton.

Sumber daya dan produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Barat

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (2012), menyebutkan bahwa sumber daya (hipotik) pasir zirkon yang tersebar di Provinsi Kalimantan Barat sekitar 167.141.100 ton (bijih), cadangannya sekitar 44.700 ton (bijih).

Hingga tahun 2013, sudah ada 8 perusahaan yang telah memiliki IUP di Provinsi Kalimantan Barat yang berencana untuk membangun pengolahan pasir zirkon. Satu perusahaan diantaranya IUP dengan status operasi khusus (OPK), 5 berstatus operasi produksi (Distamben Kalimantan Barat, 2013).

Produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2011 sebanyak 45.000 ton, meningkat sangat tajam (yaitu 542,86%) dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya 7.000 ton (Gambar 3.3). Besarnya kenaikan ini dipicu oleh tinggi

(37)

30 permintaan pasir zirkon dunia, khususnya Cina. Namun sejak terbitnya Permen ESDM No. 20 Tahun 2013, produksi pasir zirkon mengalami penurunan hingga 85,58% pada tahun 2012 dan untuk sementara banyak pemilik IUP menghentikan usaha penambangan. Bersamaan dengan itu pula, beberapa perusahaan berencana membangun pabrik pengolahan zirkonium silikat dan bahkan diantaranya ada yang telah berproduksi, yaitu PT. Monokem Surya. Perusahaan lain yang saat ini tengah membangun adalah PT. Mulia Bravo, sedangkan yang berencana akan membangun adalah PT. Jaklindo, lokasi kedua pabrik tersebut berada di Kabupaten Pontianak.

Sumber :

Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Barat (2013).

Gambar 3.3 Produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Barat tahun 2008 – 2012 (ton)

2) Provinsi Kalimantan Tengah

Pasir zirkon di Kalimantan Tengah dijumpai di Kabupaten Sukamara, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Kota Palangka Raya, Gunung Mas, Kapuas dan Pulang Pisau.

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 2008 2009 2010 2011 2012 4482 3000 7000 45000 6489 Pr o d u ksi ( to n ) tahun

(38)

31 Kabupaten Katingan

Endapan zirkon di daerah Katingan dijumpai sebagai hasil rombakan dari batuan asal pembawanya, seperti granit, di endapkan dalam endapan alluvial maupun sedimenter. Pada endapan alluvial zirkon terendapkan bersama sama pasir kuarsa, hematit, ilmenit, rutil dan magnetit. Konsentrasi zirkon dalam batuan endapan alluvial sangat bervariasi, sulit menentukan pengontrolnya, berat jenis zirkon (4,6 – 4,7) hampir dua kali lipat berat jenis kuarsa (2,65) sehingga dalam pengendapannya akan terbentuk bersama pasir kuarsa yang lebih kasar.

Zirkon dalam bentuk sedimenter umumnya mengendap mengikuti lapisan mineral berat yang berbutir halus, membentuk lapisan tipis yang berwarna kehitaman pada lapisan satuan batuan sedimen, walaupun tidak selalu begitu. Zirkon dalam satuan batuan sedimen di daerah Katingan terdapat pada satuan batuan Formasi Mentemoi. Formasi ini di daerah Katingan merupakan pembawa bahan galian atau mineral detritus (rombakan). Untuk menentukan distribusi kandungan zirkon dalam batuan ini perlu dilakukan eksplorasi (penyelidikan) yang lebih rinci.

Zirkon di daerah Pendahara, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing merupakan zirkon yang berasosiasi dengan mineral hitam, warna konsentrat hitam, diendapkan bersama endapan aluvial dan sedimen Formasi Mentemoi, sebagian telah ditambang oleh penduduk setempat. Luas sebaran 939 ha. kandungan konsentrat per m3 sekitar 374 Kg, kandungan zirkonnya 313 kg/m3. Tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 28.170.000 m3, rata-rata kandungan zirkon 11%, sumberdaya pasir zirkon 8.800.000 ton.

Zirkon di daerah Petak Puti, Kecamatan Katingan Tengah, berbutir halus, warna konsentrat kehitaman, terdapat dalam satauan aluvial dan sedimen, sebagian area merupakan wilayah tambang emas penduduk setempat. Luas sebaran sekitar 212 ha, kandungan konsentrat per m3 sekitar 212,64 Kg, kandungan zirkonnya 8,02 kg/m3. Ketebalannya rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 6.630.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 2.691 ppm, sumberdaya pasir zirkon 50.000 ton.

(39)

32 Zirkon di daerah Tewang Panjang, Kecamatan Katingan Tengah, berbutir halus, warna konsentrat kehitaman, terdapat dalam satuan batupasir kuarsa Formasi Mentemoi. Luas sebaran 125 ha Kandungan konsentrat per m3 sekitar 3,65 Kg, kandungan zirkonnya 14 gr/m3. Tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 3.750.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 6 ppm, sumberdaya pasir zirkon 54 ton.

Zirkon di daerah Cempaga Buang, atau Seluang, Kecamatan Katingan Hilir berbutir halus, warna konsentrat kemerahan, terdapat dalam satuan aluvial dan sedimen. Luas sebaran 107 ha, tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 3.210.000 m3. Kadar rata – rata zirkon 0,0582%, sumberdaya pasir zirkon 4.800 ton.

Zirkon di daerah Pegatan, Kecamatan Katingan Kuala merupakan endapan aluvial pantai dan aluvial sungai, sebaran memanjang sepanjang pantai Pegatan bagian barat, berbutir halus, warna konsentrat kemerahan. Sebaran memanjang sepanjang pantai barat seluas 441 ha. Kandungan konsentrat per m3 sekitar 11,5 Kg, kandungan zirkonnya 31 gr/m3. Rata-rata ketebalan 2 m, volume pasir pembawa zirkon 8.820.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 12 ppm (part per million), sumberdaya pasir zirkon 270 ton.

Hasil Eksplorasi Umum Endapan Zirkon oleh Martua Raja .P., dkk. (2007) di sebagian daerah Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kecamatan Katingan Hilir dan Kecamatan Tasik Payawan. Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, sebaran satuan batuan yang mengandung pasir zirkon di daerah tersebut terdapat di 4 (empat) wilayah :

a. Katingan Barat : meliputi wilayah sebagian wilayah yang termasuk dalam Kecamatan Pulau Malan, Tewang Sanggalang Garing, Katingan Hilir dan Tasik Payawan, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Lempungan (Psl), satuan batuan Batu Pasir (Ps) dan Aluvium (Qa). Luas sebaran 37.750 ha. Prosentase konsentrat rata-rata 10%, volume konsentrat sekitar 151 juta meter kubik.

b. Katingan Tengah : meliputi wilayah Desa Pendahara, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir (Ps). Luas sebaran 1.900 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6 juta meter kubik.

(40)

33 c. Katingan Utara : meliputi wilayah Desa Tewang Menyangen, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Konglomeratan (PsK). Luas sebaran 2.028 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6,5 juta meter kubik.

d. Katingan Timur : meliputi wilayah Desa Kereng Humbang, Kecamatan Katingan Hilir, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Konglomeratan (PsK) dan satuan batuan Aluvium. Luas sebaran 1.890 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6 juta meter kubik.

Kabupaten Seruyan

Mineral zirkon di wilayah ini ditemukan dalam aluvium dan merupakan hasil rombakan dari batuan granitik berasal dari Pegunungan Schwaner, berukuran butir halus berasosiasi dengan kuarsa dan kasiterit. Sebaran aluvium mengandung mineral ini ditemukan di desa-desa Pematang Tambat, Sungai Bakau Pal 7 dan Sungai Pucuk, Kecamatan Seruyan Hilir; Desa Sembuluh I, Kecamatan Danau Sembuluh dan Desa Asam Baru (Air Kuning), Kecamatan Hanau.

Kabupaten Waringin Timur

Salah satu jenis zirkon di wilayah ini teridentifikasi mempunyai titik lebur sekitar 2.430oC dan dimanfaatkan untuk bahan refraktori tinggi, sementara zirkon lainnya digunakan untuk pelapis dan perhiasan. Sebaran zirkon ditemukan di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Kecamatan Mentaya Hulu, teridentifikasi berada di dalam aluvium hasil rombakan terutama batuan sumber granit yang berasal dari bagian tepi Pegunungan Schwaner. Kedua jenis endapan placer yang disebut terakhir ini diperkirakan dapat ditemukan di bagian-bagian garis pantai dan laut dalam wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Secara geologi endapan pasir zircon dijumpai di Formasi Dahor dan aluvium. Lokasi-lokasi yang biasanya mengandung endapan pasir zircon tinggi adalah yang berada di dasar atau kanan/kiri sungai atau anak-anak sungai berupa endapan channel atau teras sungai. Sebelum pasir zirkon laku dijual, beberapa perusahaan tambang yang melakukan ekplorasi emas aluvial melaporkan bahwa pada saat mereka melakukan pendulangan dalam rangka mencari emas diperoleh konsentrat mineral berat rata-rata 5,6 kg/m3 yang komposisinya

(41)

34 seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Komposisi kimia yang terkandung dalam setiap 5,6 kg/m3 konsentrat mineral berat.

No MINERAL DAS KATINGAN DAS KAHAYAN DAS SEKONYER 1 Zirkon (ZrSiO4) 59,50% 17,10% 75,50% 2 Ilmenite (FeTiO2) 1,00% 55,50% 6,60% 3 Leucoxene 32,50% - - 4 Magnetite - 12,1 %- 2,60% 5 Garnet - 5,30% - 6 Rutile (TiO2) 4,70% 1,30% 6,50% 7 Epidot - 2,60% - 8 Sphene - 2,60% - 9 Hornblende 0,90% 2,40% - 10 Spinel - 1,10% - 11 Maghemite 0,7 %- - - 12 Tourmaline 0,50% - - 13 Pyrite (FeS2) 0,20% - - 14 Kuarsa (SiO4) - - 8,80% Keterangan :

DAS = Daerah aliran sungai Sumber :

- Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2013

- http://kaltengmining.com/, 2013, Potensi / Sumberdaya (Resources) Zirkon Kalimantan Tengah.

Sumber daya dan produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan data tersebut serta data luasan wilayah eks pertambangan emas tanpa izin serta hasil-hasil perhitungan jumlah endapan pasir yang dilakukan oleh perusahaan yang melaksanakan kegiatan eksplorasi emas aluvial Tim Kalteng Mining mencoba menghitung sumberdaya pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah. yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Sejak diterbitkannya UU no 4 Tahun 2009 tentang pertambangan Mineral dan Batubara, khususnya terkait dengan kewajiban pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri paling lambat tanggal 12 Januari 2014 dan menyusul terbitnya Permen ESDM No. 20 Tahun 2013, produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat di dalam

Gambar

Gambar 1.1    Alur pikir prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah zirkon
Tabel  2.1 Spesifikasi zikon dan pemanfaatannya
Tabel 2.3     Spesifikasi ZR-sulfat
Gambar 2.1   Diagram alir tahap pengolahan pasir zirkon untuk berbagai produk industri hilir
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH NILAI INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PERMINTAAN TENAGA KERJA INDUSTRI.. KECIL DAN MENENGHAH DI PROVINSI

Pengolahan buah salak Manonjaya dapat meningkatkan nilai jual buah dan pandapatan produsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) nilai tambah pengolahan salak, 2)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa informasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Provinsi Kalimantan Barat tidak rutin dilaporkan. Sehingga, laporan HHBK yang digunakan

Kriteria tersebut adalah : Kota Salatiga merupakan salah satu dari 8 kawasan industri di Provinsi Jawa Tengah, adanya peningkatan kontribusi sektor industri terhadap PDRB

Universitas Sriwijaya Dengan demikian penelitian ini berjudul Analisis Potensi Peningkatan Nilai Tambah Investasi Pasir Kuarsa untuk memenuhi Standar Industri Indonesia di

Hasil penelitian Rusdiana dan Saptati (2009) usaha ternk kambing dengan skala pemeliharaan 8 ekor betina dan 1 ekor jantan peternak mendapat keuntungan sebesar Rp.3.770.000,-/tahun

Pengolahan buah salak Manonjaya dapat meningkatkan nilai jual buah dan pandapatan produsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) nilai tambah pengolahan salak, 2)

Pengertian agroindustri adalah perusahaan industri yang memproses hasil pertanian dari bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh