ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN
USAHA TERASI UDANG (STUDI KASUS AGROINDUSTRI
PASSIANA’ DI KECAMATAN BENTENG KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR)
ANNISA SAFITRI 105961120816
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN
USAHA TERASI UDANG (STUDI KASUS AGROINDUSTRI
PASSIANA’ DI KECAMATAN BENTENG KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR)
ANNISA SAFITRI 105961120816
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran Usaha Terasi
Udang (Studi Kasus Agroindustri Passiana’ Di
Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar)
Nama : ANNISA SAFITRI
Stambuk : 105961120816
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Reni Fatmasari Syafruddin, S.P., M.Si. Hasriani, S.TP., M.Si.
NIDN. 0928128602 NIDN. 0928078801
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis
Dr. H. Burhanuddin, S.P ., M.P. Dr. Sri Mardiyati, S.P ., M.P. NIDN. 0912066901 NIDN. 0921037003
iv
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran Usaha Terasi
Udang (Studi Kasus Agroindustri Passiana’ Di
Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar)
Nama : ANNISA SAFITRI
Stambuk : 105961120816
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda tangan
1. Dr. Reni Fatmasari Syafruddin, S.P., M.Si. Ketua Sidang
2. Hasriani, S.TP., M.Si. Sekretaris
3. Dr. Jumiati, S.P ., M.M. Anggota
4. Isnam Junais, S.TP ., M.Si. Anggota
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran Usaha Terasi Udang (Studi Kasus Agroindustri Passiana’ Di Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir proposal ini.
Makassar, 2020
Annisa Safitri
vi
ABSTRAK
ANNISA SAFITRI. 105961120816. Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran Usaha Terasi Udang (Studi Kasus Agroindustri Passiana’ di Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar). Dibimbing Oleh RENI FATMASARI SYAFRUDDIN dan HASRIANI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang dihasilkan dari produk terasi udang dan saluran pemasaran dari usaha terasi udang.
Metode penelitian dengan pendekatan deskripstif kuantitatif. Penentuan responden dilakukan dengan cara purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi yaitu dengan mengamati langsung keadaan di lapangan, wawancara dengan pemilik agroindustri dan dokumentasi yaitu mengabadikan sesuatu dalam bentuk gambar. Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan dan analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah dari usaha terasi udang yaitu sebesar Rp. 16.729,75 dengan rasio nilai tambah sebesar 24,77 persen, keuntungan dari usaha terasi udang sebesar Rp. 11.729,76 dengan tingkat keuntungan yaitu 70,11 persen . Terdapat 2 saluran pemasaran terasi udang di lokasi penelitian yaitu : Saluran pertama terdiri dari produsen ke pedagang pengumpul dalam Kabupaten Selayar ke pedagang pengecer dalam Kabupaten Selayar ke konsumen, sedangkan saluran kedua terdiri dari produsen ke distributor luar Kabupaten Selayar ke pedagang pengumpul luar Kabupaten Selayar ke pedagang pengecer luar Kabupaten Selayar ke konsumen.
vii
ABSTRAK
ANNISA SAFITRI. 105961120816. Analysis of Value Added and Marketing of Shrimp Paste Business (Case Study of Passiana Agroindustry 'at Benteng Selatan Village, Benteng District, Selayar Islands Regency). Supervised by RENI FATMASARI SYAFRUDDIN and HASRIANI.
This study aims to analyze the added value generated from the shrimp paste product and the marketing channels of the shrimp paste business.
The research method uses a quantitative descriptive approach. Respondents were determined by purposive method. Data collection was carried out by means of observation, namely by directly observing conditions in the field, interviews with agro-industry owners and documentation, namely perpetuating something in the form of images. The data analysis used is the analysis of income and analysis of added value using the Hayami method.
The results showed that the added value of the shrimp paste business was Rp. 16,729.75 with a value added ratio of 24.77 percent, the profit from the shrimp paste business is Rp. 11,729.76 with a profit rate of 70.11 percent. There are 2 marketing channels for shrimp paste in the research location, namely: The first channel consists of producers to collectors in Selayar Regency to retailers in Selayar Regency to consumers, while the second channel consists of producers to distributors outside Selayar Regency to collectors outside Selayar Regency to traders retailers outside Selayar Regency to consumers.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunianya sehingga dapat menyelesaikan proposal dengan baik dan lancar dengan judul “Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran Usaha Terasi Udang (Studi Kasus Agroindustri Passiana’ Di Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar)’’
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pembimbing utama dan pembimbing pendamping
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Dr. Reni Fatmasari Syafruddin, S.P., M.Si, selaku pembimbing I dan Ibu Hasriani, S.TP., M.Si, selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Jumiati, S.P ., M.M selaku penguji 1 dan Bapak Isnam Junais, S.TP ., M.Si. selaku penguji 2 yang selalu memberikan masukan untuk memperbaiki kekurangan dari skripsi yang dibuat agar lebih baik kedepannya.
ix
3. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P, selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
5. Kedua orang tua ayahanda Hendri dan ibunda Sitti Rosmiati R dan adikku tercinta Dzaky Farhan dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Sahabatku “Pejuang Wisuda” yang selalu memberi masukan dan motivasi
untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya, Aamiin.
Makassar, 14 Juli 2020
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Agroindustri ... 7
B. Penerimaan ... 8
C. Keuntungan ... 8
D. Nilai Tambah ... 9
xi
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 14
G. Kerangka Pikir ... 19
BAB III METODE PENELITIAN... 21
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
B. Teknik Penentuan Sampel ... ...21
C. Jenis dan Sumber Data ... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ... 22
E. Teknik Analisis Data ... 23
F. Definisi Operasional... 26
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 27
Gambaran Umum Agroindustri Terasi Udang Passiana’ ... 27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Sejarah Singkat Agroindustri Terasi Udang Passiana’ ... 29
B. Struktur Organisasi Agroindustri Passiana’ ... 30
C. Proses Produksi Udang Menjadi Terasi Udang ... 31
D. Analisis Biaya Usaha Agroindustri Terasi Udang Passiana’ ... 32
E. Analisis Penerimaan, Pendapatan dan Profitabilitas ... 34
F. Perhitungan Nilai Tambah Terasi Udang ... 35
G. Saluran Pemasaran ... 38
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
A. Kesimpulan ... 41
xii
DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN ... 44 RIWAYAT HIDUP ... 62
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman Teks
1. Format Analisis Nilai Tambah ... 25 2. Rata-rata Biaya Usaha Agroindusti Terasi Udang Passiana’
Selama Bulan Agustus ... 33 3. Rata-rata Penerimaan, Pendapatan, dan Profitabilitas Usaha
Agroindustri Terasi Udang Passiana’... 34 4. Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami ... 35
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman Teks
1.
Kerangka Pemikiran ... ...202.
Struktur Organisasi Agroindustri Passiana’ ... 303.
Proses Pembuatan Terasi Udang ... 324.
Skema Saluran Pemasaran Terasi Udang ... 395.
Alat dan Ebi ... 576.
Proses Pembentukan Terasi ... 577.
Pengeringan Terasi ... 588.
Terasi Udang yang Telah Dikemas ... 581
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu di antara 24 Kabupaten/Kota di Provinsi sulawesi Selatan yang letaknya di ujung selatan Pulau Sulawesi dan memanjang dari Utara ke Selatan. Daerah ini memiliki kekhususan yakni satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga membentuk suatu wilayah kepulauan. Gugusan pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar secara keseluruhan berjumlah 130 buah, 7 diantaranya kadang tidak terlihat (tenggelam) pada saat air pasang. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar meliputi 1.357,03 km2 wilayah daratan (12,91%) dan 9.146,66 wilayah lautan (87,09%).
Selayar adalah kepulauan yang terdiri dari 130 pulau (26 diantaranya berpenghuni), di mana layanan yang disediakan oleh ekosistem pesisir memang sangat penting bagi ketahanan pangan, pencaharian dan kesejahteraan masyarakat setempat. Kawasan perairan Selayar adalah titik temu dari gelombang mata samudra Hindia dan Pasifik serta berbatasan langsung dengan perairan laut dalam. Keadaan geografis ini memberikan anugerah sumberdaya perikanan laut dalam yang kaya dan subur dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Banyaknya kabupaten yang memiliki potensi dalam sektor perikanan yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan agar dapat menambah penghasilan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, salah satunya yaitu Kabupaten
2 Kepulauan Selayar adalah satu daerah, yang memiliki keunggulan dalam hasil perikanan. Jika dikaitkan strategi pengembangan usaha dengan potensi alam khususnya perikanan yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Selayar sangat layak untuk mengembangkan usaha rumah tangga khusus dalam bidang perikanan dengan upaya meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan usaha.
Pengembangan industri perikanan mempunyai pengaruh yang kuat dalam pengembangan usaha pada perikanan dan dapat menjadi industri utama yaitu sektor unggulan dalam peningkatan perekonomian daerah. Dengan pengembangan industri perikanan ini daerah sekitar tidak akan menjadi daerah yang tertinggal, dengan potensi perikanan yang dimiliki, haruslah menjadi motivasi untuk mengembangkan daerah tersebut dan dapat meningkatkan pendapatan asli masyarakat dari adanya sektor perikanan.
Industri pengolahan hasil laut merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang dapat mendominasi perekonomian desa-desa nelayan. Industri pengolahan hasil tangkap, diantaranya mencakup kegiatan pemindangan ikan, pengeringan, pembuatan abon ikan, pembuatan kerupuk ikan, petis ikan/udang dan pembuatan terasi. Salah satu produk dari industri pengolahan yang berpotensi dikembangkan sebagai sumber pendapatan baru yang berkelanjutan bagi rumah tangga masyarakat pesisir adalah terasi. Sebagai salah satu produk industri pengolahan, terasi memiliki karakteristik ekonomi sebagai berikut : (a) produk yang unik (khas) karena dibuat dengan bahan baku yang spesifik, yakni udang khas (udang rebon) yang ada di suatu wilayah perairan dengan masa musim yang tertentu (b) terasi merupakan kebutuhan pangan yang spesifik untuk penentu nilai rasa suatu
3 masakan, sehingga terasi menjadi kebutuhan yang terus-menerus bagi rumah tangga (c) mutu kelezatan suatu kuliner di rumah/warung makan sangat ditentukan oleh kualitas terasi, sehingga penggunaan terasi yang berkualitas berpotensi membuat rumah/warung makan dikunjungi oleh banyak konsumen. Atas dasar ketiga hal tersebut, terasi yang berkualitas merupakan produk unik yang bernilai ekonomis tinggi.
Udang merupakan salah satu komoditi penting dari sektor perikanan Indonesia. Udang memiliki nilai jual yang tinggi dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian bangsa terutama sebagai sumber devisa, pendapatan nelayan/pembudidayaan, penyerapan tenaga kerja dan protein bergizi. Dari seluruh nilai ekspor hasil perikanan yang ada saat ini, udang masih menjadi penyumbang terbesar devisa yakni 70%. Udang memiliki nilai jual yang tinggi sehingga udang harus ditangani secara baik dan diperoleh mutu yang baik.
Terasi merupakan salah satu hasil olahan (fermentasi) ikan atau udang yang sangat digemari oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Terasi biasanya dipakai sebagai bahan penyedap masakan seperti pada sayuran, rujak maupun disajikan sebagai sambal yang sangat populer disebut sebagai sambal terasi. Meskipun terkesan sebagai barang murah terasi akhir-akhir ini semakin diminati masyarakat seiring dengan hadirnya menu-menu modern yang dikombinasikan dengan terasi. Menurut MARS Indonesia tahun 2005 rata-rata pertumbuhan pasar terasi meningkat rata-rata 22,1% pertahun. Sedangkan nilai bisnis terasi mengalami peningkatan rata-rata 26,7% pertahun, dari Rp 220,8 miliar pada tahun 2008, hingga mencapai Rp 714,1 miliar pada tahun 2013 (MARS Indonesia, 2015).
4 Untuk meningkatkan persaingan antar perusahaan pesaing, maka perusahaan dituntut untuk bekerja keras dan melaksanakan kegiatan perusahaan secara efisien demi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan maka perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis, salah satu strategi yang harus dipikirkan adalah strategi pemasaran atau bauran pemasaran yang tepat (Angipora, 2002).
Secara umum, ketika mengamati bentuk-bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan perusahaan berskala kecil dan menengah, keterbatasan dana dapat terlihat. Perusahaan-perusahaan itu tetap saja tidak dapat secara maksimal melakukan komunikasi pemasaran akibat keterbatasan dana. Hal ini membuat mereka cenderung memanfaatkan hal-hal yang mampu mereka lakukan seperti pemberian diskon, iklan baris maupun undangan publikasi melalui radio (Isnaini, 2010).
Oleh karena itu dalam rangka mengembangkan pemasaran produk terasi khususnya masyarakat Kelurahan Benteng Selatan maka diperlukan suatu penelitian untuk memperbaiki kualitas produk terasi agar nilai tambah yang dihasilkan lebih baik dan pemasarannya menjadi lebih luas. Dengan demikian diharapkan usaha produk terasi masyarakat Kelurahan Benteng Selatan khususnya menjadi berkembang baik sehingga meningkatkan keberdayaan ekonomi masyarakat pesisir pantai. Sehingga industri pengolahan terasi yang ada dituntut terus bersaing dan mampu menarik minat konsumen untuk membeli.
5 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan terasi udang di daerah penelitian ?
2. Bagaimana saluran pemasaran terasi udang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan terasi udang
2. Untuk mengetahui saluran pemasaran terasi udang
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajaran menambah wawasan untuk mengetahui secara langsung pengembangan usaha pembuatan terasi udang dari berbagai sudut pandang.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pengusaha industri rumah tangga pembuatan terasi udang dalam mengembangkan usahanya.
6 3. Bagi Akademisi
Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan referensi pemikiran bagi ilmu agribisnis pada umumnya dan dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agroindustri
Pengertian agroindustri adalah perusahaan industri yang memproses hasil pertanian dari bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan) menjadi produk dalam rangka meningkatkan nilai tambahnya. Proses yang digunakan mencakup pengolahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik, kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Agroindustri merupakan suatu sistem terintegrasi yang melibatkan sumber daya hasil pertanian, manusia, ilmu dan teknologi, uang dan informasi. Produk agroindustri dapat berupa produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya.
Pengembangan agroindustri dapat dimulai dari skala kecil. Industri kecil ini adalah badan usaha yang menjalankan proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala kecil seperti : 1) berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian 2) dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat lokal sehingga mampu mengembangkan sumber daya manusia 3) menerapkan teknologi lokal (indigenous technology) sehingga dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh tenaga lokal dan 4) tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif (Bantacut dalam Haeruman et al, 2001).
8 2.2 Penerimaan
Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan dari hasil penjualan produk (barang yang dihasilkan). Cara untuk menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah produk dengan harga jual produk per unit. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung penerimaan total adalah sebagai berikut :
Keterangan :
TR = Penerimaan total (total revenue)
Q = Jumlah produk yang dihasilkan (quantity) P = Harga (price)
Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan semakin tinggi harga per unit produk bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya produk yang dihasilkan semakin sedikit dari harganya maka penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil. Penerimaan total yang diterima oleh produsen dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan akan memperoleh pendapatan yang diperoleh produsen (Soekartawi, 2008).
2.3 Keuntungan
Keuntungan usaha adalah seluruh total pendapatan dikurangi dengan total biaya. Sebuah perusahaan yang memaksimalkan laba memilih output dan inputnya dengan satu tujuan untuk mencapai laba ekonomi yang maksimum yaitu, perusahaan berusaha untuk membuat selisih antara penerimaan total dengan biaya
9 ekonomi totalnya sebesar mungkin (Mahmud M. Hanafi, 2010). Keuntungan atau laba pengusaha adalah penghasilan bersih yang diterima oleh pengusaha, sesudah dikurangi dengan biaya-biaya produksi. Atau dengan kata lain, laba pengusaha adalah selisih antara penghasilan kotor biaya-biaya produksi. Laba ekonomis dari barang yang dijual adalah selisih antara penerimaan yang diterima dari penjualan dan biaya peluang dari sumber yang digunakan untuk membuat barang tersebut jika biaya lebih besar dari pada penerimaan berarti labanya negatif, situasi ini disebut rugi (Lipsey et al, 2000).
2.4 Nilai Tambah
Nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefenisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah antara nilai produk dengan harga bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan balas jasa pengusaha pengolahan.
Analisis nilai tambah pengolahan produk pertanian dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu melalui perhitungan nilai tambah per kilogram bahan baku untuk satu kali pengolahan yang menghasilkan produk tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor teknis faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan, dan tenaga kerja.
10 Sedangkan faktor pasar yang berpengaruh ialah harga output, upah kerja, harga bahan baku, dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga kerja. Nilai input lain adalah nilai dari semua yang dikorbankan selain bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung. Nilai ini mencakup biaya modal dan gaji pegawai tak berlangsung.
Nilai tambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir dikurangi dengan biaya antara yang terdiri dari biaya bahan baku dan bahan penolong. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan kepada barang dan jas yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai biaya antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi. Bila komponen biaya antara yang digunakan nilainya semakin besar, maka nilai tambah produk tersebut akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, jika biaya antaranya semakin kecil, maka nilai tambah produk akan semakin besar.
Nilai tambah menggambarkan tingkat kemampuan menghasilkan
pendapatan di suatu wilayah. Nilai tambah juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran masyarakat setempat dengan asumsi seluruh pendapatan ini dinikmati masyarakat setempat (Tarigan, 2004).
Sudiyono (2004) menyatakan nilai tambah dapat dilihat dari dua sisi yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Nilai tambah untuk pengolahan dipengaruhi oleh faktor teknis yang meliputi kapasitas produksi, jumlah bahan baku, dan tenaga kerja, serta faktor pasar yang meliputi harga output, harga bahan baku, upah tenaga kerja dan harga bahan baku lain
11 selain bahan bakar dan tenaga kerja. Besarnya nilai tambah suatu hasil pertanian karena proses pengolahan adalah merupakan pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Bisa dikatakan bahwa nilai tambah merupakan gambaran imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen (Sudiyono, 2004 dalam Budhisatyarini, 2008).
Industri pengolahan hasil pertanian dapat menciptakan nilai tambah. Jadi konsep nilai tambah adalah suatu pengembangan nilai yang terjadi karena adanya input fungsional seperti perlakuan yang menyebabkan bertambahnya kegunaan dan nilai komoditas selama mengikuti arus komoditas pertanian. Analisis nilai tambah pengolahan produk pertanian dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu melalui perhitungan nilai tambah per kilogram bahan baku untuk satu kali pengolahan yang menghasilkan produk tertentu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tambah adalah penyusutan, yaitu biaya penggantian untuk keausan dan kelapukan modal dalam produksi, penyusutan dalam arti ini yaitu konsumsi modal dan pemakaian modal. Dengan memperhatikan penyusutan tersebut, ada 2 konsep nilai tambah yaitu nilai tambah netto dan nilai tambah bruto. Nilai tambah netto adalah nilai yang memperhitungkan penyusutan yang terjadi, sedangkan nilai tambah bruto adalah nilai yang tidak memperhatikan penyusutan.
Tujuan dari analisis nilai tambah adalah untuk mengukur balas jasa yang diterima pelaku sistem (pengolah) dan kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh sistem tersebut. Nilai tambah dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis (faktor pasar). Faktor teknis terdiri dari jumlah dan kualitas bahan baku serta input
12 penyerta, kualitas produk, penerapan teknologi, kapasitas produksi, dan penggunaan unsur tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar meliputi harga bahan baku, harga jual output, upah tenaga kerja, modal investasi, informasi pasar dan nilai input lain (selain bahan bakar). Dengan demikian fungsi dari nilai tambah yang menggunakan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen.
2.5 Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat di falsafah dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran. Konsep pemasaran (marketing 11 concept) mengatakan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (customer value) kepada pasar sasarannya secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing (Tjiptono, 2008).
Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar (Swastha dan Irawan, 2005) yaitu :
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen atau pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan diintegrasikan secara organisasi.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
13 kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan Irawan, 2005), bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tapi sebenarnya berbeda.
Tiga unsur pokok konsep pemasaran (Swastha & Handoko, 2000) adalah orientasi pada konsumen, penyusunan kegiatan secara pemasaran secara integral (integraded marketing), dan kepuasan konsumen (consumer satisfaction). Seluruh kegiatan dalam suatu perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang keberhasilan bisnis yang dilakukan.
Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan konsumen. Dengan demikian perusahaan akan dapat menjaring pelanggan yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Teori pemasaran selalu menekankan bahwa kegiatan pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam jumlah berapa dan kepada siapa. Adanya strategi yang tepat akan sangat mendukung kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang
14 melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang akan memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, 2000).
Para ahli mendefinisikan bahwa pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan kumpulan proses untuk membuat, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai-nilai kepada konsumen dan untuk mengatur hubungan dengan konsumen dalam langkah memperoleh keuntungan secara organisasi maupun stakeholder. Sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis tersebut akan ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 2003).
Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan keputusan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut.
15 2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu merupakan hal yang diperlukan dalam mendukung hasil penelitian. Penelitian yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu yang berhubungan dengan judul terkait dengan analisis nilai tambah dan pemasaran. Maka dari itu perlu dilakukan pengkajian jurnal dan skripsi terkait judul yang sesuai . Berikut penelitian terdahulu yang dijadikan acuan.
Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian Analisis Nilai Tambah
Agroindustri Kopi Arabika (Studi Kasus Cv. Enreco Coffea Di Desa Masalle Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang) Sulfiani Toha . (2020) Menganalisis nilai tambah dengan analisis penerimaan, analisis pendapatan dan perhitungan nilai tambah dengan metode Hayami .
1. Usaha produk bean
green, bean rosting dan bubuk adalah usaha yang dihasilkan dari tanaman kopi cery yang diperoleh melalui pengolahan usaha ini dilakukan di Desa Masalle.
2. Usaha CV. Enreco
Coffea di Desa Masalle
Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang.
Menghasilkan pendapatan dan nilai tambah satu kali produksi yaitu sebesar bean grean Rp 2.317.600 bean rosting Rp 7.392.600 bubuk Rp 7.342.600. Nilai tambah bean green Rp 6.443.200 bean rosting Rp 5.131.400 bubuk Rp 5..181.400.
16 Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
Analisis Nilai Tambah (value added) Buah Pisang Menjadi Keripik Pisang Di Kelurahan Babakan Kota Mataram (Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga
Keripik Pisang Cakra) . Ida Bgs. Eka Artika & Ida Ayu Ketut Marini . (2016). Menganalisis nilai tambah dengan perhitungan nilai tambah dengan metode Hayami.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam sebulan pengolahan produk pisang menjadi keripik pisang, melakukan 4 kali proses produksi, dengan menggunakan bahan baku sebanyak rata-rata 40 kg pisang segar. Dalam sekali proses produksi
menghasilkan 32 kg dimana hasil analisis diperoleh bahwa nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 74.861/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 81% dan
keuntungan yang diterima oleh perusahaan adalah sebesar Rp 73.361 (100%).
17 Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
Analisis Saluran Pemasaran Biji Kopi Robusta. Desiana . (2017) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lembaga saluran pemasaran dan analisis margin pemasaran Hasil penelitian menunjukkan Saluran Pemasaran I : Petani – P. Pengumpul – Konsumen Industri . Saluran Pemasaran II : Petani – P. Pengumpul – P. Besar – Konsumen Industri .Biaya pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp 75,00 per kilogram dan
saluran pemasaran II
sebesar Rp 324,53 per
kilogram. Keuntungan
pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp 235,00 per kilogram dan
keuntungan pemasaran
pada saluran pemasaran II sebesar Rp 645,47 per
kilogram . Marjin
pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp 310,00 per kilogram dan
marjin pemasaran pada
saluran pemasaran II
sebesar Rp 970,00 per kilogram . Farmers share atau bagian harga yang
diterima petani pada
saluran pemasaran I adalah 98,14 persen dan saluran pemasaran II adalah 94,35 persen.
18 Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
Analisis Pemasaran Jeruk Di Kabupaten Bangli . Intan Ayu Purnama Sari . (2010). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lembaga saluran pemasaran dan analisis margin pemasaran
Saluran I : Petani – Penebas
– Pedagang besar –
Pedagang kecil – Pedagang
pengecer – konsumen,
saluran II : Petani – Pedagang besar – pedagang kecil – pedagang pengecer – konsumen, saluran III : Petani – pedagang besar –
pedagang pengecer -
konsumen dan saluran IV :
petani – pedagang
pengumpul – pedagang
besar – pedagang kecil –
pedagang pengecer –
konsumen . Pada saluran I
memiliki total biaya
pemasaran Rp 1.713,4/kg,
marjin pemasaran Rp
5.485,1/kg dan keuntungan pemasaran Rp 3.771,7/kg. Pada saluran II total biaya pemasaran Rp 1.582,8/kg,
marjin pemasaran Rp
4.999,9/kg dan keuntungan pemasaran Rp 3.658,7/kg. Pada saluran III total biaya pemasaran Rp 1.405,9/kg,
marjin pemasaran Rp
4,000,00/kg dan
keuntungan pemasaran Rp 2.840,5/kg. Pada saluran IV total biaya pemasaran Rp
1.550,2/kg, marjin
pemasaran Rp 5.267,8/kg, dan keuntungan pemasaran Rp 3.717,5/kg.
19 2.7 Kerangka Pikir
Sektor pertanian dapat ditingkatkan dalam peranannya melalui usaha diversifikasi yaitu pengembangan sektor pertanian ke arah agroindustri seperti berkembangnya usaha agroindustri berbahan baku tanaman dan hewani. Agroindustri di Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng Kabupaten Selayar ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat dan dapat meningkatkan pendapatan daerah. Pendapatan dari sektor pertanian yang rendah mendorong penduduk di daerah pedesaan, terutama rumah tangga petani berusaha mencari sumber pendapatan sektor pertanian, salah satu satunya yaitu bekerja di industri terasi udang. Salah satu faktor dari berkembangnya industri usaha terasi udang adalah pemasaran. Untuk merumuskan permasalahan yang ada dapat dirumuskan pada kerangka pikir di bawah ini. Untuk mendekatkan masalah yang akan datang pada permasalahan penelitian, maka perlu dibuat kerangka teoritis sebagai dasar pemikiran penelitian ini, kerangka dimaksud akan lebih mengarahkan penulis untuk menemukan data dan informasi dalam penelitian ini guna memecah masalah yang telah dipaparkan sebelumnya.
20 Kerangka teoritis pada penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 1 berikut ini :
Gambar 1. Kerangka Pikir (Agroindustri Passiana’)
Pembuat Terasi Udang
Udang
Proses Pembuatan Terasi Udang
Terasi Udang
21 III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada usaha pembuatan terasi udang yaitu Agroindustri Passiana’ di Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai Oktober 2020.
3.2 Teknik Pengambilan Responden
Pengambilan sampel pengusaha terasi udang dilakukan secara sengaja (purposive). Agroindustri yang dijadikan responden adalah usaha terasi udang Passiana’, alasan memilih agroindustri ini selain karena merupakan satu-satunya usaha terasi udang yang ada di kelurahan Benteng Selatan juga karena agroindustri ini sudah berdiri sejak tahun 2009 dan usaha ini juga sudah dikenal sampai di luar Pulau Selayar
3.3 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka yang kemudian diolah dengan menggunakan analisis pendapatan dan analisis nilai tambah. Data kualitatif berupa gambaran tentang kondisi usaha agroindustri terasi udang Passiana’ yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.
22 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung ataupun survey dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Dalam hal ini data yang dikumpulkan peneliti berasal langsung dari sumbernya yaitu pemilik agroindustri terasi udang Passiana’
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelusuran studi-studi dokumen yang terdapat di tempat penelitian atau keterangan yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini data yang diperoleh tentang agroindustri terasi udang Passiana’ didapat melalui media cetak atau internet.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi pada penelitian ini digunakan beberapa teknik, antara lain :
1. Observasi
Mengamati proses pengolahan udang menjadi terasi udang . Mulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan proses pengemasan serta mengetahui berapa tenaga kerja yang digunakan.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara dengan pemilik agroindustri terasi udang Passiana’ terkait dengan modal, bahan baku, tenaga kerja, proses pengolahan, pemasaran dan kendala yang dihadapi.
23 3. Dokumentasi
Mengambil gambar dari setiap proses pengolahan terasi udang yang dilakukan di agroindustri terasi udang passiana’ sebagai pelengkap dari metode
observasi dan wawancara.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dipakai untuk mendapatkan gambaran kondisi usaha agroindustri terasi udang. Analisis kuantitatif digunakan untuk melihat beberapa perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini. Analisis kuantitatif berupa analisis biaya, penerimaan, pendapatan, profitabilitas dan nilai tambah.
1. Analisis Biaya
Keterangan =
TC = Biaya total usaha agroindustri terasi udang (Rp/bulan)
TFC = Total biaya tetap usaha agroindustri terasi udang (Rp/bulan) TVC = Total biaya variabel usaha agroindustri terasi udang (Rp/bulan)
2. Analisis Penerimaan dengan menggunakan rumus :
3. Analisis Pendapatan menggunakan rumus : TC = TFC + TVC
Penjualan Terasi Udang = Jumlah Produksi x Harga
24 Keterangan =
𝜋 = Pendapatan / bulan (Rp)
TR = Total Revenue / Total Penerimaan/bulan (Rp) TC = Total Cost / Biaya Total/bulan (Rp)
4. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan perbandingan antara keuntungan dari penjualan terasi udang dengan biaya total terasi udang yang dinyatakan dalam persentase. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan =
𝜋 = Keuntungan usaha agroindustri terasi udang (Rp/bulan) TC = Total biaya usaha agroindustri terasi udang (Rp/bulan)
Menurut Gasperz (1999) dalam Santi (2009) kriteria yang digunakan dalam penelitian profitabilitas adalah :
1. Profitabilitas > 0 berarti agroindustri terasi udang yang diusahakan menguntungkan
2. Profitabilitas = 0 berarti agroindustri terasi udang yang diusahakan mengalami Break Event Point (BEP)
3. Profitabilitas < 0 berarti agroindustri terasi udang yang diusahakan tidak menguntungkan
5. Analisis Nilai Tambah
Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku ditambah input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan. Format perhitungan nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
25 Tabel 1. Format Analisis Nilai Tambah
Variabel Perhitungan
I. Output, Input, dan Harga
1. Output (kg/bulan) (1)
2. Input Udang (kg/bulan) (2)
3. Tenaga Kerja (HOK/bulan) (3)
4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2)
5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/bulan) (5) = (3) / (2)
6. Harga Output (Rp/bulan) (6)
7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (7)
II. Penerimaan dan Keuntungan
8. Harga Bahan Baku Udang (Rp/kg) (8)
9. Sumbangan Input Lain (Rp/kg) (9)
10. Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6)
11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) (11 a) = (10) - (9) - (8)
b. Rasio Nilai Tambah (%) (11 b) = (11a/10) x100
12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/kg) (12 a) = (5) x (7)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12 b) = (12a/11a) x 100
13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13 a) = (11a) - (12a)
b. Tingkat Keuntungan (%) (13 b) = (13a/11a) x 100
III. Balas Jasa Pemilik Faktor
Produksi
14. Marjin (Rp/kg) (14) = (10) - (8)
a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) (14 a) = (12a/14) x 100
b. Sumbangan Input Lain (%) (14 b) = (9/14) x 100
c. Keuntungan Pengusaha (%) (14 c) = (13a/14) x 100
26 3.6 Definisi Operasional
1. Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.
2. Terasi Udang merupakan produk hasil olahan dari udang-udang kecil atau biasa disebut udang rebon . Dengan warna yang khas yaitu warna coklat kemerahan.
3. Penerimaan merupakan sejumlah uang yang diterima atas penjualan produk yang dihasilkan
4. Biaya Tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam agroindustri yang besar kecilnya tidak tergantung dari hasil yang diperoleh.
5. Biaya Variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam agroindustri yang selama memproduksi selalu berubah sebanding dengan berubahnya output yang dihasilkan
6. Pendapatan adalah nilai sejumlah uang yang diterima pengolah terasi udang yang merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan.
7. Nilai Tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi.
8. Saluran Pemasaran adalah orang, organisasi, dan kegiatan yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dari titik produksi ke titik konsumsi.
27
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Gambaran Umum Agroindustri Terasi Udang Passiana’
Kabupaten Kepulauan Selayar adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten Kepulauan Selayar adalah Kota Benteng. Kabupaten ini memiliki luas sebesar 10.503,69 km2 (wilayah daratan dan lautan) dan berpenduduk sebanyak 123.283 jiwa. Kepulauan Selayar memiliki banyak pulau dimana dari pulau tersebut tersebar beberapa kecamatan di dalamnya. Salah satunya yaitu Kecamatan Benteng, yang menjadi ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kecamatan Benteng berada dipinggir laut di mana sarana transportasi dari luar yang paling dekat adalah dermaga Rauf Rahman, Kecamatan Benteng terdiri lagi dari beberapa kelurahan termasuk kelurahan Benteng Selatan. Kelurahan Benteng Selatan sendiri memiliki jumlah penduduk yaitu sebanyak 7.095 jiwa terdiri dari 3.235 Jiwa Laki-laki dan 3.860 Jiwa Perempuan. Dari jumlah penduduk tersebut mata pencaharian yang paling dominan yaitu nelayan, karena letak Kepulauan Selayar yang dikelilingi oleh lautan. Untuk kondisi pertanian pada Kelurahan Benteng Selatan masih kurang karena lokasinya yang berada pada tengah-tengah kota yang padat dengan penduduk dan pembangunan.
Lokasi usaha agroindustri terasi udang Passiana’ yang terletak ditengah-tengah kota yaitu di Kelurahan Benteng Selatan memudahkannya untuk mendapatkan bahan baku yang diperoleh dari Kabupaten Selayar sendiri. Lokasi agroindustri ini juga dekat dengan pelabuhan utama di Kecamatan Benteng yang
28 mempermudah untuk memperoleh bahan baku dari Kota lain. Keuntungan lain dari letaknya yang strategis yaitu memudahkannya dalam memasarkan produk terasi udang dalam Kabupaten Selayar dan memasarkan ke Kabupaten lain.
Agroindustri Passiana’ ini merupakan agroindustri pembuat terasi udang satu-satunya yang ada di Kelurahan Benteng Selatan, banyaknya permintaan terhadap produk terasi membuat hasil produksi dari agroindustri Passiana setiap harinya belum bisa memenuhi permintaan. Tapi dengan bantuan tenaga kerja agroindustri Passiana tetap berusaha memenuhi agar tetap menjaga kepercayaan dari para konsumen terhadap produk terasi udang yang dibuat agroindustri Passiana’.
29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sejarah Singkat Agroindustri Terasi Udang Passiana’
Agroindustri terasi udang passiana’ adalah industri rumah pengolah terasi udang yang merupakan salah satu industri rumahan yang ada di Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Berdiri sejak 2009 dan didirikan oleh Bapak Bahring. Awal mula Bapak Bahring mengambil udang rebon (ebi) Di Kabupaten Sinjai dengan modal awal sebesar Rp 2.500.000, namun seiring berjalannya waktu Pak Bahring ditawari oleh pengusaha udang rebon (ebi) untuk mulai mengambil udang rebon dari Kalimantan dengan jumlah yang besar.
Sebelum mengambil keputusan untuk membuka usaha terasi udang, Pak Bahring memiliki usaha gula merah yang sampai sekarang juga masih terus berjalan.Seiring berjalannya waktu usaha terasi Pak Bahring terus berkembang dan sangat diminati oleh masyarakat Selayar hingga masyarakat luar Selayar seperti di Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Bantaeng.
Produksi terasi udang yang dilakukan oleh Pak Bahring dilakukan setiap hari dengan menggunakan rata 40,65 kg udang rebon dan bisa menghasilkan rata-rata 38,14 kg terasi udang per harinya. Dengan karyawan yang hampir semua adalah keluarga maka Pak Bahring akhirnya memberi nama untuk usahanya tersebut dengan nama Terasi Udang Passiana’.
30 5.2 Struktur Organisasi Agroindustri Passiana’
Dalam perusahaan yang dijalankan oleh seseorang untuk mewujudkan operasi perusahaan agar perusahaan berjalan dengan baik maka perusahaan harus mempunyai sistem organisasi yang sesuai dengan aktivitas perusahaan. Pada umumnya struktur organisasi dibentuk untuk memperjelas wewenang dan tanggung jawab setiap orangnya.
Adapun struktur organisasi pada Agroindustri Terasi Udang Passiana’ dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :
Gambar 2. Struktur Organisasi Agroindustri Terasi Udang Passiana’
Bapak Bahring selaku pemilik dari agroindustri terasi udang passiana’ ini yang bertanggung jawab dalam segala hal yang ada pada agroindustri ini, ibu Namira merupakan istri dari bapak Bahring sekaligus bertugas sebagai bendahara dalam agroindustri terasi udang passiana’ bertanggung jawab di bagian keuangan mulai dari membuat laporan keuangan, mencatat segala pemasukan dan pengeluaran dan karyawan yang bertugas sesuai dengan tugas masing- masing.
Pemilik Bahring Bendahara Namira Karyawan Irwan Wawan Annisa Islwati Mawadda Rahmatia
31 5.3 Proses Produksi Udang Menjadi Terasi Udang
Proses produksi terasi udang dimulai dari penyediaan bahan baku udang rebon atau yang biasa disebut ebi sebanyak 40 kg, garam sebanyak 5 liter dan air sebanyak 12 liter, bahan tersebut disediakan untuk sekali produksi atau setiap harinya. Setelah penyediaan bahan baku tahap pertama yang dilakukan adalah pencucian udang rebon, tahap kedua adalah pengadukan air, garam, dan ebi, semua bahan tersebut dicampurkan ke dalam baskom lalu diaduk hingga semua bahan meresap, langkah ketiga yaitu penumbukan, setelah bahan sudah diaduk dan meresap maka selanjutnya dilakukan penumbukan menggunakan alat tumbuk yang tradisional atau jika bahan baku sedikit keras maka akan dihaluskan melalui mesin penggiling agar bahan mudah dibentuk. Langkah selanjutnya yaitu pembentukan, bahan baku yang telah halus maka akan dibentuk dengan bentuk terasi khas dari daerah Selayar yaitu bentuk bulat. Selanjutnya yaitu pengeringan, setelah semua sudah dibentuk bulat maka akan dilakukan penjemuran dengan waktu 2-3 jam per harinya. Dan terakhir yaitu pengemasan, semua terasi yang telah kering dengan baik maka akan dimasukkan kedalam kemasan botol lalu akan diberikan label. Proses tersebut masih dalam lingkup kecil, dilakukan dengan alat yang sederhana. Proses produksi di industri rumah tangga terasi udang Passiana dilakukan setiap harinya.
32 Proses pembuatan terasi udang disajikan pada Gambar 3 berikut :
Gambar 3. Proses Pembuatan Terasi Udang
5.4 Analisis Biaya Usaha Agroindustri Terasi Udang
Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi untuk tujuan tertentu. Pada proses produksi, biaya pada umumnya dari harga input atau bahan baku, penyusutan aset-aset tetap dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang tidak
Pencucian Udang Rebon
Pencampuran Udang rebon, garam dan air
Penumbukan atau penghalusan udang rebon yang telah dicampur
Pembentukan
Pengeringan
33 termasuk pada harga bahan baku dan biaya penyusutan. Analisis biaya pada agroindustri terasi udang passiana’ dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Rata-rata Biaya Usaha Agroindustri Terasi Udang Passiana’ Selama Bulan Agustus Uraian Jumlah Analisis Biaya a. Biaya Tetap - Penyusutan Alat 170.833,33 - Pajak 25.000
Total Biaya Tetap (Rp) (a) 195.833,33 b. Biaya Variabel
- Udang 63.000.000
- Tenaga Kerja 3.000.000
- Bahan Penolong 953.400
Total Biaya Variabel (Rp) (b) 66.953.400
Total Biaya (a + b) 67.149.233,33
Sumber : Data Setelah Diolah, 2020
Biaya Tetap merupakan biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantung pada perubahan volume produksi (Hariyanto 2009) dalam biaya tetap yang dikeluarkan Agroindustri Passiana’ yaitu biaya penyusutan alat dan pajak . Total biaya tetap dalam satu bulan sebesar Rp 195.833,33
Biaya Variabel merupakan biaya yang berubah-ubah berdasarkan perubahan volume produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan agroindustri passiana’ yaitu bahan baku, tenaga kerja, bahan penolong, kemasan dan label. Total biaya variabel yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 66.953.400. Jadi total biaya yang digunakan dalam satu bulan produksi yaitu sebesar Rp 67.149.233,33 .
34 5.5 Analisis Penerimaan, Pendapatan dan Profitabilitas
Nilai penerimaan, pendapatan dan profitabilitas pada agroindustri terasi udang passiana’ dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Rata-rata Penerimaan, Pendapatan, dan Profitabilitas Usaha Agroindustri Terasi Udang Passiana’
Uraian Jumlah
Penerimaan Terasi Udang
a. Produksi (kg) 1.182,5 b. Harga Jual (Rp) 72.000 c. Jumlah Produksi (Rp) 85.140.000 Pendapatan Jumlah Penerimaan 85.140.000 Total Biaya 67.149.233,33 17.990.766,67 Profitabilitas Keuntungan 17.990.766,67 Total Biaya 67.149.233,33 x 100% 26,79%
Sumber : Data Setelah Diolah, 2020
Penerimaan dari agroindustri terasi udang Passiana’ ini adalah sebanyak
Rp 85.140.000 dalam satu bulan produksi sedangkan untuk pendapatan usaha terasi udang diperoleh dengan mengurangkan penerimaan dari penjualan terasi udang dengan biaya produksi. Penerimaan usaha terasi udang sebesar Rp 85.140.000 dengan total biaya produksi sebesar Rp 67.149.233,33 sehingga total pendapatan Agroindustri Passiana’ sebesar Rp 17.990.766,67 dalam satu bulan . Dan untuk Profitabilitas dari agroindustri terasi udang passiana’ sebesar 26,79%
35 5.6 Perhitungan Nilai Tambah Terasi Udang
Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan bahan baku yang dapat perlakuan khusus untuk mendapatkan nilai, sehingga memperoleh nilai tambah yang dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan. Analisis nilai tambah produksi terasi udang pada industri rumah tangga terasi udang Passiana’ dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami
Variabel Perhitungan Nilai
I. Output, Input, dan Harga
1. Output (kg/bulan) (1) 1.182,5
2. Input Udang (kg/bulan) (2) 1.260
3. Tenaga Kerja (HOK/bulan) (3) 398,55
4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 0,938
5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/bulan) (5) = (3) /(2) 0,31
6. Harga Output (Rp/kg) (6) Rp. 72.000
7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (7) Rp. 16.129
II. Penerimaan dan Keuntungan
8. Harga Bahan Baku Udang (Rp/kg) (8) Rp. 50.000
9. Sumbangan Input Lain (Rp/kg) (9) Rp. 806,25
10. Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6) Rp. 67.536
11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) (11 a) = (10) - (9) - (8) Rp. 16.729,75
b. Rasio Nilai Tambah (%) (11 b) = (11a/10) x100 24,77%
12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/kg) (12 a) = (5) x (7) Rp. 4.999,99
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12 b) = (12a/11a) x 100 29,88%
13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13 a) = (11a) - (12a) Rp. 11.729,76
b. Tingkat Keuntungan (%) (13 b) = (13a/11a) x 100 70,11%
III. Balas Jasa Pemilik Faktor
Produksi
14. Marjin (Rp/kg) (14) = (10) - (8) Rp. 17.536
a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) (14 a) = (12a/14) x 100 28,51%
b. Sumbangan Input Lain (%) (14 b) = (9/14) x 100 4,59%
c. Keuntungan Pengusaha (%) (14 c) = (13a/14) x 100 66,88%
36 Tabel 4 Menunjukkan perhitungan nilai tambah produksi terasi udang dalam satu kali proses produksi .Output yang dihasilkan oleh industri rumah tangga terasi udang Passiana’ dalam 1 bulan produksi sebesar 1.182,5 kg terasi udang
dengan menggunakan 1.260 kg udang (ebi) . Harga jual terasi udang dalam 1 kg sebesar Rp. 72.000.
Nilai faktor konversi dapat dihitung berdasarkan pembagian antara nilai output yang dihasilkan dengan bahan baku yang digunakan (input) . Nilai faktor konversi pada usaha rumah tangga terasi udang Passiana’ yaitu sebesar 0,938
didapat dari pembagian antara hasil output terasi udang 1.182,5 kg dengan input yang digunakan sebesar 1.260 kg udang (ebi). Satu kali proses produksi terasi udang menggunakan 6 orang tenaga kerja dengan waktu 15 jam per hari dengan upah rata-rata yaitu sebesar Rp. 16.129/HOK
Koefisien tenaga kerja pada industri rumah tangga terasi udang Passiana’ diperoleh dari pembagian antara tenaga kerja sebanyak 398,55 dengan bahan baku (input) yang digunakan sebanyak 1.260 kg udang (ebi), jadi koefisien tenaga kerja yang didapatkan sebesar 0,31.
Nilai sumbangan input lain diperoleh dari pembagian antara jumlah input lain yang digunakan sebesar Rp. 953.400/bulan dengan jumlah output yang dihasilkan sebanyak 1.182,5 kg/bulan sehingga didapatkan nilai sumbangan input lain sebesar Rp. 806,25
37 Nilai Output merupakan perkalian antara faktor konversi dengan harga produk yang dihasilkan (output). Faktor konversi sebesar 0.938 dikalikan dengan harga jual terasi udang sebesar Rp. 72.000/kg sehingga besar nilai output yang dihasilkan dari tiap kilogram terasi udang sebesar Rp. 67.536.
Output, sumbangan input lain dan harga bahan baku. Nilai tambah yang dihasilkan oleh industri Passiana’ sebesar Rp . 16.729,75kg . Besarnya rasio nilai tambah pada industri Passiana’ sebesar 24,77% Menunjukkan bahwa Rp 100 nilai produk terasi udang akan diperoleh nilai tambah sebesar 24,77.
Besar imbalan tenaga kerja yang diterima untuk setiap kilogram terasi udang sebesar Rp. 4.999,99 . Bagian tenaga kerja diperoleh dari persentase antara imbalan tenaga kerja terhadap nilai tambah . Bagian tenaga kerja pada industri Passiana’ sebesar 29,88%
Keuntungan perusahaan merupakan selisih antara nilai tambah dengan tenaga kerja, sehingga dianggap sebagai nilai tambah bersih yang diterima oleh perusahaan. Keuntungan yang didapat dari usaha terasi udang oleh industri Passiana’ sebesar Rp. 11.729,76 dengan tingkat keuntungan sebesar 70,11%.
Dalam proses produksi terasi udang terdapat juga marjin yang dihasilkan yaitu sebesar Rp. 17.536 , dan persentase untuk pendapatan tenaga kerja sebesar 28,51% , persentase untuk sumbangan input lain yaitu sebesar 4,59% dan persentase untuk keuntungan pengusaha yaitu sebesar 66,88%.
Dari nilai tambah yang dihasilkan, berarti agroindustri Passiana’ sudah berhasil mentransformasi udang menjadi produk terasi udang sehingga memiliki nilai yang lebih dari udang itu sendiri. Banyaknya produksi yang dihasilkan
38 agroindustri Passiana’ setiap harinya belum bisa memenuhi permintaan dari konsumen. Meskipun begitu agroindustri ini tetap berusaha memberikan yang terbaik dengan berusaha memenuhi semua permintaan konsumen. Terasi udang memang produk yang bisa dikatakan murah namun dengan kualitas yang baik akan memberikan nilai lebih bagi para peminatnya dan pemasaran yang luas akan menjadikan produk terasi udang lebih banyak dikenal orang. Perbaikan kualitas terasi udang yang terus-menerus dilakukan akan memberikan nilai tambah yang lebih puladan pengembangan pemasaran terasi udang diperlukan untuk memenuhi permintaan konsumen.
5.7 Saluran Pemasaran
Produk terasi udang adalah produk hasil olahan udang rebon (ebi) yang banyak digemari orang . Oleh karena itu pemasaran produk tersebut sudah seharusnya berkembang luas dengan perantara lembaga pemasaran yang terjamin.
Ada beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran terasi udang di daerah Selayar dan diluar dari daerah Selayar hingga sampai ke tangan konsumen. Dalam usaha terasi udang ini terdapat 2 saluran pemasaran yang dilaksanakan.
Saluran I : Produsen → Pedagang Pengumpul Dalam Kabupaten Selaya → Pedagang Pengecer Dalam Kabupaten Selayar → Konsumen
Saluran II : Produsen → Distributor Luar Kabupaten Selayar → Pedagang Pengumpul Untuk Luar Kabupaten Selayar → Pedagang Pengecer Luar Kabupaten Selayar → Konsumen
39
Gambar 4. Skema Saluran Pemasaran Terasi Udang
Pada saluran pemasaran I dimulai dari produsen yang memproduksi barang lalu disalurkan kepada pedagang pengumpul yang ada di Kelurahan Benteng Selatan setelah itu disalurkan kepada pengecer yang ada Kabupaten Kepulauan Selayar dengan cara pedagang pengumpul yang mendatangi langsung pedagang pengecer lalu pedagang pengecer yang akan bertransaksi langsung dengan konsumen. Atau boleh dikatakan bahwa saluran pemasaran yang pertama ini masil dalam lingkup satu daerah yaitu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Produsen Pedagang Pengumpul Dalam Kabupaten Selayar Distributor Luar Kabupaten Selayar Pedagang Pengumpul Untuk Luar Kabupaten Selayar Pedagang Pengecer Dalam Kabupaten Selayar Konsumen d Pedagang Pengecer Luar Kabupaten Selayar
d Konsumen
40 Pada saluran pemasaran II dimulai dari produsen yang memproduksi barang lalu melalui pihak distributor yang akan langsung menyalurkan kepada pedagang pengumpul yang berada di luar Kabupaten Selayar, seperti Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Bantaeng lalu setelah disalurkan ke pedagang pengumpul antar kabupaten maka pedagang pengumpul tersebut akan menyalurkannya ke pedagang pengecer yang berada di kabupaten tersebut dan pedagang pengecer yang berinteraksi langsung dengan konsumen.
41
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai tambah yang dihasilkan dari Agroindustri terasi udang Passiana’ yaitu sebesar Rp 16.729,75/kg dengan persentase sebesar 24,77%dan keuntungan sebesar 11.729,76/kg dengan tingkat keuntungan sebesar 70,11%.
2. Saluran pemasaran dari Agroindustri terasi udang Passiana’ ini ada dua yang melibatkan beberapa lembaga pemasaran hingga pada akhirnya sampai pada konsumen.
6.2 Saran
Kemajuan teknologi sangat diperlukan dalam usaha terasi udang ini untuk membantu dalam proses produksi dan pengembangan usaha juga bisa menghasilkan nilai tambah yang lebih serta dapat meningkatkan pendapatan. Adanya teknologi yang digunakan dalam usaha ini juga bisa berdampak baik bagi saluran pemasaran terasi udang ini karena pemasarannya akan semakin luas dan usaha ini akan lebih berkembang.
42
DAFTAR PUSTAKA
Al-kautsar, H. 2013. Analisis Industri Rumah Tangga Tempe Di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Angipora, Marius, P. 2002, Dasar-DasarPemasaran, PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta
Berlia, Mia, dkk. 2017. Analisis Usaha dan Nilai Tambah Produk Kerupuk Berbahan Baku Ikan dan Udang (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu). Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. IIINo. 2. Desember. 188-125.
Boyd, Walker, Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global Edisi 2 Jilid 1 . Jakarta: Erlangga Budhisatyarini, T. 2008. Seminar Nasional Dinamika Pembangunan Pertanian
Dan Pedesaan : Tantangan dan Peluang Bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani; Nilai Tambah Diversifikasi Hasil Usahatani Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian : Bogor.
Desiana, C., Rochdiani, D., & Pardani, C. (2017). Analisis saluran pemasaran biji kopi Robusta (suatu kasus di Desa Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis).
Haryati La Kamisi. 2011. Analisis Usaha dan Nilai Tambah Agroindustri Kerupuk Singkong. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) 4(2):82-87.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Selayar
Isnaini, Santi. (2010). Implementasi komunikasi pemasaran terpadu sebagai penyampai pesan promosi usaha kecil menengah (ukm) di Indonesia. Jurnal masyarakat dan kebudayaan politik. Volume 22, Nomor 4: 324-332
Mahmud M. Hanafi 2010. Economic. Ninth Edition. Harper And Row Publisher. New York.
MARS. 2015. Wanginya Bisnis Terasi di Indonesia. Diakses tanggal 10 Januari 2016
43 Purnamasari, Intan Ayu. 2010. Analisis Pemasaran Jeruk Di Kabupaten Bangli. Soekartawi. 2008. Analisis Usahatani. Universitas Indonesian Press. Jakarta. Stanton, William. J. 2003. Prinsip Pemasaran (terjemahan). Edisi 7, jilid
1.Erlangga. Jakarta
Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang Swasta dan Irawan, 2005, Asas-asas Marketing. Liberty, Yogyakarta.
Swasta dan T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku Konsumen), Yogyakarta : BPFE UGM.
Tarigan, R. 2004. Ekonomi Regional. Bumi Aksara. Jakarta.
44
L
A
M
P
I
R
A
N
45 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA USAHA TERASI UDANG DI KECAMATAN BENTENG
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jabatan :
B. Industri Kecil
1. Sejak kapan berdiri industri rumah tangga ini ? 2. Apa alasan didirikannya ?
3. Modal awal didirikannya : a. Sendiri
b. Pinjaman : % c. Lainnya ...
4. Berapa modal awal yang dibutuhkan dalam mendirikan industri rumah tangga ini ?
5. Dari mana memperoleh bahan baku ? 6. Produk yang dihasilkan dijual kemana ? 7. Kendala yang dihadapi ?
8. Apakah sudah terdapat pengembangan dari industri rumah tangga ini ? a. Ya ...
b. Tidak...
9. Bagaimana sistem pembagian tugas setiap anggota yang terdapat pada struktur organisasi di industri rumah tangga ini ?
46 KUISIONER PENELITIAN
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA USAHA TERASI UDANG DI KECAMATAN BENTENG
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR A. Identitas Responden Nama : Umur : Jabatan : B. Produksi 1. Produk :
2. Bagaimana proses pengolahan produk ...?
3. Dalam 1 minggu berapa kali melakukan produksi ...? 4. Dalam 1 kali produksi setiap produk membutuhkan waktu berapa
lama?
5. Berapa banyak jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu kali produksi produk ini ?
6. Jumlah Penyusutan Alat
No Nama Barang Juml ah Harga Baru (Rp) Harga Sekarang (Rp) Masa Ekonomi s (tahun) NPA (Rp/tahun) 1 2 3 4 5 6
7. Penggunaan Bahan Baku
No Jenis Bahan
Baku Jumlah Satuan
Harga (Rp/satuan) Jumlah Biaya 1 Bahan Baku Utama Jumlah 2 Bahan Baku Pendukung
47 Jumlah 3 Bahan lain-lain Jumlah TOTAL 8. Produksi
48 Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian